Rabu, 30 September 2009

Kekecewaan anda berarti


 

Seringkali kita mendengarkan pertanyaan seperti ini:" mengapa begitu banyak orang jahat hidup sehat sampai tua, sementara orang yang baik banyak mengalami tragedi dalam hidupnya, bahkan meninggal begitu cepat. Mengapa sepertinya Tuhan itu tidak adil? Kalau ada orang yang memang pelit, rakus, emosional, jahat dan kemudian menderita penyakit kanker, maka kita berkata: itu wajar untuknya. Tetapi kalau orangnya baik, percaya kepada Tuhan, rajin melayani dan kemudian menderita kanker, kita sulit menerimanya dan bertanya, mengapa tragedi seperti itu menimpa mereka?

Memang seringkali penilaian dan kesimpulan kita sangatlah dangkal. Kita seringkali menghubungkan penderitaan dengan masalah dosa dan kejahatan. Seolah-olah, kalau ada yang menderita maka semuanya itu karena dosanya besar. Sehingga kalaua da orang yang lahir buta, maka kita bertanya, siapa yang berdosa? Orang tuanya atau kakenya? Atau kalau ada yang penrikahannya hancur, kita juga bertanya, siapa yang berdosa? Suami atau sitri? Atau mereka berdua telah berbuat dosa, sampai bercerai?. Dan seandainya, kita tahu bahwa mereka berdua asdalah orang-orang baik, kita lantas menganggap Tuhan tidaklah adil dengan membiarkan mereka menderita. Padahal penderitaan tidak selalu berhubungan dengan perbuatan dosa.

Kita manganggap bahwa Tuhan tidak adil ketika mengijinkan yang seorang menderita sedangkan orang lain yang jahat tidaklah menderita. Apalagi kalau diri kita yang mengalami banyak kesusahan. Kita selalu membandingkan dengan orang lain. Kita mengatakan:" alangkah indahnya kalau saya seperti si A, yang hidupnya enggak ada susah".

Padahal, kita tidak tahu bahwa si A juga punya penderitaan yang berbeda dengan kita. Kepedihan itu bersifat universal. Semua orang akan mengalaminya, hanya ukurannya yang berbeda-beda. Mungkina kita menganggap bahwa kepedihan kita yang palling besar, padahal belum tentu demikian.

Ada sebuah Cerita lama tentang sebuah rumah dengan jendela-jendela emas. Kisah itu menceritakan mengenai seorang anak yang setiap pagi melihat sebuah rumah di kejauhan. Rumah itu memiliki jendela-jendela emas. Ia menatap dengan senang kilauan sinar dari jendela-jendela emas itu. Suatu hari ia bertanya kepada ayahnya, apakah mereka bisa mengunjungi rumah itu? Ayahnya setuju dan mereka pun mulai berjalan. Mereka berjalan dan berjalan sampai mereka mendekati rumah itu. Ketika sampai di rumah itu, anak kecil itu bingung. Ia tidak melihat ada jendela-jendela emas. Seorang gadis kecil keluar dari rumah tersebut dan bertanya, apakah yang mereka cari. Anak kecil itu menjawab: "kami mau melihat rumah dengan jendela-jendela emas yang saya lihat setiap pagi".

Oh........kamu datang ke tempat yang salah. Gadis itu menjawab dengan cepat. Kalau kamu kamu menunggu sebentar sampai matahri terbenam, saya akan menunjukkan rumah dengan jendela-jendela emas yang aku lihat setiap sore.

Sdr mengerti kisah ini. Anak kecil tersebut setiap pagi melihat rumah orang lain yang berpantulan keemasan karena sinar matahari pagi. Dan sebaliknya, orang yang tinggl di rumah tersebut juga melihat rumahnya setiap sore dan rumahnya itu berwarna keemasan karena pantulan sianr matahri sore.

Alangkah benarnya kisah ini. Kita seringkali melihat betapa bahagianya hidup orang lain. Dan tanpa kita sadari, orang lain juga melihat betapa bahagianya hidup kita. Padahal. Hidup kita penuh kesusahan dan hidup orang lain juga ternyata sama penuh dengan kepedihan. BAGAIMANAKAH PENDAPAT SDR?

Kalau kekecewaan diibaratkan sebagai pencuri, maka kekecewaan itu tidak akan pandang bulu. Semakin banyak seseorang memiliki sesuatu maka akan semakin banyak kehilangannya.

Jadi nampaknya semua orang mengalami kesusahannya tersendiri dalam dunia ini. Lalu bagaimana kita menghadapi kesusahan atau penderitaan tersebut? Ingatlah bahwa Tuhan hadir dalam keadaan seperti itu. Ingatlah mengenai orang yang buta sejak lahirnya dalam Yoh 9. Siapa yang berdosa? Orang tuanya, anak ini? Bukan. Tuhan hendak menunjukkan pekerjaanNya.

Untuk bisa memahami adanya pekerjaan Tuhan dalam setiap kekecewaan, kepedihan dan penderitaan kita, maka libatkanlah beberapa hal dalam penderitaan sdr

Pertama, libatkanlah hati dengan benar.

Tuhan adalah pembentuk hati kita. Pada saat sdr mengalami masalah, maka ada tiga hal yang akan terjadi atas hati sdr. Hati sdr akan kasar dan tidak peka. Saudara akan marah kepada Tuhan. ATAU HATI saudara akan hancur dibawah beban kekecewaan. Saudara akan menjadi gila. ATAU HATI saudara akan menjadi lembut disaat penderitaan menimpamu. Ini sebabnya mengapa Alkitab menyebut raja Daud seabagai orang yang berkenan dihati Tuhan. Sebutan ini bukan karena Daud hidup sempurna, tetapi karena Tuhan daapt menjangkaunya di tengah-tengah kelalaian dan tragedi hidupnya. Ketika dia harus mengungsi, lari dari anaknya Absalom, karena Absalom memberontak, Daud tidaklah marah kepada Tuhan. Dia menerima semua itu di dalam ketaatan kepada Tuhan.

Kepedihan dan kekecewaan saudara adalah bagian dari rancangan Tuhan untuk membentuk hati saudara. Kepedihan, kesusahan, masalah yang saudara terus menerus tanggung akan terus menerus membentuk saudara. Tidak ada jalan lain.

Saudara tahu apakah itu kesempurnaan? Kesempurnaan bukanlah sempurna tanpa dosa. Kesempurnaan adalah selesainya sebuah perjalanan. Kita tidak mungkin bisa kudus seperti Tuhan, tetapi tatkala kita dapat melewati kesusahan kita dengan baik, menyelesaikannya sehingga mencapai tujuan yang Tuhan inginkan yakni menaati kehendak Tuhan, maka boleh dikatakan kita sempurna.

Suadara ingatkah dengan Habakuk? Habakuk memohon Tuhan menjelaskan mengapa Tuhan memakai orang-orang Babel untuk menjadi alat dalam menghukum bansga Israel? Habakuk berteriak, kelaliman, penindasan. Mengapa Engkau melakukan hal ini Tuhan? (Hab 1:2-4). Namun Habakuk akhirnya menanti jawaban Tuhan dengan sabar dan akhirnya Tuhan mengubah cara berpikir Habakuk.

Pada saat ada kesusahan atau apapun itu, berdoalah agar kehendak Tuhan yang jadi dalam hidup saudara dan bersedia menjalaninya. Saudara akan dapat melihat Tuhan dalam kesusahan-kesusahan tersebut.

Calvin Miller mengatakan bahwa tseringkali kita tidak mendapatkan jawaban dari masalah-masalah kita. Kita mungkin ke gereja dan berharap kotbah akan menjawab masalah kita. Kita mungkin sduah bolak balik Alkitab dan berharap bahwa ada jawaban dari penderitaan kita. Atau bahkan kita sudah tanya kesana kesini dan banyak banyak buku, namun tidak ada jawaban mengapa hal ini terjadi. Seringkali memang kita tidak mendapatkan jawaban-jawaban dari kesakitan kita. Namun tatkala kita mau melembutkan hati ini dan menerima kehendak Tuhan, maka walaupun tidak ada jawaban, kita DAPAT MERASAKAN KEHADIRAN TUHAN SELAMA MASA-MASA GELAP TERSEBUT.

Kedua. Libatkanlah iman.

Nuh sedang dalam masalah besar ketika membuat kapal. Seluruh kapalnya lengkap, namun hanya tidak ada kemudia dan tidak ada layar. Dia akan mengarungi lautan yang luas tanpa tahu Bahteranya akan kemana, akan membentur apa? Nuh menjalani masalahnya dengan IMAN. Jika kita kehilangan iman, maka kita akan kehilangan hal yang paling berat. Kehilangan imana dalah hal yang sangat mengerikan, karena harapan saudara dirampas dan kasih saudara menjadi terancam. Hidup yang sekedar percaya adalah hidup yang diberkati.

Ketiga, libatkanlah salib.

Seluruh penderitaan dunia bertemu diatas kayu salib. Kristus menanggung hukuman dosa kita dan menerima penderitaan terbesar yakni ditinggalkan oleh Allah Bapa. Dia melakukan semua ini karena kasihNya kepada kita.

Rom 8:32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?


 

Setiap kali berada dalam poenderitaan ingatlah akan salib Kristus. Kalau Allah sudah menderita diatas salib demi kita, maka janganlah takut menghadapi penderitaan apapun. Penderitaan itu TIDAK AKAN MEMISAHKAN SDR DARI KASIH KRISTUS.
Rom 8:36-39 Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." (37) Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. (38) Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, (39) atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.


