Sabtu, 20 Februari 2010

SABAT! (Kel 20:9-11).

Tujuan: Sabat akan menolong kita untuk tidak burn out.

Oleh Pdt. Yohannis Trisfant.

Ada sebuah studi yang dilakukan beberapa tahun yang lalu terhadap beberapa tentara. Dalam penelitian itu, diperoleh bahwa setelah 7 hari berturut-turut bekerja keras, kinerja prajurit menurun. Namun hal yang menarik adalah, bahwa meskipun tingkat kinerja prajurit jatuh, para prajurit itu sendiri tidak menyadarinya. Mereka pikir mereka masih bekerja pada tingkat yang maksimum.

Sangatlah Jelas, bahwa ketika orang-orang bekerja siang malam, setiap hari dan selama berminggu minggu dan berbulan-bulan, maka tingkat kinerja mereka terus turun dan pekerja menjadi emosional dan mereka menjadi jenuh. Kalau sudah burn out, maka meskipun ada hari libur, hari libur tersebut tidaklah membantu banyak. Mengapa? Sebab pada hari libur, mereka masih mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang lain. Misalnya, pada hari libur, mereka masih mencuci motor, mencuci mobil, main game seharian sampai tegang. Bukan Facebook sampai capek atau ke dugem sampai subuh. Akhirnya ketika besok masuk kerja atau masuk ke sekolah, bukannya menjadi segar, malahan semakin loyo. Ada juga yang memakai hari sabatnya untuk terus bekerja...belajar supaya bisa berhasil.

Allah tidak ingin kita hidup dengan cara seperti itu. Dalam Perjanjian Lama, ketika Allah memberikan Sepuluh Perintah Allah kepada Musa, Ia berkata ...

Kel 20:9-10 enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, (10) tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.

Pada saat Tuhan memerintahkan agar kita beristirahat, maka ini sama seriusnya ketika Tuhan mengatakan: "Jangan mencuri, jangan berbohong, atau jangan melakukan perzinahan,". Kita kadangkala menganggap bahwa kita dapat mengabaikan perintah memelihara sabat ini tanpa ada konsekuensi atas ketidaktaatan kita. Kita seringkali mengatakan :"saya sibuk", Saya terlalu banyak bekerja,sibuk melayani, sibuk belajar dari hari senin sampai hari senin. Kita seringkali tidak menganggap serius perintah Tuhan untuk memelihara sabat ini.

Pernah seorang pengkhotbah berkata bahwa ia tidak pernah mengambil satu hari pun untuk libur karena iblis tidak pernah mengambil satu hari libur ... dan selain itu, pendeta ini berkata, "Aku nanti akan beristirahat ketika saya sudah masuk ke surga!" Pernahkan saudara memperhatikan kehidupan Kristus? Dalam pelayananNya selama 3 tahun, Tuhan Yesus mengambil kurang lebih 10 kali "liburan" “retreat”. Dia seringkali pergi ke tempat-tempat yang sunyi, menyingkir dari roang banyak. Tuhan Yesus juga selalu memelihara hari sabath. Bahkan Tuhan sendiri setelah selesai menciptakan dikatakan bahwa Dia beristirahat pada hari ketujuh. Jadi pertanyaannya adalah: siapa yang saudara akan ikuti? Iblis yang tidak pernah istirahat? Ataukah Tuhan Yesus yang memiliki saat-saat istirahat.

Jadi perintah keempat, "Ingatlah hari Sabat,"sama pentingnya dengan sembilan hukum lainnya. Bahkan, perintah untuk menguduskan hari sabat berisi 94 kata, dimana jauh lebih banyak daripada perintah yang lain. Tuhan sangat merinci hukum ke empat ini supaya kita dapat melakukannya dengan benar dan taat. Namun amat disesalkan bahwa kita seringkali mengabaikan nasihat Tuhan bagi kita untuk menguduskan hari sabat. Dan akibatnya adalah: kita kehilangan visi mengenai prioritas rohani kita.

Di dalam Markus 2:27 Tuhan Yesus mengatakan seperti ini:" : "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat. Jadi hari sabat itu adalah untuk kita, untuk kepentingan kita. Apakah saudara mau memakai hari sabtu sebagai hari sabat, atau hari minggu sebagai hari sabat, atau mungkiin hari senin sebagai hari sabat, itu tidaklah penting. Hal yang penting adalah prinsip sabath itu dijalankan. Sabat atau istirahat itu untuk saudara. Ada tiga manfaat Sabat

PERTAMA, ISTIRAHAT

Kata "Sabat" diambil dari bahasa Ibrani yang berarti secara hurufiah adalah istirahat. Dalam Perjanjian Lama dan dalam Yudaisme hari-hari Sabat dimulai saat matahari terbenam pada hari Jumat malam dan berlangsung hingga matahari terbenam hari Sabtu. Oleh sebab itu, Sabat kita harus menjadi hari dimana kita menyisihkannya untuk beristirahat. Ini harus menjadi hari istirahatnya kita. Betul betul istrihatlah. Artinya, tidurlah lebih banyak dari biasanya. Makanlah dengan lebih santai, tidak terburu-buru seperti biasanya. Jangan terlalu capek pada hari sabat. Jangan terlalu banyak mikir yang berat-berat. Jangan cari pekerjaan tambahan dan uang tambahan. Jangan tambah dengan Les pelajaran. Pokoknya, pada hari sabat, istirahatlah. Bersenang-senanglah dengan keluarga. Lakukan hal yang ringan-ringan aja. Jangan lakukan sesuatu yang membuat stress. Sadar atau tidak sadar, saudara perlu hari untuk mengisi bahan bakar untuk jiwa dan fisik saudara.

Kaluaran 20:11 berbunyi seperti ini:" Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya. Mengapa Tuhan beristirahat pada hari ketujuh? Apakah karena Dia lelah, maka Dia beristirahat? Tentu tidak. Tuhan beristirahat pada hari ketujuh bukan karena dia lelah dan perlu mengumpulkan tenaga. Dia beristirahat karena merayakan pekerjaanNya yang sudah selesai. Hari sabat atau hari istirahat kita juga harus sama: yakni sebagai sebuah kesempatan untuk bersukaria dalam kepuasan karena telah menyelesaikan satu minggu dengan bekerja keras dan dengan jujur.

Pada saat saudara makan siang di foodcourt, mungkin seringkali kita makan dengan terburu-buru, karena sebentar lagi akan masuk jam kerja, atau ada janji dengan orang lain. Namun berbeda kalau saudara makan di “All You Can Eat”, saudara pasti tidak akan tergesa-gesa makannya. Saudara akan makan perlahan, menikmati dan makan sebanyak mungkin (ingat kolestrol). Mengapa cara makannya berbeda? Karena harganya mahal. Mesti kembali modal nih. Tetapi yang paling penting adalah karena saudara ingin santai dan menikmati makanan. Sabat kita seperti itu. Saudara sudah bekerja keras selama seminggu dan sekarang tibalah harinya dimana saudara akan beristirahat, merayakan hasil kerja saudara dan menikmatinya. Inilah tujuan pertama sabat. Sabat diadakan untuk manusia, untuk memberikan istirahat kepada tubuh dan jiwa kita.

KEDUA, REFLEKSI

Hari Sabat lebih dari sekadar hari tidak aktif. Itu lebih dari sekadar hari istirahat. Sabat adalah hari dimana kita memeriksa diri kita sendiri, memeriksa hidup kita, memeriksa kembali tujuan kita, memeriksa kembali prioritas kita. Ini kesempatan bagi kita untuk berpikir tentang apa yang baik, yang benar yang sudah kita lakukan minggu lalu. Kesempatan bagi kita untuk mengevaluasi kembali apa yang buruk yang kita kerjakan minggu lalu. Mungkin ada yang perlu diperbaiki kembali dalam minggu ini. Dan banyak hal lain lagi saudara perlu refleksi. Mungkin hubungan dengan istri, suami, anak, orang tua yang mesti direfleksi kembali. Sabat juga merupakan kesempatan untuk memikirkan minggu ini: “Apa yang saudara ingin capai”? Kemana saudara ingin pergi? Saudara ingin menjadi apa? Sabat merupakan kesempatan buat kita untuk berpikir serius mengenai diri dan memberikan pertimbangan yang serius. Mungkin saudara yang menjadi majelis di gereja atau aktivis akan bertanya seperti ini, bagaimana mungkin saya bisa rekfleksi kalau saya di gerejanya sampai sore karena rapat, latihan dll. Hal seperti itu mesti dibicarakan dengan "yang berwenang", supaya rapat, latihan jangan di hari minggu, tetapi di hari lain, karena kita hanya punya hari minggu untuk refleksi dan menjadi sabatnya kita

Saudara mungkin pernah mendengarkan mengenai Lee Iacocca? Lee Iacocca adalah anak imigran yang kakeknya datang dari Italia untuk mencari pembaharuan dan perbaikan hidup di Amerika. Keberhasilan karir Iacocca, tidak terlepas dari kerja keras yang dilakukannya, dari salesman biasa sampai ke jenjang presiden direktur, dari industri otomotif “Ford”, Dia bekerja selama delapan tahun sebagai CEO Ford Automotif Industry. Namun dia dipecat oleh Henry Ford sang pemilik, karena Henry Ford takut,Iacocca lebih populer dari dirinya, apalagi lacocca telah menciptakan mobil Ford yang monumental yaitu “Mustang”.Apakah setelah dipecat karirnya berakhir di situ? Ternyata tidak! Iacocca akhirnya berhasil juga menjadi Presiden Direktur di perusahaan otomotif yang menjadi saingan Ford, yaitu perusahaan otomotif Chrysler. Dalam meniti karirnya di Chrysler, Iacocca telah membuat perusahaan tersebut memetik laba penjualan yang sangat besar.

Apakah rahasia suksesnya? Mungkin banyak jawabannya. Tetapi menurut saya, rahasia sukses dari lacocca adalah pada komitmennya untuk tinggal di rumah setiap akhir pekan bersama keluarga, pergi ke gereja dan menghabiskan waktu untuk refleksi setiap hari minggu. Bukankah firman Tuhan mengatakan dalam kitab Mazmur "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah." (Mazmur 46:10). Dan nabi Yesaya mengatakan:" dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu. (Yes 30:15). Ingatlah akan hal ini, bahwa hal yang utama dalam hidup adalah peliharalah hal yang utama. Ingat dan kuduskanlah hari sabat.

KETIGA, PEMBARUAN

Orang-orang modern sangat gila kerja. Sehingga muncullah sebuah "penyakit sosial" yang baru, yaitu penyakit kecanduan kerja. Atau lebih dikenal sebagai "workaholic". Orang-orang yang mengidap penyakit ini melihat "bekerja" sebagai satu-satunya, bahkan segala galanya dalam kehidupan mereka.. "Beristirahat" bagi mereka adalah "siksaan". Penyia-nyian waktu yang tak terampunkan. Apakah bekerja melampaui batas tidak membuat mereka lelah? Tentu saja! Tapi kelelahan pun mereka tekan, supaya bisa bekerja lebih lama. Kelelahan ditekan dengan minum multivitamin, kratingdaeng, extra Joss, dll. Dengan gaya hidup yang seperti itu, produktivitas pasti meningkat hebat. Tapi dampak buruknya kesehatan menurun dan lebih cepat mati. Bukan hanya mati di usia muda, kehidupan keluarga juga terbaikan. Suami, istri hanya memikirkan pekerjaannya dan tidak menyisihkan waktu bagi pasangan dan anak-anak. Anak-anak banyak yang bertumbuh liar, karena tak pernah merasakan perhatian dan tak pernah menikmati kasih sayang orang tua mereka. Kecuali barangkali diberi uang atau dibelikan "play station", untuk mengalihkan perhatian dan membungkam protes mereka.

Hari Minggu, bagi banyak orang, adalah satu-satunya hari di mana mereka bisa bangun siang dan tidak melakukan apa-apa, setelah seminggu lamanya mereka memacu tenaga melampaui batas. Karena itu, bagi orang-orang ini, ke gereja dianggap rugi dan tak ada manfaatnya. Mereka berpikir daripada tidur di gereja, lebih baik tidur di rumah. Dalam kondisi itu, spiritual mereka semakin parah, miskin dan tidak punya kekuatan untuk menghadapi tantangan kehidupan modern yang luar biasa berat. Padahal orang-orang modern saat ini sangat membutuhkan pembaruan spiritual untuk menghadapi tantangan hidup. Akhirnya banyak yang bunuh diri karena depresi.

Tuhan memberikan sabat supaya kita memiliki kesempatan untuk pembaruan spiritual. Pada masa gereja mula-mula, sabat melambangkan sebuah pembaharuan. Kita tahu bahwa sabat dalam Perjanjian Lama dilakukan oleh orang-orang Yahudi pada hari sabtu. Pada saat orang-orang Yahudi menjadi kristen mereka tetap ke sinagoge pada hari sabtu. Namun disamping itu mereka juga berkumpul bersama pada hari minggu, untuk berbibadah. Ketika gereja-gereja sudah mulai bertumbuh dimana orang-orang Non Yahudi juga termasuk di dalamnya, maka orang-orang kristen ini lalu menyadari bahwa mereka tidak harus memakai budaya Yahudi dan hukum Yahudi untuk menjadi orang kristen. Oleh karena itulah mereka tidak lagi memakai hari sabtu sebagai hari sabat tetapi mereka bertemu bersama pada hari pertama minggu itu, memperingati kebangkitan Yesus dari kematian. Dalam gereja mula-mula, hari minggu itu adalah hari kebangkitan, hari pembaharuan. Kemudian sejak sekitar abad keempat, hari Sabat orang Kristen telah dirayakan secara resmi pada hari Minggu. Kaisar Romawi Konstantin menjadikan hari minggu sebagai sebuah kebiasaan resmi untuk ke gereja.

Jadi Sabat kita harus menjadi kesempatan bagi kita untuk mengalami pembaruan. Tentu saja, cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan ke gereja. Pujian, doa , kotbah akan membawa kita menjadi lebih dekat dengan Allah. Pada saat kita meninggalkan ruangan ibadah, semangat dan harapan kita sudah diperbaharui. Waktu yang kita berikan untuk ke gereja sangatlah kecil. Hanya kurang dari 1 persen dari seluruh waktu kita sepanjang minggu. Namun waktu yang sedikit itu, adalah waktu terpenting dalam hidup saudara. Jangan disia-siakan waktu terpenting tersebut. Bahkan setelah waktu untuk ke gereja, jadikanlah waktu selanjutnya di hari minggu untuk diperbaharui oleh Tuhan dengan lebih banyak berdoa dan membaca firman Tuhan, mendengarkan suara Tuhan yang berbicara kepada hati kita.

