Selasa, 30 Juni 2020

Rabu, 1 Juli 2020 

Prosesi datang dan pergi (Pkh 1: 2-4)


Pkh 1:2-4 Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia. (3) Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari? (4) Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada.


Ketika kita berpikir tentang generasi berikutnya, maka biasanya kita berpikir dalam hal kemajuan: Anak-anak kita adalah masa depan kita. Mereka akan dapat mencapai hal-hal yang melampaui apa pun yang kita pernah capai. Generasi penerus adalah harapan kita. Tetapi pengkotbah mengambil pandangan suram, dimana dia mengatakan generasi datang dan pergi, Satu generasi mungkin meningkat dalam pencapaian, tetapi pada saat yang sama generasi yang lain sedang sekarat dan siap-siap meninggalkan dunia ini. Lalu generasi muda ini akan menjadi generasi yang lebih tua, dan kemudian akan ada generasi setelah itu. Itu selalu sama. Dan apakah yang tetap ada? Bumi. Bumi tetap ada ditengah-tengah lahir dan matinya manusia . Dunia itu sendiri tetap sama. Tidak pernah ada kemajuan. Munculnya setiap generasi memberi kesan bahwa ada sesuatu yang terjadi, tapi sesungguhnya tidak ada kemajuan. Yang nampak hanyalah prosesi datang dan pergi yang tak berujung. Lahir dan mati yang kelihatannya tak berujung. 


Tahun 1960 an yang lalu kita lahir. Papa kita masih muda dan kuat. Tahun demi tahun berjalan. Papa kita menjadi tua,, kemudian mati. Lalu kita punya anak, dan seiring waktu, kita diproses menjadi tua dimana suatu waktu kita juga akan mati. Lalu anak kita melanjutkan kehidupan di dunia. Lalu dia akan menikah, punya anak, lalu dia juga akan menjjadi tua dan mati. Hidup kita ini sebuah prosesi lahir dan mati, datang dan pergi. Prosesi rumah bersalin dan rumah duka. Lahir, sakit…mati…..inilah prosesi yang manusia terus menerus jalani. 


Bergidik memikirkan ini. Dan bumi tetap ada. Dunia adalah tempat yang sangat berulang-ulang. Tidak ada yang berubah. Jadi apa untungnya? Apa yang kita peroleh? Jerome mengatakan, "Hal yang sia sia adalah bumi, yang dibuat untuk manusia, tetapi manusia sendiri, para penguasa bumi, larut ke dalam debu"


Pikirkanlah hidup kita. Apa yang bisa kita lakukan selama masih ada waktu. Kita sedang berada dalam sebuah prosesi. Berhentilah sejenak memikirkan akan hal ini. Dan ubahlah prioritas saudara 

Doa 

Tuhan, kami tahu betapa fananya hidup kami dan suatu waktu kami akan berlalu. Berikanlah kepada kami hati yang bijaksana untuk melihat semua ini dan menyikapinya sesegera mungkin. Kami ingin agar hidup kami menjadi berkat bagi banyak orang 

Pdt. Yohannis Trisfant 

Senin, 29 Juni 2020

Pelajaran dari hewan yang kecil (Amsal 30: 24-28)

Selasa, 30 Juni 2020 

Pelajaran dari hewan yang kecil (Amsal 30: 24-28)

Amsal 30:24-28 Ada empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat cekatan: (25) semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas, (26) pelanduk, bangsa yang lemah, tetapi yang membuat rumahnya di bukit batu, (27) belalang yang tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur, (28) cicak yang dapat kautangkap dengan tangan, tetapi yang juga ada di istana-istana raja. 

Amsal 30 ini memperkenalkan kepada kita empat makhluk yang kecil tetapi bijaksana. 

Pertama adalah semut. Kekuatannya kecil tetapi mempunyai pandangan yang jauh ke depan, yakni mengumpulkan makanan untuk musim dingin. Pelajarannya jelas bagi kita, yakni jangan malas 

Amsal 6:6-11 Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: (7) biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, (8) ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen. (9) Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? (10) "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring" -- (11) maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.

Binatang kedua adalah pelanduk. Binatang ini terkenal dengan kemampuannya membuat sarang di tempat yang tidak mudah didiami, yaitu di antara batu karang. Disini kita diajarkan agar dapat menerima segala keadaan bahkan keadaan buruk atau sukar sekalipun dan dapat survive di dalam kondisi yang buruk tersebut. 

Binatang ketiga, adalah belalang, “yang tidak mempunyai raja" tetapi dapat memobilisasi diri, berbaris dengan teratur. Disini kita belajar bahwa kesatuan dan hidup rukun dapat diperoleh kalau setiap anggota mau bekerja untuk kepentingan semua orang dan bukan merugikan orang lain atau memikirkan keuntungan diri sendiri. 

Hewan keempat adalah cicak yang dapat ditangkap dengan tangan tetapi dengan mudah dapat mencari jalan ke istana-istana raja. Hewan ini, tidak menyogok atau dengan cara licik masuk ke istana raja namun mereka bisa masuk kedalamnya. Diusir sekali, cicak ini tidak putus asa, mereka balik lagi, sampai akhirnya mereka ada dalam istana raja. Disini kita diajarkan untuk bertekun. Jangan menyerah ketika sekali, dua kali bahkan berkali kali gagal. Tetapi teruslah berusaha sampai kita masuk ke istana raja. 

Doa 

Ya, Tuhan, Berikanlah kepada kami kerajinan, jauhkanlah kemalasan. Tuntunlah kami agar dapat menerima segala kondisi bahkan yang buruk sekalipun, dan berikan ketekunan kepada kami. Kami ingin menjadi bagian yang membangun dari sebuah komunitas, baik itu di keluarga, gereja, dan masyarakat. 

Pdt. Yohannis Trisfant

Jumat, 26 Juni 2020

Sabtu, 27 Juni 2020

Doa agar diberikan kecukupan (Amsal 30:7-9)


Amsal 30:7-9 Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni: (8) Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. (9) Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.


Penulis Amsal meminta dua hal sebelum ia meninggal yakni perlindungan dari dusta dan kecukupan untuk keperluan sehari hari, yaitu keadaan di antara kemiskinan dan kekayaan. Dia meminta agar bisa menikmati makanan yang menjadi bagiannya. Di sini ia menyatakan sebuah perbedaan antara keinginan dan keperluan. 

Nats ini mengajarkan kita untuk meminta agar keperluan kita terpenuhi. Mengapa penulis Amsal tidak meminta kekayaan dalam doanya ? Alasannya bukanlah karena dia takut disusahkan oleh kekhawatiran, dicemburui oleh tetangga-tetangga, dan uang terkuras habis oleh banyaknya pelayan. Alasannya tidak meminta kekayaan adalah agar jangan berdosa. Kalau kita meminta terlalu banyak dapat membuat kita bersandar pada diri sendiri sehingga kita tidak mengakui Tuhan sebagai sumber berkat kita. Kalau kita mempunyai terlalu banyak, kita mungkin bersandar kepada kekayaan kita untuk mencukupi kita dalam segala keperluan kita. 

Demikian juga dia minta agar dijauhkan dari kemiskinan agar jangan berdosa. Dia takut bahwa kalau dia kaya, akan menyangkal Tuhan dan kalau miskin mencemarkan Tuhan. Terlalu sedikit juga tidak baik. Kemiskinan bisa membawa manusia dekat kepada Tuhan dan dapat juga membuat manusia jauh dari Tuhan. Hal ini tentu akan berakibat tidak mempermuliakan nama Tuhan. Hidup dengan sederhana adalah kunci di sini. 