 

Diatas salib itulah kita melihat gembala kita yang agung mati menggantikan kita agar kita dapat mengalami hidup yang berlimpah, yang kekal walaupun kita berada di dalam bahaya sekalipun. Tuhan Yesus adalah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya. Supaya kita memiliki hidup dalam kelimphana. Yoh 10:10-11


 

Ada seseorang yang pernah menambahkan kalimat pada setiap baris dari mazmur 23

TUHAN adalah gembalaku, - itu sebuah hubungan

takkan kekurangan aku. – itu pasokan

(2) Ia membaringkan aku di padang yg berumput hijau,- itu istirahat

Ia membimbing aku ke air yang tenang; - itu penyegaran

(3) Ia menyegarkan jiwaku. – itu penyembuhan

Ia menuntun aku di jalan yg benar . – itu bimbingan

oleh krn nama-Nya – itu tujuan

(4) Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, - itu ujian

aku tidak takut bahaya, - itu perlindungan

sebab Engkau besertaku; - itu kesetiaan

gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku – itu disiplin.

(5) Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; - itu harapan

Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak;- itu pengudusan

pialaku penuh melimpah. – itu kelimpahan


(6) Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; - itu berkat

dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.- itu kekekalan


 

Oleh Yohannis trisfant

www.trisfant.org

Minggu, 30 Agustus 2009

PELAYANAN BUKAN HANYA SEBUAH JANJI.

PELAYANAN BUKAN HANYA SEBUAH JANJI.

(Mat 21:28-29)


 

Disampaikan di Komisi Pemuda Bajem Bina Bakti, Agustus 2009

Pada zaman ini, kita hidup dalam sebuah masyarakat yang menganggap bahwa berpegang kepada janji itu adalah sebuah pilihan. Setiap tahun ada ribuan orang yang menikah dan berjanji akan setia sampai mati, namun kenyataannya adalah mereka bercerai beberapa tahun kemudian.

Setiap tahun ada demikian banyak atlet dan artis yang melanggar kontrak kerja karena mereka bisa mendapatkan uang lebih banyak di tempat lain.

Ada seorang yang sakit dan dirawat di rumah sakit. Dokternya memberitahukan bahwa, penyakitnya berat namun dia akan bisa sembuh. Walaupun dokternya mengatakan akan sembuh, tetapi pasien ini tetap takut dengan penyakitnya itu. Dia kemudian berkata kepada dokternya:' dok, tolong berikan pengobatan yang terbaik, lakukan apa saja. Jika saya sembuh, saya akan menyumbang untuk membangun rumah sakit baru sebesar $ 10.000.

Beberapa bulan kemudian, dokter ini bertemu dengan pasien yang sudah sehat ini. Dokter kemudian bertanya, bagaimana kesehatanmu? Sudah baik? Koq, enggak pernah kelihatan lagi.

Pria itu menjawab: oh.......baik dokter, saya sudah sehat. Terima kasih

Dokter: Puji Tuhan. Itulah sebabnya, saya ingin berjumpa denganmu pagi ini. Saya hanya ingin mengingatkan bahwa anda sudah berjanji akan memberikan $ 10.000 untuk rumah sakit baru.

Pria: Anda bicara apa? Sumbangan?

Dookter: Apda waktu sakit, anda khan berjanji bahwa nanti kalau sudah sehat, saya akan memberikan sumbangan sebesar $ 10.000.

Pria ini kaget dan menggelengkan kepalanya dan berkata: dokter,kalau saya berjanji seperti itu, maka saya benar-benar sakit.

Membuat janji itu mudah, tetapi menepatinya sangatlah sulit. Itulah sebabnya, maka kita harus melihat janji kita sebagai sesuatu yang serius. Kita mesti berhati-hati, jangan sampai mengucapkan janji-janji kosong dan kita mesti berhati-hati agar tetap setia terhadap janji kita.

Pada hari ini kita akan melihat sebuah perumpamaan yang mengajarkan bahwa pelayanan itu bukan hanya sekedar sebuah janji. Ada beberapa alasan

Pertama, Maksud baik saja tidaklah cukup baik.


 

Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. (Mat 21:28-29)

Perumpamaan ini tidaklah memberitahukan kepada kita mengapa anak tersebut tidak bekerja dalam kebun anggur. Hal yang diberitahukan kepada kita adalah anak ini mengatakan baik, bapa, saya akan bekerja di kebn anggur,namun dia tidaklah melakukannya. Dia tidak pergi ke kebun anggur. Ada perkataan seperti ini bahwa jalan ke neraka itu penuh dengan orang-orang yang bermaksud baik. " saya sebenarnya ingin sekali hidup kudus.......saya sudah merencanakannya, tapi tidak jadi melakukannya. Saya memang bermaksud percaya kepada Kristus,............... kalimat-kalimat itu akan banyak kedengaran di neraka. Kita seringkali berpikir bahwa maksud baik saja sudah cukup. Kita cenderung menghibur diri kita dengan mengatakan:' yang penting saya bermaksud baik, walaupun saya tidak lakukan maksud saya tadi. Ini penipuan terhadap diri sendiri. Perumpamaan ini mengajarkan kepada kita bahwa maksud baik bukanlah sebuah alasan untuk membenarkan diri


 

Maksud baik bukanlah alasan untuk tidak melakukan sesuatu.

Jika sdr ingin meluangkan waktu untuk berdoa, tetapi saudara ternyata tidak berdoa karena saudara terlalu sibuk. Jika saudara ingin melayani Tuhan dengan lebih baik namun saudara belum bisa meluangkan waktu. Dan jika saudara mau membaca Alkitab, tetapi saudara tidak melakukannya karena saudara banyak tugas sekolah dan pekerjaan. Saudara mesti menyadari bahwa semua maksud-maksud baik itu tidak dapat menolongmu. Jangan berpikir bahwa saudara akan dimaafkan karena sudah punya niat baik melayani, karena sudah punya niat baik berdoa, baca Alkitab, namun karena satu dan lain hal saudara tidak bisa melakukannya. Niat baik saja tidaklah cukup memuaskan Tuhan. Tuhan ingin tindakan, bukan hanya niat baik saja. Sekali lagi, di neraka itu banyak orang yang punya niat baik tetapi tidak melaksanakan niat baiknya. Janganlah keliru, bahwa karena lidahmu sudah mengucapkan janji untuk melayani Tuhan, kemudian saudara akan mendapatkan pujian dari Tuhan. Allah memang senang dengan maksud baik kita, namun maksud baik saja itu belum cukup baik. Allah tidak akan bersedia menerima janji-janji kosong, padahal kita mampu melakukan lebih banyak lagi.


 

Kedua, perjalanan kita lebih penting daripada pembicaraan kita

.

Di gereja kita seringkali mengadakan rapat. Kita banyak membicarakan mengenai rencana-rencana dan evaluasi untuk memperbaiki persekutan. Rapat-rapat memang perlu. Kita perlu duduk memikirkan pelayanan. Tetapi ada hal yang lebih penting yakni mengerjakan hasil pembicaraan kita. Itulah sebabnya, perjalanan atau progress itu lebih penting daripada pembicaraan. Saya mengamati bahwa ada sebuah kelemahan gereja, yakni tidak menindaklanjuti pembicaraan-pembicaraannya. Biasanya ketika tiba rapat berikutnya, baru sadar bahwa selama ini dirinya tidak mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya pada waktu rapat. Jadi tugasnya sebagai pengurus hanya rapat dan rapat, tetapi tidak melakukan apa-apa.

Inilah yang dilakukan oleh anak sulung dalam perumpamaan ini. Papanya sudah rapat dengan dia dan sudah memberikan tugas agar bekerja di dalam kebun anggur. Dalam rapat itu dia sudah menyanggupi. Tetapi dia tidak pergi. Tidak ada tindakan. Tidak ada langkah yang dia lakukan.


 

Jadi pembicaraan mengenai pelayanan, mengenai agama tidaklah cukup. Tuhan Yesus bertanya kepada pendengar pada waktu itu Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" (Mat 21:31). Tentu pendengarnya mengerti siapa yang melakukan kehendak ayahnya, yakni yang bekerja dalam kebun anggur. Anak yang awalnya mengatakan: "tidak" tetapi kemudian dia menyesal dan pergi bekerja dalam kebun anggur. Anak ini tidak mengatakan hal yang benar, tetapi dia melakukan hal yang benar. Jika tindaka kita tidak melindungi kata-kata kita, maka kata-kata kita itu tak bermakna. Kebenaran ini ditegaskan dalam bagian kitab yang lain. Yakobus mengatakan: Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. (Jas 2:26)


 

Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. (Rom 2:6-8)


 

Kita mungkin selama ini terlalu banyak menekankan kepada pembicaraan-pembicaraan dan bukan kepada tindakan-tindakan. Sudah berapa sering saudara membicarakan penginjilan? Berapa sering saudara membicarakan pelayanan? Pasti sering. Namun pertanyaannya adalah, apakah ada tindakan nyata? Sebab penginjilan dan pelayanan bukan hanya untuk dibicarakan melainkan untuk dikerjakan. Jangan menjadi NATO. No Action Talk Only. Tidak ada tindakan hanya omong kosong saja.

Ketiga, Bagaimana keadaaan saudara kelak, itu jauh lebih penting daripada keadaan saudara saat ini.

Perumpamaan ini sebenarnya ditujukan kepada orang-orang Fairisi pada saat itu. Anak pertama yang mengatakan" baik bapa" mewakili orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, yakni mereka yang sudah lama melayani di dalam bait Allah. Namun mereka melakukan kewajiban agamanya hanya supaya dilihat oleh orang. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. (Mat 23:5-7)

Mereka adalah orang-orang yang tidak melakukan apa yang mereka ajarkan. Yohanes Pembaptis datang kepada mereka dan menunjukkan jalan kebenaran. Mereka mendengarkan kotbah Yohanes Pembaptis tetapi tidak mau mempercayainya. Inilah gambaran mengenai anak pertama yang diwakili oleh orang-orang Farisi dan ahli Taurat. Mereka mendengarkan dan menajwab iya, tetapi tidak menaati firman Tuhan


 

Sedangkan anak yang kedua, ditujukan kepada pemungut cukai dan orang-orang berdosa. Mereka menolak terang-terangan firman Tuhan. Tetapi ketika Yohanes Pembaptis datang dan berkotbah mengenai pertobatan dan pengampunan dosa (Mark 1:4), mereka bertobat dan masuk ke dalam kerajaan Allah. Jadi mereka pada awalnya menolak, tetapi kemudian mereka menaati Allah.