Di Virginia Barat, terdapat tambang batubara, dimana pemilik tambang mempekerjakan penambang selama enam hari seminggu. Mereka boleh istirahat pada hari ketujuh. Suatu hari ada yang berkunjung ke pertambangan tersebut dan bertemu dengan pemilik. Mereka mengatakan kepada pemilik, untuk apa memberikan waktu istirahat sehari kepada pekerja. Kerja saja selama 7 hari seminggu. Sang pemilik pertambangan berkata: " saya tidak mempekerjakan penambang pada hari minggu, untuk kebaikan mereka sendiri- bukan untuk kebaikan saya. Mereka berada di dalam gelap di dalam pertambangan selama enam hari. Oleh sebab itu mereka membutuhkan waktu sehari di tempat terang untuk mencegah mereka dari kebutaan.

Seperti inilah fungsi sabat buat kita. Setelah seminggu kita berada dalam kegelapan, kita harus meluangkan waktu untuk berada dalam terang Anak Allah, Yesus Kristus, agar diri kita jangan menjadi buta rohani. Jadi gereja ada untuk saudara. Bukan gereja yang membutuhkan kehadiran diri kita, tetapi kitalah yang membutuhkan gereja.

KESIMPULAN

Allah memberikan kepada saudara hari Sabat. Allah tidaklah bermaksud untuk menjadikan hari sabat sebagai hari penindasan di mana saudara tidak bisa berbuat apa-apa dan terikat pada sekelompok aturan dan peraturan konyol. Dia memberikan kita hari Sabat untuk membantu kita menjalani kehidupan yang lebih terfokus, lebih produktif, dan lebih terpusat pada diriNya. Ketiga prinsip sabat yakni -istirahat, refleksi, dan pembaruan-membantu kita menjaga kehidupan kita agar tetap berada di dalam jalur. Oleh sebab itu, jangan abaikan sabat. Peliharalah hari sabatmu. Ini untuk kebaikanmu saudara sendiri dan untuk kemuliaan-Nya.

Salam dari Pdt. Yohannis Trisfant.

God Bless You

Sabtu, 13 Februari 2010

Tradisi dan iman kristen (Markus 7:6-23)

Oleh: Pdt. Yohannis Trisfant, MTh

Menurut Merriam-Webster, tradisi adalah "menyampaikan informasi, kepercayaan, dan adat istiadat dari mulut ke mulut atau dengan contoh dari satu generasi ke generasi lain tanpa instruksi tertulis." Kita semua memiliki tradisi lisan.

Kisah-kisah masa lalu yang diceritakan dari mulut ke mulut, kemudian dipraktekkan menjadi sebuah traidisi. Misalnya, pada waktu orang Tionghoa menikah selalu ada sebuah tulisan DENGAN KARAKTER GANDA seperti ini

Dari mana asalnya karakter ganda itu?

Sebuah karakter Tionghoa yang banyak dikenal, Kebahagiaan Ganda, yang tertera pada kertas merah atau potongan kertas selalu ada pada saat pernikahan.

Terdapat asal usul dibalik itu.

Pada masa Dinasti Tang, terdapat seorang pelajar yang ingin pergi ke Ibukota untuk mengikuti ujian negara, dimana yang menjadi juara satu dapat menempati posisi menteri.

Sayangnya, pemuda itu tersebut jatuh sakit di tengah jalan saat melintasi sebuah desa di pegunungan. Untung seorang tabib dan anak perempuannya membawa pemuda itu ke rumah mereka dan merawat sang pelajar. Pemuda tersebut dapat sembuh dengan cepat berkat perawatan dari tabib dan anak perempuannya.

Setelah sembuh, pelajar itu harus meninggalkan tempat tersebut untuk melanjutkan perjalanan ke Ibukota. Namun pelajar itu mengalami kesulitan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada anak perempuan sang tabib, begitu juga sebaliknya. Mereka saling mencintai.

Maka gadis itu menulis sepasang puisi yang hanya sebelah kanan agar pemuda itu melengkapinya, “Pepohonan hijau dibawah langit pada hujan musim semi ketika langit menutupi pepohonan dengan gerhana”

Setelah membaca puisi tersebut, sang pelajar berkata, “Baiklah, saya akan dapat mencapainya meskipun bukan hal yang mudah. Tetapi kamu harus menunggu sampai aku selesai ujian”. Sang gadis mengangguk-angguk.

Pada ujian negara, sang pelajar mendapatkan tempat pertama, yang mana sangat dihargai oleh kaisar. Pemuda itu juga bercakap-cakap dan diuji langsung oleh kaisar.

Keberuntungan ternyata pada pihak sang pemuda.

Kaisar menyuruh pemuda itu agar membuat sepasang puisi.

Sang kaisar menulis: “Bunga-bunga merah mewarnai taman saat angin memburu ketika taman dihiasai warna merah setelah sebuah ciuman”.

Pemuda itu langsung menyadari bahwa puisi yang ditulis oleh sang gadis sangat cocok dengan puisi kaisar, maka ia menulis puisi sang gadis sebagai pasangan puisi kaisar.

Kaisar sangat senang melihat bahwa puisi yang ada merupakan sepasang puisi yang harmonis dan serasi sehingga ia menobatkan pemuda itu sebagai menteri di pengadilan dan mengijinkan pemuda itu untuk mengunjungi kampung halamannya sebelum menduduki posisinya.

Pemuda itu menjumpai sang gadis dengan gembira dan memberitahu kepada sang gadis puisi dari kaisar.

Tidak lama kemudian mereka menikah.

Untuk pesta perayaan pernikahan, sepasang karakter Tionghoa, bahagia, dipasang bersamaan pada selembar kertas merah dan ditempel di dinding untuk menunjukkan kebahagiaan dari dua kejadian yang bersamaan, pernikahan dan pengangkatan sang pemuda.

Sejak saat itu, tulisan Kebahagiaan Ganda menjadi sebuah tradisi yang dilakukan pada setiap pesta pernikahan. Jadi dengan dipasangnya, karakter seperti itu, maka ada pengharapan bahwa sang pria selain mendapatkan sistri yang baik, juga berhasil dalam kariernya. Hal seperti ini tidak masalah, asalkan pengharapan kita ditaruh kepada Tuhan dan bukan kepada tulisan ganda itu. Karena bukan tulisan ganda itu yang memberikan jodoh dan keberhasilan, melainkan Tuhan sendiri.

Dalam gereja ada juga tradisi. Komisi Sekolah Minggu, Komisi remaja, Komisi pemuda di gereja apakah berasal dari gereja mula-mula? Ternyata tidak. Memang ada dasar Alkitabnya, yakni anak-anak juga merupakan bagian dari umat Allah. Tetapi dalam Kisah rasul dan Perjanjian Baru, tidak ada Komisi sekolah minggu. Komisis sekolah minggu itu baru berusia lebih dari 200 tahun. Sejarah sekolah Minggu itu dimulai sebagai sarana untuk mengajar anak-anak buta huruf untuk membaca. Daripada hanya sekedar mengajar mereka membaca, maka lebih baik sekalian diajarin injil. Sekarang ini, ditiap gereja pasti ada sekolah minggu. Dan kelihatannya itu adalah kewajiban. Kalaus ekolah minggu ditiadakan, pasti akan dikatakan tidak Alkitabiah. Padahal Alkitab tidak pernah memberikan perintah untuk membuka sekolah minggu. Dan pembinaan rohani anak tidak bisa diserahkan kepada gereja sepenuhnya. Kalau anak nakal, maka gereja yang disalahkan karena tidak bisa membinanya. Padahal gereja hanya membina hanya sekitar satu dua jam seminggu. Dan Alkitab dengan jelas menyatakan kepada kita kalau tanggungjawab mendidik anak adalah tanggungjawab orang tua. Itulah tradisi, yang dipakai sampai sekarang dan juga di gereja kita. Namun karena tradisi itu baik, apa salahnya kalau kita pakai bukan? Sekolah minggu membantu orang tua dalam mendidik anak, maka apa salahnya terus dipakai dan dikembangkan.

Dalam, Markus 7: 6-23 kita melihat bagaimana orang-orang Farisi berpikir tentang tradisi. Mereka percaya bahwa tradisi mereka memiliki otoritas yang sama dengan Kitab Suci. Mereka percaya bahwa Allah memberikan Taurat tertulis (Kejadian-Imamat) dan Taurat lisan (tradisi-tradisi para tua-tua).Taurat lisan dibagi menjadi enam bagian dan berisi hukum dan tradisi tentang pertanian, perayaan-perayaan, tentang wanita, sipil dan hukum pidana, hal-hal yang kudus, dan ritual kesucian.  Jadi, selama masa Yesus, seorang Farisi wajib menghafal kata demi kata tradisi lisan dengan setia.

kita juga memiliki tradisi. JI Packer berkata, "Pertanyaannya, bukanlah apakah kita memiliki tradisi, tapi apakah tradisi tradisi itu konflik dengan satu-satunya standar mutlak kita yakni Kitab Suci." Menurut Tom Hovestol, tradisi memberi kita identitas-Tradisi memberitahu kita siapa diri kita. Tradisi memberitahukan kita darimana kita berasal. Tradisi mengeksternalisasi pola pikir kita dan menunjukkan apa yang kita percayai. Tradisi menetapkan batas-batas untuk gaya hidup kita dan mengajarkan bagaimana kita berperilaku.

Tradisi bisa baik namun bisa juga berdampak buruk. Hal yang akan kita renungkan pada pagi ini adalah apa bahayanya dengan tradisi kalau kita tidak hati-hati? Ada empat jawaban penting yang dapat dari awaban Tuhan Yesus kepada orang Farisi.

Pertama, Tradisi dapat membuat kita menjalankan agama kita sebagai sesuatu yang ekternal saja.

Tradisi dapat membuat kita jauh dari Tuhan. (6)

Sekelompok orang Farisi dan beberapa guru agama dari Yerusalem, datang kepada Yesus. Pada waktu itu mereka melihat beberapa pengikut Yesus makan dengan tangan yang tidak bersih secara agama, yaitu tanpa terlebih dahulu mencuci tangan menurut peraturan agama. Orang-orang Farisi, begitu juga semua orang Yahudi, setia sekali mengikuti adat istiadat nenek moyang mereka. Mereka tidak akan makan, sebelum mencuci tangan menurut cara-cara tertentu. Apa yang dibeli di pasar tidak akan dimakan, sebelum dicuci terlebih dahulu. Dan banyak peraturan lain dari nenek moyang mereka yang mereka pegang teguh; seperti misalnya peraturan mencuci gelas, mangkuk, dan perkakas-perkakas tembaga. Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?" Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. (7) Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. (8) Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."Mar 7:1-8

Secara nampak luar orang-orang Farisi ini menjalankan agamanya, tetapi apa yang dia percayai bukanlah firman Tuhan, melainkan tradisi tradisinya selama ini. Perintah Allah betul betul diabaikan. Dirinya beribadah kepada Tuhan, tetapi hatinya sangat dikuasai oleh tradisi-tradisi ada . Orang Farisi yang saleh mengira bahwa mereka suci karena mematuhi menghindari pencemaran eksternal. Yesus mengajarkan bahwa seseorang yang mematuhi Hukum eksternal masih dapat meniadakan Hukum dalam hatinya. Dan bahwa pencemaran eksternal sangat sedikit sekali hubungannya dengan pencemaran batin. Kekudusan sejati itu adalah masalah sikap batin dan bukanlah sebuah tindakan cuci tangan, cuci kaki, dll tindak eksternal. Konflik yang sedang terjadi antara Yesus dengan orang Farisi bukan hanya antara kebenaran Allah dan tradisi manusia, tetapi juga antara dua perbedaan pandangan tentang dosa dan kekudusan. Bagi orang Farisi kekudusan itu adalah kekudusna jasmani, tetapi bagi Tuhan Yesus, kekudusan adalah kekudusan batin. Ini bukan masalah sepele, ini adalah masalah serius karena disinilah jantung dari agama kristen.

Kita melihat bahwa tradisi memiliki kekuatan yang sangat luar biasa atas orang orang farisi. Tradisi itu kelihatannya benar untuk mereka. Tradisi itu mengikat erat-erat emosi orang Farisi, sehingga mereka menjadi buta terhadap kebenaran Allah. Tradisi itu sudah mengatur tingkah laku mereka dan seiring dengan waktu, tradisi itu menjadi sebuah doktrin. Mereka akhirnya hanya menjalanan agama ekternal saja. Agama lahiriah saja yang mereka lakukan sehari-hari.

Saudara kalau mau makan berdoa enggak? Ada yang berdoa, ada yang enggak. Dimana ayatnya yang menyuruh berdoa dulu makan? Enggak ada. Kita hanya diajarkan untuk mengucap syukur kepada Tuhan. Senantiasa mengucap syukur. Kalau suatu ahri saya makan bersama saudara dan kemudian saya tidak berdoa. Pasti sdr akan langsung mengatakan saya kurang rohani. Betulkah karena seseorang ketika makan tidak berdoa, kemudian dia menjadi kurang rohani? Belum tentu. Jangan memakai tradisi untuk menghakimi atau menilai orang lain. Orang farisi memakai tradisi cuci tangan sebelum makan untuk menilai kekudusan orang lain. Padahal masalah kekudusan hidup, kerohanian seseorang tdak ditentukan oleh hal-hal ekternal seperti itu. Itu adalah masalah hati. Saya kalau makan selalu berdoa dan mengiucap syukur. Bahkan minum pun dan makan permen pun saya selalu mengatakan dalam hati terima kasih kepada Tuhan. Namun tidak setiap kali makan saya tutup mata dan mengambil sikap doa. Kalau saya makan roti sambil nyetir mobil, enggak mungkin saya tutup mata dan bersyukur untuk rotinya. Jangan memakai tradisi untuk menghakimi orang lain.

Dan hati-hati, jangan sampai berdoa sebelum makan telah menjadi sebuah kebiasaan yang rutin tanpa ada hati yang bersykur di dalamnya. Kita tutup mata dan mengatakan terimam kasih kepada Tuhan namun hatinya tidak berterima kasih. Hatinya memikirkan hal yang lain. Doa makan hanya menjadi doa yang dihapalakan saja dan dilakukan secara ekternal dan ottomatis. Ada banyak lagi tardisi-tradisi yang lain , yang mesti diwaspadai agar jangan sampai membuat kita melakukan agama ekternal saja. Ajarkanlah anak kita untuk berdoa sebelum makan. Namun jangan hanya ajarkan bentuknya saja, melainkan ajarkan apa maknanya berdoa sebelum makan. Tanamkan dalam hati mereka pentingnya hati yang bersyukur kepada Allah untuk segala kebaikan Allah.