Kemiskinan adalah godaan yang kuat untuk berlaku tidak jujur. Agur ngeri terhadap kemiskinan ini, bukan karena ia akan membahayakan dirinya sendiri dengan kemiskinan itu, yakni karena mencuri maka dia akan digantung, dicambuk, dipasung, atau dijual sebagai budak,” Namun hal yang paling utama dia takutkan dari kemiskinan adalah ia takut menghina Allahnya ketika dia mencuri 

Apapun kondisi kita pada hari ini, jangan sampai kita berdosa kepada Tuhan.

Doa

Ajarkan kepada kami ya Tuhan untuk belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan, supaya kami tidak berdosa kepadaMu. Berikanlah kekuatan kepada kami sehingga kami dapat menanggung segala perkara di dalam Engkau, yang memberi kekuatan kepada kami



Pdt. Yohannis Trisfant 

Kamis, 25 Juni 2020

HARTA ITU BERSAYAP (AMSAL 23:4-5)

Jumat, 26 Juni 2020 

HARTA ITU BERSAYAP (AMSAL 23:4-5)

Amsal 23:4-5 (TB) Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini. Kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia, karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali. 


Peringatan ini sangat penting untuk kita, agar jangan bersusah payah untuk menjadi kaya. Mengapa? Karena itu bukanlah hal yang utama dalam hidup ini. Kekayaan bukan utama karena itu mudah lenyap. Memang kekayaan itu nyata. Kita bisa melihatnya, kita bisa menikmatinya, tetapi mudah lenyap. Semaraknya akan berlalu. Kekayaan tidak bertahan lama dan tidak tetap. Kekayaan adalah sesuatu yang sangat tidak pasti. Firman Tuhan mengatakan bahwa kekayaan memiliki sayap dan terbang. Semakin kita mengarahkan mata kita untuk mengejarnya, semakin ia akan terbang menjauh dari kita. Kekayaan akan meninggalkan kita. Kita mungkin akan berusaha untuk menggenggamnya erat-erat, ditaruh di lemari besi, di Bank, di investasi, tetapi pasti tidak akan lama. Entah ia harus diambil dari kita atau kita harus diambil darinya. Kekayaan itu bukan hanya akan menjauh dari kita, tetapi akan terbang seperti burung. Sulit untuk ditangkap lagi. Makanya banyak orang stress ketika kekayannya terbang. 

Kita mungkin sudah bersusah payah mencarinya dan sudah mulai bangga dan senang, namun dengan 1001 macam cara, dia bisa terbang tanpa bisa ditolak dan tanpa bisa dipanggil kembali, seperti rajawali terbang ke angkasa, yang terbang dengan sangat kencang dimana ia tidak bisa dihentikan, menghilang dari pandangan dan dari panggilan kita. Seperti itulah kekayaan meninggalkan manusia , dan meninggalkannya dalam kesedihan dan kesusahan jika hati mereka tepaut padanya

Tujuan kita bekerja bukanlah menjadi kaya, tetapi supaya kita dapat membagikan sesuatu. (Ef. 4:28). Bekerja dengan melampaui batas, supaya kita dapat menimbun, adalah dosa dan kebodohan kita. Sukacita yang sejati yang tidak akan terbang ada pada Kristus, bukan pada kekayaan. Kebahagiaan tidak datang dari kekayaan. Oleh karena itu milikilah hikmat untuk mengendalikan dii ketika mencari uang. Jangan menghancurkan diri untuk mengejar kekayaan yang mudah terbang dan lenyap. Itu kebodohan. 

Doa 

Tolonglah kami ya Tuhan agar jangan terjadi hal seperti ini pada kami. Kami sudah bersusah payah mengejar kekayaan, menimbunnya dan kemudan itu lenyap dan terbang. Tolonglah kami untuk bijaksana dalam hidup ini dan bijaksana dalam bekerja. Agar kami tidak menghabiskan waktu dan kesehatan kami untuk sesuatu yang akan terbang meninggalkan kami atau kami akan tinggalkan. 
Pimpinlah kami ya Tuhan agar kami bekerja, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa,melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal. 


Pdt. Yohannis Trisfant 

Rabu, 24 Juni 2020

Orang kaya dan orang miskin

Kamis, 25 Juni 2020

Orang kaya dan orang miskin (Amsal 19:4)


Amsal 19:4 Kekayaan menambah banyak sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya.


Cinta akan uang menguasai manusia, bahkan terlihat di dalam mereka bersahabat dengan orang lain. Inilah yang dikatakan oleh Amsal 19:4 


Kekayaan menambah banyak sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya. Kalau kita memiliki banyak kekayaan, maka akan banyak orang yang mau bersahabat dengan kita, walaupun karakter kita buruk. Mengapa? Karena manusia dikuasai oleh cinta akan uang. Orang kaya yang murah hati pasti didekati oleh banyak orang. Tetapi orang kaya yang pelit, sedikit yang mau mendekatinya. Mengapa? Karena pada dasarnya manusia bukan mencintai orang nya tetapi kekayaannya. Pada dasarnya mereka ingin bersahabat karena berharap akan mendapatkan sesuatu. Jadi pada dasarnya, mereka bukan mencintai orang kaya tersebut tetapi mencintai dirinya sendiri. Sangat tepat apa yang dikatakan oleh Firman Tuhan bahwa kekayaan menambah banyak sahabat.

Kalau orang kaya mendapatkan banyak sahabat, lalu bagaimana kah nasib orang miskin? Amsal 19:4 ...... orang miskin ditinggalkan sahabatnya. Mengapa orang miskin ditinggalkan sahabatnya? Karena sudah enggak ada uang. Jadi sahabat sahabatnya itu sesungguhnya tidak mencintai orang miskin tersebut tetapi hanya mencintai uangnya. Karena tidak ada uang, maka tidak dicintai, dan ditinggalkan. Mereka juga berusaha menjauhkan diri dari orang miskin karena mereka berpikir bahwa orang miskin akan berusaha mendapat sesuatu dari mereka. Inilah manusia .


Betapa lemahnya kasih manusia satu sama lain. Pada saat makmur, dicintai dan dihormati, tetapi ketika jatuh miskin, dia ditinggalkan, tidak diakui atau dipandang, tidak dikunjungi atau dipedulikan, bahkan disuruh menjauh dan dianggap menyusahkan. Bahkan orang yang dulunya sangat dekat dengan dia, akan memalingkan muka darinya dan menyingkir ke seberang jalan bila berpapasan dengannya.


Tanggung jawab kita ialah berusaha menjauhkan diri dari" diskriminasi berdasar pada uang, dan ketamakan”. Biarlah kita bertindak menurut Firman Tuhan , “Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima” (Kis. 20:35).


