Senin, 12 Oktober 2020

Selasa, 13 Oktober 2020

Iman yang penuh sukacita

 

Orang bisa melihat Habakuk  termasuk orang yang aneh dalam arti tertentu, yaitu dia bisa bersukacita walaupun banyak masalah dan penderitaan.  Kalau saudara melihat orang yang bangkrut atau yang rugi 1 miliar, kemudian dia  tertawa tawa, apakah tanggapan saudara? Atau kalau saudara suatu hari melihat temanmu ada masalah dengan suami/istrinya, dan kena penyakit kusta lagi, dan bangkrut, lalu kemudian dia senyum senyum sendirian? Apakah yang saudara akan lakukan? Saudara mungkin akan bawa dia ke panti rehabilitasi. 

Habakuk mengalami  kondisi yang juga  buruk namun dia tidak lah gila ketika mengatakan kalimat kalimat ini

Hab 3:17  Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang,

Hab 3:18-19  namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.  (19)  ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.  

Dalam pandangan dunia, Habakuk ini aneh. Ini sebenarnya tidak aneh, tetapi hebat, luar biasa. Habakuk mengerti bahwa hukuman Allah akan datang atas umat Israel dan itu tidak bisa dihindarkan bahkan dia sendiri pun akan mengalami kesusahan itu yakni tidak adanya bahan makanan pokok. Namun, dia akan hidup. Dia akan tetap bersukacita. Dia akan naik ke tempat yang tinggi di bumi ini. Bukankah ini merupakan kebangkitan iman yang dialami oleh nabi Habakuk? 

Apakah saudara menemukan bahwa dia membicarakan tentang sebuah pengharapan adanya hidup setelah musuh melakukan hal yang paling jahat atas Israel ?  pasti imannya mengharapkan akan hal itu, bahwa akan ada kehidupan bagi bangsa Israel setelah musuh selesai melakukan penghancuran atas diri mereka. Dia mengatakan imannya ini dalam Habakuk 2: 4 bahwa orang benar akan hidup oleh karena iman. Namun bukan pengharapan akan adanya pemulihan ini yang membuat nabi Habakuk bersukacita, melainkan karena Tuhan sendiri. Tuhan lah yang membuat dia bersukacita. Dia telah belajar bahwa dia dapat kehilangan semua berkat materi, kenyamanan, namun dia tetap bersukacita oleh karena imannya di dalam Yahweh.  


Transisi dari komplain kepada ucapan syukur dan sukacita dari nabi Habakuk merupakan pekerjaan  Allah yang berdaulat. Kita sulit menjelaskan akan perubahan Habakuk ini, dari sudut pandang mana pun, kecuali bahwa ini adalah pekerjaan  Allah atas diri Habakuk . sebabnya adalah tidak mungkin orang yang kehilangan harta benda dapat bersukacita. Tidak mungkin orang yang ditimpa malapetaka dapat bersukacita. 

Kiranya Tuhan menolong kita yang sedang berada dalam masalah berat pada hari ini untuk tetap bisa bersorak-sorak. Kita tidak mungkin tetap bisa bersorak sorak dalam penderitaan kita jikalau bukan Tuhan yang memberikan kita anugerah untuk itu. 

Doa

Tuhan, penderitaan kami tidak akan dapat kami tanggung jikalau Engkau tidak memberikan kepada kami kekuatan untuk menanggungnya. Kami dapat kuat hanya karena Engkau. Sukacita dan damai sejahtera yang Tuhan berikan melampaui segala kesusahan kami karena sukacita dan damai sejahtera kami ada di dalam Engkau

Pdt. Johannis Trisfant

Minggu, 11 Oktober 2020

Menerima akan kehilangan (3:17)

Senin, 12 Oktober 2020


Menerima akan kehilangan (3:17)


Hab 3:17  Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang. 