Tradisi dapat membuat hidup kita tidak beres, kalau kita tidak hati-hati. Orang-orang Farisi telah menyimpang dari iman karena tradisi mereka. Demikian juga ada banyak orang Tionghoa telah menyimpang dari iman karena tradisi dan kebudyaan tionghoa. Misalnya mengenai Hongsui.  Hong Sui sebenarnya berasal dari kepercayaan TAO (Taoisme). Pada prinsipnya dalam taoisme yang disebut Tuhan itu adalah TAO, yaitu kekuatan dasar semesta yang tidak bisa disebut atau diberi nama, tidak berpribadi, tetapi merupakan kekuatan semesta yang menghasilkan segala sesuatu dalam alam ini. Bila TAO dianggap sebagai kekuatan mistik semesta atau makro kosmos maka manusia dianggap sebagai kekuatan mistik kecil mikro kosmos yang dalam diri manusia disebut sebagai Chi yang dalam diri manusia juga menghasilkan aspek Yin dan Yang yang mengatur keseimbangan dan harmoni  tubuh. Chi juga ada dalam setiap benda alam (pantheisme dan animisme). Tugas manusia adalah menjaga keseimbangan Yin-Yang baik dalam alam maupun dalam diri manusia agar tetap berada dalam tertib kosmos yang sehat. Jadi Houngsui ini merupakan pola pikir orang Tionghoa di zaman dahulu yang sangat terbelakang sebab hidup mereka hanya tergantung dari alam. Mereka harus berusaha untuk mengolah dan memanfaatkan alam untuk kelangsungan hidupnya . Namun harus diakui tidak selamanya peristiwa alam dapat dimengerti oleh pikiran mereka. Misalnya kalau terjadi gempa bumi, mana mereka bisa mengerti penyebabnya? Atau kalau terjadi Tsunami atau kekeringan, mana mereka bisa mengerti penyebabnya. Akhirnya mereka berusaha mengatasi kekuatan alam yang merusak itu dnegan metode tertentu. Mereka memakai prinsiip TAO, dengan menyeimbangkan Yin dan Yang. Dan ini diaplikasikan dalam letak rumah, letak pintu. Sehingga ada banyak orang yang melakukan renovasi rumah yang tidak perlu atau renovasi besar-besaran karena ingin kaya atau karena takut dengan malapetaka. Rumah tidak boleh tusuk sate, rumah tidak boleh besar di depan dan mengecil di belakangnya. Letak pintu, jumlah anak tangga, cendela, tempat tidur ruang tamu, dapur dan tempat tidur harus diperhitungkan dengan keharmonisan alam. Strategi letak rumah yang mendatangkan hokky dan sejahtera tidak baik kalau di depan kantor polisi, menghadap rumah sakit, tidak boleh ada pohon besar dan tiang listrik di depan pintu rumah, hindari rumah di sebelah jalan layang dan menghadap jembatan “

Pokoknya semuanya dihitug agar Hong/Feng (angin) dan Sui (air ) itu selaras dan seimbang supaya mendatangkan keselamatan, rejeki, dan keharmonisan rumah tangga. Bagaimana mungkin angin dan air bisa mendatangkan rejeki? Angin dan air hanya mendatangkan rejeki bagi tukang tambal ban dan PDAM. Memang sih, angin dan air merupakan kebutuhan vital yang tidak boleh kurang. Ban mobil saja kalau kurang angin bisa kempes apalagi manusia, kalau kurang angin bisa “game over”. Kelebihan angin juga tidak baik, nanti kembung dan sering kentut. Demikian juga kalau kekurangan air akan cepat game juga. Hubungan angin dan kesehatan memang masuk akal, tetapi hubungan angin, air dengan rejeki, kaharmonisan rumah tangga sangat mengada-ada. Dan bukan hanya mengada-ngada, tetapi juga menjadi sebuah penyembahan kepada alam semesta, karena yang dipercaya memberi rejeki dan kemarmonisan dan mendatangkan malapetaka adalah alam semesta. Ini merupakan pelanggaran terhadap hukum pertama.

Pada zaman ini, Iblis tidak saja mencobai manusia dengan memakai kemenyan, memberi sesajen untuk mendapatkan kekayaan. Hal hal seperti itu pasti tidak akan dilakukan oleh orang kristen. Tetapi sekarang Iblis memakai Hongusi sebuah kebudayaan dna kepercayaan Tionghoa yang sudah sangat lama untuk mencobai orang orang kristen. Banyak orang kristen tidak sadar dan menggantungkan dirinya kepada hongsui-hongsui semacam itu. Mereka tidak menyadari bahwa dnegan melakukan nasehat-naeshat hingsui seperti itu, sebenarnya mereka sudah menembah kepada ciptaan, yakni angin dan air (Hong dan Sui). Padahal Alkitab mengatakan bahwa ciptaan Allah itu sungguh amat baik adanya (Kej 1:31). Semua hasil ciptaan itu sudah final dan manusia tinggal menikmatinya saja. Apalagi manusia diciptakan pada hari terakhir eketika semua ciptaan sudh selesai dan sempurna. Ayub juga mengakui bahwa kekayaannya berasal dari Tuhan dan bukan karena hongsui-hongsui.

Sumber hidup manusia barasal dari Sang Pencipta bukan ciptaan.   Alkitab dengan jelas menyatakan segala sesuatunya berasal dari Allah (Kej 1:1). Itulah standar Allah yang menempatkan diriNya sendiri di posisi teratas untuk selama-lamya, sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya (Roma 11:36).

Musa dalam tulisannya mengatakan supaya jangan engkau mengarahkan matamu ke langit, sehingga apabila engkau melihat matahari, bulan dan bintang, segenap tentara langit, engkau disesatkan untuk sujud menyembah dan beribadah kepada sekaliannya itu, yang justru diberikan TUHAN, Allahmu, kepada segala bangsa di seluruh kolong langit sebagai bagian mereka, (Ulangan 4:19). Kegagalan Raja ahab salah satunya adalah mengandalkan Hong Sui dengan menyembah dan mengagungkan perbintangan Ia mendirikan kembali bukit-bukit pengorbanan yang telah dimusnahkan oleh Hizkia, ayahnya; ia membangun mezbah-mezbah untuk Baal, membuat patung Asyera seperti yang dilakukan Ahab, raja Israel, dan sujud menyembah kepada segenap tentara langit dan beribadah kepadanya (2 RAJ 21:3 ). Memperhitungkan Hong sui supaya makmur bukan saja merupakan penyembahan kepada alam ini tetapi juga merupakan pemberontakan kepada Allah.   Ketika orang kristen percaya kepada hongsui maka manusia berarti menyembah bukan kepada Allah lagi melainkan kepada ciptaan,kepada alam. Ketika orang kristen masih percaya kepada hongsui, maka kita berarti tidak mengakui Tuhan sebagai sumber berkat. Cobalah evaluasi kembali hidupmu. Apakah ekonomimu maju pesat ketika sdr memakai Hongsui? Ataukah merosot? Sdr mesti bertobat dan minta ampun kepada Tuhan kalau dalam hatimu masih ada kepercayan-kepercayaan seperti itu. Dan perhatikanlah mereka yang memakai hongsui, di china, kenapa selama berabad-abad mereka tidak menjadi negara makmur? Baru beberapa tahun belakangan ini mereka mulai maju, sejak Mao Ste Tung berkuasa. Dan itu pun pernah mengalami kelaparan hebat tahun 1959 sehingga keluarga memakan anggota keluarganya yang baru meninggal. Bukan hongsui yang membuat seseorang kaya, makmur atau miskin. Kerajinan atau kemalasan yang membuat seseorang kaya atau miskin. Pro 10:4 Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya. Dan yang paling menentukan adalah Tuhanlah yang menjadikan kaya Pro 10:22 Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.1Sa 2:7 TUHAN membuat miskin dan membuat kaya; Ia merendahkan, dan meninggikan juga.hati-hatilah dengan tradisi. Tradisi dapat membuat hidup kita tidak beres, menyimpang dari Tuhan.

Kedua, Tradisi dapat menggantikan Kitab Suci.

Hal kedua yang salah dengan tradisi adalah bahwa tradisi itu dapat menggantikan Kitab Suci. Lihat ayat 9-13:

Yesus berkata pula kepada mereka: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri. (10) Karena Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati. (11) Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapanya atau ibunya: Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk korban--yaitu persembahan kepada Allah--, (12) maka kamu tidak membiarkannya lagi berbuat sesuatupun untuk bapanya atau ibunya. (13) Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan."Mar 7:9-13

Demi melaksanakan tradisinya, maka hukum Allah dianggap tidak berlaku. 

Sebelum lagu lagu Hymn dinyanyikan dalam gereja, gereja memakai lagu lagu dari kitab mazmur dalam bahasa latin. Sehingga ketika lagu Hymn dipekenalkan, lagu humn tersebut dianggap sebagai lagu sekular dan tidak disukai. Misalnya lagu reformasi martin luther: Allah kita benteng kukuh". Lagu itu syairnya ditulis oleh martin luther tetapi nadanya sudah dipakai di bar-bar di jerman sambil minum-minum bir.

Sekarang, setelah 400 tahun berlalu, ketika ada gereja gereja yang memakai mazmur untuk dinyanyikan, banyak yang bereakasi dengan keras. Lagu lagu itu dianggap terlalu ringan dan tidak berisi seperti lagu Hymn. Apa yang terjadi disini? Budaya sudah menggeser firman Tuhan. Masakan Mazmur dianggap tidak berisi?

Tradisi dapat menggantikan kitab suci dan bahkan dapat membuat kita mengabaikan kitab suci. Mengapa orang-orang Tionghoa menyembunyikan sapu pada hari imlek ? Sejak malam Imlek sampai dua hari kemudian, orang Tionghoa tidak boleh menyapu rumah karena dianggap menyapu rezeki yang datang.Itu ada legendanya

Menurut legenda, pada jaman dahulu kala terdapat seorang pedagang bernama Ou Ming yang selalu berpergian menggunakan perahu untuk menjalankan usahanya.

Suatu hari Ou sedang naik perahu di Danau Pengze. Tiba-tiba badai menghadang, sehingga perahu terdampar pada sebuah pulau. Ditengah kebingungan karena perahu rusak berat dan tidak dapat dipakai untuk meneruskan perjalanan, datang seorang bernama Qing Hongjun, pemilik dari pulau tersebut.

Qing mengundang Ou ke kediamannya dan menjamu Ou dengan hangat. Sebagai kenang-kenangan atas kunjungan Ou, Qing berminat memberikan sebuah tanda mata. Ou dipersilahkan memilih barang yang disukainya dari begitu banyak barang permata yang ada di rumah Qing.

Pada saat seorang pelayan Qing menghidangkan teh bagi Ou, secara tidak sadar terucap bahwa Ru Yuan adalah harta yang paling berharga.

Ou mendengarkan hal itu dan berpikir siapakah Ru Yuan itu. Namun dia memastikan bahwa Ru Yuan sangat berharga.

Akhirnya Ou meminta Ru Yuan kepada Qing. Meskipun pada awalnya Qing ragu, namun akhirnya Ru Yuan diberikan kepada Ou. Ternyata Ru Yuan adalah seorang pembantu wanita di rumah Qing yang sangat cantik.

Qing lalu mempersiapkan perahu untuk Ou. Pada saat perpisahan, Qing memberikan satu peti permata kepada Ru Yuan. Melihat permata yang sangat banyak, timbul pikiran jahat pada Ou untuk memiliki permata tersebut bagi dirinya sendiri.

Setibanya di rumah, Ou melayani Ru Yuan sangat baik. Sehingga lama kelamaan Ru Yuan terlena dan memberikan kunci peti permata kepada Ou.

Begitu mendapatkan kunci peti permata, sifat Ou langsung berubah total. Ru Yuan diperlakukan secara buruk dan disuruh bekerja keras siang dan malam. Menghidangkan teh, memasak, mencuci pakaian, dan banyak lainnya.

Suatu hari pada hari pertama Perayaan Tahun Baru Imlek, Ou berpikir bahwa Ru Yuan terlalu malas, karena baru bangun pada saat ayam berkokok, sehingga memukuli Ru Yuan.

Tidak tahan, Ru Yuan lari. Ou tidak tinggal diam, dia mengejar.

Melihat sebuah sapu tersandar pada pohon, Ru Yuan memutuskan untuk menghilang kedalam sapu. Bersamaan dengan menghilangnya Ru Yuan, semua harta benda dan permata yang ada di rumah Ou turut terbang dan menghilang ke dalam sapu.

Ou hanya bisa terpaku menyaksikan semuanya. Melaratlah Ou sejak saat itu.

Sesudah itu, setelah membersihkan rumah untuk menyambut Tahun Baru Imlek, orang-orang menyembunyikan sapu, dan segala macam pembersih lainnya, untuk menghindari jangan sampai semua kekayaan dan kesejahteraan tersapu habis. Tradisi seperti ini banyak tertanam di hati nurani orang-orang kristen, karena sejak kecil diajarkan seperti itu. Sdr perlu memeprkuat diri sdr dengan kebenaran firman Tuhan, supaya jangan sampai tradisi itu menguasai hati sdr dan kepercayaanmu. Sekali lagi hidup kita, kemakmurn kita, kesejahteraan kita tidaklah bergantung kepada sapu dan menyapu. Jangan karena masalah sapu, lalu sdr mengabaikan kitab suci yang mengatakan: hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia. Alkitab mengajarkan kita agar berakar di dalam Kristus. Pemikiran kita, sikap kita dan tingkah laku kita seharusnya sudah dikuasai oleh firman Tuhan. Walaupun dalam diri kita masih ada tradisi-tardisi, namun kita mesti ingat satu hal, bahwa tradisi itu ada yang baik dan ada yang tidak baik. Jangan sampai tradisi menggeser firman Tuhan dalam hati kita

Ketiga, Tradisi dapat memutar balik kebenaran teologis.

Tradisi juga dapat memutar kebenaran teologis. Yesus membuat ini jelas dalam ayat 14 dan 15: Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: "Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. (15) Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya."

Orang Farisi sudah memutar balik kebenaran teologis. Kenajisan dianggap berasal dari luar, karena tidak cuci tangan, padahal kenajisan itu berasal dari dalam hati, karena dari situlah banyak terjadi pencemaran. Jadi pencemaran ekternal sangat diitonjolkan dan menghilangkan kecemaran internal.