Doa

Bapa di sorga, singkirkanlah dari kami motivasi-motivasi yang salah ketika kami bersahabat dengan orang lain. Janganlah persahabatan kami dimotivasi oleh apa yang akan kami dapatkan, tetapi oleh apa dapat kami berikan. Penuhilah kami dengan kasih Kristus. Amin


Pdt. Johannis Trisfant





Selasa, 23 Juni 2020

HATI YANG GEMBIRA ADALAH OBAT (Amsal 17:22)

Rabu, 22 Juni 2020
 

Amsal 17:22 Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang. 
Hubungan antara hati dan tubuh sangatlah kuat. Ada semacam tarik menarik antara hati dan tubuh. Jika salah satu menderita, maka akan mempengaruhi yang lain. Ketika hati atau pikiran kita tertekan, maka tubuh juga akan berespon dan menjadi lemah. Kegelisahan mental akan merusak kesehatan fisik kita. 
Firman Tuhan mengatakan bahwa hati yang gembira adalah obat yang manjur. Hati yang riang, pikiran yang ceria, roh yang puas dan nyaman, akan memberikan dukungan dan kekuatan untuk daya tahan tubuh kita. Kesehatan tubuh tergantung pada suasana hati. 

Jadi cara untuk bertanggungjawab dalam kesehatan fisik kita, adalah dengan bertanggungjawab atas hati kita. Jangan sampai hati kita suram. Sikap hati menentukan kesehatan tubuh. Hal inilah yang selalu ditekankan di dalam Firman Tuhan , yakni sikap hati. Firman Tuhan selalu mengajarkan agar hati kita bersukacita senantiasa. Paulus mengatakan: Bersukacitalah senantiasa. Obat yang terbaik bagi tubuh saudara adalah sukacita. Kekristenan adalah sukacita, dan ini juga berarti kesehatan tubuh yang prima dan baik. Kalau kita sering sakit, maka kita perlu belajar bersukacita, menjaga hati kita agar senantiasa gembira. 

Hati yang gembira bukanlah hati yang berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja. Hati yang gembira berdukacita pada saat yang tepat(Pkh. 7: 2). Hati yang gembira merespon dengan tepat situasi yang dialaminya namun dia tetap memiliki damai sejahtera karena percaya kepada Tuhan dan tahu bahwa Tuhan adalah sumber dari sukacita yang abadi. Hati yang gembira adalah hati yang bersukacita dalam Allah. Kita bersukacita di dalam Tuhan dan dalam kebaikanNya (1 Kor. 10:31) 

Kebalikan dari hati yang gembira adalah "Semangat yang patah atau roh yang hancur" akan "mengeringkan tulang" (Ams. 17:22). Di sini, "tulang" digunakan untuk mewakili seluruh pribadi. Hati yang ceria mendatangkan manfaat luar biasa bagi kita semua, dan roh yang hancur atau semangat yang patah mendatangkan celaka bagi seluruh pribadi kita. Semangat yang patah ini adalah hati yang tidak dapat bersukacita dalam Tuhan, dimana hatinya telah menjadi sangat sinis sehingga tidak dapat menemukan sukacita dalam hal-hal sederhana. Semoga tidak ada di antara kita yang memiliki hati seperti itu.


Doa 
Ya, Tuhan, sumber pengharapan, penuhila kami dengan segala sukacita dan damai sejahtera sehingga kami senantiasa beroleh kesegaran yang baru setiap hari. Di dalam sukacitaMu, kami akan sanggup menghadapi apapun dan akan diberikan tubuh yang kuat menghadapi penyakit, karena kami percaya bahwa hati yang gembira adalah obat. 

Pdt. Yohannis Trisfant 

Senin, 22 Juni 2020

Menguasai diri (Amsal 16:32)

Selasa, 23 Juni 2020





Amsal 16:32 Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota. 




Kita bisa mengatakan seperti ini dari Amsal 16:32: lebih baik panjang sabar daripada berkuasa, lebih baik menguasai diri sendiri daripada menguasai seluruh kota. Menguasai diri lebih daripada sebuah penaklukkan yang kita lakukan. Sukses di dalam bisnis, dalam studi, di dalam pekerjaan, akan hancur kalau kita kehilangan kontrol diri. Oleh karena itu, merupakan sebuah kemenangan yang besar kalau kita dapat mengontrol temperamen kita. Ketika kita hendak meledak, maka ingatkan diri kita, bahwa kehilangan kontrol akan mengorbankan hal yang baik yang kita sudah capai atau yang akan kita capai 




Bagi sebagian orang, menguasai diri merupakan hal yang sukar. Dan ayat ini merupakan teguran bagi setiap orang yang menguasi orang lain tetapi gagal menguasai diri. 




Hanya sedikit orang yang dapat menaklukkan dirinya daripada orang yang menaklukkan musuh. Banyak orang sanggup menaklukkan musuh. Banyak orang sanggup menaklukkan tantangan kehidupan, tetapi sedikit yang sanggup menaklukkan dirinya sendiri 

Sudahkah kita menaklukkan diri kita ? 

Doa 

Bapa di sorga, Sesungguhnya, ketika kami sabar, maka kami memiliki pengertian yang besar, namun ketika kami cepat marah, maka itu hanya membesarkan kebodohan kami. Tolonglah kami agar dapat menguasai diri dan dapat mengikuti teladan Mu, yang panjang sabar dan besar pengertiannya. 



Pdt. Yohannis Trisfant 

Minggu, 21 Juni 2020

Orang rajin dan orang malas (Amsal 13:4)

Senin, 22 Juni 2020





Amsal 13:4 Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan.



Hati orang yang malas bukannya tidak ada keinginan. Orang malas juga punya keinginan. Mereka menginginkan pengetahuan, mereka ingin sukses, mereka ingin pakaian bagus, tetapi mereka tidak mau bersusah payah untuk mendapatkannya. Mereka menginginkan keuntungan-keuntungan yang didapat oleh orang rajin, tetapi mereka membenci jerih payah yang dilakukan orang rajin. Mereka mendambakan segala sesuatu yang enak-enak tetapi tidak mau mengerjakan apa pun yang harus dikerjakan. Oleh karena itu, sebagai akibatnya, mereka tidak mendapatkan apa-apa. Sebab, orang yang tidak mau bekerja akan kelaparan, dan janganlah ia makan (2Tes. 3:10). Seharusnya sebuah keinginan akan menggugah semangat kita untuk meraih keinginan tersebut. Tetapi keinginan si pemalas tidak menggerakkan dia untuk meraihnya. Dia hanya bisa gelisah karena tidak memiliki apa yang dia inginkan. Itu lebih menyiksa daripada bekerja,



Sebaliknya dengan orang rajin, hati mereka akan mendapatkan kelimpahan, dan akan menikmatinya karena itu merupakan buah dari ketekunan mereka. Orang-orang yang hanya duduk malas membayangkan yang enak-enak tidak tahu akan keuntungan-keuntungan nya kalau mereka rajin,

Orang malas akan mengalami bukan hanya kemiskinan materi tetapi akan mengalami kemiskinan rohani. Sebaliknya orang rajin akan mengalami kelimpahan rohani. Kelimpahan rohani diperoleh melalui sebuah diisiplin rohani dan ini membutuhkan kerajinan. Rajin berdoa, rajin membaca Alkitab, rajin beribadah, rajin melayani dll.



Doa


Berikanlah kepada kami kerajinan dalam menjalani hidup ini. Jauhkanlah kami dari kemalasan. Kami percaya bahwa ketika kami rajin mengerjakan perkara yang kecil, maka Tuhan akan mempercayakan perkara yang lebih besar kepada kami. Kami tidak ingin menyia-nyiakan setiap kesempatan yang Tuhan berikan kepada kami. Kami ingin mengalami kelimpahan rohani . Tolonglah kami


Pdt. Yohannis Trisfant

Jumat, 19 Juni 2020

Menyebar harta atau menghemat ? (Ams 11:24)

Sabtu, 20 Juni 2020


Menyebar harta atau menghemat ? (Ams 11:24)


Amsal  11:24  Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan.



