Minggu, 31 Mei 2020

1 Juni 2020


Kasih setiaMu lebih baik dari pada hidup (Mzm 63:4)


Mzm 63:4 Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau. 

Kita mesti mengevaluasi kembali hidup kita, apakah kita lebih sering bersungut sungut, komplain kepada Allah ataukah memuji Allah. Banyak orang lebih sering komplain kepada Allah daripada memuji Allah dan bersyukur kepada Nya. Padahal kasih setia Tuhan itu kepada kita sangatlah besar. Daud memuji Allah dan mengatakan: Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup, 

Kasih setia Tuhan lebih baik daripada kehidupan, 

Kasih setia Tuhan lebih baik dari segala kenyamanan hidup
 
Kasih setia Tuhan lebih baik dari segala milik kita yang terbaik 

Kasih setia Tuhan lebih baik dari umur Panjang 

Kasih setia Tuhan lebih baik dari kemakmuran. 

Kasih setia Allah itu, menurut kodratnya sendiri dan dalam pandangan semua orang kudus, adalah lebih baik daripada hidup. 

Kasih setia-Nya adalah kehidupan rohani kita, dan kehidupan rohani itu lebih baik daripada kehidupan fana yang sementara ini.. Beribu-ribu kali jauh lebih baik mati dalam kemurahan Allah daripada hidup di bawah murka-Nya. 

Bagaimanakah saudara memandang hidup ini dan melihat Allah ? apakah kita seperti Daud, yang dapat mengatakan bahwa kasih setia Allah lebih daripada hidup, lebih daripada kehidupan itu sendiri? 

Doa 

Bapa di dalam sorga, ajarilah kami untuk bisa melihat hidup ini dari atas, dari terang firmanMu. Seringkali kami melihat hidup ini di dalam sudut pandang kami yang terbatas dan mengukur semuanya dari materi, kesehatan, kesuksesan, panjang umur. Sehingga ketika kami mengalami kerugian dan sakit maka kami meragukan kasih setiamu. Padahal kasih setiaMu kepada kami sangat besar. Kasih setiamu lebih daripada hidup kami sendiri. Tak berkesudahan kasih setia Mu TUHAN, tak habis-habisnya rahmatMu, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! 
Amin 


Pdt. Yohannis Trisfant 

Jumat, 29 Mei 2020

Berlindung sampai bahaya berlalu (Mzm 57:1-2)

Sabtu, 30 Mei 2020



Berlindung sampai bahaya berlalu (Mzm 57:1-2)



Mazmur 57:1 (TB) Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Jangan memusnahkan. Miktam Dari Daud, ketika ia lari dari pada Saul, ke dalam gua. (57-2) Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung; dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung, sampai berlalu penghancuran itu. 



Pada waktunya penghancuran akan berlalu. Ketika tiba waktunya, Permasalahan akan berakhir dengan baik, badai yang bertiup akan lenyap. Meskipun kita sekarang ada dalam kesusahan, tidak akan selamanya seperti itu. Hal ini akan terjadi kalau kita berlindung pada Allah, di dalam naunganNya. Inilah penghiburan yang kita miliki. 



Allah itu baik dan Dia adalah tempat berlindung kita ketika sedang berada di dalam bahaya. 


Daud menggambarkan dirinya berlindung dibawah naugan sayapnya Allah. Seperti anak ayam yang berlindung dibawah induknya. Ketika ada burung elang yang mengincar anak ayam, biasanya anak ayam langsung berlari ke bawah naugan sayap induknya. Dan ketika bahaya itu sudah berlalu, maka barulah mereka keluar. 

Seperti inilah yang seharusnya kita lakukan dalam hidup ini. Pada saat ada bahaya berlarilah ke dalam perlindungan Tuhan dan bernaunglah sampai bahaya itu berlalu



Saat ini, kita mungkin sedang menghadapi sebuah persoalan yang berat. Datang lah berlindung kepada Nya, sampai bahaya itu berlalu. Didalam naunganNya kita mendapatkan belas kasihanNya. 





Doa

Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku. Ketika aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku; Engkau mengulurkan tangan-Mu, dan tangan kanan-Mu menyelamatkan aku. Ya TUHAN, Engkaulah yang akan menyelesaikannya bagiku! Ya TUHAN, kasih setia-Mu untuk selama-lamanya; janganlah Kautinggalkan hambamu. 



Amin 



Pdt. Yohannis Trisfant

Kamis, 28 Mei 2020

Kesedihan kita disimpan oleh Allah (Mzm 56:9)

Jumat, 27 Mei 2020 

Kesedihan kita disimpan oleh Allah (Mzm 56:9)



Allah memperhatikan kita dengan penuh kasih. Dia bahkan menderita dalam penderitaan kita dan memahami akan kesesakan jiwa kita. Bukan hanya darah dari orang orang kudusnya yang berharga bagi Allah , tetapi air mata kita juga berharga bagi Allah . 

Mzm 56:9 Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan? 

Ada dua tempat dimana Allah menaruh air mata kita, yakni di dalam kirbatNya, di dalam sebuah wadah. Dan kedua, Allah menaruh air mata kita dalam daftarNya 

Hal ini berarti bahwa Allah akan mengingat dan terus melihat kembali air mata kita , seperti Paulus teringat pada air mata Timotius (2 Tim. 1:4), dan Allah tidak akan melupakan kesedihan umat-Nya. 

Apakah kesedihan kita pada hari ini? Allah mengingat akan hal itu. Kesedihan kita ada di hatiNya. Dia akan memberikan pertolongan kepada kita pada waktunya. 

Doa 
Kami bersyukur Tuhan karena kami tidak menanggung sendirian kesusahan, kesedihan kami. Tetapi kami tahu bahwa Allah menaruh perhatian yang penuh kasih kepada kami. Air mata kami, kesedihan kami ada dalam kirbatmu, dalam daftarMu, dimana Tuhan tidak melewatkan melupakan kesedihan kami. 

Pdt. Yohannis Trisfant 

Rabu, 27 Mei 2020

Dosa, penghalang sukacita (Mzm 51:12)

Kamis, 28 Mei 2020



Dosa, penghalang sukacita (Mzm 51:12)


Mzm 51:12 Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!


Kita mungkin pernah mengalami suatu keadaan dimana iman kita tidak bertumbuh. Batin kita, tidak merasakan sebuah sukacita dan semangat untuk melayani Tuhan . Salah satu hal yang perlu diperiksa adalah apakah ada dosa yang kita simpan dan tidak akui dihadapan Allah. 


Daud merasakan akan hal ini. Dia telah jatuh dalam perzinahan dengan Bathsheba. Selama dia menyimpan dosanya itu dan tidak ada pertobatan maka selama itu pula dia tidak mengalami sukacita. Yang dia alami hanyalah kegelisahan. 


Ketika nabi Natan menegur dia, dia sadar akan dosanya dan mengatakan dalam Mzm 51:12 Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!