Saya ingat, sebelum menikah, setiap kali Imlek, selalu dapat Angpao. Pada waktu SD, saya dapat angpao, langsung saya beli salak. Nyaris semua salak si penjual habis dibeli sama saya. Mama saya kaget luar biasa ketika saya pulang bawa salak yang demikian banyak. Setiap Imlek, selalu dapat angpao, sampai setelah menikah, enggak dapat lagi. Mengapa? Apa makna angpao?

Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia Budi Santosa Tanuwibawa, Jumat (12/2/2010) kepadaKompas.com, mengatakan, angpao memiliki makna filosofi transfer kesejahteraan atau energi. "Transfer kesejahteraan dari orang mampu ke tidak mampu, dari orangtua ke anak-anak, dari anak-anak yang sudah menikah ke orangtua," ujarnya. Orang Tionghoa memang memiliki banyak simbol-simbol. Menurut saya, angpao memang mengandung makna hurufiah mentransfer kesejahteraab. Angpao yang isinya uang gede memang betul betul mentransfer kesejahteraan. Bayangkan, kalau saya lagi butuh uang dan dikasih angpao 1 juta. Angpao itu seperti air dipadang gurun. Saya akan punya kekuatan lagi menjalani hidup dengan angpao yang jumlahnya lumayan itu. Tetapi kalau angpaonya hanya 1000, maka itu belum bisa dikatakan transfer kesejahteraan. Itu hanya simbolis nya saja. Sebenarnya bukan yang dari luar yang bisa menjasikan kita. tetapi apa yang dari dalam. Kalau terima angpaonya tidaklah menjasikan, yang tidak boleh adalah filosofinya. Saya telah dikasih angpai oleh orang kaya, maka saya juga akan menjadi kaya. Jangan sampai tradisi memutar balik kebenaran teologis kita, yakni bahwa Tuhanlah pemberi segala karunia yang baik dan tujuan utama manusia bukanlah kekayaan melainkan mempermuliakan Tuhan.

Pada waktu tahun baru Imlek, biasanya dinyalan lilin atau lampion, warga Tionghoa berharap agar dalam satu tahun ke depan, hidup mereka menjadi terang seperti lilin. Mereka juga makan Kue lapis yang merupakan simbol keinginan agar di tahun mendatang, rejeki melimpah dan berlapis-lapis. Bunga sedap malam dihadirkan sebagai tekad untuk terus berlaku baik dan harum, seharum bunga sedap malam.  Semua itu merupakan simbol-simbol. Kita Juga pada malam natal memakai lilin sebagai simbol bahwa kita akan menajdi terang di dunia ini. Orang Tionghoa juga memakai baju merah dan warna merah itu ada dimana-mana pada waktu Imlek. Apa makna di balik warna ini? Peneliti dan Budayawan Tionghoa, David Kwa menjelaskan, warna merah bermakna kebahagiaan. Nah, memasuki tahun baru ini, diharapkan segala kesedihan dan 'kegelapan' akan sirna dan berganti dengan kebahagiaan."Merah itu warna bahagia, juga unsur dari 'yang'. Warna merah juga warna panas, warna matahari, api. Jadi, diharapkan pada tahun baru ini, ada suasana kebahagiaan dan suasana yang negatif pergi," ungkap David, Kamis (7/2).

Semua itu tidak akan membuat kita berdosa asalkan tidak menjadi filosofi hidup kita. Jadi bukan lilin yang membuat kita menandi terang, bukan sedap malam yang membuat kita berlaku harum , juga bukan kue lapis yang membuat rejeki berlapis-lapis, juga bukan karena warna merahnya, Tetapi Tuhanlah yang membuat kita seperti itu. Ketika benda-benda itu ada, no problem. Ketika tidak ada, jangan dicari dan kemudian hati tidak tenang pada waktu enggak ada benda-benda itu. Kalau hati sudah tidak tenang karena di tahun baru tidak ada lampion, tidak ada dodol, tidak ada kue lapis dan tidak ada bunga sedap malam, maka itu artinya saudara sudah dipegaruhi oleh filosofi Tao atau Kong Fu Cu. Jadi Tradisi jangan sampai menggeser pemahaman Teologis nya kita.

Senin, 08 Februari 2010

Perumpamaan tentang Pukat

Oleh: Pdt. Yohannis Trisfant, MTh

Mat 13:47-50 "Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. (48) Setelah penuh, pukat itupun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang. (49) Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, (50) lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.

Beberapa murid Yesus adalah nelaya, itulah sebabnya, pada saat Dia mengajar mengenai akhir zaman, Tuhan Yesus memakai ilustrasi penangkapan ikan untuk membuat kebenaran yang sangat abstrak menjadi jelas.

Ilustrasi mengenai penangkapan ikan ini, pasti akan lebih jelas kalau saudara pernah pergi ke pinggir pantai misalnya pangandaran dan melihat beberapa nelayan menjala ikan. Pertama-tama para nelayan itu akan membawa jalanya dengan perahu ke laut, kira-kira sampai beberapa ratus meter. Setelah itu mereka menarik jala itu. Proses menarik jala dilakukan dari pinggir pantai oleh beberapa orang nelayan. Proses menarik jala ini bisa berlangsung lebih dari satu jam. Setelah jala tersebut berhasil ditarik ke pinggir pantai, maka nampak di dalam jala terdapat berbagai jenis ikan. Ada jenis ikan yang da[at dimakan dan ada juga yang tidka dapat. Para nelayan ini memilih-milih ikan tersebut. Yang dapat dimakan dimasukkan ke dalam wadah tertentu, sedangkan yang tidak di buang di pinggir pantai. Tuhan Yesus mengatakan :" demikian juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, (50) lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.

Ada beberapa kebenaran yang bisa kita pelajari dari perumpamaan Tuhan Yesus ini

Pertama, semua orang suatu hari akan dibawa ke penghakiman akhir.

Kita tidaklah bisa mengetahui masa depan kita. saudara yang sekolah ahri ini, tidak bisa mengetahui kelak akan ekrja dimana? Saudara juga tidak akan tahu akan menikah dengan siapa nanti? Kita juga tidak bisa tahu apakah kita akan panjang umur dan akan hidup sampai tua? apakah kita tidak akan kena kanker? Kita tidak tahu. Kita tidak tahu nanti bagaimana caranya kita amti. Apakah mati karena ketabrak mobil atau mati karena penyakit? Banyak hal yang tidak kita ketahuyi dalam dunia ini. Tetapi ada satu hal yang kita tahu dengan pasti dan Tuhan memberitahukan itu kepada kita, yakni setiap kita akan dihakimi kelak oleh Allah. Tuhan Yesus memberitahukan ini dalam perumpamaannya. Setiap ikan yang berada di danau akan dikumpulkan dan kena jala. Nelaya tidaklah memakai pancing untuk menangkap ikan satu persatu, tetapi mereka memakai jala. Dan kalau memakai jala, maka ikan-ikan tidak akan bisa lolos. Sekarang ini saja, dengan penangkapan ikan memakai pukat harimau dan kapal-kapal besar, dan cara cara penangkapan ikan yang merusak eksosistem , diperkirakan Ikan akan Habis Tahun 2048. Maksud dari perumpamaan Tuhan Yesus ini adalah bahwa setiap orang akan datang dan berdiri di hadapan Allah yang kudus pada hari penghakiman,tidak akan ada yang bisa lolos. Kita bisa lolos dari penghakiman manusia, tetapi kita tidak bisa lolos dari penghakiman Allah. Pada saat ada yang mencuri dan tidak ketahuan, dia lolos dari penghakiman manusia, tetapi tetap tidak akan lolos dari penghakiman Allah.

Kedua, akan ada proses pemisahan. Para nelayan memiliah-milah ikan yang sudah masuk ke dalam jaring. Pada akhir zaman pun, semua orang akan dipilah-dipilah. Jadi hanya ada dua jenis orang, yakni orang benar dan orang jahat. Sekarang ini masih susah membedakan antara orang benar dan orang jahat. Ada banyak orang jahat yang kelihatannya baik-baik. Ada aktivis gereja yang sampai menipu 70 milliar. Kenapa dia sampai bsia menipu orang sampai 70 miliar? Karena omongannya selalu haleluya. Orang jahat yang berkedok orang baik. Tetapi suatu waktu, kedua macam orang itu akan dipisahkan.

Jadi hanya ada dua macam orang, yakni orang benar dan orang jahat. Orang yang disambut ke sorga dan orang yang dibuang ke dalam neraka. Tidak ada orang yang berada ditengah-tengah. Ini adalah sesuatu yang hitam putih.Hanya ada dua amcam orang, yakni yang percaya kepada Kristus dan dan yang tidak percaya. Enggak ada orang yang berada di tengah-tengah. Walaupun saudara cukup baik, dan suka membantu orang lain, tetapi itu tidak cukup untuk membuatmu berada dalam kelompok orang benar. Karena kebenaran yang membjuat kita layak berada dalam kelompom orang benar adalah kebenaran karena Kristus. Pada akhir zaman, hanya ada dua macam orang, yakni percaya lepada Kristus atau tidak. Enggak ada kategori yang lain. Dan pasti akan terjadi pemisahan antara yang percaya dan yang tidak percaya, 

Ketiga, yang percaya kepada Kristus akan berada di sorga dan yang tidak percaya akan berada di neraka.

13: 49 Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar (50) lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.

Ada orang yang tidak yakin dengan keberadaan neraka atau penghukuman Allah ini. Ada Seorang ibu, yang anaknya telah diperkosa dan dibunuh secara brutal. Pada saat sidang pengadilan, terlihat bahwa si Pemerkosa dan pembunuh itu jelas-jelas tidak bertobat. Dia bahkan menrtawakan ibu dari anak perempuan yang telah daa perkosa dan bunuh itu. Setelah sidang, ibu mengatakan kepada para wartawanbahwa ia tidak ingin penjahat itu di hukum mati . Dia ingin penjahat itu dipenjara seumur hidup karena dia ingin supaya penjahat itu tersiksa seumur hidupnya. Dia tidak mau kalau penjahat itu langsung mati. Terlalu enak baginya. Apakah benar seperti itu si ibu ini berarti tidak menyadari akan keberadaan neraka dan akan keadilan Allah. Padahal, hukuman bagi penjahat itu akan lebih mengerikan ketika dia berada di neraka daripada berada dalam penjara.

Apakah itu neraka?

Neraka melibatkan penderitaan emosional.

Apa yang saudara bayangkan mengenai neraka? Ada seseorang pria melambai-lambai kepada teman-temannya dan mengatakan selamat tinggal, "Sampai jumpa di neraka." Dan mereka semua tertawa. Orang itu tidak khawatir tentang neraka. Ada banyak orang yang berolok-olok dan mengatakan bahwa neraka adalah tempat yang tepat tanpa aturan, tidak ada orang beragama, tidak ada kekangan. Sehingga mungkin kita menganggap neraka itu lebih indah dari sekolah bina bakti yang banyak aturan. Ada yang mengatakan :" "Kita bisa pesta dan konser bersama micahel jackson. Bisa bertemu dengan pelacur-pelacur cantik, bintang-bintang film seksi. Itu adalah imajinasi manusia. Namun Alkitab, memakai bahasa yang menakutkan untuk mengkomunikasikan neraka itu seperti apa. Neraka bukanlah tempat yang menyenangkan

Neraka adalah tempat penderitaan secara emosional. Kata Gehenna sering digunakan dalam Alkita untuk neraka. Kata ini mengacu pada lembah yang dalam atau di luar kota Yerusalem. Semua sampah yang menumpuk sepanjang hari itu dilemparkan ke lembah itu pada malam hari dan dibakar di sana. Ini adalah sampah yang menyala 24 jam sehari, tahun demi tahun. Ketika Anda pergi ke sebuah tempat sampah, saudara tidak merasa bersalah melemparkan barang-barang di tempat sampah. Barang-barang yang Anda bawa ketempat sampah adalah barang-barang yang tidak berguna,tidak bisa diperbaiki lagi atau rugi kalau diperbaiki. Pokoknya benar-benar adalah barang-barang yang tidak berguna. Alkitab mengajarkan bahwa orang-orang kafir akan diberi tempat di neraka. Jadi kata gehena menggambarkan bahwa orang-orang yang berada di neraka sadar bahwa mereka telah dianggap tak berguna, yg tdk dpt ditukar, mereka hanya cocok untuk tujuan yang tidak baik.

Orang-orang yang berada di neraka akan menyadari bahwa mereka telah dianggap sampah untuk selamanya. Kalau saudara di dunia ini merasa dirimu tidak berharga dan dianggap sampah oleh keluargamu atau teman-temanmu, sdr tidak perlu terlalu sedih dan enggak perlu terlalu dipikirkan. Karena bukan Allah yang menganggap sdr demikian.

Kalau kita bisa melihat Allah menghargai kita maka kita akan bersukacita. Sdr akan melihat dirimu berharga. Tetapi kalau Allah sendiri menganggap diri kita tidak berguna dan adalah sampah, maka ini adalah sebuah penderitaan yang berat. Mereka yang berada di neraka mengalami penderitaan emosional yang selamanya karena Allah telah menganggap mereka tidak bisa lagi pakai, tidak bisa lagi diperbaiki,sudah tidak berharga dan sebagai sampah.  Mereka telah dibuang ke tempat sampah. Dapatkah Anda bayangkan penderitaan emosional itu?

Bentuk lain dari penderitaan emosional berasal dari sebuah kalimat Yesus digunakan dalam Matius 13:50 "Di neraka, akan ada kertak gigi." Kita biasa mendengarkan kertak gigi. "Apakah Anda pernah mendengar suara-argmmm. Kalau saudara melakukan sebuah kesalahan, misalnya saudara salah menjawab soal pada waktu test. Saudara kemudian mengatakan: ahrg.........salah. Lain kali saya akan hati-hati. Kalau saudara main basket dan sdr tidak bisa memakai kesempatan yang baik untuk memasukkan bola, sdr kemudian mengkertakkan gigi dengan jengkel dan sdr bertekad akan lebih baik lain kali.mungkin ini namanya penyesalan. Kertak gigi itu bisa dilukasikan sebagai sebuah penyesalan. Sdr tahu ada beberapa bentuk penyesalan dalam hidup ini.

Orang mengatakan bahwa penyesalan itu bermacam-macam

· penyesalan 1 menit: salah ngomong….tapi ee.satu menit kemudian salah lagi………memeang dasar ember.com

· Penyesalan 1 hari. Salah masak. (Nasi sudah menjadi bubur ayam). Hari itu makan bubur deh seharian. Atau salah masak. Maunya sayur asem, malah jadinya cuka.