Ayat ini paradoks. Ada orang yang suka memberi, tapi bertambah kaya, ada yang suka menghemat, tapi bertambah miskin. Memberi tapi semakin kaya. Menghemat, tetapi selalu kekurangan. Ini bertentangan dengan konsep ekonomi dunia. Konsep ekonomi dunia berkata:  pertahankan sebanyak mungkin. Tetapi Tuhan justru memberkati  mereka yang memberi harta, waktu, dan energi mereka.  Ketika kita memberi, Tuhan memberi kita lebih banyak sehingga kita bisa memberi lebih banyak. 



Memberi akan membantu kita memiliki  perspektif yang benar tentang harta milik kita bahwa kita hanyalah pengelola dan bukan pemilik harta kita. Dengan memberi, maka kita akan bebas dari perbudakan harta benda. Dengan memberi akan memberikan kita sukacita.  Orang yang memiliki sukacita dalam hidupnya, akan lebih produktif dalam bekerja,, berbisnis. Orang yang memberi akan semakin dikenal baik reputasinya, sehingga tentu saja, pekerjaannya akan semakin lancar. Nama baik sangat penting dalam pekerjaan dan bisnis. Dan tentu saja ini akan membuat orang yang murah hati semakin maju dalam pekerjaan dan usahanya. Tetapi tentu saja, bahwa berkat berkat orang yang murah hatinya,  diberikan langsung oleh Tuhan. Dia memberkati tangan yang memberi, sehingga membuatnya menjadi tangan yang memperoleh (2Kor. 9:10). Berilah, dan kamu akan diberi. Ada banyak orang kaya yang jatuh miskin karena ditipu, karena harga saham anjlok, karena covic 19. Tetapi pernahkah saudara mendengar orang kaya jatuh miskin karena dia murah hati ? 




Bagaimana dengan orang yang pelit? yang menyimpang untuk dirinya sendiri?  tidak membantu orang miskin, bahkan untuk hidupnya dan untuk keluarganya sendiri, dia sangat hemat luar biasa. Hal itu membuatnya selalu kekurangan, dan bahkan mengarah kepada kemiskinan. Ya, jelaslah. Dia hidup dalam kekurangan padahal hartanya banyak. Dia hidup seperti orang miskin padahal dia bisa membantu orang miskin. Sikap seperti itu akan menghancurkan nama baik orang tersebut, dan membuat mereka kehilangan berkat Allah . Walaupun manusia selalu menyimpan apa yang mereka miliki, tetapi jika Allah menghancurkan dan merusaknya, maka tidak akan ada yang tersisa (Hag. 1:6,9) 




Doa


Kami menyadari bahwa semua yang kami miliki berasal dari Tuhan. Oleh karena itu jadikanlah kami penatalayan yang bertanggungjawab atas berkat berkat materi ini. Dan berikanlah kepada kami kemurahan hati untuk membantu orang orang yang membutuhkannya. Berkatilah pekerjaan, usaha kami pada hari ini ya Tuhan, sehingga dengan berkatmu ini kami dapat menjadi saluran berkat yang lebih besar lagi. 



Pdt. Yohannis Trisfant

Kamis, 18 Juni 2020

Persiapkan diri menghadapi godaan

Jumat, 19 Juni 2020

Persiapkan diri menghadapi godaan



Amsal 5:11-13  dan pada akhirnya engkau akan mengeluh, kalau daging dan tubuhmu habis binasa,  (12)  lalu engkau akan berkata: "Ah, mengapa aku benci kepada didikan, dan hatiku menolak teguran;  (13)  mengapa aku tidak mendengarkan suara guru-guruku, dan tidak mengarahkan telingaku kepada pengajar-pengajarku?



Ketika godaan menyerang, sudah terlambat untuk meminta nasihat. Bahkan walaupun nasehat diberikan, nasehat itu akan diabaikan.  Orang yang sudah berada di dalam godaan hawa nafsu, tidak lagi menginginkan saran, sebaliknya, mereka menginginkan kepuasan. 


Cara yang terbaik untuk mengetahui bahaya dari dosa hawa nafsu , dan akibat buruknya adalah dengan mempersiapkan diri sebelum godaan itu tiba. Kita akan lebih  mudah melawan godaan hawa nafsu kalau kita belum membuat keputusan untuk melakukannya,  Hal yang perlu dilakukan sekarang ini sebelum godaan tersebut tiba adalah mendengarkan nasehat, mengarahkan diri kepada pengajar pengajar kita, kepada ajaran Firman Tuhan, membangun pondasi yang kokoh. 


Kalau kita tidak melakukan hal tersebut sekarang ini, maka kita akan menyesal ketika godaan datang,   kita pasti akan jatuh. Kita akan berkata seperti Amsal  "Ah, mengapa aku benci kepada didikan, dan hatiku menolak teguran;  (13)  mengapa aku tidak mendengarkan suara guru-guruku, dan tidak mengarahkan telingaku kepada pengajar-pengajarku?



Doa


Tuhan, lindungilah kami dari segala yang jahat. Tolonglah kami hidup dalam kekudusan. Condongkanlah hati kami kepada pengajaran, arahkanlah telinga kami kepada kepandaian  supaya kami  berpegang pada kebijaksanaan dan bibir kami memelihara pengetahuan, ssehingga ketika godaan hawa nafsu mencobai kami, kami dapat menang atas godan tersebut. 



Pdt. Yohannis Trisfant

Rabu, 17 Juni 2020

PERCAYALAH KEPADA TUHAN (AMS 3:5-6)

Kamis, 18 Juni 2020 


PERCAYALAH KEPADA TUHAN (AMS 3:5-6)


Ams 3:5-6 Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. (6) Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. 


Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu. Bukan percaya dengan segenap hati kepada manusia, bahkan orang yang kita anggap paling hebat sekalipun. Jangan mengkultuskan manusia. Kepercayaan yang utama kita, harus kepada TUHAN. Percayalah padanya setiap saat; di saat kesusahan, godaan, di dalam kegelapan. Mengapa? Karena semua kekuatan ada di dalam diriNya, Hikmat ada pada Dia, dan kuasa ada pada Dia. 


Janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri. Ini bertentangan dengan percaya kepada TUHAN. Kita seharusnya tidak bergantung pada kebijaksanaan dan pemahaman kita sendiri tetapi harus mencari arahan dan pertolongan dari Tuhan. Jika kita tidak mencari tuntunan Tuhan maka akan menimbulkan kekecewaa. Dan ketika kita berhasil maka kita harus selalu ingat bahwa Tuhan lah yang telah menolong kita, karena roti tidak selalu untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia (Pkh 9:11). Semua diperoleh karena anugerah Tuhan



Bawalah setiap rencana saudara kepada Tuhan dalam doa; pakailah Alkitab sebagai panduan dan ikuti petunjuk Tuhan. Dia akan membuat jalan saudara lurus dengan membimbing dan melindungi saudara 



Doa 

Tuhan, kami menaruh kepercayaan kami kepada Mu. Kami menyerahkan segala rencana dan perbuatan kami kepada Mu. Bimbinglah kami dan ajarlah kami jalanMu 

Pdt. Yohannis Trisfant 

Selasa, 16 Juni 2020

Meminta hikmat dan mencarinya dengan serius (Amsal 2:3-6)

17 Juni 2020 



Amsal 2:3-6 ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada kepandaian, (4) jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, (5) maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah. (6) Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian. 



Setiap kita tahu betapa pentingnya memiliki hikmat di dalam hidup ini. Namun bagaimanakah kita memperoleh hikmat tersebut ? Hikmat diperoleh dengan dua cara, yakni merupakan karunia yang diberikan Tuhan dan juga hasil dari pencarian yang serius. 



Titik awal Kebijaksanaan adalah Allah dan Firman-Nya yang diwahyukan. Firman Tuhan merupakan sumber "pengetahuan dan pengertian" (2: 6). Oleh karena itu kebijaksanaan adalah hadiah Tuhan bagi kita. Tetapi Dia memberikannya hanya kepada mereka yang sungguh-sungguh mencarinya. Hikmat Allah itu tersembunyi dari pemberontak dan dari orang bodoh, sehingga perlu upaya untuk menemukannya dan memakainya. Jalan menuju kebijaksanaan sangat berat. 



Kita harus berseru kepada pengertian, seperti orang yang sudah nyaris mati kelaparan meminta-minta makanan. Keinginan yang lemah tidak akan berguna. Kita harus mendesak-desak seperti orang yang tahu nilai pengertian dan kebutuhan kita akan hal itu. Salomo berdoa meminta hikmat, dan ia pun memperolehnya. Kita harus bersusah payah guna memperolehnya (ay. 4). Kita harus mencarinya seperti mencari perak, menginginkannya jauh melebihi semua kekayaan dunia ini. Kita harus berupaya keras mencarinya seperti orang-orang yang menggali-gali di tambang-tambang, dengan menghadapi tantangan dan bahaya besar. Kita harus rajin mencarinya, bahkan sampai malam. 



Ketika kita berusaha mencarinya, maka jerih payah kita tidak akan sia sia. “Engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN (ay. 5). Engkau akan mendapat pengenalan akan Allah. 



Doa 

Kami meminta kepada Mu, Bapa yang mulia, supaya memberikan kepada kami Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Mu dengan benar. Jadikanlah mata hati kami terang, agar kami mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilanMu dan kami dapat menjalani hidup kami dengan baik 

Pdt. Johannis Trisfant 

Senin, 15 Juni 2020

Sang Penopang dan Penegak (Mazmur 145:14)

Selasa, 16 Juni 2020



Sang Penopang dan Penegak (Mazmur 145:14)




Mazmur 145:14 TUHAN itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk.




Kadang-kadang beban kita tampak lebih besar daripada yang dapat kita tanggung, dan kita bertanya-tanya bagaimana kita dapat melanjutkan hidup kita. Daud sedang berada di persimpangan jalan kehidupan yang suram dan sedang memiliki beban hidup yang berat. Dalam kondisi demikian, dia merenungkan akan Tuhan dan dia menyatakan bahwa Tuhan sanggup mengangkat beban beban berat yang dimilikinya. Mengapa?


1. Karena kebesaranNya berada di luar pemahaman kita (145:3)

2. Tuhan melakukan banyak perbuatan besar di setiap generasi (145: 4); (3)

3. Dia penuh dengan kemegahan dan keagungan (145: 5);

4. Dia melakukan perbuatan yang luar biasa dan menakjubkan (145: 5-6);

5. DIa benar (145: 7); 

6. Dia baik, sabar,dan penyayang (145: 8-9);

7. Dia memerintah atas kerajaan yang kekal (145: 13); 

8. Dia adalah sumber dari segala yang kita butuhkan (145: 15-16);

9. Dia benar dan murah hati dalam semua tindakanNya (145: 17);

10. Dia tetap dekat dengan mereka yang memanggilnya (145: 18);

11. Dia mendengar teriakan kita yang berseru kepada Nya (145:19-20)




Jikalau saudara tertunduk karena beban yang berat dan merasa bahwa saudara akan jatuh, segeralah berpaling kepada Tuhan untuk meminta pertolonganNya. TUHAN itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk.





Doa

Bapa di sorga, dalam segala beban beban hidup kami, yakinkan kami bahwa Engkau baik, sabar,dan penyayang dan sumber dari segala yang kami butuhkan. Ketika kami tertunduk oleh karena beban beban kami, maka Tuhan lah menjadi pengharapan kami untuk menopang dan menegakkan kami 



Pdt. Yohannis Trisfant 







Minggu, 14 Juni 2020

Allah yang Mahatahu (Mazmur 139:1-6)

Senin, 15 Juni 2020 

Allah yang Mahatahu (Mazmur 139:1-6)


Mzm 139:1-6 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; (2) Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. (3) Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi. (4) Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN. (5) Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku. (6) Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya. 

Allah memiliki pengetahuan yang sempurna mengenai kita, dan bahwa semua gerakan dan tindakan kita, baik dalam hati maupun tindakan terbuka seluruhnya di hadapan-Nya. Dia mengenal kita, mengetahui di mana pun kita berada dan apa pun yang kita lakukan. Dia mengetahui segala gerakan kita, ketika duduk, beristirahat, atau berdiri untuk bekerja. Dia tahu, apa yang kita andalkan. Dia tahu angan-angan kita. Pikiran kita memang selalu tersembunyi dari orang lain tetapi Tuhan mengerti pikiran kita. Dia tahu segala yang kita katakan. Sebelum lidah kita mengeluarkan perkataan, baik itu perkataan yang baik maupun yang sia-sia, sesungguhnya, semuanya telah diketahuinya. Dia mengenal setiap seluk-beluk diri kita . Di mana pun kita berada, kita selalu di bawah pengawasan dan tangan Allah. Tuhan begitu mengenal diri kita lebih daripada kita mengenal diri sendiri. 



Bukankah ini memberikan penghiburan dan ketenangan buat kita? Dia mengetahui segala kelemahan kita, kegagalan kita, bahkan keberdosaan kita, namun Dia tetap mengasihi kita. Dia tetap menerima kita dan bahkan memberikan pengampunan serta pembaharuan setiap saat. Pengetahuan Allah atas diri kita, juga memberikan penghiburan bahwa Allah ada bersama sama dengan kita dalam setiap situasi. Dia melindungi, menuntun, dan mengasihi kita. Dia bukan hanya sekedar mengenal kita, tetapi Dia mengasihi kita juga. 

Doa


Tuhan, tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapanMu, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Mu . Ya TUHAN, Engkau mengenal aku, Engkau melihat aku, dan Engkau menguji bagaimana hatiku terhadap Engkau. Teguhkanlah imanku, dan singkirkanlah segala keraguan dari hatiku. 

Pdt. Johannis Trisfant 

Jumat, 12 Juni 2020

TUHAN ADALAH PENJAGAMU (MAZMUR 121)


TUHAN ADALAH PENJAGAMU (MAZMUR 121)


Inti dari mazmur ini adalah pada kata penjaga, menjaga. Ada 6 kali diulangi kata penjaga dan menjaga. 
(3) Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. 
(4) Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel. 
(5) Tuhanlah Penjagamu, 
(7) TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu. 
(8) TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya. 




Dia adalah Penjaga yang waspada dan tidak pernah tidur. Dia tidak pernah letih. Dia bukan saja tidak pernah tidur, tetapi juga tidak pernah mengantuk. Dia tidak memiliki kecenderungan sedikit pun untuk tidur.” Dia tidak pernah sulit ditemukan. Dia selalu ada dalam hidup kita. Kita cukup berpaling kepada Allah, maka kita akan menemukan Dia dan pertolonganNya. Allah akan menjaga supaya umat-Nya tidak akan dicobai melebihi kemampuan mereka Ia akan menjaga kita di dalam semua jalan kita: “Ia akan menjaga keluar masukmu, baik ketika keluar maupun kembali ke rumah. Dia akan membuatmu sejahtera dalam semua urusanmu, baik di dalam maupun di luar rumah, di awal maupun akhirnya. Ia akan memeliharamu baik dalam kehidupan maupun dalam kematian. Dia akan menjaga sepanjang umur muda hidup kita dan ketika kita pulang ke rumah untuk beristirahat ketika usia senja sudah tiba. Ia akan terus menjaga kita dari sekarang sampai selama-lamanya. Ini merupakan perlindungan seumur hidup, yang tidak pernah berhenti. 


Doa 


Tuhan, kami bersyukur kepada Mu, karena kami tidak sendirian dalam menjalani hidup ini. Ada Tuhan yang menjaga sepanjang kehidupan kami, ketika kami muda, ketika kami sudah tua. Kami tenang ketika membaca mazmur 120 bahwa Tuhan adalah penjaga kami dan menjaga kami. 



Pdt. Johannis Trisfant 

Peran malaikat bagi umat Allah (Ibrani 1:14)





Peran malaikat bagi umat Allah sangat banyak dituliskan dalam  Alkitab.

·         Ketika Lot dan keluarganya ada dalam bahaya di kota Sodom, para malaikat membawa mereka keluar dari kota itu (Kejadian 19:15-17).

·         Ketika Daniel dilemparkan ke gua singa, Allah mengirim seorang malaikat untuk “menutup mulut-mulut singa itu” (Daniel 6:22).

Kamis, 11 Juni 2020

TERANG DAN PELITA BAGI JALANKU (MZM 119:105)

TERANG DAN PELITA BAGI JALANKU (MZM 119:105)



12 Juni 2020 

Mazmur 119:105 Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. 

Ketika kita berjalan di dalam gelap, kita memerlukan terang, agar supaya kita tidak tersandung. Dalam hidup ini kita berjalan melewati jalan yang tidak kita ketahui di depan. Kita akan tersandung kalau tidak ada terang Firman yang menerangi jalan kita. Firman Tuhan akan menolong kita untuk melihat dengan jelas jalan di depan. 



Firman Tuhan akan mengarahkan kita sehingga kita mengetahui apa yang harus dilakukan, dan bagaimana menjalani hidup ini. Seluruh Alkitab adalah cahaya yang bersinar di tempat yang gelap; seperti lampu atau obor yang harus dibawa di tangan orang percaya, karena kita sedang berjalan dalam dunia yang gelap ini; dan berada dalam kondisi ketidaksempurnaan saat ini. Firman Tuhan adalah standar iman dan praktik hidup kita. Dengan Firman Tuhan sebagai terang, kita dapat melihat dan menghindari batu sandungan yang ada di jalan dan menghindar dari lubang dan selokan. Alkitab adalah cahaya yag sangat baik untuk berjalan dan bekerja. Firman-Mu seperti cahaya yang menyinari kakiku. ''



Tentu saja firman Allah akan menjadi terang bagi mereka yang matanya sudah tidak buta secara rohani. Apa gunanya lampu, senter, cahaya kalau kita buta. Demikian juga dengan Alkitab, Alkitab tidak akan menjadi terang kalau hati kita masih buta, belum di terangi oleh Allah , belum menerima Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat kita 


Doa 


Bapa di sorga, terangilah mata rohani kami agar kami dapat melihat terang FirmanMu yang menyinari akan jalan kami. Dan kami yang sudah diterangi oleh Roh Kudus, berilah kerajinan untuk membaca dan merenungkan Firman Tuhan supaya kami tidak tersandung oleh jalan yang gelap di dalam dunia ini. Ajarlah kami dengan FirmanMu, karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan, yang melindungi kami dari hal hal yang jahat 

Pdt. Johannis Trisfant 

Rabu, 10 Juni 2020

Kegemaranku dan penasehatku (Mzm 119:24)



Kamis, 11 Juli 2020



Maz 119:24 Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, menjadi penasihat-penasihatku.



Alkitab seharusnya tidak membuat mengantuk karena isinya adalah sebuah kegemaran bagi anak-anak Tuhan. Bagi anak anak Tuhan , maka seluruh isi Alkitab itu menyenangkan. Janji pengampunan, keselamatan, kesetiaan Allah , pengharapan adalah hal hal yang memberikan sukacita yang besar bagi kita. Janji-janji itu memberi lebih banyak sukacita daripada apapun dalam dunia ini. Apakah kita memiliki kesusahan pada hari ini? Bacalah Alkitab. Firman Allah akan menghiburkan kita dan menyukakan hati kita, 



Alkitab bukan hanya memberikan sukacita tetapi menjadi penasehat kita. Alkitab adalah Penasihat yang luar biasa, memberikan nasihat kepada orang-orang kudus dan orang berdosa: Alkitab adalah tempat kita mencari jawaban dalam persoalan hidup ini. Adakah kesusahan itu melumpuhkan kita ? Apakah kita tidak tahu harus berbuat apa lagi? Ketetapan-ketetapan Allah adalah penasihat kita. Peringatan-peringatan Allah akan menjadi penasihat terbaik buat kita. Akan lebih aman dan memuaskan untuk merenungkan ketetapan-ketetapan-Nya daripada minta nasihat dari banyak penasihat lain. Orang-orang Kristen yang menjadikan peringatan-peringatan Allah sebagai kegemaran mereka harus menjadikan peringatan-peringatan itu sebagai penasihat mereka juga dan mau dinasihati olehnya. Jikalau kita melakukan ini maka kita akan menempuh perjalanan yang menyenangkan



Doa



Bapa di sorga, berikanlah kepada kami kehausan dan kelaparan akan Firman Tuhan. Kami ingin menikmati kebenaran firmanMu dan mendapatkan nasehat dalam setiap pergumulan kami. Kami percaya bahwa firmanMu bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik kami dalam kebenaran.







Pdt. Johannis Trisfant











Selasa, 09 Juni 2020

Kutukan ? (Mazmur 109:28)

Rabu, 10 Juni 2020 

Kutukan ? (Mazmur 109:28)


Mazmur 109:28 (TB) Biar mereka mengutuk, Engkau akan memberkati; biarlah lawan-lawanku mendapat malu, tetapi hamba-Mu ini kiranya bersukacita. 

Ada orang orang Kristen yang takut dengan kutukan, guna guna, disumpahin, sehingga mereka selalu murung dan kepikiran, takut kalau hal tersebut akan terjadi. Akibatnya adalah sering menghubung hubungkan hal buruk yang dialaminya dengan kutukan tersebut. 

Pemazmur yakin bahwa tidak masalah jika mereka mengutuk, yang penting Allah memberkati kita. Kita tidak perlu merisaukan orang-orang yang mengutuki kita. Sebab bagaimanakah mereka menyerapah yang tidak diserapah Allah, bahkan bukan cuma tidak diserapah saja, tetapi juga diberkati-Nya? (Bil. 23:8). Kutuk manusia tidaklah manjur, sedangkan berkat Allah begitu berkuasa.