 

Bagus yang mana? Tentu dilihat pada endingnya. Jika endingnya menerima, menaati, maka itulah yang bagus. Apa gunanya awalnya manis tetapi endingnya buruk? Awalnya, semua iya terhadap kehendak Tuhan. Namun lama kelamaan, dirinya tidak melakukan lagi firman Tuhan.

Kondisi sdr kelak itu jauh lebih penting daripada kondisimu saat ini.

Tidak peduli bagaimana buruknya masa lalumu dan bagaimana jeleknya apa yang telah sdr lakukan. Jika saudara memperbaikinya sekarang dan sungguh-sungguh melayani Tuhan, maka itu jauh lebih penting. Anak yang telah menolak perintah ayahnya ini, memang buruk. Masa lalunya buruk karena dia tidak mau menerima perintah ayahnya. Tetapi dia berubah. Dia kemudian melakukan perintah ayahnya. Masa depannya dia jauh lebih baik daripada masa lalunya. Dan memang, sdr akan menjadi apa lebih penting daripada kondisimu saat ini. Jika kita sudah melakukan kesalahan pada masa yang lalu. Jika kita tidak sungguh-sungguh melayani Tuhan pada masa lalu, maka perbaikilah sekarang ini. Marilah kita lebih giat melayaniNya dan lebih dalam mengasihiNya


 


 

Kamis, 11 Juni 2009

Sentuhan kasih

Sentuhan kasih

Pentingnya pernikahan yang satbil. Anak-anak akan confidece bila melihat kita saling mencintai. 
Pada ahri ini kita akan berbicara mengenai bagaimana saya mencintaimu. Apakah itu cinta? Terkadang kita tidak mejiliki model peran mengenai apa itu kasih. Bagaimana sdr mengkomunikasikan cinyta kepada pasangan anda? /anak? 
Seringkali kasih itu semakin memudar seiring dengan waktu. Pada hari ini kita akan belajar bagaimana agar api cinta tetap menyala dan berkobar-kobra. Roma 2, Allah menaruh dalam manusia sebuah kapasitas untuk merasakan dan mengkomnunikasikan kasih. 
Baca 1 Yoh 4:7-8,  
Karakteristik dari orang-orang yang mengaishi adalah pertama dia mengenal Allah dan lahir dari Allah. Jika sdsr ingin melihat pasangan memiliki cinta yang murni, maka yg pertama adalah orang itu harus lahir dari Allah. Yesus memberikan perintah juga untuk saling mengasihi. Yoh 14: 34-35. Jadi kita harus saling mengasihi satu dengan yg lain sama dnegan ketika meneirma kasih satu dengan yang lain. 
Kualitas pernikahan adalah bergantung kepada berapa besar sdr menerim kasih dari Allah. Seberapa banyak sdr merasakan kasih dari Allah. Ketika sdr berjalan intim dengan Allah, maka semakin sdr merasakan kasih Allah dan semakin baik mencintai pasangan dan anak-anak. Hati lebih lebih lebar. Jadi kasih itu demikian penting , sehingga menjadi tanda untuk mengenali umatNya. 
Kasih memiliki 2 sisi, yakni memberi dan menerima. Memberi adalah sisi perbuatan, menerima adalah sisi perasaan. Memberi kasih juga bisa menjadi sebuah tindakan yang penuh frustrasi, karena kita tidak yakin apakah orang yang kita kasihi bisa menerimanya, bisa menafsirkan bahwa tindakan kita itu adalah tindakan kasih. Mengapa seringkali orang lain tidak bisa merasakan kasih yang kita berikan? Karena kita masing-masing memiliki bahas kasih yang berbeda-beda. 
Lima sentuhan kasih kita sebut bahasa akasih. Cara sdr mengkomunikasikan kasih diklasifikasikan sebagai bahasa kasih. 
Contoh: sdr keluar negeri. Kemudian tiba-tiba sdr mendengarkan ada yang berbicara bahasa Indonesia ketika belanja di supermakert. Wah, murah sekali sepatunya. Di Bandung mahal, disini murah. Sdr langsung menoleh. Orang-orang lain menoleh enggak waktu mendengarkan mereka berbciara bahasa Indioensia? Tidak. Karena itu bukan bahasanya. Tetapi ketika sd rmendengar ada yang berbicara bahasa Inggris, sdr tidak tertarik, karena itu bukan bahasa ibu sdr. Namun seandainya, ada yang berbicara bahasa sunda, sdr langsung lebih cepat menoleh, sebab ada orang sunda yang berada di hongkong. Sdr sangat tertarik karena itu bahasamu. 
Atau ketika sdr berbicara bahasa Indonesia di luar negeri, apakah orang akan tertarik untuk mendengarkan sdr berbicara?tentu tidak sebab mereka tidak menegrti. Namun kalau sdr berbicara bahasa inggris, orang pasti tertarik untuk mendengarkan pembicaraan sdr, apalagi kalau menarik. 
Hal yang sama terjadi dengan bahasa kasih kita. Kebanyakan orang berbicara dengan bahasa kasih utama mereka, sehingga kita kadang tidak tertarik dengan bahasa kasih mereka. Sebab bahasa kasih mereka, bukanlah bahasa kita. 
Dan celakanya, kita mengasumsikan bahwa semua orang berbicara dengan bahasa kasih yang sama dengan kita. Inilah masalahnya, sehingga kita tidak peka dengan bahasa kasihnya orang lain. Bagi orang lain, bahasa kasih sdr itu asing. Orang yang bisa memakai bahasa kasihnya orang lain ketika berbicara, maka orang itu akan disenangi oleh banyak orang
Ada empat bahasa kasih
1. Kata- kata yang membanugn. 1 kor 8:1. Kasih itu membangun. Dkl, kasih itu dikomunikasikan ketika seseorang dibangun oleh orang lainh, melalui kata-kata. Misalnya, saya mengatakan: kamu cantik sekali malam ini. Atau saya mengatakan: tien, kamu bagus sekolahnya. Atau Theo, saya senang sekali, karena kamu tambah pintar. Lakukanlah secara kontan mengatakanm kepada anak-anakmu, saya mengasihimu. 

Jika ada yang memenuhi ruangan ini dengan emas, dan mau tukar dengan kamu, maka saya tidak akan tukar dnegan kamu, karena kamu lebih berharga buat saya dari semua emas yang ada. Kalau doa, cobalah untuk memuji mereka dihadapan Allah. Tuhan saya begitu bangga terhadap anak-anak saya. Terima kasih bahwa Tuhan menambahkan mereka kepadaku. 

Istri-istri: buatlah kata-kata yang membangun untuk suamimu. Mungkin beberapa diantara sdr, kata membangun ini adalah bahasa kaish sdr. 

Kedua, Perbuatan melayani. Sdr menyatakan kasih dengan perbuatan melayani untuk pasanganmu dan anak-anakmu.

Keetiga, memberikan hadiah. Memberikan ahdiah levih daripada memberi yang nirmal. Bukan memberika waktu natal, ultah. Memberi hadiah berarti waktu sdr berjauhan dari orang tersebut, sdr memikirkan mengenai anak-anak, pasangan. Sdr ingin memberi hadiah untuk mereka. 

Keempat, waktu yang berkualitas. Bukan duduk-dudk dengan sitri dan baca koran sendirian. Sambil nonton bola lalu sitri nogech disamping. Itu bukanlah waktu berkualitas, sebab sdr tidak memberikan perhatian poenih. Waktu berkulitas juga bukan berarti sdr plototin matanya tidak bergeming. Waktu berkualitas adalah sebuah komunikasi yang melebih fakta-fakta. Itu bukan liputan 6, mengenai berita. Waktu kualitas ini sangat sulit bagi kebanyakan pria. Sebab sdr tidak bisa duduk diam bersama-sama dnegan lama. Waktu berkualitas adalah sdr melakukan sesuatu bersama-sama dan orang itu memberikan perhatian besar kepada sdr. 

Apakah bahasa kasih utama istri anda? Apakah waktu berkualitas?
Bagaimana dengan anak anda? Berikan waktu berkualitas, walaupoun itu tidak lama misalnya, main dengan anak, bawa anak jalan-jalan, maka sama-sama di louar. Sebelum tidur, berikan waktu ebrkualitas dengan anak-anak


Bagaimana membangun percakapan berkualitas?
1. Pertahankan kontak mata dengan pasangan ketika berbicaradengannya. Berikan perhatian yang tidak terbagi
2. Jangan dengarkan perkataan pasangan sambil melakukan sesuaytu yang lain. Baca koran, eh.ehe. dengarkan perasaannya.
3. Jangan langsung menginterupi . 
4. Sentuhan fisik dan kedekatan. Pegangan tangan sambil jalan-jalan di maal. Jalan dekat-dekat, jangan hanya saat pacaran. Sentuhan kasih itu berbicara secara fisik: saya mengasihimu.
 Kalau suamimu, adalah sentuhan fisik, maka doronglah anak-anak untuk menyambut papa dengan pelukan, ciuman