· Penyesalan 1 mingg. Ini penyesalannya bang kumis yang salah model potongan kumisnya. Maunya punya kumis kayak Yusuf Kalla. Tetapi salah potong, jadinya kayak hitler. Atau maunya kayak einstein, eh.....salah potong, jadinya kayak Saddam Husein. Yah.. akhirnya nunggu seminggu nunggu sang kumis numbuh. Kesalahannya beberapa menit, nyeselnya mingguan.

· Penyesalan 1 bulan Salah potong rambut. (Satu bulan kemudian sudah tumbuh lagi)

· Penyesalan 1 tahun Tidak naik kelas. (Tahun depan baru naik kelas)

· Penyesalan 2 tahun Tidak naik kelas lagi (setelah tahun lalu tidak naik)

· penyesalan seumur hidup: salah kawin. Ini penyesalan orang yang salah milih isteri. Lha milih isteri cuma dilihat dari penampakan luar saja. Maunya yang hitam manis. Setelah manisnya hilang tinggal hitamnya. Dia cari istri yang kriterianya enggak permanen, akhirnya setelah bosan, menyesal deh seumur hidup.

· Penyesalan kekal adalah ketika sdr berada dalam neraka.

Penyesalan ini tidak bisa diperbaiki lagi, karena sudah tidak ada kesempatan. Sdr sudah berada di dalam kekekalan. Inilah yang disebut kertak gigi. Sdr akan berulang-ulang mengertakkan gigi sdr arghmmm..... Sdr mungkin akan berkata: "Aku gagal, aku gagal, aku telah menyia-nyiakan hidupku. Penyelasan sdr itu tidak akan berhenti. Sdr akan berkata:"  "aku tahu lebih baik.aku tahu Yesus adalah Anak Allah. Aku punya kesempatan. Tetapi mengapa aku menolaknya. Aku. Arrrgh!"  "Bagaimana mungkin aku bisa begitu bodoh!" Dan hal yang mengerikan adalah tidak ada kesempatan memperbaiki penyelasan itu. Itu adalah kertak gigi selamanya.

Neraka bukan hanya penderitaan secara emosional melainkan juga adalah penderitaan fisik.

"Apa jenis penderitaan fisik yang dialami oleh mereka yang berada dalam neraka? Dalam Lukas 16 dan di tempat-tempat lain di seluruh Kitab Suci, kita selalu mendengar ungkapan yang berhubungan dengan api, sampai-sampai orang kaya dalam kisah Lazarus meminta agar lazarus memberikan setets air kepadanya.  Orang kaya ini tidak meminta satu tong air atau satu botol atau 1 termos atau 1 cangkir atau seteguk air.  Dia hanya mengatakan satu atau dua tetes. Satu tetes itu sangat berhaga bagi dia. Nilai satu tets air bagi orang yang ada di enraka itu tak terlukiskan. Dan Alkitab mengatakan bahwa jenis penderitaan fisik itu tak henti-hentinya akan dialami, baik itu siang maupun malam.

Kadang-kadang kalau kita sakit kaki karena jatuh, untuk beberapa hari lamanya, kita jalan berhati-hati. Tetapi itu enggak lama. Beberapa minggu kemudian sudah bisa jalan normal. Kalau seseorang sakit kanker pun dan itu akan dialaminya seumur hidup, tetapi itu bukan selamanya. Dia akan mati dan lepas dari penyakit kanker itu.

Namun berbeda dengan penderitaan fisik dalam neraka. Penderitaan itu tidak akan pergi-pergi. Itu akan menetap dialami oleh mereka selama-lamanya.

Selanjutnya dalam neraka terdapat kesedihan

Ada yang menganggap bahwa di neraka bisa membuat sebuah persekutuan. Bisa kongkow-kongkow di neraka. Pandangan seperti itu pandangan konyol. Mana ada persekutuan, mana ada lagi persahabatan dalam neraka. Neraka akan diisi dengan orang-orang syang telah dihancurkan oleh rasa sakit emosional, oleh penderitaan fisik, tidak akan ada kekuatan lagi untuk membangun persaudaraan, persahabatan, atau persekutuan.

dan yang lebih celaka adalah mereka yang berada dalam Neraka akan mengalami penderitaan rohani. Ini adalah penderitaan terburuk.

Dalam dunia ini kita masih bisa merasakan rahmat Allah yang tidak pernah habis, yang selalu baru setiap pagi. Seorang penjahat yang berada dalam penjara, amsih bisa melihat keluar melalui jeruji penjara, masih bisa melihat langit. Kebaikan Allah masih dirasakannya. Dia masih bisa merasakan senang. Tapi di neraka? Kasih dan rahmat Allah sudah tidak dirasakan lagi. Di situ hanya ada kekacauan, kebingungan, keputusasaan, kesia-siaan, umur tak terbatas.Pagi tidak pernah datang, dan cahaya tidak pernah dialami, tidak ada lagi keindahan, tidak ada lagi sukacita, tidak ada lagi kesenangan. Betul-betul terpisah dari rahmat Allah.

Penulis Kitab Suci menggambarkan neraka itu sebagai jurang maut. Kita mungkin pernah bermimpi masuk ke dalam jurang. Dan kemudian kita memegang sesuatu yang menahan kita agar tidak terjatuh ke dalam jurang. Neraka itu seperti jurang maut. Orang-orang sedang tergantung dan memegang Allah. Dan orang-orang tersebut kemudian merasa tidak membutuhkan Allah. Lalu mereka melepaskan pegangannya itu. Dan ketika mereka melepaskan pegangannya , mereka kemudian jatuh dan semakin jauh dari satu-satunya sumber bantuan, semakin jaiuh dari sumber kebenaran dan sumber kasih. Mereka yang sudah jatuh ini sadar sudah membuat kesalahan akrena melepaskan Allah. Namu sudah tidak bisa kembali lagi, akrena mereka sudah jatuh sangat dalam dan sangat JAUHH.....H HHHHH DARI ALLAH. Merka sudah tidak bisa kembali lagi. Mereka sudah jatuh, jatuh dan jatuh. Terpisah sangat jauh dari Allah. . Berapa lama mereka jatuh dan terpisah dari Allah? Selama-lamanya. Dan saat jatuh, mereka akan semakin jauh dari sumber pengharapan, jauh dari sumber kasih dan jauh dari sumber kebahagiaan. Ini sangat mengerikan

Hidup saudara akan berakhir di neraka , kalau sdr menolak pribadi dan karya pengorbanan Yesus. Semua orang suatu hari akan dibawa ke penghakiman. Kita semua akan dipisahkan antara yang percaya kepada kristus dna yang tidak percaya. Dan yang percaya kepada Kristus akan berada di sorga dan yang tidak percaya akan berada di neraka.

Sdr mungkin mengatakan bahwa dirimu cukup baik dan pantas masuk surga. Tetapi itu bukan jaminan. Calvin mengatakan bahwa walaupun seseorang itu sangat teliti memeriksa dirinya sendiri, ia bersalah dalam banyak hal, sehingga bisa saja ia tidak melihat kesalahan-kesalahan yang dilihat oleh Allah.semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Jadi tidak ada seorangpun yang tidak berdosa. Semua manusia membutuhkan penebusan dosa melalui Kristus Yesus. Dan kejahatan utama yang akan membawa saudara ke neraka adalah menolak pribadi dan karya Yesus Kristus. Ibrani 10:29: Heb 10:29 Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?

Kita saat ini ibaratnya sedang berada di sebuah panggung. Bukankah ada lagu yang mengatakan bawha dunia ini panggung sandiwara? Kita semuanya sedang berada di panggung dan kita sedang dalam perjalanan menuju ujung panggung. Ujung panggung adalah akhirat, kematian, kekekalan. Kita semua semakin bertambah usianya dan semakin dekat dengan kematian. Dalam perjalanan hidup kita ini, kita pasti pernah dan sering tersandung dan jatuh dan kita melakukan dosa. Kita melanggar standar kekudusan yang Allah tetapkan. Dosa itu adalah sesuatu yang serisu dihadapan Allah. Dan kita seringkali mengabaikan Allah dan terus berbuat dosa, Tanpa kita sadari diri kita semakin dekat dan dekat ke alam baka,

Cepatlah datang kepada kristus sebelum hari penghakiman kitu tiba, dimana akan dipisahkan antara orang benar dan orang jahat. Keputusanmu hari ini berdampak kekal. Kalau sdr menolak Kristus, sdr jangan menyalahkan Allah ketika kelak berada di dalam neraka. Kalau sdr menolaknya hari ini mungkin lain kali sudah tidak ada kesempatan lagi. Rendahkanlah Dirimu dihadapan Allah. Sdr membutuhkan seorang Juruselamat. Tanpa Kristus, berarti saudara sedang berlayar menuju kekuburan tanpa Kristus. Saudara bisa saja mengatakan saya fanatik, tetapi itu tidak akan mengubah kebenaran bahwa ada surga dan ada neraka. Dan sdr akan berada Neraka jauh lebih lama daripada kehidupan ini.Datanglah kepada Kristus dan mintalah Dia menjadi Juruselamatmu. . Percayalah kepadanya untuk pengampunan dosa .

Dan bagi saudara yang sudah percaya, bersukacitalah bahwa saudara sudah terhindar dari, kengerian neraka. Pujilah Tuhan untuk apa yang sudah dikerjakanNya melalui Kristus. Pintu neraka sudah ditutup untuk sdr. Saudara tidak akan pernah pergi ke sana. Terima kasih Tuhan untuk itu. Dan saudara yang sudah menerima anugerah keselamatan, jadilah saksi Tuhan bagi orang-orang yang saudara kasihi. Ketika saudara bersaksi, hal ini tidaklah sama dengan menawarkan baso tahu kepada seseorang. Eh...amu enggak baso tahu?......kemudian orangnya mengatakan: enggak ah.saya tidak suka. Lalu saudara menjawab:" enggak apa-apa. Memberitakan Injil bukan seperti itu. Memberitakan Injil memiliki konsekkuensi yang serius. . Apa yang kita lakukan adalah bisnis yang serius.ini adalah masalah kekekalan, antara sorga dan neraka.

Selasa, 02 Februari 2010

Mengabaikan Allah (Yakobus 4:13-15)

oleh Pdt. Yohannis Trisfant, MTh

Sebelum kapal Titanic tenggelam, ada sebuah kapal mewah yang lain yang hilang di perairan . Pada tahun 1909, sebuah kapal pesiar raksasa yang sama mewahnya dengan Titanic yakni Waratah berpenumpang 210 orang dan memuat barang seberat 6.500 ton, secara misterius hilang di tengah lautan luas. Kapal pesiar Waratah merupakan kapal yang paling besar dan mewah waktu itu, dan disebut sebagai kapal yang “anti tenggelam sepanjang masa”. Perlengkapannya sangat mewah, di bagian kabin, lebih megah daripada kapal Titanic, dan setara dengan hotel Ritz di Swiss saat ini yang tergolong supermegah.

Teknik pembuatan dan teknologinya dapat dinilai nomor satu di dunia. Pelayaran perdananya sangat lancar, dan dengan cepat menimbulkan kegemparan di dunia, sejumlah besar orang ternama dan kaum ningrat semuanya merasa bangga mengadakan perjalanan dengan menumpangi sebuah kapal pesiar yang demikian besar ini. Tetapi kapal yang sangat besar itu, hilang di tengah lautan. Kapal Waratah tidak dilengkapi dengan komunikasi radio dan instalasi telegram, karenanya setelah bertolak dari Durban, ia tidak mempunyai hubungan komunikasi lagi dengan daratan, juga tidak mengirimkan sinyal pertolongan apa pun.

Ahli pencari dan penyelamat bencana laut berpendapat, bahwa kapal uap itu telah tenggelam di lautan luas. Namun, sebab-sebab insiden tersebut malah simpang siur dan membingungkan. Sejumlah ahli menganggap, bahwa desain atau rancangan kapal bermasalah, bagian geladak kapal terlampau berat, sehingga mengakibatkan insiden tenggelamnya kapal. Selain itu, sejumlah ahli lainnya menganggap, bahwa kapal itu ditarik ke dalam sebuah pusaran yang misterius di tengah samudera, dan itu adalah suatu yang tidak bisa dilawan oleh kekuatan manusia.

Kapal yang anti tenggelam ini ternyata tenggelam juga tanpa diketahui penyebabnya.

Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1912, terjadi insiden kapal Titanic. Kapal ini juga dikatakan sangat canggih teknologinya dan tidak mungkin tenggelam dan kalaupun tenggelam, pasti akan mengambil masa dua hari. Kesombongan ini terjawab pada April 1912. Saat pelayaran pertamanya, kapal ini menabrak karang es dan tenggelam hanya dalam tempo kurang dari tiga jam berikut 1.500 penumpangnya.

Kesombongan menutup mata manusia terhadap realitas, sehingga kita tidak dapat melihat ketidakwajaran dalam tindakan-tindakan kita. seringkali orang-orang kristen membuat rencana dan berbicara seolah-olah mereka adalah tuan atas hidupnya dan Allah itu tidak ada. ini tentu merupakan sebuah kebodohan dan kesombongan. Kalimat-kalimat yang angkuh dan mengabaikan Allah yang diucapkan tentang kapal Waratah dan Titanic, juga seringkali dilakukan oleh orang-orang kristen.

Yakobus seringkali mendengarkan kalimat-kalimat yang angkuh tersebut. Disini dia hendak menunjukkan kepada pembaca suratnya bahwa gaya hidup yang seperti itu, adalah hidup yang sia-sia dan merupakan praktek ateisme. Dan ternyata gaya hidup yang seperti itu dilakukan oleh orang-orang kristen.

Surat Yakobus ini ditujukan kepada orang-orang Yahudi kristen yang berada di perantauan. Dia menulis surat, bukan kepada yang Non kristen.

Jadi dosa kesombongan atau dosa mengabaikan Allah dalam bagian ini dilakukan oleh orang kristen.

Jas 4:13 Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung",

di ayat 13 ini, Yakobus memberikan sebuah contoh mengenai orang kristen yang melakukan rencananya dan bekerja tanpa memikirkan mengenai Allah. Dengan mengabaikan Allah, maka mereka menunjukkan kangkuhan . Orang kristen seringkali diserang oleh dosa seperti ini, yakni tidak mau datang kepada Allah dalam doa untuk menyerahkan segala rencana-rencananya.

Dalam ayat ini Yakobus memberikan contoh mengenai para bisnisman. Para bisnisman ini mengatakan bahwa hari ini atau besok kami akan berangkat ke kota anu dan disana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung. Apakah salah kalau bisnisman ini pergi ke sebuah kota..... lalu tinggal disana untuk jangka waktu tertentu lalu berdagang dan mendapatkan keun tungan? tentu saja, hal ini tidaklah salah. Kita tidak bisa menyalahkan seseorang yang berdagang, karena ini merupakan bagian daripada hidup.

Tuhan Yesus juga pernah mengatakan seperti ini dalam Mat 24:38 Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera,

Pada waktu orang-orang pada zaman Nuh makan, minum, kawin mengawinkan, sebenarnya hal itu juga tidaklah salah. Manusia butuh makan, manusia butuh minum dan manusia juga ingin menikah. Tidak ada yang salah dengan makan, minum, pesta kawin. Bukan itu point utamanya. Point utamanya adalah bahwa orang-orang pada zaman Nuh menganggap diri mereka bisa hidup tanpa Allah. Allah tidak memiliki tempat dalam kehidupan mereka. Orang-orang pada zaman itu hidup seolah-olah Allah itu tidak ada. Hal seperti inilah yang juga terjadi dalam kehidupan orang-orang kristen yang menerima surat Yakobus ini . Para pedagang itu tidaklah salah ketika mereka pergi keluar kota dan kemudian berdagang. Yang salah adalah mereka lakukan itu seolah-olah tidak ada Allah. Mereka tidak menyerahkan rencana mereka kepada Allah. Seolah-olah mereka bisa memprediksi apa yang akan terjadi di depan. Seolah-olah hidup mereka tidak akan berakhir.

Jadi Yakobus tidaklah mengharamkan pekerjaan berdagang. Yakobus juga tidaklah menuliskan mengenai etika membeli dan menjual. Hal yang dipersoalkan oleh Yakobus adalah para pedagang mengabaikan Allah. Bagi mereka, uang itu lebih penting daripada melayani Allah. Mereka membuat rencana untuk masa depan tanpa mencari kehendak Allah. Mereka hidup seperti pria kaya yang bodoh dalam perumpamaan Tuhan Yesus (Luk 12:16-21) yang mengatakan:” Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. (19) Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! (20) Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?

Mereka semua gagal menyadari bahwa mereka tidak dapat menambah hidup mereka satu menit pun. mereka sehaursnya bergantung sepenuhnya kepada Allah. Mereka terlalu angkuh dan menganggap diri hebat dan menguasai hari depan dan mampu menghasilkan keuntungan. Padahal besok pun mereka tidak tahu akan terjadi apa. Besok mereka bisa mati. Karena hidup manusia itu seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap Yak 4:14

Para pedagang ini tidaklah mencari apa arti hidup mereka. Mereka hanya mencari uang, uang dan keuntungan. Mereka lupa bahwa hidup mereka bukan untuk uang. Mereka tidak mengingat yang dituliskan dalam kitab pengkotbah 12:13: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. Tujuan hidup mereka seharusnya adalah memuliakan Allah dan menikmati Allah selamanya. Mereka hanya memikirkan bisnis dari hari ke sehari dan tidak memikirkan makna hidup mereka. Bahkan bukan hanya makna yang tidak terpikirkan, mereka pun juga tidak memikirkan berapa lama sih hidup saya ini. Mereka betul betul mengabaikan nasehat Salomo yang mengatakan :” Pro 27:1 Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu.

Jadi mereka membicarakan rencana-rencana hari esok, seolah-olah ada sebuah kepastian. Namun masalahnya adalah mereka tidak dapat mengontrol hari esok itu. Mereka menjalani hidup tetapi gagal mengerti maknanya dan tidak menyadari bahwa hidup mereka itu ada akhirnya.

Yakobus membandingkan hidup manusia itu seperti uap yang sebentar saja ada, tetapi kemudian lenyap. Hidup manusia lemah dan tidak bisa tahan lama. Musa yang hidup 120 tahun menuliskan:” Psa 90:10 Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.

Lalu bagaimankah seharusnya sikap orang-orang kristen ? Yak 4:15 menuliskan:” Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."

Yakobus mengajarkan bahwa Allah itu berdaulat dalam hidup kita. Di dalam seluruh perencanakan dan tindakan dan prestasi, kita harus mengakui Allah.

Kata-kata jika Tuhan menghendaki adalah kata-kata yang umum dipakai dalam beberapa budaya dan agama. Akibatnya kata-kata ini bisa kehilangan maknanya karena saking seringnya diucapkan. Tetapi mengapa Yakobus memberitahukan kepada pembacanya akan formula ini? Dia menunjukkan kepada mereka bahwa hidup mereka ada ditangan Tuhan yang berdaulat dan bahwa mereka seharusnya mengakui Allah di dalam seluruh rencana mereka. Dia tidaklah memebritahukan kepada mereka kapan dan bagaimana memakai kalimat, “jika Tuhan menghendaki”.

Hal yang mengejutkan dari kata : jika Tuhan menghendaki” ini adalah kata ini tidak muncul di dalam Perjanjian Lama. Dalam Perjanjian Baru, kata ini dipakai oleh Paulus. Misalnya ketika Paulsu akan meninggalkan Efesus, dia berkata:” Act 18:21 Ia minta diri dan berkata: "Aku akan kembali kepada kamu, jika Allah menghendakinya." Lalu bertolaklah ia dari Efesus.

Demikian juga pada saat Paulus memberitahukan kepada jemaat Korintus, dia berkata: 1Co 4:19 Tetapi aku akan segera datang kepadamu, kalau Tuhan menghendakinya. Maka aku akan tahu, bukan tentang perkataan orang-orang yang sombong itu, tetapi tentang kekuatan mereka.

Kata ini kembali dia pakai ketika dia berjanji kepada orang-orang kristen di Korintus untuk memakai waktu bersama-sama dengan mereka jika Tuhan menghendaki. 1Co 16:7 Sebab sekarang aku tidak mau melihat kamu hanya sepintas lalu saja. Aku harap dapat tinggal agak lama dengan kamu, jika diperkenankan Tuhan.

Perjanjian Baru tidak memberikan sebuah indikasi bahwa rasul rasul memiliki sebuah rumusan: jika Tuhan menghendaki yang selalu dipakai” Bahkan dalam kisah rasul, kata-kata itu tidak pernah dipakai sebagai sebuah formula khusus. Ini artinya, bahwa kita tidak harus memakai kata-kata ini secara hurufiah seperti yang dilakukan oleh agama tertentu. Maksud Yakobus bukanlah mengatakan kata-kata itu setiap kali kita mau melakukan sesuatu. misalnya ada yang mengundang kita ke pesta, lalu kita selalu mengatakan:” jika Tuhan menghendaki saya akan datang” atau kita diajak ikut Persekutuan doa jumat oleh teman dna kita menjawab:’ jika Tuhan menghendaki saya akan datang. Enggak, bukan seperti itu maksudnya. Tidak setiap hal atau rencana kita harus mengatakan kalimat: jika Tuhan menghendaki. Kalau sdr mau mengatakan kalimat itu, setiap kali menjawab undangan orang juga enggak apa-apa. Hanya jangan menjadikan kalimat: jika Tuhan menghendaki: menjadi sebuah formalitas berbahasa saja. Apa gunanya formalitas bahasa kalau hatinya tidak mengamini kalimat itu. Apa artinya mengucapkan:jika Tuhan menghendaki” padahal kita mengabaikan Tuhan dalam rencana dan pekerjaan kita bahkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Tidak ada bagian dalam hidup kita yang terpisah dari Allah yang hidup. Inilah yang kita harus sadari, baik itu diucapkan maupun tidak diucapkan. Karena di dalam Dialah kita hidup, kita bergerak. Dan inilah sukacita kristen kalau kita selalu menyadari dan mengakui kehadiran Tuhan dalam hidup kita.

Kepuasan (Fili 4:11)

Oleh Yohannis Trisfant

Silahkan dipakai untuk pelayanan dna mohon cantumkan sumbernya. Jika dalam website mohon membuat link ke www.kotbah.org

Php 4:11 Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. (ITB)

Filipi 4:11 Saya mengemukakan ini bukan karena saya berkekurangan, sebab saya sudah belajar merasa puas dengan apa yang ada. (IBIS)

Apa itu kepuasan?

Banyak orang yang hidup dalam ketakutan karena ketidakpastian ekonomi. Bagaimana dengan pekerjaan anak kita? bagaimana dengan kebutuhan hidup kita? apakah akan tetap seperti sekarang? Akan kah terus tercukupi? Bagaimana kalau suatu waktu saya mengalami kekuarangan. Karena ketakutan-ketakutan seperti itu, banyak orang kristen yang tidak lagi mengalami damai sejahtera Allah. Namun sesungguhnya Allah ingin agar anak-anakn hidup dalam damai sejahtera. Damai sejahtera yang tidak akan dipengaruhi oleh situasi ekonomi atau kondisi yang buruk bagaimanapun. Damai atau ketenangan ini bisa kita miliki kalau kita tahu mengenai rahasia kepuasan.

Banyak sekali orang kristen yang bergumul dengan keraguan akan pemeliharaan Allah atas hidup mereka, sehingga mereka tidak pernah tenang dan menikmati hidup yang Tuhan berikan kepada mereka. Dan kalau bukan bergumul dengan dengan keraguan, biasanya orang kristen akan menyatakan keraguannya akan pemelihraaan Tuhan itu dengan cara serakah mengumupulkan harta. Karena mereka menganggap harus menyediakan sebanyak mungkin untuk persiapan masa tua. ini merupakan cara yang menyedihkan menjalani hidup ini. Hidup kita harus dijalani dnegan iman untuk mengalami kuasa supranaturalnya. Kita harus belajar untuk menjadi puas dalam segala keadaan yang sedang kita alami.

Puas dalam segala situasi memang sulit. Kita lebih gampang untuk tidak puas. Kalau panas mengeluh. Tuhan kenapa panas sekali? Tetapi kalau Tuhan memberikan hujan, juga mengeluh. Kenapa hujan aja? Susah kemana-mana, banjir. Hal ini terjadi karena merasa tidak puas.

Apa itu kepuasan? Kepuasan adalah bukan apa yang banyak orang berpikir. Kepuasan bukan berarti untung. Saudara seringkali mendengarkan orang berkata" untung yah saya hanya jatuh dari motor dan lukja-luka, dan tidak cedera otak. Untung, pesawatnya hanya delay dan tidak jatuh ke laut. Untung hanya dibates, atau hipertensi, bukan kanker. Atau untung, walaupun kanker, tetapi tidak sakit. Katanya, kalau kita selalu memikirkan bahwa keadaan kita tidak terlalu buruk, maka kita akan bisa menjadi puas. Atau kalau kita membandingkan keadaan kita dengan orang lain ternyata masih lebih baik, maka kita juga dapat merasa puas. Memang dengan cara itu kita masih dapat bersykur. Tetapi itu bukanlah konsep kepuasan yang Paulus ungkapkan dalam Fili 4:11. Konsep kepuasan Paulus ini jauh melampaui kepuasan “untung” tadi.

Lalu apa itu kepuasan?

Kepuasan adalah mengetahui bahwa saudara memiliki semua yang saudara butuhkan untuk situasi mu .

Dalam suratnya kepada Timotius, Paulus mengatakan bahwa 1Ti 6:9 Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Paulus mengatakan bahwa sebenarnya, asal ada makanan dan pakaian cukuplah (1 Tim 6:8). Artinya seseorang itu puas jika mengerti bahwa dirinya memiliki semua yang dibutuhkannya untuk situasinya. 1Ti 6:6 Memang agama memberikan keuntungan yang besar, kalau orang puas dengan apa yang dipunyainya.(IBIS). Yang membuat kita tidak merasa puas adalah keinginan, bukan kebutuhan. Kebutuhan tidaklah sebesar keinginan. Dalam 1 Tim 1:9 Paulus mengatakan asal ada makaan dan pakaian, cukuplah. Ketika kedua kebutuhan itu tersedia seharusnya sdr sudah harus puas. Kepuasan adalah mengetahui bahwa Anda memiliki semua yang Anda butuhkan untuk keadaan sekarang.

Dalam Filipi 4, kita tahu bahwa Paulus sudah di penjara di Roma sekitar dua tahun, dia dirantai ke seorang penjaga, dan perhatikan apa yang dikatakannya. Dia berkata, Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Dkl, ada saat-saat ketika aku kelimpahan dan ada saat-saat ketika aku lapar. Paulus tidalah mengatakan:" "Aku menyukai rasa lapar. Dia sama sekali tidak berkata begitu. Tapi apa yang ia katakan adalah ini: "Meskipun aku mungkin tidak menyukainya dan dan saya tidak bisa keluar dari penjara ini dan mengabarkan Injil lagi, tetapi aku tahu bahwa apa yang saya perlukan disediakan Allah. Dan saya merasa itu cukup. "Dalam Tuhan aku telah menjadi cukup untuk saat ini. Allah membuat saya cukup." Itulah yang Paulus hendak katakan dalam ayat 13, Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

Itulah cara Paulus menggunakan kata di sini: , "Saya tidak suka berada di sel penjara ini, tapi aku tahu dengan kekuatan Kristus aku bisa menjalaninya.

Bagi sdr mungkin, sdr tidak menyukai penyakitmu, tidak suka dengan kondisi ekonomimu, tetapi dengan kekuatan Kristus yang tinggal dalam diri sdr, sdr bisa mengatasinya. Dan akan membuatmu merasa cukup, merasa puas dengan keadaanmu. Jadi apapun kondisi buruk yang sdr alami hari ini, jangan pernah berkata:' aku tidak bisa mengatasi kondisi ini. Tuhan akan memberimu kekuatan untuk mengatasi kondisi burukmu, Tuhan akan memberikan segala sesuatu yang sdr butuhkan dalam kondisi burukmu, sehingga sdr bisa bersyukur kepada Allah dan merasa puas dalam keadaan yang buruk itu.

Dimana kita bisa merasa puas? Kapan kita merasa puas?

Kepuasan tidak bergantung kepada situasi dan kondisi kita. kapanpun dan dalam keadaan apapun kita dapat merasa puas, baik itu dalam dalam kelimpahan maupun dalam kekurangan

Pada waktu Paulus menulis surat ini dia sedang berada di penjara, dirantai sebagai tahanan di penjara. Kalau sdr sedang berada di dalam pejara, kira-kira surat seperti apakah yang sdr akan tulis? Pasti ada banyak keluhana-keluhan, mengenai makanannya, mengenai perlakukan penjaga mengenai kebiasaan. Tetapi Paulus tidak menuliskan semua itu. Justru dia menuliskan tentang sukacita. Isi suratnya adalah tentang kepuasan. Rasa-rasanya tidak pernah ada orang yang berada dalam penjara dan kemudian menuliskan bahwa dia sangat puas ,

Memang penjara di Indoensia, ada yang bisa dibeli sehingga bisa ada Ac, bisa seperti kamar mewah. Namun tetap saja mereka yang dikurung dalam kamar mewah tidak akan betah di dalamnya.