Ketika orang lain mengata-ngatai kita tanpa alasan dan mengharapkan yang tidak-tidak menimpa kita, kita dapat mengangkat hati kita kepada Allah dengan permohonan ini: Biar mereka mengutuk, Engkau akan memberkati. Singkirkanlah ketakutan ketakutan saudara , dan yakinlah akan kebaikan Allah dalam hidup saudara. Jalanilah hidup saudara dengan penuh sukacita dan bukan dalam ketakutan akan kutukan manusia 




Doa


Tuhan, tenangkan lah hati nurani kami dari ketakutan ketakutan. Berikanlah kepada kami iman kepadaMu. Hidup kami berada di tanganMu. Berkat berasal dari padaMu . berikanlah kami sukacita senantiasa di dalam Engkau. 

Pdt. Yohannis Trisfant 

Minggu, 07 Juni 2020

Berbuah sepanjang masa (Mzm 92:15)

Senin, 8 Juni 2020 

Berbuah sepanjang masa (Mzm 92:15)



Mzm 92:15 Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, 


Ketika kita masih muda, maka seharusnya kita menghasikan banyak buah yang memuliakan Tuhan. Mengapa? Karena kita masih memiliki kekuatan, kesehatan. Sama halnya sebuah pohon, ketika pohonnya masih dalam usia produktif maka seharusnya menghasilkan buah yang banyak. 


Bagaimana ketika kita sudah menjadi tua kelak ? atau sudah tua sekarang ini? Firman Tuhan mengatakan : Mzm 92:15 Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, 


Walaupun kita sudah mencapai usia tua, Firman Tuhan mengatakan bahwa kita masih berbuah, menjadi gemuk dan segar. Gemuk disini bukan dalam arti berat badan nambah tetapi ini adalah gambaran pohon yang subur, tetap diberkati oleh Tuhan dan menjad berkat bagi orang lain 
Kita lebih daripada pohon. Pohon kalau sudah tua, sudah berhenti berbuah atau tinggal sedikit buahnya, tetapi kita tidak pernah berhenti menghasilkan buah Hidup kita tetap dilimpahi dengan kasih karunia Allah dan berbuah dalam setiap pekerjaan yang baik. 


Doa 

Tuhan Yesus, kami tidak akan menghasilkan buah jikalau tidak tinggal di dalam Engkau. Tetapi kami akan menghasikan buah kalau kami tinggal di dalamMu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kami tidak berbuah, jikalau kami tidak tinggal di dalamMu. Kami berkomitment untuk senantiasa menjaga persekutuan kami dengan Mu dalam doa dan pembacaan Firman Tuhan, sehingga kami terus berbuah bahkan sampai masa tua kami 

Pdt. Johannis Trisfant 

Jumat, 05 Juni 2020

Ajarlah kami menghitung hari hari kami (Mazmur 90: 10, 12).

6 Juni 2020



Ajarlah kami menghitung hari hari kami (Mazmur 90: 10, 12).


Mazmur 90:10, 12 (TB) Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap. Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. 



Waktu itu cepat berlalu. Dan banyak orang tidak sadar fisiknya semakin merosot termasuk otaknya. Kita tidak sadar semakin hari semakin bertambah tua. Dengan usia yang sudah semakin bertambah tua ini, apakah yang kita selalu minta kepada Tuhan ? Permintaan kita kepada Tuhan tidak berubah yakni kita masih terus meminta kesehatan, meminta materi, meminta kerukunan, meminta perlindungan. Permintaan itu baik. Namun ada sebuah pemintaan yang tidak boleh kita abaikan. Padahal ada hal yang sangat penting yang harus kita minta kepada Tuhan, yaitu agar diajar oleh Tuhan untuk menghitung hari hari kita sehingga kita beroleh hati yang bjaksana. Ini adalah sebuah doa yang menata kembali hidupnya: bagaimana menjalankan hidup, mengintrospeksi diri dan menilai diri sendiri. Karena hidup yang kita lalui itu, suatu hari nanti akan berhenti. 



Apakah itu menghitug hari hari kita di dunia ini? Apa maksudnya? Maksudnya adalah menyadari betapa sedikitnya hari hari hidup manusia di dunia ini (Mzm 90:10)


Mazmur 90:10 mengatakan : Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun 


Kita harus memiliki kesadaran akan sementaranya dan singkatnya hidup kita di dunia ini. Waktu kia terbatas. ANGKA 70 TAHUN itu sebuah batasan. Kalau pun lebih dari 70 tahun maka itu bonus. Jikalau Allah memberikan kepada kita 70 tahun, maka itu sama dengan 26.000 hari. Kelihatannya banyak. 26.000 hari, namun itu sagat singkat jikalau dibandingkan dengan kekekalan. Hari-hari hidup kita sudah ditentukan oleh Tuhan . Mazmur 39:5 "Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku!



Hidup kita itu seperti sebuah buku. Setiap hari dibukan satu halaman. Besok dibuka halaman baru lagi. Tidak terasa, namun akhirnya sampai juga dihalaman terakhr. Diakhir buku tidak ada kata “: Bersambung” diakhir buku hanya ada kata : selesai. Pada waktunya nanti kita semua akan mati. 



Lebih dari sekali mamur 90 mengatakan hal ini. Hidup manusia seperti debu (mzm 90:3), hidup manusia seperti mimpi (90:5). Mimpi apa ? mimpi baik atau mimpi buruk? Kalau dari konteks ayat ini, kita bisa mengatakan bahwa ini adalah mimpi buruk. Karena kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan semata. Mimpi itu cepat berlalunya. Demikian juga hidup manusia. Cepat berlalu. Hidup manusia itu seperti rumput (90:5). Hidup manusia digambarkan bukan sebagai pohon beringin yang tumbuhnya lama, tetapi sebagai rumput, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu. 



Berdoalah agar Tuhan menunjukkan kepada kita betapa singkatnya hidup ini. Ini akan membuat kita bijaksana memakai sisa waktu hidup kita



Doa



Kami sadar ya Tuhan, bahwa hidup kami ini singkat. Tuntunlah kami agar kami memakai sisa hidup kami dengan baik. Selama kami masih hidup, berikanlah kekuatan, semangat untuk melakukan pekerjaanMu. Karena akan datang malam, dimana kami tidak bisa lagi bekerja untuk Tuhan . 



Pdt. Yohannis Trisfant




Kamis, 04 Juni 2020

5 Juni 2020



AIR MATA MENJADI MATA AIR (MAZMUR 84:7-8)



Mam 84:7-8 Apabila melintasi lembah Baka, mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air; bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat. (8) Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion.



Lembah Baka memang ditafsirkan bermacam-macam., Ada yang mengatakan bahwa Lembah Baka adalah nama tempat, yang seringkali dilalui oleh peziarah ketika mereka pergi merayakan paskah. Lembah in disebut lembah Baka atau lembah tangisan karena ada cerita mengenai seorang Badui, yang lari dari musuhnya ke lembah ini. Di lembah ini ia kehilangan unta kesangannya dan dia kemudian menangis bukan hanya karena untanya yang mati, tetapi juga karena dia akhirnya ketangkap juga. 


Namun lembah Baka ini lebih tepat ditafsirkan sebagai sebuah gambaran. Lembah Baka adalah menggambarkan kesulitan hidup yang dialami manusia, sehingga lembah Baka ini kadang diterjemahkan sebagai lembah tangisan, lembah air mata. Hidup manusia memang tidaklah terlepas dari tangisan. Makanya digambarkan oleh Pemazmur, sebagai lembah tangisan.