Dari emapt bahasa kasih maka pasti satu dari lima itu adalah bahasa kaish sdr. Itu berarti bahasa dimana sdr paling suka mendengarnya dan sesuatu yang paling suka sdr katakan. Belajarlah berboicara dalam bahas akasih yang lima itu kepada orang-orang sekitar kita
Contoh:
Mengapa dalam pernikahan, apoi kasih itu semakin memudar
Misal, bahas akasih suami adalahs enuthan fisik dan kedekatan
Istri, bahasa kasih yang utama adalah kata-kata yang membangun
Bagi suami, sentuhan fisik dan kedekatan adalah segala-fgalanya. Waktu pulang ingin dicium, dipeluk. Tetapi sitrinya ingin surat cinta, kata-kata pujian. Namun suaminya tidak sadar bahwa istrinya membutuhkan itu, sedangkan sang suami sendiri tidak memiliki kasih dengan bahasa yang membangun. 
Contoh lain
Bahasa kasih utama suami adalah perbuatan yang melayani, sedangkan sitri: wajtu yg berkualitas
Suami pulang ke rumah, dan istrinya mengatakan sayang, saya sudah buat pisang goreng dan kipi panas, kita bisa ngobrol-ngobrol
Suami bilang Ok, siapin dulu, saya akan ganti baju.
Tetapi lama enggak nongol, sayang sudah siap nih, mau datang enggak
Suami: tunggu, saya sedang gantung pakaian berantakan di tempoat tidur
Sitri: sayang, koipinya makin dingin mau datang enggak
Suami: saya gantung dasi dulu. 
Tba-tiba lampu mati
Suami: saya perbaiki lampu dulu
Istri: sayang (kesal), kopinya sudah dingin, mau datang enggak
Suami: saya akan datang. Sebentar, ada banyak pakian kotor knih saya ambil dulu. Dia lansgung cepat-cepat bawa ke bawa ke mesin cuci
Istri: sayang, sudah semakin dingin kjipinya, suara sudah berubah
Suami: sebentar, ada banyak kecoa nih. Nah sudha selesai nih
Pada saat itu kopi sudah dingin dan darah sitri sudah opanas
istriL: mau nognong apa sekarang, 
suami: kalau enggak ada yang mau diomonign saya ekrja lagi
istril kamu tiudak cinta lagi saya, tidak memberi perhatian kepada saya
suami: ah....saya suadh akerjakans emua ini kamu amsih bilang saya tridak cinta kamu. Tahu enggak, banyak wanita yang mau amti untuk saya
ini masalahnya, mereka tidak saling cocok dengan bahasa kasih mereka sampai mereka mempunyai sebuah komitmen untuk berbicara bahas akasih utama pasangannya
Pada waktu pacaran sdr bisa melakukan 5 bahasda kasih ini dengan baik
1. Kamuyang paling cantik dari semua
2. Waktu berkualitas tidak amsalah. Kalau bisa lebih lama. Jam d=2 pagi masih kecil, belum diusir camer. Tetapi sekarang, sudah menikah, jam 9 malam, sudah capek, mau langsung tidur
3. Dulu sentuhan fisik, tidak masalah. Sehingga saling dekatnya, kelihatan =Cuma satu. Tetapi sekarang, ketika istri mau peluk suami yang pulang ekrja, suami menilak: ah jangan, saya bau keringat jih 
4. Dulu bisa gombal tidak karua-karuan. Rambutmu cantik. Saya suka sepeatumu, saya suka kaos kakimu, padahal baunya
Pokoknya lagi pacaran, semuanya bagus dan bahasanya bagus-bagus. Liima bahas akasih itu semuanya merata biosa dilakukan
Setelah menikah???????
Kepada anak-anak, bahasa kasih pun adalahs eustau yang penting untuk diperhatikan. Bahas akasih itu mulai ada bedanya ketika anak berumur 7 tahun. Ada bahasa kasih utamnya. Namun bahasa kasih anak 2 tahun, smeuanya pasti sama, waktu ebrkulitas

Hal yang paling penting adalah pilihlah untuk mencintai anak sdr dan memilih untuk mencintai sitri, suami sdr. Dan sdr juga boleh untuk tidak memilih mencintai emreka, akrena kasih tiua dalahs ebuah pilihan
Dengan memilih mencintai sitri, anak anaksdr dengan bahas akasih mereke a, maka itu adalah sebuah pengorbanan yang sangat besa ryang sdr sudah lakukan untuk anak-anakmuy dan pasanganmu. 