Kata “sekalipun” dalam Habakuk 3:17 ini bukanlah sebuah pengandaian karena  dari konteks pasal 3 jelas bahwa malapetaka ini akan terjadi atas Israel. Pohon ara dan pohon anggur tidak akan memberi hasil bukan karena adanya wabah serangga, melainkan karena serangan musuh atas bangsa Israel. Serangan musuh itu akan menghanguskan seluruh yang ada di permukaan bumi, sehingga mengakibatkan tanah menjadi tidak produktif. Tidak adanya pohon ara, pohon anggur, zaitun, dan ternak akan menyebabkan tidak adanya roti, susu dan daging. Hal-hal ini tidak akan dimiliki lagi oleh bangsa Israel ketika mereka diserang oleh musuh. Ketika bangsa Israel tidak memiliki barang barang ini, mereka komplain kepada Allah . Hal ini tidak dilakukan oleh Habakuk. Dia tidaklah komplain kepada Allah, melainkan dia tetap percaya kepada Allah . Janji kemurahan hati Allah kepada umat-Nya melampaui semua kehilangan materi. Apa yang ada dalam dunia ini akan binasa, tetapi anugerah Allah bagi umat-Nya akan tetap ada selama-lamanya.  

Habakuk mengakui akan tidak adanya barang barang pokok ini. Dia bisa menerima bahwa kelak 9 bahan pokok akan hilang dari negerinya. Memang , malapetaka  ini merupakan hukuman dari Tuhan, seperti yang dikatakan dalam kitab-kitab Musa

Ima  26:18  Dan jikalau kamu dalam keadaan yang demikian pun tidak mendengarkan Daku, maka Aku akan lebih keras menghajar kamu sampai tujuh kali lipat karena dosamu,

Im  26:20  Maka tenagamu akan habis dengan sia-sia, tanahmu tidak akan memberi hasilnya dan pohon-pohonan di tanah itu tidak akan memberi buahnya.

Ketika malapetaka  akan terjadi, Habakuk tidaklah  menyerang Allah di dalam kemarahan. Dia tidaklah mengatakan: Tuhan , Engkau tidak punya hak untuk menghancurkan umat-Mu, Engkau adalah Allah yang tidak setia. Dia tidak mengatakan hal tersebut.  Habakuk juga tidaklah berpura-pura beranggapan bahwa malapetaka itu tidak ada. Dia tidak mengkhayal dan berkata :” kengerian itu tidak ada. Saya akan menutup mata saya dan memikirkan hal yang lain. Saya akan minum arak saja supaya lupa akan masalah itu. Banyak orang yang melarikan diri dari masalah, dan bukannya menerima dan menghadapi masalah tersebut.  Habakuk menerima malapetaka itu. Dia tidak lah menyalahkan Allah 

 
Seperti inilah cara menghadapi penderitaan . Jikalau saudara sudah tidak bisa merubah penderitaan itu terimalah penderitaan  tersebut sebagai bagian dari rencana Tuhan dalam hidup saudara 

Dengan iman saudara dapat menerima hal-hal yang berat dan yang tidak dapat saudara ubah. Ada banyak orang yang tidak dapat menerima hal-hal yang tidak bisa diubahnya. Dia menjadi depresi. Jikalau saat ini ada masalah berat dan saudara tidak bisa merubah itu, terimalah itu dan bawalah ke dalam doa persoalan  tersebut. Lihatlah bagaimana Habakuk menghadapi masalahnya. Dia menerimanya, mengakuinya, bahkan jauh melebihi itu. Kita tahu bahwa penderitaan ini merupakan hukuman,  namun iman Habakuk jauh melampaui  hal itu. Dia tidak hanya melihat itu sebagai sebuah hukuman, dan menerimanya, namun dia mempercayakan segala sesuatu ke dalam tangan Tuhan seperti yang dikatakan oleh Paulus.  Fil 3:8  Pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya itu 




Doa

Bapa kami dalam sorga, kami dapat menerima kesusahan-kesusahan kami karena kami yakin bahwa Tuhan tetap mengasihi kami dalam segala penderitaan tersebut. Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kami. Kami mempercayakan seluruh persoalan kami ke dalam tangan-Mu

Pdt. Johannis Trisfant

Jumat, 09 Oktober 2020

Berdiam di dalam kekaguman

Sabtu, 10 Okt 2020
 
Berdiam di dalam kekaguman  

Hab 3:16  Ketika aku mendengarnya, gemetarlah hatiku, mendengar bunyinya, menggigillah bibirku; tulang-tulangku seakan-akan kemasukan sengal, dan aku gemetar di tempat aku berdiri; namun dengan tenang akan kunantikan hari kesusahan, yang akan mendatangi bangsa yang bergerombolan menyerang kami.


Nabi Habakuk berdiam diri dan tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dia berkata : “gemetarlah hatiku, mendengar bunyinya, menggigillah bibirku; tulang-tulangku seakan-akan kemasukan sengal, dan aku gemetar di tempat aku berdiri. Dia tidak bisa memberikan respon lagi. Allah telah membuat hambanya ini diam dan mengakui akan jalan Allah yang benar. Sebelumnya, Habakuk menantikan jawaban dari Tuhan di dalam Habakuk 2:1, dimana dia berkata :” Aku mau menantikan apa yang akan difirmankanNya kepadaku, dan apa yang dijawabNya atas pengaduanku. Tetapi setelah Tuhan menjawab dia, dia terdiam, dengan gemetar  dan menggigil. Dia diam dihadapan Allah. 


Habakuk peka terhadap pesan yang diterimanya dari Allah. Dan kepekaannya ini membuat dia menggigil dan gemetar dihadapan Allah. Semakin kudus seseorang, maka semakin besar rasa takutnya kepada Allah. Masalah yang kita alami akan membuat kita semakin takut kepada Allah, dan bukannya semakin kurang ajar. 


Nabi Habakuk terganggu karena tidak ada yang bisa menghentikan kehancuran Israel yang diserang oleh Babel. Dia gemetar dihadapan Tuhan menantikan datangnya saat itu.  Memang keselamatan akan datang tetapi sebelum tibanya keselamatan itu, maka akan ada penghakiman terlebih dahulu. 

Jikalau masalah yang saudara alami disebabkan oleh dosa saudara dan saudara mengetahui itu dengan jelas, maka berdiamlah dihadapan Tuhan. Berdoa kepada Tuhan bukan hanya berisi permintaan, tetapi juga berdiam diri, mengoreksi diri. Berdiam diri dengan gemetar. Berdiam diri di dalam kekaguman dan takut akan Tuhan. Persoalan kita bisa hadapi dengan menaikkan doa ratapan kepada Tuhan. Tetapi akan tiba saatnya dimana kita harus berdiam diri di hadapan Tuhan, berdiam di dalam kekaguman. 
 


Doa

Bapa di sorga, Bapa yang kudus, kami sadar ada waktunya dimana kami harus berdiam diri, berdiam di dalam kekaguman akan kekudusanMu dan menantikan pertolonganMu. Ampunilah kami kalau selama ini sikap kami kepada Tuhan tidak lah sopan. Tuntunlah kami untuk dapat melihat kekudusanMu


Pdt. Johannis Trisfant 

Kamis, 08 Oktober 2020

Orang benar akan hidup oleh percayanya

Jumat, 9 Okt 2020

Orang benar akan hidup oleh percayanya
 

 Hab 2:4  Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.


 Orang Babilonia yang jahat percaya pada diri mereka sendiri, mereka membusungkan dada mereka tetapi mereka akan jatuh. Dan ini terbukti dalam sejarah. Kekuasaan mereka tidak lah kekal, karena mereka ditaklukkan kelak oleh bangsa Media Persia. Sebaliknya, orang yang benar akan hidup karena kesetiaan mereka kepada Tuhan.  Mereka akan hidup oleh karena percayanya. 

Habakuk 2: 4 ini telah menginspirasi banyak orang Kristen bahwa orang benar akan hidup oleh percayanya. . Paulus mengutipnya dalam Roma 1:17 dan dalam Galatia 3:11. 

Rom 1:17  Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman."


Gal 3:11  Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: "Orang yang benar akan hidup oleh iman."

Penulis Ibrani mengutipnya dalam Ibr  10:38, tepat sebelum Ibrani 11 yang membahas tentang iman.

Heb 10:38  Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."


Hidup orang Kristen seperti ini, yakni hidup oleh iman. Walaupun kita belum melihat ada tanda-tanda masalah kita akan selesai, tetapi kita harus terus hidup oleh iman kita kepada Allah. Kita  harus percaya bahwa Tuhan mengarahkan segala sesuatu sesuai dengan tujuan-Nya. Orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya (Habakuk 2:4)


Doa

Bapa kami di dalam sorga, kami bersyukur kepada Mu karena kami diberikan iman. Kami akan hidup oleh iman kami dari hari ke sehari, Kami sudah memulainya dengan iman, kami akan melanjutkan hidup kami juga dengan iman dan kelak akan mengakhirinya juga dengan iman. Tuntunlah kami agar iman kami jangan gugur



Pdt. Johannis Trisfant 

Rabu, 07 Oktober 2020

Bagaimanakah kita menaikkan doa-doa ratapan kita? (2)

Kamis 8  Okt 2020


Bagaimanakah kita menaikkan doa-doa ratapan kita? (2)

Hab 1:13  Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau tidak dapat memandang kelaliman. Mengapa Engkau memandangi orang-orang yang berbuat khianat itu dan Engkau berdiam diri, apabila orang fasik menelan orang yang lebih benar dari dia?  

Cara ketiga dalam menaikkan doa ratapan kita adalah dengan memanjatkan permohonan. 
Kita meminta Allah agar memberikan perhatian. Di dalam ayat 13, Habakuk berdoa dan mengatakan: Mengapa Engkau berdiam diri? Dengan kata lain, Habakuk meminta pertolongan Tuhan.  

Keempat, Menyatakan alasan-alasan kepada Allah  
Hab 1:13  Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau tidak dapat memandang kelaliman. Mengapa Engkau memandangi orang-orang yang berbuat khianat itu dan Engkau berdiam diri, apabila orang fasik menelan orang yang lebih benar dari dia?

Habakuk memberikan alasan bahwa Allah   Mahasuci, yang tidak dapat memandang kelaliman. 
Hab 1:13  Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau tidak dapat memandang kelaliman. Mengapa Engkau memandangi orang-orang yang berbuat khianat itu dan Engkau berdiam diri, apabila orang fasik menelan orang yang lebih benar dari dia?

Disini Habakuk bertanya kepada Tuhan. Tuhan bukankah Engkau adalah Allah yang sangat suci dan tidak dapat memandang kejahatan? Sekarang bangsa Babel berbuat jahat kepada kami. Bukankah Engkau adalah Allah yang  merasa muak melihat ketidakadilan? Dan sekarang bangsa Babel berbuat tidak adil terhadap diri kami. Jadi, mengapa Engkau diam saja ketika orang yang saleh dihancurkan oleh pendurhaka?
Belajarlah berdoa dengan memakai alasan. Berdoa dengan memakai alasan, akan menolong kita memasukkan karakter Allah dalam doa-doa kita, berdoa dengan memakai alasan akan menolong kita untuk mengetahui motivasi dari permohonan kita.  Mengapa seringkali doa kita tidak dijawab oleh Tuhan? Karena salah motivasi. Rasul Yakobus mengatakan :’ Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.  (Yakobus  4:3). Ketika kita memberikan alasan mengapa kita memintanya kepada Tuhan, maka hal ini akan menguji motivasi apa yang ada di balik permintaan itu.  Jawablah dalam hati saudara saat ini. 
Mengapa saudara meminta agar diberkati dalam pekerjaanmu ?
Mengapa saudara minta disembuhkan? 
Mengapa saudara minta kesehatan dan panjang umur? 
Kemukakanlah alasannya dihadapan Tuhan. Hal ini menguji motivasi kita meminta bahwa apa yang kita minta bukan untuk memuaskan hawa nafsu.  

   
Doa

Bapa kami di dalam sorga, Kami bersyukur bahwa Engkau mengundang kami untuk menyampaikan keinginan kami di dalam doa dan perhomonan dan dengan ucapan syukur. Kami juga mau senantiasa menguji akan motivasi kami meminta kepada-Mu. Ajarlah kami menyatakan alasan-alasan kami dalam doa doa permohonan kami. 


Pdt. Johannis Trisfant

Selasa, 06 Oktober 2020

Bagaimanakah kita menaikkan doa-doa ratapan kita? (1)

Rabu, 7 Okt 2020

Bagaimanakah kita menaikkan doa-doa ratapan kita? (1)

Hab 1:12-13  Bukankah Engkau, ya TUHAN, dari dahulu Allahku, Yang Mahakudus? Tidak akan mati kami. Ya TUHAN, telah Kautetapkan dia untuk menghukumkan; ya Gunung Batu, telah Kautentukan dia untuk menyiksa 

Bagaimanakah menaikkan doa ratapan ? 

Pertama,  memanggil Allah dengan panggilan yang akrab.
Habakuk memanggil dengan sebuatan yang akrab dalam Hab 1: 12   Bukankah Engkau, ya TUHAN, dari dahulu Allahku, Yang Mahakudus?  Dia menyebut Tuhan sebagai Allahnya. Sebuah panggilan yang akrab.  

Kedua,  memberitahukan kepada Allah isi hati saudara.

Memberitahukan kepada Allah bagaimana masalah hidup kita dan seperti apakah masalah tersebut. Ini sama seperti seorang anak kecil yang datang  kepada papanya untuk menarik perhatian dari papanya.    

Dalam Hab 1:12 Bukankah Engkau, ya TUHAN, dari dahulu Allahku, Yang Mahakudus? Tidak akan mati kami. Ya TUHAN, telah Kautetapkan dia untuk menghukumkan; ya Gunung Batu, telah Kautentukan dia untuk menyiksa.  

Habakuk disini memberitahukan isi hatinya kepada Tuhan. Dia mengatakan bahwa Tuhan itu Allah yang suci dan kekal, Allah  pelindungnya. Namun mengapa Tuhan memilih bangsa Babel untuk menghukum kami?  Habakuk tidaklah komplain karena Tuhan menghukum bangsa Israel sebab memang bangsa ini berbuat dosa. Tetapi yang dia pertanyakan adalah mengapa Allah memakai orang Kasdim untuk menghukum bangsa Israel. Padahal bangsa Babel atau Kasdim itu tidak lebih baik dari bangsa Israel. Itulah yang dinyatakan oleh Habakuk dalam ayat 12. 

Sapalah Allah dengan mengatakan, Bapa di dalam sorga. Dan beritahukanlah kepada Nya isi hati saudara. Sama seperti seorang anak yang datang kepada papanya

Doa

Bapa kami di dalam sorga, inilah kami dengan segala pergumulan yang sedang kami alami. Kami tidak sanggup menanggungnya seorang diri. Kami membutuhkan pertolonganMu dan membutuhkan Tuhan sendiri , Allah kami, Bapa kami sebagai tempat dimana kami mencurahkan isi hati kami

Pdt. Johannis Trisfant

Senin, 05 Oktober 2020

DOA RATAPAN

Selasa, 6 Okt 2020

DOA RATAPAN
 
 Hab 1:12-17  Bukankah Engkau, ya TUHAN, dari dahulu Allahku, Yang Maha Kudus? Tidak akan mati kami. Ya TUHAN, telah Kautetapkan dia untuk menghukumkan; ya Gunung Batu, telah Kautentukan dia untuk menyiksa.  (13)  Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau tidak dapat memandang kelaliman. Mengapa Engkau memandangi orang-orang yang berbuat khianat itu dan Engkau berdiam diri, apabila orang fasik menelan orang yang lebih benar dari dia?  (14)  Engkau menjadikan manusia itu seperti ikan di laut, seperti binatang-binatang melata yang tidak ada pemerintahnya?  (15)  Semuanya mereka ditariknya ke atas dengan kail, ditangkap dengan pukatnya dan dikumpulkan dengan payangnya; itulah sebabnya ia bersukaria dan bersorak-sorai.  (16)  Itulah sebabnya dipersembahkannya korban untuk pukatnya dan dibakarnya korban untuk payangnya; sebab oleh karena alat-alat itu pendapatannya mewah dan rezekinya berlimpah-limpah.  (17)  Sebab itukah ia selalu menghunus pedangnya dan membunuh bangsa-bangsa dengan tidak kenal belas kasihan?

Tekanan hidup membuat banyak orang stress bahkan ada yang sampai bunuh diri. Saya kira sudah tidak terhitung jumlah orang-orang yang bunuh diri yang kita baca di koran.  Persoalan manusia memang sangatlah kompleks, dan terkadang sudah tidak bisa ditanggung, sehingga banyak yang mengakhiri hidup dengan cara yang sangat tragis.  Sebenarnya semua persoalan bisa ditanggung kalau ada orang yang kita bisa ajak bicara, baik itu bicara dengan sahabat atau bicara dengan Tuhan 

Ada sebuah cara yang Alkitab ajarkan kepada kita, bagaimana caranya memikul beban yang berat yang bahkan sudah tidak bisa ditanggung lagi. Cara ini adalah cara yang kuno yang dilakukan oleh pemazmur, para nabi dan juga oleh Tuhan Yesus, yakni meratap kepada Allah. 

Apa itu meratap? Meratap itu bukan seperti orang yang ditinggal mati oleh keluarganya dan kemudian dia meraung raung dengan sangat keras. Meratap disini adalah sebuah doa ratapan, Menyatakan kepada Tuhan semua kesusahan kita.  Orang yang menaikkan doa ratapan bukan berarti orang tersebut lemah imannya.  Habakuk memiliki keyakinan yang kokoh akan Allah. Perhatikan di ayat 12. Dia mengatakan Tuhan itu dari dahulu kala, atau Tuhan itu kekal. Tuhan itu  Maha Kudus, Dia adalah gunung batu, bahkan di ayat 13, Habakuk mengatakan bahwa Tuhan itu suci. Semua pernyataan ini tidaklah menunjukkan kelemahan iman. Ini merupakan sebuah ungkapan yang penuh dengan keyakinan terhadap Allah.  

Ratapan bukan hanya sebuah cara untuk menangis dan mencurahkan emosi kita dihadapan Allah, tetapi dalam doa ratapan ini kita belajar mengungkapkan dengan kata-kata pemahaman kita akan Allah dan menghungkan dengan persoalan atau penderitaan kita. Doa ratapan itu real, karena merupakan pengalaman realnya kita. Doa ratapan akan menjadi doa yang jauh lebih dalam dari doa doa kita yang biasa, sebab di dalamnya ada emosi kita terlibat , ada keputusasaan namun ada iman yang tersisa yang kita tujukan kepada Allah kita., dimana kita berseru kepada Allah : berapa lama lagi Tuhan? Mengapa Engkau berdiam diri yah Tuhan? Mengapa ini terjadi yah  Tuhan? Doa ratapan adalah sebuah doa yang jujur karena kita dengan jujur memberitahukan lepada Allah kesakitan kita, sakit hatinya kita, penindasan yang kita alami, memberitahukan kepada Allah kemarahan kita. 

Di mana letak perbedaan antara “meratap” dan “bersungut-sungut”?  Yang membedakan antara meratap dan sungut-sungut adalah respons kita terhadap Allah saat kita menghadapi kesulitan.( I Korintus 10:1-13). Doa ratapan kita  menjadi pembuka hati kita terhadap Allah. Saat kita meratap dalam doa kita  kita   yakin dan percaya bahwa Allah akan menolong kita, bahwa Allah lebih besar dari masalah kita, dan yakin Tuhan mau menolong kita.  Sebaliknya,  sungut-sungut  memandang bahwa masalah kita lebih besar dari Tuhan kita dan Tuhan tidak dapat atau tidak mau menolong kita.  Dalam sungut sungut , kita bukannya mendekat kepada Allah, melainkan kita menolak Allah . Dalam doa ratapan, ada penyerahan  diri sedangkan kalau bersungut sungut, tidak ada penyerahan diri.  

Ahli perjanjian lama “ Walter Brueggemann mengatakan banyak orang Kristen mengalami kehilangan yang sangat besar dari doa ratapan. Ketika doa ratapan tidak ada dalam doa-doa kita, maka kita mengalami kehilangan yang sangat besar.

Datanglah kepada Tuhan dalam semua kesusahan saudara. Menangislah dihadapanNya. Merataplah di hadapanNya. Dia mengasihi saudara. 
  

Doa

Bapa yang mengasihi kami. Kami berterima kasih karena Tuhan berkenan mendengarkann ratapan kami. Hati yang remuk tidak Engkau pandang rendah, tetapi Tuhan menerima kami. Tuhan mendengarkan semua kesusahan kami. Air mata kami Engkau taruh dan perhatikan. 

Pdt. Johannis Trisfant

Minggu, 04 Oktober 2020

Pilihan menentukan hasil (Nahum 1:7-

Senin, 5 Oktober 2020

Pilihan menentukan hasil (Nahum 1:7-8) 

Nah 1:7-8  TUHAN itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya  (8)  dan menyeberangkan mereka pada waktu banjir. Ia menghabisi sama sekali orang-orang yang bangkit melawan Dia, dan musuh-Nya dihalau-Nya ke dalam gelap.



Akhir dari kehidupan setiap orang akan berbeda-beda. Ada yang mendapatkan kehormatan dan kehidupan, yang lain mendapatkan aib dan kematian. Dua bersaudara saja, tidak sama akhir hidupnya. Ada yang sukses sebagai dokter, dan ada yang gagal dimana berakhir dengan bunuh diri. Nasi yang dimakan sama, pendidikan yang diterima sama , nasehat juga dari orang tua yang sama, bahkan dari gereja yang sama. Tetapi yang satu meresponi, menaati sedangkan yang lain tidak mengindahkannya


Di dalam Nah 1:7-8, ada dua macam orang, yakni orang yang berlindung kepada-Nya, dan orang yang bangkit melawan Tuhan. Mereka yang berlindung padanya mendapatkan pertolongan dari Tuhan, dimana Tuhan menyebrangkan mereka pada waktu banjir. Tetapi mereka yang melawan Dia, dihabisi sama sekali dan dihalau ke dalam gelap. 


Hidup kita sangat ditentukan oleh pilihan yang kita ambil. Setiap kita menerima Firman Allah dan kesempatan. Persoalannya adalah bagaimana kita meresponinya? Pilihan apa yang kita ambil?


Doa

Bapa di dalam sorga, tuntunlah kami meresponi akan panggilanMu. Meresponi dengan iman dan ketaatan firmanMu. Kami memohon agar kami tidak sampai salah memilih, Hanya Engkaulah yang terutama dalam hidup kami


Pdt. Johannis Trisfant

Jumat, 02 Oktober 2020

Tuhan itu baik

Sabtu, 3 Oktober 2020


Tuhan itu baik


Nah 1:7  TUHAN itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya
 

Tuhan itu baik, bahkan di saat-saat malapetaka terjadi. Selalu ada banyak penderitaan di dalam  dunia ini. Seringkali ketika kita menderita, maka dalam pikiran kita muncul pikiran-pikiran negatif yang mencurigai Tuhan. Kita mempertanyakan kebaikan Tuhan. Kita menggerutu. 

Padahal penderitaan kita tidak lah sebanding dengan kebaikan Tuhan. Kebaikan dan kasih Tuhan selalu lebih besar dan lebih banyak dari penderitaan kita. Bahkan dalam penderitaan itu pun memiliki tujuan untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Penderitaan menjadi sebuah tempat penggodokan untuk mempersiapkan diri kita mengerjakan hal yang luar biasa dimasa depan. Tuhan itu baik. Apapun yang terjadi atas hidup kita, tidak mengurangi kebaikan Tuhan dalam hidup kita. 


Di hari-hari kesusahan yang kita alami saat ini hanya satu hal yang perlu kita terus ingat dan pegang, yakni bahwa Tuhan itu baik. Kalau kita bisa meyakini akan hal ini, maka kita akan kuat menjalani hidup kita dan kita akan menang dalam kesusahan hari ini


Doa

Ya, Tuhan, seringkali ketika kami senang kami lupa akan kebaikanMu. Tetapi ketika kami susah kami meragukan kebaikan Tuhan. Padahal Engkau selalu baik kepada kami dan tidak pernah berkurang sedikitpun. Pulihkanlah kami ya Tuhan dari keraguan kami


Pdt. Johannis Trisfant

Kamis, 01 Oktober 2020

Merespon penderitaan dengan cara yang benar

Jumat, 2 Oktober 2020


Merespon penderitaan dengan cara yang benar


Mikha  7:7-9  Tetapi aku ini akan menunggu Tuhan, akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku; Allahku akan mendengarkan aku!  (8)  Janganlah bersukacita atas aku, hai musuhku! Sekalipun aku jatuh, aku akan bangun pula, sekalipun aku duduk dalam gelap, Tuhan akan menjadi terangku.  (9)  Aku akan memikul kemarahan Tuhan, sebab aku telah berdosa kepada-Nya, sampai Ia memperjuangkan perkaraku dan memberi keadilan kepadaku, membawa aku ke dalam terang, sehingga aku mengalami keadilan-Nya.   

Setiap kita pasti meneghadapi penderitaan. Perbedaaan antara kita dengan orang lain adalah bagaimana kita meresponi penderitaan tersebut. Kita dapat belajar dari nabi Mikha, cara meresponi penderitaan


Pertama, dengan menantikan-nantikan Tuhan. 


Mikha 7:7 Tetapi aku ini akan menunggu Tuhan, akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku; Allahku akan mendengarkan aku!  

Jangan berhenti menunggu Tuhan. Jangan berhenti berharap kepada Tuhan. Dan jangan berhenti berseru kepada Tuhan

Kedua, Percaya bahwa Tuhan akan membawa kita keluar dari masa sulit ini 


Mikha 7:8   Janganlah bersukacita atas aku, hai musuhku! Sekalipun aku jatuh, aku akan bangun pula, sekalipun aku duduk dalam gelap, Tuhan akan menjadi terangku

Kita akan keluar dari masa-masa sulit kita. Kita mungkin jatuh saat ini dan kita sedang duduk dalam kegelapan masalah kita, tetapi yakinlah bahwa Tuhan akan membawa kita keluar dari masa sulit itu. Kita akan bangun kembali dan Tuhan akan menjadi terang nya kita.


Ketiga, Kita harus bersabar


Mikha 7:9  Aku akan memikul kemarahan Tuhan, sebab aku telah berdosa kepada-Nya, sampai Ia memperjuangkan perkaraku dan memberi keadilan kepadaku, membawa aku ke dalam terang, sehingga aku mengalami keadilan-Nya.  


Penderitaan kita mungkin saja akibat dari kemarahan Tuhan atas dosa-dosa kita. Kalau pun seperti itu, maka tetaplah datang kepadaNya karena Dia akan membawa kita ke dalam terang. AnugerahNya masih tetap diberikan kepada anak-anakNya. Tetaplah bersabar dan bertekun dalam masa sulit ini. Tetap datang kepadaNya. 


Doa

Ya, Tuhan, ketika kami menderita, kami seringkali salah dalam meresponi penderitaan kami. Tuhan tidak menuntut bakat yang luar biasa dari kami untuk meresponi penderitaan kami dengan benar. Yang Tuhan tuntut hanyalah iman kepada Mu dan  kesediaan untuk bertindak berdasarkan iman itu.



Pdt. Johannis Trisfant