Allah ingin agar kita mengalami kelimpahan hidup. tetapi dosa yang tidak diakui dan tidak adanya pertobatan akan menjadi penghambat dari berkat Tuhan tersebut . 


Mari kita akui dosa-dosa kita dihadapan Tuhan. Ketika kita bertobat, kita mungkin akan kehilangan banyak hal dalam dunia ini, tetapi kita akan mendapatkan berkat melimpah dari Allah, yakni sebuah sukacita hidup. 

Doa 

Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat. Bersihkanlah aku dari pada dosaku. Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali! 

Pdt. Yohannis Trisfant 

Selasa, 26 Mei 2020


Rabu, 27 Mei 2020

Apakah yang anda bawa pulang ? (Mazmur 49:18)


Mazmur 49:18 sebab pada waktu matinya semuanya itu tidak akan dibawanya serta, kemuliaannya tidak akan turun mengikuti dia. 

Seorang anak kecil yang bermain di tepi pantai menangis ketika mamanya mengajak dia balik kembali ke rumah. Dia menolak dan mengatakan: mama.......saya tidak mau pulang ke rumah karena saya tidak bisa membawa rumah rumahan yang sudah saya buat di pasir pantai ini. 

Betapa banyak tangisan yang manusia curahkan karena tidak dapat membawa rumah rumahan mereka ke dalam kekekalan. Berapa banyak tangisan dari manusia karena kemuliaannya di dunia ini harus dia tinggalkan. Firman Tuhan mengatakan dalam 

Mzm 49:18 sebab pada waktu matinya semuanya itu tidak akan dibawanya serta, kemuliaannya tidak akan turun mengikuti dia. 

Suatu waktu kita semua harus pulang , sama dengan anak kecil tadi yang main di pantai. Akan tiba waktunya kita harus berhenti dan pulang. 

Pikirkanlah apa yang akan kita bawa kelak ke dalam kekekalan, agar kita tidak pulang dengan tangan hampa. 

Doa 

Bapa di dalam sorga, kami menyadari bahwa banyak hal yang sia sia yang sudah kami lakukan selama ini. Kami mencari kemuliaan bagi diri kami, dan semua orang menyanjung kami. Tetapi sesungguhnya kami sedang berbuat baik hanya kepada diri kami sendiri. Suatu waktu semua itu akan kami tinggalkan. Tolonglah kami untuk melakukan hal yang bernilai kekal. Tuntunlah kami untuk senantiasa memiliki tujuan hidup memuliakan Tuhan. 

Pdt. Yohannis Trisfant 

Senin, 25 Mei 2020

Menceritakan kesetiaan Allah (Mzm 40:11)

Selasa, 26 Mei 2020 

Menceritakan kesetiaan Allah (Mzm 40:11)


Mzm 40:11 Keadilan tidaklah kusembunyikan dalam hatiku, kesetiaan-Mu dan keselamatan dari pada-Mu kubicarakan, kasih-Mu dan kebenaran-Mu tidak kudiamkan kepada jemaah yang besar. 

Ketika kita memikirkan tentang kesetiaan, maka kita akan berpikir tentang kesetiaan suami atau istri atau sahabat kita. Suami, istri atau sahabat yang setia akan tetap menerima dan mengasihi kita walaupun kita berada dalam keadaan yang buruk. Mereka akan tetap setia dan mengasihi kita walaupun kita sakit, miskin. 

Namun kita mengakui bahwa kenyataan yang kita jumpai dalam hidup ini, adalah kesetiaan manusia itu tidak selalu setia. Banyak orang hanya setia ketika orang yang dikasihi berada dalam kondisi yang baik. 

Kesetiaan Allah tidak seperti itu. KasihNya mutlak, kesetiaanNya tetap kekal selamanya, tidak terpengaruh oleh kondisi dari orang yang dikasihiNya. Dia tetap memelihara janjiNya kepada kita. 

Oleh sebab itulah kita jangan berdiam diri. Hendaklah kita membicarakan kasih dan kesetiaan Allah kepada kita. Saya yakin ada banyak kesetiaan dan kasih Allah yang sudah kita alami selama ini, walaupun terkadang kita tidak setia. 

2Ti 2:13 jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya." 

Doa 
Kami bersyukur Tuhan untuk kasih setiaMu yang selalu baru dan tidak pernah berkesudahan, selalu baru setiap pagi. Tuntunlah kami agar tidak hanya menyimpan dalam hati kami kesetiaanMu. Ampuni kami kalau kami selama ini berdiam diri. Berikan kepada kami sebuah dorongan untuk membicarakan kasih-Mu dan kesetiaanMu. 

Pdt. Yohannis Trisfant 

Minggu, 24 Mei 2020

Raja Kemuliaan akan masuk (Mazmur 24:7-10)

Senin, 25 Mei 2020

Raja Kemuliaan akan masuk

Mazmur 24:7-10 Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan! (8) "Siapakah itu Raja Kemuliaan?" "TUHAN, jaya dan perkasa, TUHAN, perkasa dalam peperangan!" (9) Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan! (10) "Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan?" "TUHAN semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!" Sela

Siapakah itu Raja Kemuliaan? Ini seperti sebuah pertanyaan siapa itu? siapa Dia? Kemudian dijawab: "TUHAN, jaya dan perkasa. TUHAN, perkasa dalam peperangan . TUHAN semesta alam"

Siapakah yang akan masuk ke dalam bait Allah ? Raja kemuliaan


Raja Kemuliaan akan masuk, sehingga pintu pintu gerbang disuruh terangkat, supaya Raja Kemuliaan masuk.


Kalau Raja Kemuliaan, mengetuk pintu rumah saudara, apakah saudara akan buka? Pastilah. Kita pasti buka dan bersukacita menyambutnya. Kemuliaan akan memenuhi rumah dimana didalamnya berdiam Raja Kemuliaan.


Namun, kita pasti lebih ingin agar Raja Kemuliaan, bukan hanya berdiam di dalam rumah kita, tetapi di dalam hati kita. Betapa luar biasanya kalau Raja Kemuliaan menguasai hati kita. Pasti ada banyak hal yang mulia yang akan kita pikirkan, yang akan kita lakukan dan kita pasti kelak akan masuk ke dalam kemuliaan bersama sama dengan Raja Kemuliaan

Hari ini Tuhan Yesus, Raja Kemuliaan, mengetuk di depan pintu hati saudara:

Wahyu 3:20 Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.


Apakah kita membuka pintu hati kita? dan apakah kita memberikan hati kita dikuasai oleh Raja Kemuliaan, mengontrol kita, memimpin hati kita?

Doa

Tuhan Yesus kami membuka hati kami menerimamu sebagai Tuhan dan Juruselmat kami. Kami memberikan hati kami dikuasai olehMu, diperintah olehMu dan melakukan apa yang Tuhan inginkan. Kiranya kemuliaan Tuhan senantiasa boleh terpancar di dalam hidup kami

Pdt. Yohannis Trisfant

Jumat, 22 Mei 2020

Perlindungan yang menguatkan (Mzm 18:31-34


Sabtu, 23 Mei 2020

Perlindungan yang menguatkan (Mzm 18:31-34)


Mazmur 18:31-34 (TB) (18-31) Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; janji TUHAN adalah murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya. 
(18-32) Sebab siapakah Allah selain dari TUHAN, dan siapakah gunung batu kecuali Allah kita? 
(18-33) Allah, Dialah yang mengikat pinggangku dengan keperkasaan dan membuat jalanku rata; 
(18-34) yang membuat kakiku seperti kaki rusa dan membuat aku berdiri di bukit; 
(18-35) yang mengajar tanganku berperang, sehingga lenganku dapat melenturkan busur tembaga. 


Ada pandangan yang menganggap bahwa percaya kepada Allah hanyalah membuat orang lemah. 

Pandangan seperti ini keliru. Allah menjadi perisai (Mzm 18: 31) untuk melindungi kita ketika kita terlalu lemah untuk menghadapi pencobaan tetapi Dia tidak menghendaki kita terus lemah. Dia menguatkan, melindungi dan menuntun kita untuk mengirim kita kembali ke dalam dunia yang jahat agar berperang bagi Dia. (Mzm 18: 34-35)

Jika Allah tidak memberikan kepada kita jalan yang berliku liku, gunung untuk didaki, dan peperangan untuk dihadapi maka kita tidak akan bertumbuh. Dia menyertai kita untuk mengajar kita dan menguatkan kita untuk berperang . Penyertaan, perlindungan Tuhan bukan membuat kita lemah tetapi semakin kuat 

Doa 

Bapa di dalam sorga ,kami bersyukur atas penyertaan Mu yang membuat kami semakin kuat dalam menghadapi dunia ini. Kami kuat hanya oleh kasih karunia Mu di dalam Yesus Kristus Tuhan kami 


Pdt. Yohannis Trisfant 

Kamis, 21 Mei 2020

Belajar dari penderitaan Ayub (Ayub 42:5)


Jumat, 22 Mei 2020


Belajar dari penderitaan Ayub (Ayub 42:5)


Ayub 42:5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. 
Ayub 42:10 Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu.


Ada beberapa hal yang kita bisa pelajari dari penderitaan Ayub
 
Pertama, semua masalah di bumi ini akan berakhir, lambat atau cepat. Persoalan apapun yang kita alami pada hari ini , akan berakhri. Untuk segala sesuatu ada waktunya, ada waktu untuk menangis ada waktu untuk tertawa. 


Kedua. Kesuksesan dalam hidup ini dinilai dari akhirnya. Jangan menilai keberhasilan hidup hanya dari awal. Ada orang yang setia ikut Tuhan di awal tetapi pada akhir hidupnya dia meninggalkan Tuhan. Ayub setia kepada Tuhan dari awal sampai akhir. Kita belum tiba pada akhir hidup kita, oleh karena itu kita masih harus berjuang agar di akhir nanti kita didapati oleh Tuhan sebagai hamba hamba yang setia


Ketiga, Penderitaan orang benar bukanlah sebuah hukuman, tetapi sebuah pengudusan. Ayub adalah orang benar, dan penderitaannya bukan karena dihukum oleh Allah melainkan sebuah pengudusan dimana dia semakin mengenal Allah. Penderitaan kita bertujuan mengubah kita untuk semakin mengenal Allah 


Doa 

Tuhan berikanlah kepada kami kesetiaan ditengah tengah segala pergumulan kami, agar kami dapat setia sampai akhir. Tolong kami untuk mengawali dengan baik kehidupan kristiani kami dan mengakhirinya juga kelak dengan baik. Tolong kami untuk dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan kepada kami sehingga kelak kami di dapati setia olehMu .

Pdt. Yohannis Trisfant 

Selasa, 19 Mei 2020

Tunduk kepada otoritas Allah dan hikmat Allah (Ayub 38:1-5)

Rabu, 20 Mei 2020

Tunduk kepada otoritas Allah dan hikmat Allah (Ayub 38:1-5)

Ayub 38:1-5  Maka dari dalam badai TUHAN menjawab Ayub:  (2)  "Siapakah dia yang menggelapkan keputusan dengan perkataan-perkataan yang tidak berpengetahuan?  (3)  Bersiaplah engkau sebagai laki-laki! Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku.  (4)  Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian!  (5)  Siapakah yang telah menetapkan ukurannya? Bukankah engkau mengetahuinya? --Atau siapakah yang telah merentangkan tali pengukur padanya?


Ini adalah jawaban Allah atas keluhan-keluhan Ayub.  Allah tidak lah menjawab secara langsung keluhan keluhan Ayub. Dari dalam badai Allah menjawab Ayub dengan menyajikan fakta fakta tentang alam semesta dan menanyakan apakah Ayub memahami cara kerja alam? Jikalau Ayub tidak mengerti bagaimana alam bekerja, maka bagaimana mungkin Ayub bisa memahami akan pikiran dan karakter dari Allah ? Jikalau alam saja tidak bisa dipahami oleh Ayub, maka Ayub tidak mungkin bisa memahami pikiran dari Sang pencipta. 


Hikmat Allah jauh melampaui apa yang dapat kita pikirkan. Kita tidak mengerti mengapa Dia mengijinkan kita menderita, karena hikmatNya tak terselami. Kita tidak akan bisa menemukan jawaban dari pertanyaan: "Mengapa Tuhan mengjjinkan saya menderita". Hal yang kita perlu dilakukan adalah tunduk kepada otoritas Allah dan percaya kepada kasih Allah dan kepada hikmat Allah . Ketika kita bisa melakukan hal itu, maka kita akan dapat tenang di dalam Dia. 

Doa

Bapa di sorga, tuntunlah kami dalam kesusahan dan pergumulan kami untuk percaya kepada kasihMu dna hikmatMu. Tolonglah kami untuk tunduk kepada otoritasMu dan mengakui hikmatMu. Alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuanMu! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusanMu dan sungguh tak terselami jalan-jalanMu Sebab, siapakah yang mengetahui pikiranmu Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihatMu?

Di dalam nama Tuhan Yesus , amin

Pdt. Yohannis Trisfant

Senin, 18 Mei 2020

Dituntun oleh iman dan bukan perasaan (Ayub 23:9-10)

Selasa 19 Mei 2020


Ayub 23:9 di utara kucari Dia, Ia tidak tampak, aku berpaling ke selatan, aku tidak melihat Dia.

Ayub 23:10 Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.


Dalam persoalan yang berat, terkadang kita merasa Tuhan itu jauh, tidak terasa ada bersama sama dengan kita. Seolah olah Tuhan itu menyembunyikan diri dari kita. Kita berdoa tanpa merasakan kehadiran Tuhan. Ketika Kita membaca Alkitab, kita tidak merasa kan juga kehadiran nya. Perasaan kita kacau dengan persoalan berat, dan Tuhan seperti nya jauh dari kita


Ayub pun merasa seperti itu. Dalam kondisi yang sangat menderita, Ayub mengatakan dalam Ayub 23:9 di utara kucari Dia, Ia tidak tampak, aku berpaling ke selatan, aku tidak melihat Dia. Ayub sedang mengekspresikan perasaan nya dan merasa Tuhan itu menyembunyikan diri terhadap dia. Namun di dalam Ayub 23:10 dia menyatakan keyakinan nya bahwa Tuhan tahu setiap detail situasi yang sedang dia alami dan Allan akan menghasilkan yang baik buat dia. Ayub berkata dalam Ayub 23:10 Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.



Jangan sampai kita disesatkan oleh perasaan kita, apalagi ketika sedang mengalami masalah berat. Janganlah bergantung kepada perasaan kita, tetapi kepada iman kita kepada Allah bahwa Dia tahu jalan hidup kita dan pekerjaan Nya akan menghasilkan yang terbaik dalam hidup kita



Doa

Bapa di dalam sorga, tuntunlah kami melewati pergumulan yang berat ini agar kami tidak dituntun oleh perasaan kami yang rapuh. Bantulah kami untuk tetap percaya kepada Mu bahwa Tuhan tahu jalan hidup kami dan akan mengubah kami menjadi seperti emas yang murni



Amin



Pdt. Yohannis Trisfant

Jangan berbuat berdosa ketika menderita ( Ayub 7)


Senin 18 Mei 2020


Tidak semua penderitaan adalah akibat dosa. Ada penderitaan yang disebabkan oleh karena dosa kita tetapi ada juga yang bukan . Namun penderitaan juga bisa membuat orang berdosa. Kalau kita tidak merespon dengan bijak penderitaan kita bisa jatuh ke dalam dosa.

Ayub menderita bukan karena dosanya. Dia menderita karena diijinkan oleh Allah. Dalam penderitaan nya itu Ayub banyak berteologia bersama sama sahabat sahabatnya, khususnya topik tentang Allah, dosa, dan penderitaan.

Di dalam Ayub 7, Ayub berhenti berbicara kepada sahabat sahabat nya. Kini dia berbicara kepada Allah. Ayub mulai meragukan nilai nilai yang selama ini dia pegang. Hal ini membawa Ayub ke dalam bahaya dimana menganggap bahwa Allah tidak memperhatikan dia dan tidak adil terhadap dia. Kita tahu bahwa kelak Allah menegur Ayub (38:2)

Penderitaan yang kita alami mungkin saja bukan oleh karena dosa kita. Kita sudah hidup dengan baik dan taat kepada Tuhan tapi kita menderita. Namun hati hati , jangan sampai penderitaan itu membuat kita jatuh ke dalam dosa dengan menuduh Allah tidak adil terhadap kita

Doa

Bapa yang mengasihi kami, kami percaya bahwa dalam segala kesusahan kami ,pergumulan kami Engkau tetap mengasihi kami dan tidak ada yang dapat memisahkan kami dari kasihMu. Tolonglah kami agar jangan sampai berdosa kepada Engkau ketika kami menderita sebaliknya kami diberi hikmat untuk memahami penderitaan kami dan bertumbuh semakin serupa Kristus

Amin


Pdt. Yohannis Trisfant 

Rabu, 13 Mei 2020

Pengharapan yang terkandung dalam panggilanNya.(Ef 1:18)




Yohannis Trisfant, MTh

www. Mediakotbah.wordpress.com


Eph 1:18 Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus,.J.B Philips.


Ada dua hal yang bisa membuat kita bisa tenang menjalani hidup ini  Pertama, kebodohan. Koq bisa kebodohan bisa membuat kita tenang menghadapi berbagai masalah ? Saya berikan contoh, suatu hari ada seorang dari kampung naik pesawat, jalan-jalan keluar negeri, yakni ke Australia. Tiba-tiba diumumkan bahwa sebentar lagi  penumpang akan menghadapi turbulence“goncangan”. Itu semacam goncangan  badai di udara. Semua orang panik. Ada yang membaca doa. Ada yang memejamkan mata . ada yang pucat pasi. Tetapi, ada seseorang di situ tenang-tenang saja. Dia begitu tenang. Goncangan-goncangan yang kemudian terjadi, dianggap biasa. Mungkin juga dia sering naik truk shingga biasa berada di antara goncangan. Ya, dia biasa saja tidak cemas sedikit pun. Akhirnya turbulence pun reda.

Beberapa saat kemudian diumumkan bahwa pesawat akan melakukan pendaratan darurat. Semua penumpang ketakautan lagi. Dan begitu mendarat, semuanya selamat, semuanya gembira kecuali orang itu. Dia malah heran, tadi betitu kelihatan menderita, sekarang malah bergembira, semua orang saling berpelukan. Dia saja yang tidak berpelukan sama sekali. Kalaupun ikut berpelukan, dia tidak sebahagia yang lain. Mengapa? Karena pengumuman itu disampaikan dalam bahasa inggris dan dialah satu-satunya tidak paham bahasa inggris.

Itulah untungnya menjadi orang bodoh. Menjadi orang bodoh itu tidak mencemaskan masa depan karena dia tidak mengetahuinya. Orang bodoh tidak cemas tetapi akan langsung  celaka karena kebodohannya. Kalau saya tidak banyak mengerti situasi eknomi di negara ini, saya akan tenang-tenang saja, sampai tiba-tiba harga barang melonjak naik dan saya kesulitan mengatur keuangan.

Kita bisa tenang menjalani hidup ini dengan kebodohan. Namun pada zaman yang seperti ini, tidak mungkin kita tidak tahu apa-apa dengan apa yang terjadi di sekitar kita. Kalau pun, kita tidak mau tahu, orang lain akan memberitahu kita. Dan celakanya adalah kebodohan tidak melepaskan kita dari bahaya atau dari kesulitan.

Ada cara kedua menjalani hidup ini dengan segala tantangannya, yaitu memiliki pengertian. Untuk memiliki pengertian ini, caranya bukan dengan meminum jamu tolak angin, seperti iklan di TV yang mengatakan orang pintar minum tolak angin dan orang bodoh minum minyak angin. Pintar atau bodoh itu bukan soal minum tolak angin atau minum minyak angin. Tetapi dengan berdoa meminta pengertian. Paulus berdoa seperti ini untuk jemaat di Efesus:” Dan supaya Ia menjadikan MATA HATIMU TERANG, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya (Ef 1:18 ). Apa itu mata hati, sehingga Paulus  mendoakan agar terang? Jika saya berdoa, Tuhan. Jadikan mata hati saya terang, maka apakah yang sedang saya minta? Permintaan Paulus ini berhubungan dengan ayat.... 17, dimana dia meminta agar jemaat Efesus diberikan roh hikmat dan wahyu . Hikmat yang diminta oleh Paulus bukan hanya berhubungan dengan pikiran atau otak saja. Karena yang Paulus minta adalah mata hati menjadi terang. Mata hati memiliki hikmat dan wahyu. Kita tahu bahwa dalam PL, hati digambarkan sebagai tahta dari fisik, kerohanian dan kehidupan mental seseorang. Itu menunjuk kepada pusat dan sumber dari kehidupan fisik ( Mazmur 101:5; 103: 15; kis 14:17) dan seluruh hal batiniah yang ada di dalam diri kita termasuk perasaan, emosi ( Roma 1:24; 9:2; 2 kor 2:4)  kemauan ( 2 kor 9:7) dan pemikirannya ( Ef 1:18; w kor 4:6). 

Oleh sebab itu, Paulus berdoa agar, fisik, perasaan, emosi, kemauan, pemikiran dari jemaat di Efesus  diterangi dengan hikmat dan wahyu dari Allah. Bukan hanya otak mereka saja yang diterangi dengan hikmat dan wahyu dari Tuhan, melainkan juga emosinya, spiritualnya, sehingga mereka bisa melihat pengharapan yang ada dalam Kristus Yesus.  Kalau saya bahasakan dengan sederhana seperti ini, pikiran kita mengerti adanya penghatapan tersebut tetapi perasaan kita juga merasakan pengharapan itu, hati kita meyakini adanya pengharapan itu. Tanpa diterangi oleh Tuhan, Kita tidak akan dapat melihat adanya pengharapan kita di dalam Kristus.

Kita mungkin bertanya mengapa hati perlu diterangi oleh Tuhan agar bisa memiliki pengharapan? Bukankah mereka yang tidak percaya Tuhan pun juga memiliki pengharapan demi pengharapan di tahun baru ini, misalnya harapan agar diberkati secara materi dan kesehatan. Memang,  mereka yang tidak mengenal Tuhan juga memiliki harapan ini setiap tahun baru. Namun bukanlah jenis  pengharapan yang seperti itu yang di doakan oleh Paulus agar bisa dilihat dengan terang oleh jemaat Efesus.

Pengharapan yang di doakan oleh Paulus agar bisa dilihat dengan jelas oleh jemaat Efesus adalah pengharapan yang terkandung dalam panggilan Allah untuk mereka. Pengharapan yang selalu kita  harapkan dalam hidup kita setiap tahun yang baru adalah pengharapan hidup sehat, harapan usaha diberkati, harapan anak masuk kuliah, harapan dapat pacar, harapan beli rumah, dll sejuta harapan- harapan. Harapan kita tidak berbeda dengan harapan mereka yang belum percaya kepada Kristus. Harapan-harapan seperti ini tidaklah salah. Boleh saja kita memiliki harapan-harapan tersebut dan itu manusiawi, namun itu bukanlah harapan yang membutuhkan mata hati yang terang untuk bisa melihatnya. Walaupun mata hati seseorang masih gelap, dia masih bisa melihat harapan-harapan itu. Paulus berdoa agar mata hati kita bisa melihat pengharapan yang terkandung dalam PANGGILAN ALLAH buat kita.

Pengharapan ini bukanlah pengharapan akan panggilan kita melainkan pengharapan akan panggilan Allah untuk kita. Ada perbedaan antara panggilan kita dan panggilan Allah. Panggilan kita berhubungan dengan kita terpanggil menjadi apa, atau terpanggil untuk melakukan apa pada tahun ini. Panggilan kita lebih sempit pengertiannya dan berkaitan dengan cita cita, target, atau sasaran sasaran kita. Misalnya, pada tahun ini saya terpanggil untuk melakukan bisnis yang baru, atau pada tahun ini saya terpanggil untuk memasuki profesi sebagai guru, atau saya terpanggil untuk menjaga kesehatan,  Saya terpanggil untuk kerja di luar negeri.  

Namun, pengharapan  yang dimaksud disini bukanlah pengharapan akan terpenuhinya panggilan kita yang seperti itu. Kalau hanya pengharapan yang seperti ini tidak perlu mata hati yang terang untuk bisa melihat dan memenuhinya.  Yang dimaksud oleh Paulus dengan pengharapan yang membutuhkan mata hati yang terang untuk bisa melihatnya adalah pengharapan akan PANGGILAN ALLAH. pengharapan akan panggilan Allah ini berhubungan dengan panggilan di dalam keselamatan. Sebagaimana dikatakan dalam Efesus 4:4  satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu. Panggilan Allah ini adalah panggilan yang Allah berikan kepada umat pilihannya di dalam Kristus sebelum dunia dijadikan.  Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan- Nya (Ephesians 1:4).  Panggilan ini menjadi efektif dalam hidup kita melalui pemberitaan Injil (Roma 8:30). Pada waktu kita menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka disitulah kita menjadi orang-orang yang memiliki pengharapan

Hal hal yang terkandung dalam pengharapan ini adalah: keselamatan ( 1 tes 5:8), kebenaran ( Gal 5:5,) kebangkitan tubuh yang tidak akan binasa ( 1 kor 15:52-55)), kehidupan kekal ( tit 1:2; 3:7) dan kemuliaan Allah ( rom 5:2). Lihat juga Ef 1:12;  Roma  4:18; 5:5; 12:12; 1 kor 13:7.

Pengharapan akan panggilan Allah ini untuk mereka berhubungan dengan segala hal yang ada dalam Kristus, dimana ini merupakan tujuan final dari aktivitas keselamatan Allah di dalam Anaknya Ef 1:10. Pengharapan ini tidaklah dimiliki oleh orang orang non Yahudi sebelum mereka percaya ( Ef 2:12).lebih jauh lagi, Paulus menggambarkan juga bahwa pengharapan akan panggilan Allah ini adalah orang-orang percaya dapat berbagian dalam kemuliaan Allah ( Roma 5:2), pengharapan untuk bersama sama tampil dengan Kristus dalam kebesaranNya. Lihat terjemahan lain, Philips, Colossians 3:4 Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.

Pengharapan yang seperti ini yang seringkali kita abaikan. Kita lebih mengingat akan pengharapan pekerjaan yang diberkati, pengharapan akan kesembuhan, harapan kesuksesan. Dan itu yang selalu menjadi doa utama kita setiap tahun baru kita tidak ada bedanya dengan agama Busan, bisnis, Islam, dan atheis. 

Harapan-harapan kita banyak bersifat sementara dan materialistis dan tidak bersifat kekal dan spiritual. Tidaklah salah jika kita berharap pekerjaan diberkati, tubuh kita sehat. Anak anak kita sukses, namun jangan itu menjadi pengharapan terbesar kita di tahun 2914 ini. Sebab itu bukanlah pengharapan yang terbesar yang kita miliki. Itu bukanlah janji terbesar yang dijanjikan oleh Allah buat kita. Janji yang terbesar dan pengharapan terbesar yang kita miliki adalah pengharapan keselamatan, pengharapan kebangkitan tubuh, Pengharapan diubahkan semakin serupa dengan Kristus, pengharapan menerima kemuliaan kelak , pemgharapan yang bersifat rohani, pengharapan menerima segala kekayaan yang Allah sudah siapkan untuk kita sebagai anak anak Allah. Itulah pengharapan yangmesti kita miliki. 

Pengharapan yang seperti ini sudah dimiliki oleh jemaat Efesus, sebab hati mereka sudah diterangi oleh Roh Kudus. Dahulu  jemaat di Efesus memiliki hati yang gelap, dimana Paulus mengatakan bahwa pengertiannya gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. Ef 4:18. Sehingga mereka dapat dikatakan sebagai kegelapan. Ef 5:8  Namun oleh karya roh Kudus, jemaat Efesus mengalami pembaharuan yang sangat penting, dimana hari mereka telah diterangi oleh Roh Kudus sehingga mereka memiliki pengharapan akan keselamatan di dalam Kristus. Paulus mengatakan ini dalam Efesus 1:3-4, Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan- Nya.


Dan sekarang Paulus berdoa agar Allah menjadikan mata hati mereka TERANG, agar dapat mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa KAYANYA kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus. Artinya adalah agar jemaat Efesus dapat melihat dan mengerti dengan jelas tentang pengharapan mereka. Dalam kesibukan kita' seringkali kita tidak mengingat lagi pengharapan rohani yang kita miliki di dalam Kristus. Mata rohani kita di suramkan oleh apa yang sementara, di suramkan oleh yang bersifat materi. Kita tidak memikirkan perkara perkara yang di atas melainkan yang di bumi. Padahal pengharapan yang bersifat rohani ini adalah kekal, dan nilainya sangat besar , tidak bisa kita beli. 

Pengharapan yang kekal ini, akan kita nikmati kepenuhannya kelak dan kita sedang berjalan menuju ke sana. Semakin hari, kita semakin merasakan suasana surga. Kalau saudara sedang menuju ke Pantai Pangandaran, maka semakin lama perjalanan saudara akan semakin melihat tanda-tanda pantai . Pada awalnya, saudara tidak melihat pohon kelapan, tetapi ketika sudah dekat ke Pantai, maka mulai bermunculan pohon-pohon kelapa. Itu tandanya kita semakin dekat ke Pangandaran. Kalau saudara tidak ketemu dengan pohon kelapa, mungkin saudara salah jalan dan sedang berjalan menuju ke jawa tengah. Hal inilah juga yang seharusnya kita alami dalam perjalanan rohani kita menuju pengharapan kekal yang Tuhan sediakan buat kita. Semakin bertambahnya tahun, seharusnya semakin terlihat  tanda-tanda rohani dalam hidup kita. Kalau tidak ada, tanda-tanda spiritual itu, kita mungkin tidak sedang berjalan menuju ke sorga, tetapi menuju ke neraka. Pengharapan keselamatan, pengharapan kemuliaan yang kelak akan kita miliki, akan semakin jelas tanda-tandanya dalam hidup kita setiap hari. Perjalanan rohani kita akan semakin terang benderang karena kita sedang menuju terang yang besar, yaitu pengharapan akan panggilan Allah buat kita. Seperti yang dikatakan oleh Amsal  4:18

Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari.

Kita tahu bahwa sinar matahari sore mirip dengan sinar matahari pagi, namun memiliki perbedaan yang menyolok
·      Perbedaannya: sinar matahari sore, bersinar semakin lama semakin menuju kegelapan, bahkan sampai mencapai kegelapan yang sempurna. Dari jam 4 sore sampai jam 24.00 tengah malam. Dari terang menuju kegelapan yang sempurna
= seperti inilah hidup Saul. Bersinar, tetapi semakin lama semakin menuju kegelapan yang pekat
·      Sedangkan matahari pagi, akan bersinar semakin lma semakin terang sehingga mencapai terang yang sempurna pada siang hari. Dari jam 07.00 pagi sampai jam 12.00 siang. Dari terang yang biasa-biasa sampai mencapai terang yang luar biasa
Seperti inilah hidup orang kristen yang memiliki pengharapan akan kemuliaan, pengharapan akan keselamatan, yang memiliki pengharapan hidup kekal, yakni semakin hari kita semakin bercahaya
·      Paulus mengatakan: “meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari (2 Kor 4: 16)
·      Mazmur 92: 13-16 : “orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon; mereka yang ditanam di bait Tuhan akan bertunas di pelataran Allah kita. Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan, bahwa Tuhan itu benar, ….......

Seperti inilah orang-orang yang memiliki pengharapan akan panggilan Allah. Hidupnya menujukkan perubahan menuju ke pengharapan spiritual yang dimilikinya, yakni semakin tua semakin gemuk dan segar, semakin berbuah hidupnya.  Kehidupan rohani itu seperti air hidup, seperti mata air yang terus memancar sampai kepada hidup yang kekal (Yoh 4: 10-14). Secara jasmani, kita memang semakin hari semakin tua tetapi kita akan semakin jelas melihat kehadiran Allah dalam hidupnya. ini berarti semakin bertambahnya umur saya, perkara-perkara duniawi akan semakin dan semakin berkurang daya tariknya, hingga akhirnya menjadi sama sekali tidak menarik. Tubuh kita memang semakin hari semakin lapuk, tetapi Terang Kristus semakin bersinar dalam hati kita. Semakin hari, kita diubah semakin serupa dengan Kristus. Serupa dgn Kristus yg lemah lembut, mengampuni, mengasihi, yg berdoa, yg melayani dengan giat. Inilah pengharapan spiritual yang kita miliki dan seharusnya ini menjadi pengharapan utama dalam hidup kita di tahun 2014 ini.
Saudara mesti berdoa agar mata hati mu menjadi terang, sehingga saudara bukan hanya memandang kepada pengharapan-pengharapan yang sementara, seperti kesuksesan pekerjaan, karier, dll, tetapi agar mata hati kita menjadi terang dan mengarahkan hidup kita kepada pengharapan spiritual yang kita miliki di dalam Kristus., Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Rom 14:17). kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan (1Ti 6:11 )
Berharaplah supaya pada tahun ini saudara lebih hidup dalam kebenaran, lebih menikmati damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Berharap;ah agar tahun ini saudara semakin penuh kasih, memiliki kesabaran dan kelembutan. Berdoalah dan berharaplah agar tahun ini saudara semakin serupa dengan Kristus.  Untuk bisa melihat semua pengharapan itu, kita mesti berdoa agar mata hati kita diterangi oleh Roh Kudus.

Pengharapan spiritual kita yang seperti ini bukanlah pengharapan yang kosong, sebab Allah sendiri yang sedang mengerjakan pengharapan itu di dalam hidup kita.    C.S. Lewis memberikan sebuah gambaran yang menarik mengenai hidup kita. C.S. Lewis berkata seperti ini: bayangkan diri anda sebagai sebuah rumah tempat tinggal . Allah datang untuk membangun kembali rumah itu. Mula-mula, anda mungkin memahami apa yang sedang Ia lakukan. Ia memperbaiki saluran air, menambal genteng yang bocor, dan sebagainya. Anda tahu bahwa semua itu memang harus dilakukan sehingga anda tidak terkejut. Tetapi kemudian, Ia mulai mengetuk-ngetuk sekeliling rumah dengan sangat keras, dan anda menganggapnya tak masuk akal. Apa yang sedang Ia lakukan? Penjelasannya adalah, Ia sedang membangun rumah yang sama sekali berbeda dari apa yang anda pikirkan semula. Dia menambah bagian sayap disini, meletakkan lantai tambahan di sana, meninggikan menara dna membuat halaman. Semula anda pikir bahwa anda sedang dibangun menjadi sebuah pondok kecil yang manis; tetapi sebenarnya Ia sedang membangun sebuah istana. Ia bermaksud untuk datang dan mendiami istana itu sendiri.    
                                                                                                                                                                        
Allah sedang membangun istana di dalam diri saudara, Berharaplah agar istama itu semakin terbentuk pada tahun ini.


Mereka yang bisa melihat dengan jelas pengharapan kekal yang dimilikinya ini akan hidup selalu dengan penuh pengharapan dalam dunia ini. Dia tidak akan pernah berputus asa. Sebab jika Allah sudah menganugerahkan anaknya yang tunggal! masakan dia tidak menganugerahkan segala sesuatu kepada kita? Jika Allah sudah memberikan segala kekayaan sorgawi masakan Dia tidak menganugerahkan kebutuhan kita di bumi ini ? Dia bahkan memberikan lebih dari apa yang kita minta maupun doakan. Pengharapan kita dalam dunia ini adalah pengharapan yang berdasarkan kepada janji Allah buat kita. Ini adalah pengharapan yang diharapkan oleh seorang anak kepada bapanya. Sebuah pengharapan bahwa ketika dia meminta roti, tidak akan diberikan batu, atau ketika dia meminta ikan tidak akan diberikan kalajengking atau ular. Pengharapan kita selalu memiliki dasar sehingga bukanlah sebuah impian kosong.

 Jurgen Moltman dalam bukunya teologi pengharapan menulsikan seperti ini, bahwa ada yang mengatakan bahwa pengharapan itu hanyalah sebuah tipuan kebahagiaan dalam kesusahan manusia. Katanya, mengharapkan akan masa depan yang lebih baik sama saja dengan mengingat akan masa lampau yang baik. Semua itu hanya tipuan pikiran dan khayalan saja.


Ketika kami sedang makan, anak-anak saya bertanya, pap.....apa yang akan papa lakukan kalau papa punya uang 1 milliar?
Kalau papa punya uang satu milliar papa akan sumbangkan ke panti asuhan: Rp. 250 juta
Panti jompo Rp. 250 juta
Bantu anak anak untuk sekolah Rp.250 juta
Kasih ke ama: Rp. 250 juta
Lho, habis dong.terus bagian kita mana? Tanya anak-anak saya
Gampang: kita ngelamun lagi punya 1 milliar. Anak-anak saya terdiam sejenak, kemudian tertawa dan mengatakan: iya yah...
Artinya mereka mengerti bahwa lamunan itu bukan realita. Mau ngelamun punya uang sampai 100 triliun dollar sampai indonnesia inflasi, enggak apa-
Saudara tahu apa artinya ngelamun? Melamun itu berasal dari bahasa sunda, ngalamun
Ngalamun terdiri dari dua suku kata: yakni ngala dan moon
Ngala: dalam bahasa sunda artinya: mengambil
Moon artinya: bulan da;am bahasa Inggris
Jadi ngalamun artinya mengambil bulan.
Melamun itu tidak realistis, itu mimpi.

Itu bukan harapan, karena tidak ada dasar untuk berharap. Tuhan tidak menjanjikan saya memiliki uang yang seperti itu secara tidak terbatas , atau memiliki uang sesuai dengan lamunan saya. Kalau terjadi seperti itu, bisa -bisa uang tidak ada nilainya lagi. Lamuman itu hanya membuat senang sementara. Itu bukan pengharapan. Pengharapan bukanlah janji untuk mengambilkan bulan atau matahari untuk sang kekasih. Tetapi pengharapan adalah duduk di bawah sinar bulan dan sinar matahari. Pengharapan di dalam Tuhan bukanlah lamunan. Pengharapan bukanlah tipuan kebahagiaan dalam kesusahan manusia, karena dasar dari pengharapan kita di dunia ini adalah pengharapan spiritual yang kita miliki di dalam Kristus.  

Pengharapan memang akan menipu kita dengan kebahagiaan yang palsu kalau dasar pengharapan kita lemah. Jikalau dalam penderitaaan kita sekarang, kita mengharapkan kelak mendapatkan kebahagiaan namun dasar pengharapannya adalah pada mitos atau kepada manusia, maka pengharapan seperti itu  tidaklah kuat, dan dan kebahagiaannya hanyalah tipuan, atau hanya kebahagiaan sementara pada saat itu saja. Pengharapan adalah kebahagiaan yang dirasakan saat ini dan juga saat tibanya hal yang diharapkan itu. Pengharapan yang benar bukanlah sebuah tipuan yang memberikan kebahagiaan sementara kepada manusia. Alasannya adalah karena Allah yang dijadikan dasar pengharapan adalah Allah masa lalu, Allah masa kini dan Allah masa yang akan datang. Dia adalah Allah yang sama, yang memberi janji, yang berada di masa kini tetapi juga berada di masa lalu .Kalimat Tuhan Yesus yang mengatakan : "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. (21) Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Luk 6:20-21 Bukanlah kalimat-kalimat kosong yang menipu dengan pengharapan palsu, tetapi merupakan sebuah jaminan akan adanya kebahagiaan mereka kelak. Mereka bisa mengharapkan ini dari Tuhan.
Pengharapan dengan dasar yang kuat ini membuat hidup itu indah dan bukan sebuah tipuan, karena melalui pengharapan itu, manusia dapat menerima seluruh keberadaannya dan menemukan sukacita bukan hanya ketika dirinya sedang bersukacita tetapi juga ketika menderita, bukan hanya ketika bahagia tetapi juga ketika sakit.
·      Ini disebabkan karena di dalam janji Allah, kita bisa mengharapkan masa depan yang baik.
Itulah sebabnya, orang Kristen yang hidup tanpa pengharapan sudah tidak memiliki hidup. Mereka yang sudah tidak punya pengharapan adalah seperti orang yang hidup di dalam neraka, karena neraka adalah tempat yang menyakitkan dan tidak ada pengharapan untuk lepas dari kesakitan itu.

Jikalau saudara sedang berada dalam keputusasaan pada hari ini, berdoalah agar Tuhan membuka mata hatimu sehingga diterangi dan bisa melihat pengharapan mu yang sangat besar di dalam Tuhan.
Pengharapan kristen berbeda dengan pengharapan non Kristen. Orang Non kristen ketika sudah tidak punya lagi hal-hal yang bisa diharapkan baik itu dari orang lain maupun dari dirinya sendiri, dia sudah putus asa , kehilangan pengharapan. Hal ini berbeda dengan orang kristen. Ketika orang kristen sudah tidak punya lagi sumber-sumber yang bisa diharapkan dirinya tetap masih punya pengharapan. Walaupun tidak ada lagi manusia yang bisa diharapkan, bahkan termasuk diri kita, kita tetap masih punya pengharapan di dalam Tuhan. Jadi pengharapan kristen adalah sebuah pengharapan yang diletakkan kepada Tuhan, bahkan walaupun segala sesuatunya sudah nampak mustahil bagi manusia.
Misalnya, dalam peristiwa Abraham, tidak ada satupun situasi yang mendukung dimana Abraham dapat mengharapkan akan memiliki anak. Sarai sudah tidak bisa diharapkan karena sudah mati haid, bahkan dirinya pun sudah tua. Abraham sendiri berkata "Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?"(Kej 17:17).
Tetapi karena Abraham percaya kepada Allah, dia dapat percaya di dalam pengharapan. Roma 4:18 Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
Inilah yang kita sebut sebagai pengharapan Alkitabiah. Berharap kepada Allah, walaupun tidak ada lagi manusia yang bisa diharapkan, termasuk diri kita. Kita tidak memiliki sumber pengharapan yang lain, kecuali di dalam Allah saja. Pengharapan Alkitabiah, adalah sebuah kepercayaan kepada Allah yang hidup, yang bertindak dan intervensi di dalam kehidupan manusia dan yang dapat dipercaya akan menggenapi janjiNya. Pengharapan Alkitabiah semacam itu bukanlah sebuah temperamen manusia, juga tidak dikondisikan oleh kemampuan manusia. Pengharapan semacam itu, tidaklah bergantung kepada apa yang manusia miliki, atau, apa yang dapat dilakukan oleh dirinya sendiri, juga tidak bergantung kepada apa dapat orang lain lakukan untuknya. Tetapi pengharapan hanya kepada Allah saja.

Kita tahu bahwa setiap pengharapan berdasarkan kepada sesuatu. Bila seseorang mengharapkan masa depan yang baik, pasti dia punya dasar di dalam pengharapannya itu. Mungkin dia sudah mengikuti program pensiun, sehingga masa tuanya bisa terjamin. Pengharapan kristen berdasarkan kepada Allah saja. Kita tidak bisa berharap hanya kepada uang pensiun, sebab uang pensiun bisa dipakai untuk pensisun, bisa juga dipakai untuk pengobatan kita, kalau kita sakit. Masa tua yang terjamin tidak bisa diandalkan pada sumber-sumber manusia, tetapi hanya kepada Allah. Ada faktor-faktor yang tidak terduga bisa terjadi.   Segala sesuatu yang kita miliki bisa berubah. Tetapi Allah dan janjiNya tidak pernah berubah. Manusia yang kita sandari bisa berubah. Alam bisa berubah, perhitungan manusia bisa meleset. .Perusuhaan yang kita andalakan sebagai pengahrapan kita juga bisa berubah. Situasi bisa berubah. Sedangkan Allah tidaklah berubah. Kita akan banyak kecewa kalau kita menaruh pengharapan kita kepada hal-hal lain di luar Allah dan bukan hanya kecewa, tetapi akan mencelakakan hidup kita

Titanic, kapal terbesar di era awal abad ke 20. mampu mengangkut 3000 penumpang dari Inggris ke Amerika Serikat. Memiliki teknologi tercanggih saat itu. Pemiliknya, mengatakan:”
“Jangankan tujuh samudera, bahkan Tuhan pun tidak akan mampu menenggelamkan kapal ini!”
Maka di sebuah malam yang dingin, di pelayaran perdananya, kapal ini menabrak sebuah gunung Es.
Kapal besar ini pun tenggelam membawa ribuan penumpangnya, beserta kesombongan yang dibawanya

Tancredo Neves (Presiden Brazil)

Selagi kampanye, ia berkata:  "Bila mendapat 500.000 suara dari anggota partai saya, maka tidak ada yang dapat mendepak saya dari posisi Presiden, BAHKAN TUHAN SENDIRI." Akhirnya, ia mendapat lebih dari 500.000 suara, tapi SEHARI sebelum peresmian jabatannya, ia sakit dan mati.

Mungkin pada tahun ini, saudara memiliki cukup banyak persediaan materi, usaha juga diprediksi akan baik, kesehatan juga sudah general chek up dan kata dokter baik, namun janganlah sombong dan mengabaikan Tuhan dalam hidupmu. Tetaplah menaruh pengharapanmu HANYA kepada Tuhan.
Walaupun saudara memiliki teman yang bisa membantu, atau kepandaian ataupun uang yang banyak, janganlah menaruh pengharapanmu kepada semua itu. Teman tidak selamanya bersedia membantu, demikian juga kepandaian bukan jaminan kita akan berhasil, uang yang banyak juga bisa habis. Tetapi Tuhan itu setia terhadap janjiNya dan Dia berkuasa melaksanakan janjiNya.Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia Heb 10:23. Dia adalah sumber pengharapan, kita dan akan memenuhi  kita dengan segala sukacita dan damai sejahtera dan dengan  kekuatan Roh Kudus saudara berlimpah-limpah dalam pengharapan. Rom 15:13

Pengharapan kita dalam dunia ini berdasarkan kepada pengharapan kita menerima kemuliaan kelak. Pengharapan jasmani kita berdasarkan kepada pengharapan spiritual kita. Kita memiliki pengharapan dalam pekerjaan, dalam kehidupan kita sekarang ini karena kita sudah memiliki pengharapan yang kekal. Pengharapan kekal, pengharapan menerima kemuliaan kelak menjadi dasar dari harapan harapan kita dalam dunia ini. kita bisa menaruh harapan kepada Allah karena saat ini kita telah menjadi anak Allah. Kita bisa menaruh harapan kepada Allah karena kita sekarang adalah milik Allah.

Dalam Katekismus Heidelberg yang diterbitkan oleh Ursinus pada tahun 1563 dan banyak dipakai di gereja-gereja Eropah, pada pertanyaan pertama, ditanyakan seperti ini
“Apakah satu-atunya penghiburan bagimu, baik dalam kehidupan maupun kematian?
Jawab: Bahwa aku, dengan segenap jiwa dan tubuhku, dalam hidup maupun mati, bukanlah milikku sendiri, melainkan milik Juruselamatku yang setia Yesus Kristus. Yang dengan darahNya yang tak ternilai harganya telah sepenuhnya melunasi segala hutang dosaku dan melepaskan aku dari segala kuasa Iblis. Ia juga memelihara aku sehingga tanpa kehendak BapaKu yang di sorga, tak sehelai rambut pun akan jatuh dari kepalaku: sebaliknya, segala sesuatu mendatangkan keselamatan bagiku. Maka oleh Roh KudusNya, Ia juga meyakinkan aku akan hidup yang kekal dan menjadikanku rela dan taat untuk hidup bagi Dia


Penghiburan buat kita menjalani hidup ini adalah kita ini milik Tuhan dan memiliki pengharapan