Yohannis Trisfant, MTh

Keluhan

Keluhan

Jarang Diucapkan Sering Dilakukan


Lam 3:39 Mengapa orang hidup mengeluh? Biarlah setiap orang mengeluh tentang dosanya! 
 Jarang Diucapkan Sering Dilakukan. Kalau diamati mungkin kata yang sangat jarang diucapkan tetapi paling sering dilakukan adalah mengeluh. Fenomenya yang menarik adalah orang hampir selalu mengeluh kepada orang yang tidak dapat melakukan apa-apa atas keluhan yang disampaikan alias mengeluh kepada orang yang salah. 
Di kantor, orang mengeluh mengenai fasilitas kerja yang kurang baik, pimpinan yang kurang bijaksana, staf yang malas, rekan sekerja yang "tukang jilat", pacar atau pasangan hidup yang cerewet, dan lain-lain. 
Di rumah, orang mengeluh kepada saudara, orang tua, dan atau pasangan hidup mengenai perusahaan tempatnya bekerja yang pelit, pimpinan yang licik, rekan sekerja yang cari muka, dan lain-lain. Dari contoh ini, baik di rumah maupun di kantor orang mengeluh kepada orang yang betul-betul tidak tidak dapat melakukan apa-apa atas keluhan tersebut. Keluhan yang disampaikan kepada orang yang salah tidak akan menyelesaikan apa-apa atau mendapatkan apa-apa. 
Orang melakukan kebiasaan mengeluh karena mereka tahu persis bahwa ada sesuatu yang lebih baik. Orang yang tidak yakin bahwa ada sesuatu yang lebih baik yang bisa diperoleh misalnya fasilitas kerja yang lebih baik, pimpinan yang bijaksana, staf yang rajin, rekan kerja yang bersaing secara fair, pacar atau pasangan hidup yang lebih sayang, penghasilan yang lebih tinggi tidak akan bisa mengeluh. Saya ulangi, orang mengeluh karena mereka tahu persis bahwa ada sesuatu yang lebih baik. Mereka tidak hanya tahu bahwa ada sesuatu yang lebih baik tetapi juga tahu bahwa mereka lebih menyukainya. 
Orang mengeluh karena mereka kecewa bahwa realitas yang terjadi tidak sesuai dengan harapan mereka. Sebenarnya tiada situasi tanpa tanpa harapan, yang ada hanyalah mereka yang bertumbuh tanpa harapan, demikian menurut Marshall Ferdinand Foch. Tetapi mengapa mereka hanya bisa mengeluhkan apa yang mereka tahu lebih baik, lebih menyukainya, dan mengharapkannya? Jawabannya sangat sederhana, karena mengeluh itu sangat mudah untuk dilakukan. Jauh lebih mudah dibandingkan menyampaikan langsung keluhan tersebut kepada orang yang benar-orang yang dikeluhkan atau orang yang dapat membantu memberikan solusi atas keluhan tersebut karena untuk melakukan yang satu ini dibutuhkan keberanian terutama keberanian untuk menghadapi resiko. Resiko dimarahi balik oleh orang yang mendapatkan keluhan atau resiko tidak mendapatkan simpati atas keluhan yang disampaikan atau bahkan tidak mendapatkan solusi yang diharapkan, resiko ditinggalkan pacar atau pasangan hidup, dan sebagainya. 
“Memang di dalam kehidupan ini tidak ada yang pasti. Tetapi kita harus berani memastikan apa-apa yang ingin kita raih.” Ya, keberanian mengambil resiko itu sangat penting karena tanpa keberanian mengambil resiko tidak akan membawa ke tujuan apa pun. Pernahkah Anda mengamati orang mengeluhkan hal-hal yang tidak bisa diperbaiki? Saya rasa tidak, orang hanya mengeluhkan hal-hal yang bisa mereka perbaiki. Orang yang mengeluh karena penghasilannya kecil sebenarnya bisa mendapatkan penghasilan yang lebih besar dengan upayanya sendiri. Orang yang mengeluh perusahaan tempatnya bekerja pelit bisa bekerja di perusahaan lain yang menurutnya tidak pelit. Namun, orang tidak pernah mengeluh karena gunung meletus karena gunung yang meletus di luar kekuasaannya. Jadi, orang tidak akan mengeluhkan hal-hal di luar kekuasaanya. Kalaupun ada orang yang mengeluhkan hal-hal yang di luar kekuasaannya mungkin patut dipertanyakan untuk apa toh apa yang dikeluhkan di luar kekuasaannya. 
Mengeluh kepada orang yang salah atau mengeluhkan sesuatu yang di luar kekuasaan adalah hal yang sia-sia. Seorang yang senantiasa khawatir menelepon Norman Vincent Peale. “Segalanya kacau dan saya khawatir setengah mati!” katanya. Spontan Peale menjawab, “Mungkin saja, karena Anda khawatir setengah mati, seperti barusan Anda bilang. Anda terapkan pikiran-pikiran yang tidak rasional terhadap urusan-urusan Anda sehingga hasilnya memang buruk.” Pria itu melanjutkan keluhannya, “Segalanya sudah tersapu bersih. Habis sudah. Semuanya sudah habis. Tinggal kekhawatiran saja. Tidak ada apa-apa lagi.” Kali ini, Norman menanggapi dengan nada simpatik, “Saya turut menyesal bahwa istri Anda meninggalkan Anda.” Tentu saja si pria ini bereaksi keras, “Siapa bilang istri saya meninggalkan saya?” “Bagus deh, kalau begitu,” jawab Peale. “Begini. Cobalah hitung-hitung berapa banyak kehilangan Anda dan berapa banyak sisanya. 
Mari kita bicarakan dulu apa yang masih tersisa, baru kita diskusikan apa yang hilang,” ajak Peale. “Tak akan ada yang bisa kita bicarakan kalau begitu,” sahut pria itu. “Ya, pertama-tama Anda ‘kan punya aset yang sangat layak. ‘Kan istri setia dan mengasihi Anda. Sayangnya, anak-anak Anda kecanduan narkoba dan dipenjara,” ujar Peale. “Anak-anak saya bukan pecandu narkoba, kok! Mereka anak-anak yang baik dan tidak pernah dipenjara!” sahut pria ini dengan nada serius. “Bagus, dong! Masukkan itu ke dalam daftar aset Anda. Memang berat sih kalau rumah Anda terbakar padahal asuransi Anda sudah kadaluarsa karena Anda tidak punya uang untuk membayar preminya, “ kata Peale. “Dari mana sih Anda dapat informasi yang semuanya keliru itu? Rumah saya tidak terbakar dan uang saya cukup kok untuk hidup,” jawab si pria ini. 
Setelah itu, ia mulai memahami tidak ada gunanya mengeluh dan seharusnya ia bersyukur dengan apa yang ia miliki. Sebelum Anda mengeluh coba renungkan beberapa hal ini. Sebelum Anda mengeluh tentang rasa dari makananmu, pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan. Istri atau pembantu jangan langsung dimarahin. Hanya jangan sdr lantas merasa sombong dengan keadaanmu ketika memikirkan orang lain. Sebelum Anda mengeluh tidak punya apa-apa, pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta dijalanan. Mereka itu lebih tidak punya apa-apa dari sdr. Sdr harusnya bersyukur kepada Allah karena masih memiliki banyak hal. Sebelum Anda mengeluh bahwa Anda buruk, pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk di dalam hidupnya. Sebelum Anda mengeluh tentang suami atau istri anda, pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup. Sdr masih berysukur memiliki teman hidup. Sebelum Anda mengeluh tentang hidupmu, kesehatanmu, pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat. Banyak yang sehat-sehat sudah meninggal. Misalnya peristiwa kecelakaan pesawat AU, dimana 20 an paskhas yang meninggal. Sebelum Anda mengeluh tentang anak-anakmu, pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul. 
Sebelum Anda mengeluh tentang rumah Anda yang kotor karena pembantu Anda tidak mengerjakan tugasnya, pikirkan tentang orang-orang yang tinggal dijalanan. Sebelum Anda mengeluh tentang jauhnya Anda telah menyetir, pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan kaki . Dan di saat Anda lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu, pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan sepertimu. Sebelum Anda menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain, ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa dan sempurna. Betapa berysukurnya sebenarnya hidup sdr itu. Sdr sebagai anak-anak Tuhan seharusnya bisa mengatakan : ”Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! (Lam 3:22-23)
Firman Tuhan mengatakan: 1Th 5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. 
Bersyukurlah, jangan hanya memusat perhatian Anda pada apa yang tidak Anda miliki sementara dimiliki oleh orang lain. Bersyukurlah Anda memiliki sepatu atau sandal yang dapat Anda kenakan saat ini, jangan hanya bisa mengeluh sepatu atau sandal Anda kurang bagus sampai Anda melihat orang yang tidak mempunyai kaki. Life is a miracle. Betapa tidak, masih diberikan kehidupan saja harus disyukuri karena setiap detik kehidupan adalah suatu mukjizat dari Yang Maha Kuasa. Bersyukurlah atas kehidupan Anda saat ini. 
Bahkan ketika kita pun bisa mengucap syukur atas penderitaan yang kita alami. Jika sdr tidak punya uang, bersyukurlah karena dengan itu sdr bisa belajar untuk bersandar kepada Tuhan. Jika sdr sakit, beryukurlah bukan hanya karena ada yang lebih berat sakitnya daripada sdr. Tetapi beryukurlah bahwa sdr memiliki Allah yang menguasai hidup sdr.  
Berhentilah mengeluh dan lepaskan diri Anda dari belenggu yang melilit Anda. Sadarilah bahwa mengeluh tidak akan menyelesaikan apa-apa bahkan hanya akan melukai diri Anda dan dengan mengeluh sebenarnya Anda sedang mempersiapkan diri Anda menjadi orang gagal. Dengan terlalu sibuk mengeluh seseorang secara tidak langsung menutup jalan keluar yang terbaik yang kita bisa tempuh. Dan dengan terus mengeluh seseorang secara tidak sadar sedang menutup pintu persahabatan dengan siapa pun karena secara alamiah tidak seorang pun yang suka memupuk persahabatan dengan orang mengeluh melulu. Bahkan dengan mengeluh, sdr melupakan Tuhan yang adalah sumber pengharapan sdr. 
David J. Schwartz mengatakan, Dengan menjadi pengeluh kronis, sdr mungkin mendapatkan sedikit simpati (belas kasihan) dari orang lain, tetapi sdr tidak akan mendapatkan respek dan loyalitas. Bukanlah suatu hal yang salah jika Anda belum puas dengan apa yang Anda miliki saat ini tetapi ingatlah bahwa sangat tidak terpuji untuk selalu mengeluhkan apa yang belum bisa Anda miliki sementara Anda tahu bahwa apa yang belum Anda miliki tersebut bukanlah satu-satunya halangan untuk mendapatkan apa yang benar-benar ingin Anda miliki. Hanya Anda orang satu-satunya di dunia ini yang bertanggung jawab penuh 100 persen atas hidup Anda. Jack Canfield suatu hari ditanya oleh gurunya (Mr. Stone): ” apakah saya bertanggung jawab 100% atas kehidupan saya. “? “Saya rasa ya, jawab saya. ”Ini pertanyaan ya atau tidak. Hanya ada dua pilihan.” ”Yah, sepertinya saya tidak yakin.” ”Apakah kamu pernah menyalahkan orang lain untuk kejadian apa pun dalam hidupmu? Apakah kamu pernah mengeluh tentang sesuatu?” ”Uh... ya... sepertinya pernah.” ”Jangan dikira-kira. Coba dipikir.” ”Ya, pernah.” ”Baiklah, kalau begitu. Itu berarti kamu tidak bertanggung jawab seratus persen atas kehidupan kamu. 
Orang yang seringkali menyalahkan orang lain, mengeluhkan orang lain adalah orang yang tidak 100 persen bertnggungjawab dalam kehidupannya. Pembantu memang bisa salah, namun kita sebagai tuan rumah yang bertanggungjawab untuk mengajarnya. Anak , istri bisa salah, namun sebai ibu atau ayah kita bertanggungjawab untuk mendidik dan memberitahunya. Tidak perlu mengeluh. Orang yang mengeluh adalah orang yang bodoh dan tidak bertanggungjawab 100 persen. Pro 19:3 Kebodohan menyesatkan jalan orang, lalu gusarlah hatinya terhadap TUHAN. 
Berdoalah seperti yang pernah diungkapkan oleh Reinhold Niebuhr, ”Tuhan berikan saya kemampuan untuk mengubah sesuatu yang dapat saya ubah, dan kesediaan untuk menerima sesuatu yang tidak adapat saya ubah, dan kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaan antara keduanya.” Salam sukses luar biasa.
Kalau sdr mu mengelauh mengeluhlah karena dosamu. Lam 3:39 Mengapa orang hidup mengeluh? Biarlah setiap orang mengeluh tentang dosanya! 

KEBERANIAN

KEBERANIAN

Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. 

(2Ti 1:7)

Kita seringkali mendengarkan kisah-kisah mengenai keberanian yang luar biasa. Misalnya, seorang satpam yang dengan berani menghadapi perampok sampai satpamnya terluka. Atau mengenai seorang wanita yang melawan penjambret. Kisah-kisah itu sangat dramatis dan mungkin tidak akan terjadi pada kita. Apakah kalau hal-hal yang laur biasa tidak terjadi pada kita, lalu kita tidak punya kesempatan untuk menyatakan keberanian kita? Tentunya tidaklah demikian
Setiap hari kita membuat pilihan yang menunjukkan sikap kita apakah seorang pemberani atau pengecut. Pada waktu kita diperhadapkan dengan pilihan antara yang benar dengan yang nyaman tapi salah, maka disini dibutuhkan keberanian untuk memilih yang benar. Pada waktu kita dihadapkan dengan pilihan untuk memilih antara memegang teguh firman Tuhan atau mengkompromikannya demi kenyamanan, keserakahan, maka disini juga dibutuhkan keberanian. Pada waktu kita memilih untuk percaya kepada Allah, maka disini juga dibutuhkan keberanian. 
Pilihan ini kita hadapai setiap harinya. Seringkali kita ternyata tidak punya keberanian menempuh jalan kebenaran dan kita lebih sering mengikuti arus. 
Jadi agama kristen adalah bukan agama bagi orang yang lemh /pengecut.
Ada beberapa bentuk dari keberanian 
Pertama, Keberanian untuk mengikuti Yesus
Kalau kita menutup mata kita dan kemudian kita dituntun oleh seseorang, maka disini dibutuhkan keberanian untuk melakukan hal tersebut. Sama halnya ketika kita mengikuti Yesus. Ada banyak hal yang belum kita ketahui. Kita hanya mengetahui sebatas yang dikatakan oleh Alkitab, namun kita mau mengikuti Yesus. Maka ini membutuhkan keberanian. Keberanian untuk mengikuti perintah-perintahnya yang radikal, yang bertentangan dengan dunia ini. Misalnya, Barangsiapa mau mengikuti Aku , Ia harus menyangkal diriNya , memikul salibnya dan mengikuti Aku. Tuhan Yesus bukan memberikan janji akan kaya, akan sehat kalau ikut Dia, melainkan akan menderita aniaya. Menurut sdr, seperti apakah orang yang mau ikut Dia? Mereka yang ikut Dia adalah orang yang berani. Berani mempercayakan dirinya kepada Kristus. Mereka yang menyerahkan dirinya untuk melayani Tuhan juga membutuhkan sebuah keberanian. Ini merupakan karakter yang langka. Karena banyak yang tidak mau mengambil bagian di dalam pelayanan. 
Kedua, Keberanian menjalin hubungan. Apakah yang dibutuhkan untuk menjalin sebuah pernikahan yang berhasil? Keberanian. Dibutuhkan keberanian luar biasa untuk mengatakan :” saya salah”, saya minta maaf. Dibutuhkan juga keberanian dalam memebsarkan anak. Anak kalau sudah mengatakan: saya benci kepada papa dan mama, mungkin orang tua tidak berani lagi untuk menegakkan otoritas dalam keluarganya. Atau orang tua akan menyerah, ketika anak sudah mulai berontak. Anak tentu tidak boleh mengintimidasi orang tuanya. Hal ini membutuhkan keberanian orang tua untuk menegakkan otoritasnya sebagai orang tua. 
Ketiga, Keberanian bersikap bermoral. Keberanian bersikap bermoral dibutuhkan dalam aktivitas kita sehari-hari. Untuk berkata jujur saja dibutuhkan keberanian untuk mengambil resiko atas kejujuran tersebut. Kalau saya berkata jujur, nanti langganan marah. Kalau saya bohong sedikit, mereka tidak akan tahu dan tentu tidak akan marah. Disini dibutuhkan keberanian. Keberanian untuk telat karena tidak melanggar peraturan lalulintas. Keberanian untuk melaporkan penghasilan kita yang sebenarnya kepada departemen pajak. Keberanian untuk mengatakan hal yang benar jika kita temukan hal-hal yang tidak benar. 
BAGAIMANA CARANYA BERTUMBUH DALAM KEBERANIAN?
Pertama, Cara untuk mengatasi rasa takut kepada kecoa adalah peganglah kecoa itu. Cara untuk mengatasi rasa takut menjadi liturgis adalah jadilah liturgis. Jadi cara untuk berani dalam kerohanian kita adalah lakukan keberanian itu. Jika kita takut untuk berkata jujur, maka berkata jujurlah. Jika kita takut untuk melakukan kebenran karena penuh resiko, maka lakukanlah kebenran yang beresiko terebut. Kalau kita sudah bisa mengatasi rasa takut, maka itu akan memberikan kepada kita sebuah keberanian. 
Kedua, cara untuk bertumbuh dalam keberanian adalah : bergaul dengan orang orang yang berani. Apda waktu kita bergaul dengan orang-orang yang berani berbuat jujur, maka kita juga akan terdorong untuk melakukan keberanian tersebut. Sebaliknya jika kita bergaul dengan orang-orang yang takut melakukan kebenaran maka kita juga akan menajdi takut. Baca 1 kor 15:33. Kita juga bisa bergaul dengan orang-orang berani dengan cara membaca biografi mereka, misalnya membaca biografi Daniel, Ester, Paulus yang walaupun takut tetap maju. Ini akan mendorong kita untuk berani berbeda dari dunia. 
Ketiga, Kita akan bertumbuh dalam keberanian jika kita membiarkan pikiran kita diubahkan. Seorang penerjun payung, kalau dia tidak merubah dulu pikirannya, maka dia tidak akan berani untuk terjun. Coba saja dia pikir yang aneh-aneh, atau memikirkan betapa tingginya peswat itu, maka dia pasti tidak akan berani untuk terjun. Pikirannya harus diubah dulu. Terjun itu menyenangkan, bisa melihat pemandangan. Tingkat keamanannya cukup baik karena ada parasutnya. Dll. Atau coba saja kalau seseorang masuk kekuburan, pasti dia akan bergidik karena dia sudah punya pikiran yang macam-macam. Pikiran tersebut harus disingkirkan dahulu, barulah dia berani. Berebda dengan yang rumahnya di daerah kuburan. Pikirannya sudah diubah, bahwa daerah itu enggak ada setan. Justru setannya yang takut dengan mereka, karena pagar kuburan juga dicuri oleh mereka. Jadi untuk membuat kita berani dalam kerohanian, ubahlah pikiran kita. Segala resiko terhadap tindakan berani yang kita lakukan, kita percaya bahwa Tuhan pasti bekerja dan akan memberikan yang terbaik untuk kita. Suatu hari saya ke Griya Jogya. Jogya Riau itu susa parkir. Saya sudah mau belok untuk amsuk Jogya, tetapi kemudian ada mobil lain serobot. Saya mau halangi dia, tetapi kemudian saya pikir, ah biarainlah kasih dia dulu saja yang masuk. Saya kemudian pikir, ah.......keserobot deh..enggak bisa dapat parkir nih. Tetapi ketika masuk parkir Jogya, eh....ada mobil yang baru keluar. Mobil di depan saya enggak dapat karena dia sudah lewatin mobil tersebut. Kita akan bertumbuh dalam keberanian kalau kita mau mengubah pikiran kita. Beriman kepada Tuhan yang sudah memberikan firmanNya kepada kita. 
Kita semua membutuhkan keberanian. Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan melainkan roh yang membangkitkan kekuatan.  
Pada tahun 1995, Coca-Cola melakukan eksperimen gila! Perusahaan itu invest $750.000 untuk menguji ketahanan rasa dan kualitas minuman ringan itu selama delapan hari di ruang angkasa. Semua itu ditujukan untuk kemajuan perusahaan itu. Artikel yang ditulis di koran-koran sebagai bentuk respons atas apa yang dilakukan Coca-Cola itu jelas ditujukan untuk mengundang tawa. Menaggapi hal itu, CEO Coca-Cola, Roberto Goizueta, mengatakan, "Jika Anda tidak bisa menjadi berbeda, Anda akan tergilas." Alhasil, Coca-Cola merajai pasar minuman ringan dan menjadi leader di bidangnya.* Begitulah seharusnya orang-orang Kristen; BERANI MENJADI BEDA!!!


Pakailah harta dengan baik.

 Pakailah harta dengan baik. (Amsal 3: 9)
Pertanyaan dalam Katekismus Westminter berbunyi seperti ini: apakah tujuan utama hidup manusia? Tujuan utama hidup manusia adalah mempermuliakan Allah dan menikmatiNya sampai selama-selamanya. Karena ini adalah tujuan hidup kita, maka seluruh aspek hidup kita seharusnya mempermuliakan Allah. Bukan hanya dalam pelayanan kita memuliakan Allah, tetapi uang kita pun dipakai mempermuliakan Allah. Sebab, bukan hanya pelayanan kita yang menjadi miliknya Allah, tetapi uang kita juga adalah miliknya Allah. Apakah uang kita banyak atau sedikit, semuanya itu dipakai untuk kemuliaan Allah. Kekayaan yang tidak dipakai untuk kemuliaan Allah akan menjadi sia-sia. 
Kita tidaklah membutuhkan banyak uang. Paulus mengatakan : bahwa yang penting ada makanan dan pakaian cukuplah. Apa yang Tuhan berikan selebihnya adalah dipakai untuk kemuliaan Tuhan. 
Terkadang, manusia itu ketika miskin, sangat rendah hati. Tetapi ketika ditambahkan kekayaan oleh Tuhan menjadi lupa diri dan mempermuliakan dirinya sendiri dengan harta bendanya. Dalam hatinya dia berkata: "Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini." Deu 8:17 . 
Akibat dari kekayaan yang meningkat bukan hanya kesombongan, tetapi hati kita juga terakdang melekat kepada kekayaan itu. Tuhan dilupakan. Mazmur 62:10 menuliskan:" apabila harta makin bertambah, janganlah hatimu melekat padanya". ALlah memberikan kita berkat lebih bukan untuk membuat kita menjadi sombong, dan bukan untuk membuat hati kita melekat kepada harta benda itu. Tetapi tujuan Allah memberikan harta yang lebih kepada kita adalah supaya melalui harta itu nama Tuhan dipermuliakan. Pemberian kita kepada orang, akan membuat ucapan syukur akan dinaikkan kepada Tuhan. Tuhan telah dipermuliakan dalam kondisi seperti ini. Puaslah dengan apa yang saudara miliki. Barang elektronik, HP, TV , Kulkas, tidak akan pernah memuaskan. Kita pasti ingin selalu yang terbaru. Baju tidak akan pernah memuaskan. Kita yang hobby akan selalu ingin yang terbaru. Perhiasan yang lebih bagus, pasti kita ingin yang terbaru juga. Namun baiklah kita belajar untuk puas dengan apa yang sudah kita miliki hari ini. Uang yang lebih, akan lebih mempermuliakan Tuhan. 
 Akibat dari harta yang dipakai untuk kemuliaan Tuhan adalah terdapat di ayat 10
Pro 3:10 maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya. 
Inilah cara yang aman dan pasti untuk memperbanyak harta benda kita. dikatakan: lumbung-lumbungmua akan diisi penuh sampai melimpah. Lumbung-lumbung diisi penuh bukan untuk memuaskan segala hamwa nafsu kita. Lumbung-lumbung disi penuh dan melimpah, supaya kita dapat melakukan lebih banyak lagi kebaikan melalui harta benda itu. Suapaya nama Tuhan lebih banyak dipermuliakan melalaui harta benda kita. Mereka yang melakukan kebaikan dengan apa yang mereka miliki, akan memperoleh lebih banyak kesempatan untuk melakukan kebaikan. Ingatlah ini baik-baik: jika kita memakai harta dunia kita untuk melayani keagamaan kita, maka kita akan melihat bahwa agama kita akan melayani dengan kelimpahan harta dunia kita. Kita salah, kalau berpikir bahwa dengan memberi, saya akan menjadi miskin. Tidak. Memberi untuk kemuliaan Allah akan membuat kita kaya. Apa yang kita beri, kita peroleh.  
Bagaimana kita memberi?
1. KETERATURAN. Memberi secara terencana dan teratur karena kebutuhan selalu ada. (1 Kor 16:1; Ul 16:16)
2. KEBUTUHAN: tanggapan terhadap kebutuhan di sekitar kita (Mat 25:34-36; Kis 11:27-30)
3. KELEBIHAN: Mencukupkan kekurangan orang lain dari kelebihan kita. (2 Kor 8:12-14)
4. PENGORBANAN: Menyerahkan keinginan dan kebutuhan kita demi orang lain. (2 Kor 8:1-5)

Karakter

Karakter (melestarikan kualitas yang terancam hilang) Maz 78:71-72

Pendahuluan 
Karakter itu sangat berharga dan sangat jarang ditemukan sejak zaman dulu sampai sekarang. Ada sebuah legenda tentang seorang Biarawan yang menemukan sebutir permata yang berharga, batu mulia yang mahal. Tidak lama kemudian biarawan ini bertemu dengan seorang pelancong yang mengatakan bahwa dia lapar dan bertanya apakah biarawan mau membagi sedikit bekalnya. Ketika Biarawan membuka tasnya, pelancong itu melihat batu berharga tersebut dan terdorong untuk memintanya. Hebatnya, si Biarawan memberikan batu itu kepada pelancong tersebut. 
Pelancong kemudian cepat-cepat pergi, bersenang-senang dengan harta barunya. Namun beberapa hari kemudian, ia kembali, mecari-cari si biarawan. Ia mengembalikan batu berharga itu kepada Sang Biarawan dan mengajukan sebuah permohonan. Berilah aku sesuatu yang membuatmu mampu memberikan batu mahal ini kepadaku. APA YANG DIA MINTA? Dia meminta karakter dibandingkan denga batu permata tadi. Karakter memang jarang kita jumpai saat ini
Pertama, Apa itu karakter? Karakter adalah apa yang kita lakukan ketika tak ada orang yang memperhatikan. Karakter tidak sama dengan reputasi. Reputasi adalah bagaimana pandangan orang lain terhadap diri kita. Karakter juga tidak sama dengan sukses atau prestasi. Karakter bukanlah apa yang telah kita lakukan, melainkan siapa diri kita. Contoh adalah Antasari . Antasari memiliki reputasi. Bagaimana pandangan orang lain terhadap diri Antasari sebelum kasus pembunuhan? Banyak orang mengaguminya karena bisa menangkap demikian banyak pejabat yang korupsi. Prestasinya luar biasa khan? Reputasinya hebat. Bagaimana pandangan istrinya terhadap Antasari? Antasari adalah suami yang setia yang kariernya menanjak. TETAPI semua yang dicapainya itu tidaklah menunjukkan bahwa antasari memiliki karakter. Masalahnya adalah apa yang dilakukannya ketika tidak ada orang lain yang melihatnya? Apa yang dia lakukan ketika sedang berada di luar kota? Di Makassar waktu itu. ( dia bersama dengan Rani Juliani, seorang caddy golf ). Inilah karakter. Pada weaktu saudara didepan orang lain, belum kelihatan karakter yang sesungguhnya. Tetapi pada waktu sendiri atau dengan orang yang tidak mengenal saudara, maka disitulah terlihat karakter yang sebenarnya.  
Lihatlah Daud. Apa yang dia lakukan ketika tidak ada orang yang melihatnya ada waktu menggembalakan kambing domba ayahnya? Daud memberikan kesaksian: : Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang yg menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya (1 Sam 17: 34-35)
Dari kesaksiannya ini, saya ingin bertanya, Pria seperti apakah Daud ini? Dia adalah seorang Pria yg bertanggungjawab ketika tidak ada orang yg melihatnya. Sehingga Alkiatb memberikan kesaksian bahwa Daud adalah orang yang memiliki integirtas hati.  
Maz 78:71-72 Dari tempat domba-domba yg menyusui didatangkanNya dia, untuk menggembalakan Yakub, umatNya, dan Israel, milikNya sendiri. Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya 
NIV: Maz 78: 72 And David shepherded them with integrity of heart; with skillful hands he led them.
NKJ: Maz 78: 72 So he shepherded them according to the integrity of his heart, and guided them by the skillfulness of his hands.
Integritas ad/ keadaan sdr ketika tdk ada org yg melihatnya. Artinya sdr benar-benar jujur. 
Dkl. Apa yg nampak diluar sama dgn apa yg ada di dalam hati sdr.
Tidak ada kemunafikan. 
Daud melakukan pekerjaannya dengan penuh integritas. Dia tidak munafik. 
Apa yg nampak di luar sama dengan apa yg ada di dalam hatinya. 
Dia benar-benar jujur. 
Daud tdk bermain sandiwara untuk menunjukkan bahwa dirinya baik. 
Dia memang baik 
Inilah karakter itu 
Banyak orang yg berpendapat seperti ini :” yang penting adalah kesan yang bagus, hanya itu yg penting. Kekristenan bukanlah seperti itu. Kekristenan adalah kesan kualitas di dalam diri kita. Siapa diri kita. 
Karakter itu banyak macam. 
Seorang wanita yang sangat takut berbicara di depan umum, namun akhirnya dia mampu melawan ketakutannya untuk bersaksi mengenai jawaban doanya. Dia maju ke depan. Ini kita sebut sebagai keberanian
Kalau saudara bertekad untuk bangun lebih pagi untuk doa dan baca Alkitab dan saudara setia melakukan itu. Maka ini disebut dengan disiplin
Jika seorang guru dengan sabar mendekati seorang murid yang nakal dan dia menemukan bahwa ada bakat dalam diri anak itu . ini adalah Visi
Kalau seorang istri ingin cerai karena suaminya nakal. Tetapi dia tetap mempertahakan pernikahannya. Maka ini disebut dengan sabar menanggung. 
Inilah daftar kualitas karakter yang terancam untuk hilang. Ciri-ciri ini tidaklah glamour dan tidak mudah dimiliki. Sehingga banyak orang yang berusaha menjalani hidup tanpa ciri-ciri itu. Namun kualitas yang paling terancam hilang adalah kasih.
Kedua, Karakter itu dapat berubah. Karakter dapat dikembangkan. 
MODEL RAMBUT DAN KARAKTER
Rambut tak hanya menjadi mahkota bagi kita, tapi juga bagi pria. Lewat potongan rambutnya, Anda bisa menebak kepribadiannya, lho.

RAMBUT PLONTOS
  Banyak orang bilang rambut plontos pada pria mencerminkan keseksian. Pendapat ini ada benarnya. Karena, laki-laki yang rambutnya sengaja dibuat plontos menandakan ia memiliki hormon testosteron yang tinggi dalam darah. Ia menganggap dirinya sangat jantan dan senang merasakan belaian tangan perempuan di atas kulit kepalanya. Karakter mononjol lainnya, bukan orang yang gampang dikendalikan.

GAYA STANDAR
  Model rambutnya sangat standar dan alami. Sejak masa remaja potongan rambutnya tidak pernah berubah. Laki-laki dengan rambut seperti ini menandakan dia bukan seorang pemimpi. Ia tidak memiliki harapan atau keinginan-keinginan besar dalam hidupnya. Baginya, hidup yang mesti dijalani, ya hari ini. Bukan orang yang biasa mengambil keputusan spontan. Cenderung tidak menginginkan perubahan drastis dalam hidupnya.

TERTATA LICIN
  Cukup obsesif pada kerapian dan kebersihan. Ia bisa membawakan citra dirinya dengan baik. Bisa menyimpan rahasia dan menyembunyikan kepribadiannya. Kelebihannya, otaknya tiak terkontaminasi pikiran-pikiran negatif. Ia juga fokus, bertanggungjawab dan memiliki self of belonging yang tinggi pada sesuatu yang menjadi miliknya.

SISIRAN KE BELAKANG
  Menunjukkan sosok laki-laki yang keras kepala dan royal, terutama pada teman dan keluarga. Ia mudah putus asa dan akan mengeluh ketika menghadapi keadaan yang tidak sesuai dengan keinginannya. Sebaliknya, dia akan sangat bersemangat jika menghadapi keadaan yang sesuai dengan harapannya.

PONI KE DEPAN
  Pria dengan gaya rambut seperti ini menunjukkan pribadi yang rasional, tapi terkadang gampang terbawa dengan pemikiran yang keliru. Ia mudah diprovokasi dan hanyut. Kalau orang yang tidak mengenalnya, dia akan terlihat menjaga jarak. Padahal begitu mengenalnya, dia sosok yang setia kawan dan murah hati. Dalam hubungan percintaan, ia sangat bergantung pada orang yang dia cintai.

RAMBUT JABRIK
  Ia pribadi yang keras kepala dan emosional. Jika menginginkan sesuatu ia pantang mundur sebelum mendapatkannya. Ia sangat menyukai kebebasan dan tidak suka diatur. Ia pintar menyenangkan hati orang lain dan memiliki tekad untuk maju. Kelebihan lain, pintar bicara dan cenderung boros.

BELAH TENGAH
  Gaya rambut seperti ini menandakan dia pribadi yang sederhana, kurang percaya diri, dan memegang teguh aturan norma yang ada. Hidupnya lurus-lurus saja dan tidak banyak tuntutan. Cenderung pemalu, namun perkataannya jujur dan dapat dipercaya. Seleranya tinggi. Ia rela mengeluarkan uang banyak demi memenuhi seleranya yang tinggi itu.

GAYA MOHAWK
  Ia tidak suka mengikuti aturan lain selain aturannya sendiri yang dia anggap benar. Ia senang diperlakukan dan diingat. Ia tidak takut membicarakan apa yang dia pikirkan pada orang lain. Ia juga sangat fokus terutama pada hal-hal yang menarik minatnya. Ketika dia menggeluti suatu bidang, dia akan menjalaninya dengan serius. Selera humornya cukup tinggi. Dalam hal berteman dia tidak pilih-pilih.

POTONGAN CEPAK
  Berkepribadian keras dan tegas, namun gampang tersinggung. Orang yang bisa diandalkan dalam berbagai situasi. Ia mau berkorban demi orang lain. Ia mempunyai pendirian yang teguh, rajin dalam bekerja, sayang keluarga dan pintar menjaga kesehatan.

GONTA-GANTI MODEL
  Setiap bulan ia selalu mengganti model rambutnya. Ini menunjukkan kepribadian yang dinamis atau menyukai hal-hal baru. Ia orang yang mudah beradaptasi di lingkungan baru sekalipun. Kelebihannya, otaknya sangat kreatif.