Saudara saat ini tidak sedang berada dalam penjara, tetapi apakah saudara bisa mengatakan kalimat ini? Saya baik-baik saja, dimanapun saya berada, saya baik-baik saja, baik itu ketika ada menantu atau ketika menantunya sedang keluar rumah? Saya baik-baik saja, walaupun sekarang saya sedang sakit. Bisakah kita mengatakan seperti Paulus: Aku sangat bersukacita dalam Tuhan. Aku puas. Aku baik-baik saja? Paulus mengatakan : segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. Segala perkara dapat dihadapi oleh Paulus. Dalam segala keadaan dia bisa menikmati kepuasan dan sukacita.

Orang yang sudah merasa puas dengan keadaannya adalah orang yang kaya dalam Kristus. Banyak orang kaya tidak puas dengan kondisinya. Kalau sekarang kita sudah merasa puas, maka kita adalah orang kaya, walaupun uang kita pas-pasan. Jadi tujuan ayat ini bukanlah untuk memberitahu bahwa saudara bisa kaya. Tujuan ayat ini adalah untuk memberi tahu bahwa saudara sudah kaya dalam Kristus, sehingga walaupun saudara tidak memiliki sepeser pun uang, saudara adalah orang yang kaya dalam Kristus. Paulus seolah-olah berkata kepada jemaat Filipi: Saya menghargai bahwa kalian memberiku barang, dan itu keren, tapi sebenarnya saya tidak benar-benar membutuhkannya. Karena aku baik-baik saja. Di sini aku di sel penjara tidak punya apa-apa, dan aku baik-baik saja. " Dia berkata, "Ada saat-saat memang saya memilikii kebutuhan tetapi saya baik-baik saja, aku puas selama masa-masa seperti itu. Ada juga saat-saat ketika saya diberi makanana yang banyak, saya juga merasa puas dengan kondisi itu. Jadi melalui pengalamannya. Dia berkata, "Aku telah belajar untuk puas keadaan apa pun. Segala perkara dapat kutanngung di dalam Dia yahg mmebeir kekuatana kepadaku.

Terkadang kita berpikir bahwa kepuasan adalah sesuatu yang Anda dapat pelajari saat anda tidak memiliki apa-apa. Kalau saya saat ini tidak memiliki banyak uang, maka saya harus belajar untuk menjadi puas. Itu memang benar. Pada saat kita kekurangan, kita mesti belajar untuk puas. Namun rasa puas ini bukan hanya bagi mereka yang kekurangan, tetapi ini juga dibutuhkan oleh mereka yang hidup dalam kelimpahan. Ada banyak orang kaya yang tidak pernah merasa puas dan punya ambisi untuk memiliki lebih dan lebih. Kita merasa kalau Tuhan memberikan kepada kita uang 2 kali lipat dari yang sekarang, maka kita akan merasa puas. Kenyataannya, ketika kita sudah diberi uang 2 kali lipat dari sekarang, ternyata tetap juga belum puas. Jadi kepuasan itu tidaklah bergantung kepada berapa banyak uang yang kita miliki. Kepuasan itu tidak lah bergantung dengan keadaan eksternal, melainkan berkaitan dengan di dalam hati. Kebahagiaan saudara sangat ditentukan oleh kepuasan dalam hati ini. Kebahagiaan sdr tidaklah ditentukan oleh jumlah uang yang sdr miliki. Ada banyak jutawan yang sengsara dan ada banyak orang miskin yang bahagia. Karena kebahagaain adalah berkiatan dengan rasa puas di dalam hati

Kepuasan tidak ada hubungannya dengan keadaan kita.

inilah intinya: Kepuasan tidak ada hubungannya dengan keadaan saudara. saudara mungkin berpikir, bahwa setelah saya mendapatkan pekerjaan ini, maka saya akan baik-baik. Atau, Setelah saya memiliki ini dan itu, memiliki kesehatan tubuh, atau memiliki anak yang baik, maka saya akan puas. Atau  Jika saya bisa memiliki rumah sendri maka saya akan bahagia. Itu saja yang saya inginkan. Mungkin ada banyak sekali keingian-keinginan dalam diri kita dan kita merasa kalau sudah memiliki keinginan-keinginan itu, maka kita akan meras puas. Kepuasan tidaklah ditemukan pada saat semua keinginan itu terpenuhi. Sebab akan muncul lagi keinginan-keinginan yang lebih besar. Tetapi kepuasan hanya akan ditemukan dalam Yesus Kristus saja.  Itulah konteks dari ayat ini. Paulus

Prinisp kepuasan ini seharusnya dinyatakan dalam hidup kita shari-hari. Kalau suami, anak atau menantu melakukan sesuatu yang buruk kepada Anda, tetaplah gembira. Ingat: Php 4:13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

Atau ketika kondisi ekonomi kita saat ini berada dalam kesulitan, katakanlah seperti Paulus. Tidak apa-apa. Php 4:13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.Berapa banyak orang dalam dunia ii sanggup mengatakan tidak apa-apa ketika kondis ekonominya memburuk?

Milikilah sikap seperti paulus yang menashatkan Timotiu dengan mengatakan: asal ada makanan dan pakaian cukuplah ( 1 Tim 6:8). Hari ini kalau kita bisa makan, cukuplah, bersyukurlah. Ketika ada hal hal yang sulit saudara alami, tidak perlu stress, katakanlah: tidak apa-apa. Php 4:13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. Kalau hari ini saudara berada dalam kelimpahan, katakan juga aku puas. Bahkan kalaupun sedang berada dalam keadaan dukacita: katakan seperti Paulus: aku baik-baik saja. Php 4:13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

Jadi kepuasaan itu kita bisa alami dalam keadaan apapun.

Bagaimana caranya agar dapat merasa puas?

Php 4:11 Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Php 4:11 Saya mengemukakan ini bukan karena saya berkekurangan, sebab saya sudah belajar merasa puas dengan apa yang ada. (IBIS).

Kalimat yang perlu diperhatikan adalah: "Belajar". Saya sudah belajar merasa puas. Paulus mencapai kepuasan seperti itu, bukan tiba-tiba, tetapi melalui belajar. "Hidup adalah sebuah sekolah. Hidup Ini adalah sebuah kelas. Melalui sebuah proses yang panjang dalam kesulitan hidup, saudara akan tiba pada satu titik, yakni merasa puas dengan keadaan diri sdr. Ini adalah suatu proses. Mungkin ini menjadi salah satu alasan terbesar mengapa Allah mengizinkan kesulitan-kesulitan ini datang ke dalam hidup kita, karena melalui proses itu, kita belajar tentang apa itu kepuasan.

Cara kedua untuk belajar puas adalah dengan memikirkan hal-hal yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Php 4:8 . DKL, Kuasailah pikiran sdr. Mungkin sdr memiliki sangat banyak pikiran negatif dalam keadaanmu saat ini. Hal-hal negatif itu tidak ada gunanya. Itu hanya akan menyeretmu lebih jauh dan menghancurkan jiwa sdr. "Kita harus sangat berhati-hati jangan sampai pikiran kita diperbudak oleh proses berpikir negatif . Ketika saudara berjalan melalui lembah-lembah, Anda tidak perlu ditarik ke bawah lebih jauh lagi oleh pikiran negatifmu. Apa pun yang patut dipuji, yang mulia, yang suci, pikirkanlah semuanya itu.

Ketiga, bagaimana supaya menjadi puas? Dalam keadaan yang sulit, tetaplah menjadi seorang pemberi. Ketika kita memberi kepada orang lain, Allah akan menyuplai semua kebutuhan kita.

Paulus mengatakan bahwa dia telah menerima semua yang perlu dari pada jemaat Filipi, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah. (19) Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.Php 4:18-19.

Prinsip ayat ini adalah karena Anda seorang pemberi, maka anda akan diurus oleh Allah. Itu prinsip dalam Alkitab. Amsal 11:25 berkata, "Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum. Mazmur 37:25-26 Psa 37:25-26 Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; (26) tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.

Sang pemazmur mengatakan Aku sudah tua. Aku ingat ketika masih kecil saya punya cita-cita, tapi sekarang aku sudah tua, biarkan aku mengatakan sesuatu yang belum pernah kulihat. Orang-orang yang hidup benar hidup dan memberi dengan bebas, aku belum pernah melihat anak-anak mereka mengemis roti.  Aku belum pernah melihat anak-anak mereka kelaparan.

Itu sebabnya Paulus berkata: Saya mengasihi mu jemaat di Filipi yang sudah memberi ku sangat banyak. Saya mengasihimu bukan karena saya membutuhkan sesuatu. Saya Aku baik-baik saja tanpa kalian, tapi terima kasih atas pemberian itu, yang kuutamakan bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu. Aku benar-benar bahagia untuk pemberianmu. Saya bahagia karena Anda seorang pemberi, Tuhan akan memenuhi setiap kebutuhan mu. (4:17)

Dalam keadaan ekonomi yang sulit, kita masih bisa memberi dan harus menjadi seorang pemberi. Kesulitan ekonomi jangan mencegah kita memberi kepada Tuhan dan kepada sesama. Bukan jumlahnya yang penting dalam pemberian itu, tetapi hatinya. Melalui pemberian, sdr akan belajar apa itu cukup, apa itu puas dan Tuhan akan menyuplai semua kebutuhan sdr.

Sama halnya ketika sakit. Sdr tidak perlu sampai terus terusan murung dengan penyakitmu. Hiburkanlah dan doakanlah orang lain yang juga sakit. Sdr akan disuplai kekuatan oleh Allah dalam kondisi sakitmu itu sehingga sdr pun akan merasa puas dalam keadaan sakit apapun itu.

Kamis, 21 Januari 2010

Disiplin

Setiap orang yang sedang dalam latihan, menahan diri dalam segala hal. Ia melakukan itu karena ia ingin dikalungi dengan karangan bunga kejuaraan, yaitu bunga yang segera akan layu. Tetapi kita ini menahan diri dalam segala hal karena kita ingin dikalungi dengan karangan bunga yang tidak akan layu. (1Co 9:25)

1Co 9:25 Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.

PENTINGNYA DISIPLIN

Bisahkah sdr menyebutkan dengan cepat, 5 orang yang sdr kenal yang benar-benar disiplin dalam hidupnya?

Kalau kita perhatikan, ada orang-orang yang sukses dalam banyak hal. Mereka sukses dalam karier, sukses dalam berumah tangga, sukses dalam pelayanan. Kesehatan tubuhnya juga baik. Jika kita teliti orang-orang seperti ini, maka kita akan menemukan ada sebuah kesamaan yang membuat mereka berhasil, yakni mereka disiplin.

Sebaliknya ada orang-orang yang serba gagal. Gagal dalam pekerjaan, gagal dalam berkeluarga, gagal dalam kesehatan. Dan kalau kita teliti orang –orang itu, maka ada juga sebuah kesamaan, yakni tidak mereka mengabaikan disiplin. Pasti ada yang berkata:’ yah..saya memang membiarkan segalanya merosot sih.........saya sering menunda-nuda pekerjaan, .........saya kalau bersenang-senang tidak tahu waktu berhenti,..........sampai mengabaikan pekerjaan. Saya kurang disiplin berolah raga sehingga saya sakit-sakitan. Kurang disiplin makan buah atau sayuran. ........Saya tidak melewatkan waktu bersama keluarga. Semua itu berakar oada kurangnya disiplin.

Tidak ada hal yang lebih penting dalam manajemen diri dibandingkan dengan kedisiplinan. Selain pentingnya menemukan arah dan tujuan hidup yang jelas, kedisiplinan merupakan syarat mutlak untuk mencapai impian kita atau melaksanakan misi hidup kita. Kita harus disiplin dalam mengembangkan diri kita (lifetime improvements) dalam segala aspek, kita harus disiplin dalam mengelola waktu dan uang kita, kita harus disiplin dalam melatih keterampilan kita dalam setiap bidang yang kita pilih. Kita seharusnya belajar banyak dari orang-orang luarbiasa dalam sejarah umat manusia.

Semua orang kagum pada Mark Spitz, bintang Olimpiade tahun 1972 di Munich, Jerman. Waktu itu ia berhasil memperoleh tujuh medali emas serta memecahkan tujuh rekor dunia baru dalam olah raga renang. Adakah rahasia di balik keberhasilannya?

Ketika ditanya tentang rahasia keberhasilannya, Mark Spitz mengatakan, ”We all love to win, but how many people love to train?” – Kita semua menyukai kemenangan, tetapi tidak banyak dari kita yang menyukai latihan dengan penuh kedisiplinan. Semua orang melihat Mark Spitz menerima medali emas dengan penuh kekaguman. Namun, adakah yang memperhatikan bagaimana Mark Spitz harus melalui kedisiplinan dalam latihan keras sejak pagi, siang, sore, bahkan malam hari. Ternyata untuk mencapai prestasi tersebut Mark Spitz harus melalui latihan keras secara disiplin hari demi hari, bulan demi bulan, bahkan tahun demi tahun. Ia telah membayar terlebih dulu harga kesuksesannya.

Kita semua juga ingin memperoleh banyak kesuksesan dalam kehidupan kita. Tetapi maukah kita membayar terlebih dulu kesuksesan yang kita idam-idamkan itu? Karena untuk meraih kesuksesan kita dituntut untuk membangun sebuah kebiasaan, sebagaimana dikatakan oleh Aristoteles, seorang filsuf besar sepanjang zaman, bahwa kita adalah apa yang kita lakukan berulang-ulang (baca:secara disiplin).

Jadi, keunggulan bukanlah sebuah tindakan melainkan sebuah kebiasaan. Tidak ada cara lain untuk membangun sebuah kebiasaan kecuali melakukan sebuah tindakan secara terus-menerus berulang-ulang dengan disiplin. Melalui kedisiplinan kita dapat mengembangkan potensi dahsyat yang ada dalam diri kita. Kita harus menerapkan dan mempraktikkannya minimal dalam waktu 30 hari. Meskipun kadang-kadang perubahan atau manfaat dapat kita rasakan setelah beberapa hari mempraktikkannya, kita bisa memperoleh hasil yang lebih dahsyat setelah kita berhasil menjalankannya selama 90 hari. Setelah itu, kita bisa benar-benar merasakan manfaatnya.

Menurut John Maxwell, penulis buku Developing The Leader Within You, ada empat hal yang harus kita perhatikan untuk melakukan pengembangan diri secara disiplin sehingga dapat membangkitkan potensi dahsyat yang kita miliki. Empat hal tersebut adalah start with yourself – start early – start small – start now. Mulai dari diri sendiri – sesegera mungkin – sedikit demi sedikit – lakukan sekarang.

