Rabu, 01 Juli 2020

Terburu-buru dan berputar-putar (Pkh 1:5,6)

Kamis, 2 Juli 2020 

Terburu-buru dan berputar-putar (Pkh 1:5,6)

Pkh 1:5-6 Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali. (6) Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara, terus-menerus ia berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali. 
Ilustrasi kedua yang dipakai untuk menggambarkan kesia-siaan hidup ini adalah terdapat di ayat 5: “Pkh 1:5 Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali. 

Prinsipnya  sama. Bahkan perjalanan harian matahari kelihatannya juga tanpa tujuan. Matahari hanya berputar- putar, tanpa pernah benar-benar berhenti di suatu tempat. Hari demi hari, dia terbit, kemudian pergi. Manusia itu berlari mengejar matahari, berlomba dengan waktu dari pagi sampai terbenam. Besok matahari terbit lagi dan saudara mengejar waktu lagi bekerja sampai malam. Terus seperti itu, matahari terbit, terbenam. Saudara berlomba dengan matahari . tetapi matahari tetap sama dan saudara semakin hari semakin TUA. Napas saudara semakin hari semakin pendek, semakin sesak dan semakin dekat dengan kematian. Menurut kitab pengkotbah ini, bahkan matahari itu sendiri sesak napas. Matahari itu balapan. Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru atau balapan menuju tempat ia terbit kembali. Ini menggambarkan bahwa matahari juga lelah dalam menempuh perjalanan yang lambat dan tak berujung ini. Ketika pengkotbah melihat matahari, pengkotbah sadar bahwa di alam semesta ini , kehidupan itu monoton. 

Angin menunjukkan hal yang sama, Pkh 1:6 Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara, terus-menerus ia berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali. Jikalau matahari merangkak dari timur ke barat, sementara angin gelisah bertiup dari utara dan selatan, terus menerus berputar putar dan tidak pernah mencapai tujuan. Tidak pernah ada kemajuan. Hidup ini seperti itu. Dimana kemajuan? Apa keuntungannya? Saudara menghabiskan seluruh hidupmu untuk bekerja tapi apa yang saudara dapat kan untuk segala jerih lelahmu? 

Jangan terjerat oleh kesia-sian hidup. Hidup ini sia sia kalau di luar Tuhan. Hidup hanya ada makna jikalau kita percaya kepada Kristus , karena kebangkitanNya menghancurkan kesia siaan. Karena Dia hidup, maka ada hari depan bagi kita. Ada pengharapan buat kita. Jangan mau seperti matahari yang dari pagi sampai sore berputar putar dan terburu buru. Tetapi mari kita datang kepada Kristus dan menyerahkan agar hidup ini dipakai untuk melakukan kehendakNya. Itu pasti bermakna . 

Doa 

Tuhan, tanpa kebangkitanMu dari antara orang mati, maka kami akan terus berada di dalam kesia-siaan, menempuh hidup yang berputar putar tanpa makna dan tujuan. Tetapi karena Engkau telah bangkit dari kematian, maka segala jerih payah kami tidak sa sia, karena kami tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payah kami tidak sia-sia. 

Pdt. Yohannis Trisfant 

Tidak ada komentar: