Jumat, 26 September 2014

LAPAR DAN HAUS AKAN KEBENARAN

Mat 5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran. Orang yang seperti ini adalah orang yang benar-benar bahagia. Seluruh dunia saat ini sedang mencari kebahagiaan. Setiap orang ingin bahagia. Inilah yang menjadi motivasi dalam setiap tindakan dan ambisi manusia. Setiap orang berusaha mencari kebahagiaan tetapi mereka tidak bisa mendapatkan kebahagiaan tersebut. Mengapa? Sebab manusia tidak memahami teks ini: berbahagialah mereka yang lapar dan haus akan kebenaran.
Manusia tidak lapar dan haus akan kebenaran, melainkan lapar dna haus akan kebahagiaan. Banyak orang lapar dan haus akan berkat, lapar dan haus akan kebahagiaan. Kita seeringkali menempatkan kebahagiaan dan berkat itu sebagai satu hal yang kita sangat inginkan, yang kita kejar dan celakanya adalah kita seringkali tidak mendapatkan berkat maupun kebahagiaan tersebut.
Apakah yang dikatakan oleh Alkitab mengenai kebahagiaan atau berkat ini? Jangan menjadikan kebahagiaan itu sebagai hal yang saudara cari atau kejar. Kebahagiaan adalah hasil daripada ketika kita mencari sesuatu.
Prinsip ini berlaku baik itu di dalam gereja ataupun di luar gereja. Dunia ini sedang mencari kebahagiaan . Ini yang kita sebut sebagai maniak kesenangan. Hal ini dikejar oleh setiap manusia baik itu tua, atau pun muda. Mereka menjadikan kebahagiaan sebagai tujuan mereka. Namun hal yang menyedihkan adalah mereka tidak mendapatkan kebahagiaan tersebut. Hal ini sama dengan seekor singa
ada seekor anak singa bertanya kepada ibunya"Dimanakah kebahagiaan?
Sang ibu menjawab,"Kebahagiaan terletak pada ekormu! "
Lalu si anak singa itu terus mengejar ekornya sendiri tapi tdk bisa ia dapatkan,lalu ia berkata kpd ibunya"saya tdk bisa mendptkan kebahagiaan saya"
Sang ibu tertawa dan berkata "Kau tdk perlu mengejar nya,karena ketika kau berjalan, kebahagiaanmu akan selalu mengikutimu".

Kebahagiaan itu tidak bisa dikejar. Jika kita haus dna lapar akan kebahagiaan, kita tidak akan pernah mendapatkan kebahagiaan itu. Mengapa? Sebab jikalau saudara menempatkan kebahagiaan di menggantikan kebenaran, maka saudara tidak aka mendapatkan kebahagiaan tersebut. Artinya adalah janganlah mengejar kebahagiaan melainkan kejarlah kebenaran. Inilah yang menjadi pesan yang besar dari Alkitab dari awal sampai akhir. Saudara akan benar-benar bahagia jikalau saudara mencari kebenaran. Letakkanlah kebahagiaan itu di tempat kebenaran, maka saudara tidak akan pernah mendapatkan kebahagiaan tersebut.
Dunia ini sudah jatuh ke dalam kesalahan yang utama dan mendasar. Misalnya: seseorang sakit dan penyakit itu membuatnya sangat menderita. Sakitnya adalah kanker pancreas. Orang yang kena sakit kanker pancreas akan sangat menderita dan kesakitan. Umumnya kenginan dari si pasien adalah dilepaskan dari penderitaannya dan kita bisa mengerti akan hal ini, sebab tidak seorang pun yang menyukai penderitaan. Namun, jika seorang dokter yang menangani pasien tersebut, hanya memperhatikan bagaimana membuat kesakitan si pasien itu berkurang, maka itu adalah dokter yang paling bodoh. Tugas utama dari seorang dokter adalah menemukan penyebab dari penyakit tersebut dan mengobati penyakit itu. Kesakitan adalah gejala yang diakibatkan oleh adanya penyakit dalam diri si pasien. Karena adanya kesakitan itu, maka berarti ada sesuatu yang terjadi dalam diri si pasien.
Oleh sebab itu tugas utama dari seorang dokter bukanlah mengobati gejala atau kesakitan si pasien, melainkan mengobati penyakitnya. Sehingga jika seorang dokter hanya mengobati rasa sakit atau penderitaan si pasien, tanpa menemukan penyebab dari rasa sakit itu, maka dokter itu sudah membahayakan jiwa dari si pasien. Pasien bisa merasa sudah tidak merasa sakit lagi, dia seolah-olahsudah sembuh, tetapi penyakit itu masih bersarang di tubuhnya. Pasien tersebut hanya diberikan obat anti sakit, tetapi penyakitnya sendiri tidak diobati.
Seperti inilah yang terjadi dalam dunia ini. Banyak orang seringkali mengatakan :" saya ma menyingkirkan rasa sakit saya, oleh sebab itu saya akan minum sampai mabuk, saya akan pakai narkoba atau saya akan melakukan hal-hal yang lain supaya bisa melupakan penderitaan saya. Tetapi pertanyaanya adalah apakah yang menjadi penyebab dari penderitaan kita? Apakah yang menjadi penyebab dari ketidakbahagiaan kita, apakah yang menjadi penyebab dari kemalangan kita? Itu disebabkan karena kita tidak lapar dan haus akan kebenaran. Kita hanya lapar dan haus akan kebahagiaan, makanya kita tidak bahagia. Supaya kita bisa bahagia, maka kita mesti lapar dan haus akan kebenaran, sebab Alkitab mengatakan: " Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran. Mereka yang lapar dan haus akan kebenaran akan…………berbahagia. Inilah rahasia kebahagiaan , rahasia berkat yang Tuhan Yesus ajarkan kepada kita.
Orang-orang Kristen banyak yang keliru mengenai konsep mencari kebahagiaan ini. Kita mencari dan mengejar kebahagiaan yang tidak pernah kita bisa peroleh . kita berpikir bahwa kebahagiaan itu ada pada HP yang keluaran terbaru. Ketika kita melihat orang lain memakai Iphone kita menganggap bahwa dia itu bahagia, sehingga ada anak remaja di china yang menjual ginjalnya demi bisa membeli HP. Apakah dia bahagia? Hanya sementara. 3 bulan juga sudah bosan dengan HP terbarunya. Dahulu dia beli Iphone 3, sekarang sudah Iphone 6. Memangnya mau jual berapa ginjal untuk bsia mengikuti HP terbaru? Orang yang pakai Iphone itu juga tidak bahagia dan merasa diri kita lah yang bahagia. Atau terkadang kita merasa bahwa bahagia itu kalau kita punya banyak uang, atau kalau orang yang kita suaki juga suka kita. AKhirnya apa yang kita lakukan? Kita berusaha mendapatkan hal-hal yang kita rasakan akan membuat kita bahagia. Kita kejar itu, namun kita tetap tidak bahagia. ALkitab tidaklah mengatakan: berbahagialah mereka yang lapar dan haus akan uang. ALkitab juga tidak mengatakan: berbahagilah mereka yang lapar dan haus akan HP terbaru. Atau berbahagilah mereka yang lapar dan haus akan kasih saying orang lain. Tuhan Yesus berkata: berbahagilah mereka yang lapar dan haus akan kebenaran. Orang yang bahagia adalah mereka yang lapar dan haus akan kebenaran.
Lalu apakah itu kebenaran yang kita mesti sangat inginkan agar kita bahagia? Kebenaran yang dimaksud disini adalah kebenaran pribadi.
Kebenaran yang dimaksud adalah kekudusan pribadi, sebuah keinginan yang sangat besar untuk bebas dari dosa. Keinginan untuk bebas dari dosa sama artinya keinginan untuk hidup benar dengan Allah. Hal inilah yang menjadi masalah. Ketika kita tidak ada keinginan yang besar terhadap kebenaran, atau keinginan yang besar untuk hidup benar dengan Allah, maka kita akan menempuh jalan yang salah dalam hidup kita. Semua masalah dalam hidup kita terjadi karena kita tidak hidup benar dengan Allah. Semua masalah , ketidakbahagiaan hidup ini terjadi karena kita berbuat dosa.
Lapar dan haus akan kebenaran adalah sebuah keinginan untuk hidup kudus. Inilah defenisi dari lapar dan haus akan kebenaran. Mereka yang lapar dan haus akan kebenaran adalah mereka yang yang mau menjalankan semua ucapan bahagia ini dalam hidupnya.


Kekudusan dan kebahagiaan hidup itu berkaitan satu sama lain. Kita seringkali tertipu dan menganggap bahwa dosa itu adalah sesuatu yang membahagiakan. Sedangkan hidup kudus itu sesuatu yang menyengsarakan. Konsep ini terbalik. Dosa selalu mengakibatkan kesengsaraan, sedangkan kekudusan mengakitbatkan kebahagiaan.
Kalau saudara perhatikan ucapan bahagia ini, maka terlihat dengan jelas bahwa kita akan bahagia kalau kita rendah hati, kalau kita lemah lembut, murah hati, pembawa damai . Jikalau saudara sombong, maka saudara tidak akan bahagia sebab suatu waktu ada yang akan merendahkan diri saudara. Dan kalau ini terjadi, maka kebahagiaanmu hilang. Demikian juga kalau saudara suka bertengkar, kasar, maka saudara akan punya banyak musuh. Hidupmu tidak akan tenang. Saudara tidak akan bahagia kalau menganggap dirimu pandai dan orang lain bodoh. Sebab kalau suatu waktu saudara tahu bahwa orang lain lebih pintar dari saudara, maka saudara akan sakit hati dan hilanglah kebahagiaanmu itu. Saudara akan bahagia kalau saduara hidup dalam kebenaran , hidup dalam kesucian, rendah hati, lemah lembut, murah hati, pembawa damai
Lalu apakah maksudnya lapar dan haus? Itu berarti kebutuhan kita yang terdalam. Lapar adalah kebutuhan yang terdalam, demikian juga haus. Jadi makna dari lapar dan haus adalah sebuah keinginan yang sangat dalam. Keinginan ini akan membuat kita menderita jikalau tidak dipenuhi. Jikalau saudara lapar dan haus, dan saudara tidak mendapatkan makanan dan minuman, maka saudara akan merasakan penderitaan. demikian juga dnegan lapar dan haus akan kebenaran. Kita bukan hanya sekedar menginginka untuk hidup bagi Allah, kita bukan hanya sekedar menginginkan untuk hidup lepas dari dosa, tetapi itu merupakan sebuah keinginan yang sangat dalam sehingga kalau tidak terpenuhi maka kita akan merasakan penderitaan.
Lapar dan haus akan kebenaran ini sama juga dengan seseorang yang sangat menginginkan posisi atau kedudukan, sama seperti Prabowo, yang sangat ingin menjadi presiden. Dia gelisah kalau belum menjadi presiden, dia tidak bisa tinggal diam dan tenang . dia akan bekerja mati-matian bahkan akan berusaha terus walaupun lawan politiknya Joko wi, JK, sudah menang, ini terbukti. Pada waktu quick count, KPU, Mahkamah, PTUN, DPR. Jadi ada selalu keinginan yang besar untuk menjadi Presiden. Lapar dan haus akan kebenaran seperti itu, tetapi bukan lapar dan haus akan jabatan melainkan kebenaran. Kita akan berusaha sungguh-sungguh, mati-matian untuk bisa melakukan kebenaran, untuk bisa hidup dalam kekudusan
Pernah enggak saudara bersungguh-sungguh untuk melakukan meninggalkan dosa-dosamu, bersungguh sungguh hidup bagi Allah? .
Suatu hari sekretaris Presiden Abraham Lincon mengajukan permohonan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya. Ketika presiden menanyakan alasan pengunduran dirinya, sekretaris itu menjawab, "saya ingin membaktikan diri saya kepada Amerika dengan mati sebagai prajurit Amerika." Menanggapi perkataan itu presiden berkata, "Amerika tidak membutuhkan orang-orang yang mau mati untuk Amerika, tetapi Amerika membutuhkan orang-orang yang mau hidup untuk Amerika!"
Dalam benak banyak orang kristen, orang-orang yang hebat adalah para martir yang mati syahid karena memberitakan Injil dan membela kekristenan. Sedangkan mereka sendiri bukanlah siapa-siapa karena mereka tidak punya bukanlah martir-martir itu. Tetapi Alkitab mengatakan bahwa yang dibutuhkan Tuhan bukannya orang-orang yang mau mati untuk-Nya (apalagi orang-orang yang hanya memberikan persembahan dalam bentuk yang mati)! Yang dibutuhkan oleh Tuhan adalah orang-orang yang mau hidup bagi Tuhan. DIsinilah letak kebahagiaan saudara ketika saudara bersedia hidup bagi Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Orang yang lapar dan haus akan kebenaran akan bahagia. Kenapa? Karena mereka akan dipuaskan.

Salam
Pdt. Yohannis Trisfant.

Doa Bapa Kami: karena itu berdoalah demikian (Matius 6:9)

DOA BAPA KAMI: Karena itu berdoalah demikian (matius 6:9)
ini merupakan pengantar dari Doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Tuhan Yesus dalam kotbah di bukit.Doa Bapa kami ini diberikan untuk menjadi pola dari semua doa doa yang kita sampaikan kepada Tuhan. Bagaimanakah pola doa Bapa kami ini? pada hari ini, kita akan melihat secara sepintas pola Doa Bapa kami.

Allah disebut dipanggil sebagai Bapa. Memanggil Allah sebagai Bapa adalah sesuatu hal yang mengejutkan murid murid Tuhan Yesus. sebab, bagi bangsa Yahudi, mereka tidak memanggil Allah sebagai Bapa. Mereka tidak akan berani melakukan itu. Tetapi sekarang Tuhan Yesus mengajarkan mereka untuk memanggil Allah dengan sebutan Bapa. Dengan kata lain, murid murid dan kita diajarkan untuk datang ke hadirat Allah dengan sebuah konsep bahwa kita adalah anak-anak Allah dalam keluarga Allah . Pada saat kita berdoa, kita sedang datang da mencari kasih dari Bapa. Bukan hanya itu, Bapa yang kepadanya kita sampaikan doa kita adalah Bapa yang berdiam di sorga. artinya adalah Bapa itu memiliki kedaulatan , mandiri, Allah transendent. Kedua hal ini digabungkan dalam doa Bapa kami, yakni Allah yang dekat dengan kita, mengasihi kita seperti bapa yang dekat dengan anaknya dan Allah yang jauh dari kita, yang berdiam di sorga.

setelah itu, ada tiga permintaan yang berpusatkan kepada Allah. Ketiga permintaan ini, adalah sikap yang menyatakan bahwa si pendoa mengasihi Allah dengan segenap hati segenap jiwa dan segenap kekuatan (matius 22:37,38).

Permintaan pertama, adalah dikuduskanlah namaMu. Nama dalam Alkitab berarti pribadi, dan menguduskan nama Allah berarti mengakui Allah itu kudus melalui sikap yang hormat dan taat.

Permintaan kedua, adalah datanglah kerajaanMu. Kerajaan berarti Kuasa pemerintahanNya. Berdoa agar kerajaanNya datang adalah sebuah seruan agar ketuhananNya terlihat (menjadi nyata) dan ditaati dan anugerah keselamatannya dialami oleh semua manusia, sampai Kristus datang kembali dan membuat segala sesuatunya menjadi baru.
Permintaan ketiga " jadilah kehendakMu ", berarti bahwa semua perintah dan maksudNya secara sempurna tergenapi.

ALLAH TERLEBIH DAHULU, SETELAH ITU MANUSIA.

setelah tiga permintaan yang berpusatkan kepada Allah ini disampaikan, maka bagian kedua dari doa ini adalah permintaan yang berpusatkan kepada manusia. Mengapa permintaan yang berpusatkan Allah terlebih dahulu diucapkan? Hal ini mengingatkan kita bahwa permintaan atau doa kita adalah untuk meninggikan Allah dan untuk kemuliaan Allah. semangat dalam doa bukanlah untuk menundukkan kehendak Allah kepada kehendak kita. sebaliknya, adalah untuk menundukkan kehendak kita kepada kehendak Allah. Permintaan yang berpusatkan kepada manusia ini adalah meminta roti, meminta ampun, dan dilindungi dari pencobaan. semua kebutuhan kebutuhan manusia sudah masuk dalam tiga permintaan ini. Kebutuhan ini adalah kebutuhan materi, kebutuhan spiritual dan kebutuhan akan pimpinan dan pertolongan.

doa bapa kami diakhiri dengan pujian, karena Engkaulah yang empunya kerajaan, kuasa, dan kemuliaan. Pujian ini berarti bahwa Allah yang kita sembah memiliki Tahta di sorga, Allah yang sanggup melakukan apa yang kita minta karena Dia memiliki kuasa, dan Allah yang kita puji disini dan sekarang ini.

ALLAH MEMIMPIN PERCAKAPAN
Ketika kita berbicara kepada orang tua kita atau teman tentang masalah dan ketakutan yang sedang kita alami, mereka seringkali memimpin atau mengambil alih pembicaraan. Tujuannya apa? untuk membantu kita melihat secara jernih masalah yang sedang kita hadapi. Misalnya, coba ceritakan masalahmu............apa tujuanmu melakukan itu? saudara kenal enggak dengan dia? lalu kita pun menjawab pertanyaan pertanyaan dari teman kita itu.
Doa Bapa Kami juga memiliki model yang seperti ini. Doa Bapa Kami adalah serangkaian jawaban dari pertanyaan pertanyaan yang Allah ajukan kepada kita. Untuk mempertajam doa Bapa kami ini, kita perlu melihat pertanyaan pertanyaan yang ada dibalik doa Bapa kami ini
Pertama, menurutmu, Aku ini siapa? ( Bapa kami di dalam sorga)
Kedua, apakah yang paling saudara inginkan? dikuduskanlah namaMu, datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumis eperti di sorga
ketiga, Lalu apakah yang saudara akan minta sekarang yang sesuai dengan tujuan itu? Pemeliharaan (roti) pengampunan dan perlindungan (janganlah membawa kami dalam pencobaan)

keempat, Mengapa anda begitu yakin dan mantap dengan ketiga permintaan tadi? karena kami tahu, bahwa Tuhan mampu melakukan itu (karena Engkaulah yang memiiki kuasa) dan ketika Engkau melakukannnya maka akan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan. ( dan kemuliaan sampai selama lamanya).
pertanyaan pertanyaa ini mesti kita pahami sebelum menyampaikan doa Bapa kami. karena pertanyaan pertanyaan ini, sangat menyehatkan kita secara rohani ketika berdoa. seringkali ketika kita berdoa, kita merasa bhwa tidak ada yang mendengarkan doa kita.Padahal Allah sedang mendengarkan kita. Melalui pertanyaan pertanyaan ini, kita akan dibantu untuk menyadari bahwa Allah itu sedang bertanya kepada kita agar memberitahukan kepadaNya dengan jujur, apa yang kita pikirkan mengenai Dia, Apa yang kita inginkan dari Dia dan Mengapa kita menguinginkannya. Dengan pertanyaan pertanyaan ini, kita akan lebih sadar bahwa kita sedang berbicara kepada Bapa, kita akan lebih paham isi doa Bapa kami.

Yohannis Trisfant