Kedisiplinan dalam pengembangan diri harus mulai dari diri kita sendiri. Ini berarti kita tidak bisa menyuruh orang lain melakukan latihan untuk kesuksesan kita. Contoh, untuk memperoleh medali emas olimpiade, Mark Spitz sendirilah yang harus berlatih – dia tidak bisa membayar orang lain untuk berlatih baginya.

Kedisiplinan harus dimulai lebih awal. Ini berarti kita harus segera memulai suatu kebiasaan baru tanpa menunggu keadaan menjadi sempurna. Kita bisa memulai latihan secara bertahap, sedikit demi sedikit. Yang terpenting adalah lakukan langkah pertama kita!

Kedisiplinan adalah syarat mutlak bagi setiap kita yang akan membangun sebuah kebiasaan baru. Setiap manusia baru akan memiliki sebuah kebiasaan baru ketika dia secara disiplin melakukan hal tersebut secara terus-menerus tidak pernah terputus selama sedikitnya 30 –90 hari.

Ketika menulis buku saya yang pertama, Self Management: 12 Langkah Manajemen Diri, saya sedang mengembangkan sebuah kebiasaan baru yang saya sebut dengan kebiasaan manusia milenium baru (Q Society). Sebuah kebiasaan yang didasarkan pada pengembangan kekuatan pikiran (mind power) untuk meningkatkan kesehatan fisik, emosi, mental, pikiran dan spiritual seseorang.

Saya menemukan banyak hal sulit ketika menjalankan program pribadi saya, di antaranya adalah disiplin diri. Anda bisa membayangkan kesulitan saya. Dulu, saya biasa tidur di atas jam 00:00 dan bangun pagi paling cepat pukul 08:00. Saya merasa nyaman dengan pola tidur saya seperti itu. Namun, saya harus mengubah zona kenyamanan saya dengan membiasakan diri tidur lebih awal dan bangun lebih awal (sekarang saya tidur sekitar pukul 21:00 dan bangun sekitar pukul 02:30 dinihari). Saya harus melawan rasa malas dan mengantuk saat saya bangun di pagi hari. Saya merasa seperti anak kecil yang disuruh melakukan hal yang tidak saya senangi. Tetapi itulah harga yang harus saya bayar untuk menjalani kehidupan sehat baik secara fisik, pikiran, dan spiritual.

Kata ‘disiplin’ atau ‘self-control’ berasal dari bahasa Yunani, dari akar kata yang berarti ”menggenggam” atau ”memegang erat”. Kata ini sesungguhnya menjelaskan orang yang bersedia menggenggam hidupnya dan mengendalikan seluruh bidang kehidupan yang membawanya kepada kesuksesan atau kegagalan.

Berikut saya mengutip tulisan John Maxwell tentang disiplin diri yang merupakan syarat utama bagi seorang pemimpin:

All great leaders have understood that their number one responsibility was for their own discipline and personal growth. If they could not lead themselves, they could not lead others. Leaders can never take others farther than they have gone themselves, for no one can travel without until he or she has first travel within. A leader can only grow when the leader is willing to ‘pay the price’ for it.

Apakah itu dispilin? Ada beberapa defenisi

Pertama, defisini dari DISIPLIN adalah kemampuan melalukan apa yang kamu TIDAK SUKA.

John Maxwell mendefinisikan ‘disiplin’ sebagai suatu pilihan dalam hidup untuk memperoleh apa yang kita inginkan dengan melakukan apa yang tidak kita inginkan. Setelah melakukan hal yang tidak kita inginkan selama beberapa waktu (antara 30 – 90 hari), ‘disiplin’ akhirnya menjadi suatu pilihan dalam hidup untuk memperoleh apa yang kita inginkan dengan melakukan apa yang ingin kita lakukan sekarang!! Saya

Dengan mencapai sebuah tingkat DISIPLIN maka kita berarti telah berhasil menguasai diri kita sendiri bisa membuat diri kita sendiri untuk melakukan hal-hal yang kita tidak suka.

Rupanya, secara alamiah kita cuma ingin melakukan hal-hal yang kita suka aja. Dan ini berbahaya [!!] untuk kita sendiri dan untuk orang lain.

makanya kita harus mengalahkan diri kita sendiri, kita harus berperang dengan diri kita sendiri supaya kita berhasil dan mau melakukan hal yang kita tidak suka tadi.

Lucunya, ketika kita melakukan hal yang tidak suka tadi, kita merasa jadi orang yang lebih baik, we feel better, karena kita telah MENANG! Kita telah berhasil mengalahkan diri sendiri, kita merasa lebih tinggi daripada mereka yang cuma bisa suka-suka melulu.

Dan ini berlaku di kehidupan kita, dilatih dari kita kecil hingga sekarang dalam berbagai bentuk dan format.

Bangun pagi ku terus mandi.

Berdo'a sebelum makan dan minum.

Menurut pada Ayah dan Ibu.

Pergi sekolah setiap hari.

Duduk manis di bangku kelas.

Mengerjakan PR [arrrrrrrgh!].

Baca alkitab

Ke gereja

Semuanya adalah bentuk latihan DISIPLIN dengan satu tujuan, membuat kita BIASA.

Ketika kita TIDAK BERPIKIR lagi ketika kita mengerjakan hal yang kita TIDAK SUKA maka, latihan DISIPLIN telah berhasil, dan apa yang kita tidak suka tadi telah menjadi KEBIASAAN.

Kita menjadi biasa, tanpa berpikir, mengerjakan hal yang kita tidak suka.

Rupanya, DISIPLIN memiliki kemampuan istimewa membuat kita berhenti berpikir dan menyelamatkan kita dari hidup cuma suka ria.

Kedua, defenisi kedua dari disiplin adalah kepuasan yang ditunda.

  • Anak makan nasi dengan kerupuk
  • Anak kerjakan PR dulu, kemudian baru boleh main
  • Disiplin saat teduh: 15 menit setiap hari: maka hari itu akan menjadi lebih baik
  • Memberikan waktu kepada anak VS melakukan hal yang menyenangkan diri sendiri
  • Disiplin olahraga: untuk sehat, langsing.
  • Disiplin makanan.
  • Disiplin belajar
  • Dsipilin latihan

Bagaimana menjalankan disiplin?

Dalam buku Developing the Leader Within You, John Maxwell menyatakan ada dua hal yang sangat sukar dilakukan seseorang. Pertama, melakukan hal-hal berdasarkan urutan kepentingannya (menetapkan prioritas). Kedua, secara terus-menerus melakukan hal-hal tersebut berdasarkan urutan kepentingan dengan disiplin.

Berikut beberapa hal yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan disiplin diri:

· Pertama, Perlu ada keputusan dini. Misalnya, sdr menyadari bahwa untuk bertumbuh dalam kerohanian, maka sdr wajib melakukan 3 hal ini: ibadah setiap minggu, Bersaat teduh setiap hari, melayani Tuhan. Sdr kemudian memutuskan bahwa ketiga hal ini sudah harus dilakukan tanpa perlu dipertimbangkan lagi. Sdr tidak perlu lagi menanyakan pada hari sabtu pagi:”besok ke gereja enggak yah? Perlu menyeter weker enggak? Siapa yang kotbah? Bagaimana cuacanya? ENGGAK USAH DIPIKIRIN LAGI. Keputusan itu sudah final, hanya lakukan saja. ATAU ketika bangun pagi setiap hari. Tentukanlah waktunya. Misalnya sdr mau saat teduh setiap pagi. Bangun tidur langsung saat teduh, enggak melakukan hal yang lain.

  • Kedua, Kita membutuhkan teman-teman persekutuan untuk mengingatkan diri kita, karena pencobaan itu panas dan kemalasan itu hangat
  • Ketiga, Arahkanlah pikiran kita kepada hasilnya. Kalau kita mengingatkan diri bahwa hasil daripada disiplin ini sangat besar, maka kita pasti akan berusaha untuk mendisiplin diri. Disiplin tanpa imbalan tidak akan menarik. Setiap orang yang sedang dalam latihan, menahan diri dalam segala hal. Ia melakukan itu karena ia ingin dikalungi dengan karangan bunga kejuaraan, yaitu bunga yang segera akan layu. Tetapi kita ini menahan diri dalam segala hal karena kita ingin dikalungi dengan karangan bunga yang tidak akan layu. (1Co 9:25). Ada imbalan yang Paulus harapkan dalam menerapkan disiplin.

· Hasil dari disiplin rohaniah adalah kehidupan rohani yang stabil, matang, kepuasan

· Hasil dari disiplin menjalin hubungan adalah pernikahan yang berhasil

· Hasil daripada disiplin olahraga adalah: tubuh yang lebih sehat, daya tahan terhadap penyakit, lebih irit biaya pengobatan, dapat bekerja leboh efektif

· Hasil dari disiplin dalam bidang keuangan adalah bebas dari hutang dan memiliki tabungan

· Hasil dari disiplin membuat laporan dalam pekerjaan adalah pekerjaan lebih lancar, keuangan lebih terkontrol

Imbalan disiplin itu besar , tetapi TIDAK SECARA LANGSUNG. Hasil dari disiplin itu tidaklah instan. Dunia ini selalu menghendaki yang instan, mudah. Akibatnya disiplin tidaklah disukai, karena hasilnya lama dan tidak mudah.

  • Kerohanian yang dewasa tidak bisa dibangun dalam tempo semalam. Ini butuh waktu dan jalannya tidak mudah, yakni melalui disiplin.
  • Pernikahan, hubungan dengan anak tidak bisa dibangun dengan baik dengan cara yang instan dan mudah.
  • Rekening dalam tabungan tidak bisa di peroleh langsung dalam jumlah yang banyak dan dalam tempo yang singkat. Ini butuh waktu dan jalannya tidak mudah.
  • Prestasi di sekolah

Buat jadwal kegiatan secara tertulis

Buat jadwal kegiatan secara tertulis (tempel jadwal kegiatan saya di dinding depan meja kerja saya di rumah).

Lakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang kita buat, tetapi jangan terlalu kaku. Jika perlu, kita dapat mengubah jadwal tersebut sesuai dengan kondisi dan situasi.

Berusahalah untuk senantiasa disiplin dengan jadwal program kegiatan yang sudah kita susun sendiri. Sekali kita tidak disiplin atau menunda kegiatan tersebut, akan sulit bagi kita untuk kembali melakukannya.

Keempat, mulai dengan disiplin yang kecil-kecilan

Penjelasan paling baik untuk filosofi mengenai bagaimana membangun disiplin diri adalah analogi. Disiplin diri itu seperti otot. Semakin Anda melatihnya, semakin kuat Anda. Semakin Anda tidak melatihnya, semakin lemah Anda.

Diperlukan otot untuk membangun otot. Maka dari itu, untuk membangun disiplin diri, kita memerlukan disiplin diri.

Cara untuk membangun disiplin diri analoginya sama dengan melakukan angkat beban untuk membangun otot. Ini berarti mengangkat beban sampai mendekati batas kemampuan/kekuatan. Perhatikan ketika Anda mengangkat beban, Anda mengangkat beban yang mampu Anda angkat. Anda memaksa otot-otot Anda sampai Anda tidak kuat lagi dan kemudian beristirahat.

Hampir sama, metode dasar untuk membangun disiplin diri adalah menjalani tantangan yang mampu Anda selesaikan, tapi untuk menyelesaikannya Anda harus bersusah payah dan mengerahkan segenap tenaga/kekuatan. Ini bukan berarti mencoba melakukan sesuatu dan gagal melakukannya setiap hari. Ini juga bukan berarti Anda harus melakukan sesuatu yang dapat dengan mudah Anda lakukan. Anda tidak akan mendapatkan kekuatan dengan mengangkat beban yang tidak mampu Anda angkat dan Anda juga tidak akan mendapatkan kekuatan dengan mengangkat beban yang terlalu ringan. Anda harus memulai dengan beban/tantangan yang dapat Anda angkat/jalani, tapi untuk melakukan hal itu, Anda harus bersusah payah sampai mendekati batas kekuatan Anda.

Latihan progresif berarti sekali Anda sukses, Anda menaikkan tingkat tantangannya setingkat lebih tinggi. Jika Anda tetap mengangkat beban dengan berat yang sama setiap waktu, Anda tidak akan bertambah kuat. Demikian halnya, jika Anda gagal menantang diri Anda sendiri dalam kehidupan, Anda tidak akan mampu untuk berdisiplin diri.

Adalah suatu kesalahan untuk memaksa diri Anda terlalu keras saat Anda membangun disiplin diri. Jika Anda mencoba mengubah hidup Anda dalam semalam dengan menetapkan lusinan tujuan untuk diri Anda sendiri dan keesokan harinya Anda berharap bisa memulai melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan-tujuan itu secara konsisten, Anda hampir pasti akan mengalami kegagalan. Hal itu sama seperti orang yang pergi ke tempat fitnes untuk pertama kalinya dan mencoba mengangkat beban tiga ratus kilogram. Anda hanya akan terlihat bodoh.

Jika Anda hanya mampu mengangkat sepuluh kilogram beban, Anda hanya bisa mengangkat sepuluh kilogram beban. Bukan sesuatu yang memalukan jika Anda memulai dari apa yang bisa Anda lakukan. Dengan latihan, Anda akan menjadi semakin kuat.

Sama halnya jika sekarang Anda sangat tidak disiplin, Anda masih dapat menggunakan sedikit disiplin yang Anda miliki untuk dilatih sehingga Anda dapat menjadi semakin disiplin. Semakin Anda disiplin, hidup Anda semakin mudah untuk dijalani. Tantangan yang pada mulanya terlihat mustahil bagi Anda untuk dijalani, akhirnya akan tampak seperti mainan anak-anak. Saat Anda semakin kuat, berat beban yang sama akan terasa semakin ringan.

Jangan bandingkan diri Anda dengan orang lain. Itu tidak akan menolong. Jika Anda berpikir bahwa Anda lemah, orang lain akan tampak lebih kuat. Sebaliknya, jika Anda berpikir bahwa Anda kuat, orang lain akan tampak lebih lemah. Tidak ada gunanya melakukan hal tersebut. Lihatlah kemampuan Anda sendiri dan bercita-citalah bahwa Anda akan semakin kuat saat Anda melatih diri. (t/Dian)

Untuk memperoleh semua hasil itu, JALANNYA TIDAK MUDAH. Imbalan disiplin ada di depan sdr. Imbalannya itu ada dalam jangkauan sdr. Imbalan itu bisa diraih asalkan sdr mau berusaha.

Bidang kehidupan manakah dari sdr yang membutuhkan disiplin? Kapankah anda akan mengambil langkah pertamanya?