Setiap kita memiliki lembah tangisannya masing-masing. Tidak ada orang kristen yang mengalami lembah kesusahan yang sama. Hati mengenal kepedihannya sendiri, dan orang lain tidak dapat turut merasakan kesenangannya. Amsal 14:10 

Setiap kesusahan itu harus dilewati. Tidak ada gunung yang tanpa lembah. Setiap gunung pasti punya lembah. Demikian juga tidak ada kehidupan yang tanpa tangisan. Kita harus menghadapi semua itu. 



Ketika Tuhan yang menjadi sandaran kita, maka Tuhan akan membuat lembah air mata menjadi tempat yang bermata air; bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat. Bukan hanya itu, tetapi kita akan berjalan semakin kuat dari hari ke hari sampai kita berjumpa dengan Tuhan kelak. Kita akan berjalan dari anugerah menuju ke anugerah.



Doa

Bapa di dalam sorga, kami membawa segala pergumulan, persoalan kami ke hadapan Mu. Kami memohon anugerah untuk menjalani hidup ini. Ubahkanlah lembah air mata kami menjadi sumber air. Berikanlah sukacita dalam hidup kami. Tolonglah agar kami semakin hari semakin bertambah kuat dan bukan semakin bertambah lemah dalam menghadapi segala tantangan kehidupan kami.



Pdt. Yohannis Trisfant

Rabu, 03 Juni 2020

Dipulihkan (Mzm 80: 4, 8,20)

4 Juni 2020 

Dipulihkan (Mzm 80: 4, 8,20)


Pemulihan, dipulihkan adalah kata yang kita sukai. Siapa yang tidak suka kalau kondisi ekonominya dipulihkan kembali. Siapa yang tidak akan gembira kalau kondisi kesehatannya dipulihkan? Kita semua suka dengan yang namanya pemulihan. 

Ada sebuah pemulihan yang kita mungkin tidak pikirkan. Pemulihan ini bukanlah pemulihan kesehatan, juga bukan pemulihan kondisi pekerjaan, atau usaha, tetapi ini adalah pemulihan keadaan batin kita, pemulihan jiwa kita karena telah berdosa kepada Allah 

Pertobatan dari dosa kita, dan kembali pulihnya hubungan kita dengan Allah adalah hal yang sangat penting sekali kita miliki dalam hidup ini. Saking pentingnya hal ini sampai tiga kali sang pemazmur mengatakan kalimat ini 

Mzm 80:4 Ya Allah, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat. 
Mzm 80:8 Ya Allah semesta alam, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat. 
Mzm 80:20 Ya TUHAN, Allah semesta alam, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat. 

Oleh karena itu kita mesti senantiasa memperbaharui kembali hubungan kita dengan Allah dan bertumbuh semakin dekat denganNya. Kiranya selalu ada pertobatan atas dosa dosa kita setiap hari. 


Doa 

Ya Tuhan, Kami mengaku akan dosa dosa kami. Ampunilah segala dosa kami. Pulihkankan lah kami. Dan kiranya wajahMu bersinar meliputi kami. Bawalah kami untuk lebih dekat kepadaMu . 

Pdt. Yohannis Trisfant

Selasa, 02 Juni 2020

Mengingat (Mazmur 77:12-13)

3 Juni 2020



Mengingat (Mazmur 77:12-13)





Mzm 77:12-13 Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala. (13) Aku hendak menyebut-nyebut segala pekerjaan-Mu, dan merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu.





Mengingat perbuatan-perbuatan Allah dan mengingat kesetiaan Allah di masa lalu yang pernah kita alami, sangatlah penting. Ingatan ini akan menopang kita melewati masa sulit. Dengan mengingat, maka kita akan kembali diyakinkan bahwa yang kita percaya adalah Allah yang setia dan Dia akan melanjutkan kasih setiaNya dalam hidup kita.



Jangan pernah melupakan pertolongan Allah yang pernah kita alami di masa lampau. Ingatlah semua itu, renungkan dan sebutkan perbuatanNya yang ajaib yang pernah dilakukannya dalam hidup kita.



Mengingat, adalah obat penawar yang ampuh dalam melawan ketidakpercayaan terhadap janji dan kebaikan Allah. Dia adalah Allah yang baik dan tidak berubah. Jika Ia sudah memulai, maka Ia akan menuntaskan pekerjaanNya sampai selesai dalam hidup kita.



Doa



Tuhan, ketika kami teringat kepada hari-hari dahulu kala, dan merenungkan segala pekerjaan-Mu, segala perbuatan tangan-Mu dalam hidup kami, kami percaya bahwa Engkau tidak meninggalkan kami hari ini. PekerjaanMu yang besar, pertolonganMu akan tetap dinyatakan dalam hidup kami. Ajarlah kami untuk menanti dan percaya, dan melakukan apa yang dapat kami kerjakan saat ini.



Pdt. Yohannis Trisfant.

Senin, 01 Juni 2020

Jangan cemburu kepada orang jahat (Mazmur 73: 1-20)

2 Juni 2020

Pdt. Yohannis Trisfant 


Jangan cemburu kepada orang jahat (Mazmur 73: 1-20)



Pernahkah kita cemburu kepada orang orang jahat? Mereka berbuat jahat, menipu, mengambil uang orang, tetapi hidup mereka baik baik saja. Mereka tidak dipenjara, tidak sakit, malahan sehat dan semakin gemuk. Mereka tidak kena Korona, dan mereka semakin sombong. Teman mereka juga banyak karena mereka memiliki kekayaan, walaupun kekayaannya itu diperoleh dengan cara yang jahat



Dan ketika saudara membandingkan dengan kehidupanmu, saudara merasa ini tidak adil. Saudara sudah hidup benar, hati juga sudah bersih. Namun saudara mengalami banyak kesusahan, baik itu kesusahan ekonomi, sakit sakitan, atau mungkin kena Korona. Akhirnya saudara mengatakan seperti Asap dalam Mazmur 73: 13 Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah.


Saudara mungkin ingin mengetahui, mengapa bisa seperti ini, namun tidak ada jawaban. Saudara tidak memahaminya (Mzm 73: 16).


Saya berharap bahwa saudara tidak berpikir untuk menukar hidupmu dengan mereka yang berbuat jahat. Dan jangan ingin menjalani jalan hidup seperti mereka. Mengapa? Karena dalam mazmur 73: 18-19, dikatakan bahwa orang orang fasik pada akhirnya akan binasa. Kuasa orang fasik, kekayaan orang jahat akan lenyap ketika kematiannya tiba. Apa yang nampaknya hebat sekarang ini akan tidak berarti ketika kematian mereka tiba. Tetapi sebaliknya, perbuatan kebenaran yang dilakukan oleh orang benar saat ini memiliki nilai kekekalan.



Janganlah punya pikiran untuk menukar hidup dengan orang fasik, karena suatu hari di dalam kekekalan, mereka lah yang ingin menukar hidupnya dengan hidup saudara.



Doa

Ya, Tuhan, aku tetap ingin di dekat-Mu dan menjalani jalan yang lurus. Tuntunlah saya dengan nasihat-Mu. Tidak ada lagi yang kami inginkan di bumi selain Engkau. Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya. KepadaMu aku menaruh tempat perlindunganku



Pdt. Yohannis Trisfant