SANGAT LURUS
  Ia memiliki kepribadian yang bebas, selalu menuruti keinginannya sendiri, berpendirian kuat, dan tidak suka kompromi. Ia juga sangat bangga pada dirinya sendiri. Ia sangat pemilih dan tidak menyukai pasangan yang mengganggu privasinya.

RAMBUT PANJANG
  Tampilan luarnya memang terlihat ganas, namun dia memiliki jiwa yang sensitif. Tidak mudah membuat dia jatuh cinta. Tapi kalau hatiinya sudah mentok pada seseorang, dia akan sulit berpaling. Ia tipe emosional, namun dapat dipercaya dan baik hati. Meski usianya telah dewasa, jiwa kekanakannya sering muncul. Ia sering terperangkap dalam jiwa remajanya dan terbuai oleh nostalgia masa lalu.

RAMBUT ACAK-ACAKAN
Wah, itu sih karena pikirannya sedang kusut...
Karakter dapat diubah. Tentu karakter diubah bukan dengan merubah potongan rambut. Mereka yang tidak disiplin dapat diubah menjadi disiplin. Mereka yang tidak memiliki kesabaran dapat berubah menjadi sabar. Namun semua perubahn itu tidak timbul dengan sendirinya. Untuk dapat mempertahankan dan mengembangkan karakter, haruslah diusahakan. Ini berlangsung seumur hidup. Kita tidak bisa melakukan seperti ini. 
Saya akan mengembangkan keberanian selama 2 bulan
Enam minggu: disiplin
Dua bulan : kasih
1 tahun : visi
Benjamin Franklin pernah mencoba metode itu, ternyata gagal. Karena begitu ia menguasai suatu ciri yang baik dan melanjutkan ke yang berikutnya, maka yang pertama dia lupa. Jadi karakter tak dapat dikembangkan lewat tekad serta jadwal belajar yang baik saja. Karakter membutuhkan kerja keras, sedikit kepedihan dan bertahun-tahun kesetiaan. Setelah itu kearakter itu akan secara konsisten menjadi miliknya kita. 
Namun mengembangkan karakter bukanlah sesuatu hal yang menakutkan. Ada sebuah rahasia untuk mengembangkan karektar, yakni Kristus Yesus akan mengembangkan karakterNya dalam diri kita, kalau kita mau MENAATINYA. 
Pada saat saudara memiliki karakter yang baik, banyak hal yang tak terduga yang saudara akan miliki. Sebab saudara menajdi orang yang dikenan oleh Allah. Allah kita adalah Allah yang tak terduga dan banyak berkat yang tak terduga yang diberikannya kepada orang yang memiliki karakter yang baik. Sama halnya dengan orang yang karakternya buruk, maka banyak hal yang tak terduga, yakni hal yang buruk juga terjadi dalam hidupnya. Misalnya Antasari. Tetap saja tertangkap. 
Daud yang memiliki karakter yang baik yakni sudah setia dalam perkara yg kecil yaitu menjaga domba-domba ayahnya, menyelamatkan mereka dari mulut singa dan beruang, Sehingga ketika datang perkara yg lebih besar, yaitu Goliat menantang Israel, maka Daud sudah siap dan mampu menghadapinya
 Jika sdr sudah belajar melakukan perkara-perkara kecil dengan baik, maka kata Charles Swindoll, pada saat itulah Allah akan memasukkan besi ke dalam tulang sdr
Kita saat ini mungkin melakukan tugas-tugas yg rutin yg kelihatan tdk penting, tdk terkenal, Semua ini merupakan sebuah ujian bagi sdr, apakah bisa lulus dan melakukan dengan baik, Kalau sdr melakukan dengan bertanggungjawab dan setia dengn rajin, wlp tdk ada yg melihat, maka itu berartu sdr siap melakukan tugas-tugas yg lebih besar yg dipercayakan Allah buat sdr. Namun kalau yg kecil-kecil saja kita tdk becus melakukannya. Tdk setia karena tdk diawasi, maka kita juga tdk akan becus melakukan perkara-perkara yg lebih besar dan tdk akan dipercayakan perkara-perkara yg lebih besar. Ini berlaku baik di dalam pekerjaan ataupun didalam pelayanan kita
 Mazmur 89:21 menuliskan:” DipilihNya Daud, hambaNya, diambilNya dia dari antara kandang-kandang kambing domba. Allah yang memilih Daud setelah bertahun-tahun Daud terbentuk sebuah karakter yang kuat. Allah berkenan kepada Daud bukan karena Daud itu punya banyak Talenta atau banyak karisma, atau karena memiliki pengaruh yg besar. 
Daud tidak punya pengaruh yg besar ketika dia dipilih untuk menjadi raja Isarel. Dia hanyalah seorang gembala domba. Ketika Samuel memilih calon raja Israel u/ menggantikan Saul, Samuel tertarik dgn Eliab yg parasnya ganteng, tubuhnya tinggi besar, Ttp TUHAN berkata kpdnya,” jangan pandang parasnya atau perawakan yg tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yg dilihat Allah; manusia melihat apa yg ada di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati (1 Sam 16:6,7)
Kemudian Abinadab, Syama dan yang lainnya juga ditolak oleh Tuhan, mengapa? Krn Tuhan tdk dpt dibujuk dgn penampilan luar, Tuhan melihat hati. Dan kualitas ini ada pada anak bungsu Isai, yaitu Daud. Shg Daud disebut sebagai orang yg berkenan di hati Tuhan sebab Daud sudah memiliki karakter yang baik, maka dia siap menajdi raja di Israel. 
Orang yg berkenan di hati Tuhan, yg punya kualitas spiritual mendalam pasti dicari Allah untuk menduduki jabatan kepemimpinan dimanapun itu atau mendapatkan kejutan-kejutan berkat dari Allah. Kalau kita sudah ada di hatiNya Allah, maka berkat yg mengejutkan akan diberikan Allah. 
Coba perhatikan proses pemilihan raja di rumah Isai. Samuel sudah melihat semua anak Isai, dan tidak ada satupun yang berkenan di hati Tuhan. Kemudian Samuel bertanya kepada Isai :” Inikah anakmu semuanya? Jawabnya:”masih tinggal yg bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba.” 
Kata Samuel kepada Isai:”Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan sebelum ia datang ke mari. (1 Sam 16:11). 
Rupanya dalam proses mencari raja di rumah Isai ini, ada anak yang sengaja dilupakan yaitu Daud. 
Isai tidak mencalonkan anaknya yang bungsu yaitu Daud, sebagai raja. Isai sengaja melupakan Daud. 
Isai hanya melihat Daud tidak lebih dari seorang penjaga domba. Makanya Daud tdk diikutkan dalam pemilihan raja. 
Namun walaupun manusia lupa, tetapi Allah tetap ingat. Kalau kita sudah ada dihatiNya Allah, maka walaupun manusia melupakan kita, Allah tetap ingat kita. 
Walaupun manusia melupakan Daud, tetapi Allah tetap ingat Daud.Allah di dalam kedaulatanNya memimpin Samuel sehingga menemukan Daud dan mengurapiNya menjadi raja. Daud diurapi menjadi raja bukan oleh keputusan seorang nabi besar seperti Samuel. Tetapi semuanya oleh karena kedaulatan yg penuh dari Allah. 
Allah ingat kepada orang-orang yg seperti Daud, orang-orang yg berkualitas. Keunikan Daud menjadi nyata, ketika tak satupun diantara ketujuh saudaranya yang kualifaid di mata Allah. 
Kita melihat bahwa jabatan yang mencari Daud, bukan Daud yang mencari jabatan. Orang yang berkenan di hati Allah tidak perlu mencari jabatan, jabatan yang akan mencari kita. Allah sedang mencari orang-orang yang seperti Daud untuk diberikan tanggungjawab yang besar dalam segala bidang, baik itu di gereja maupun di masyarakat
Yeh 22:30 Aku ,mencari ditengah-tengah mereka seorang yang hendak..mempertahankan negeri ini
Yer 5:1 lintasilah jalan-jalan Yerusalem, lihatlah….apakah kamu dapat menemui seseorang…….yang melakukan keadilan dan yang mencari kebenaran, maka Aku mau mengampuni kota itu
Baik kitab suci maupun sejarah Israel dan sejarah gereja membuktikan, bhw jika Allah mendptkan seseorg yg sesuai dgn persyaratan rohaniNya, yg rela u/ membayar seluruh biaya pemuridan, maka Ia akan memakai dia sepenuhnya meskipun org itu penuh kekurangan. Orang-orang seperti ini adalah Musa, Gideon, Daud, Martin Luther, John Wesley, William Carey. 
Kita seringkali lupa bhw gereja kita, pekerjaan membutuhkan orang-orang Kristen yang kuat rohaninya seperti Daud. Saat ini kita kurang orang-orang yang rohan dan kuat. Dan kurangnya orang-orang yg seperti ini meruapakan suatu gejala penyakit yang mencekam. 
Didalam dunia yang sedang bergejolak ini suara orang kristen sudah tidak terdengar. Orang Kristen hanya ramai, bersemangat di gereja, tetapi di pekerjaan ataupun ditengah keluarga, disekolahnya tidak ada suara kesaksian, tidak ada teladan. Tidak kualifaid oleh Tuhan
Tujuh org saudara Daud, kelihatan hebat secara fisik, namun dianggap tdk memenuhi syarat u/ diberikan tanggungjawab yg besar. Allah mencari dan mengingat orang-orang Kristen yg kualifaid. Walaupun seringkali kita lupa bahwa saat ini kita membutuhkan orang-orang Kristen yg seperti Daud, namun Allah tetap ingat. Tuhan sedang mempersiapkan kita disini untuk menjalani masa depan kita. seperti Daud yg sedang dipersiapkan dipadang penggembalaan. Setialah. Dan ketika tiba waktunya Tuhan akan memberikan kepada kita sebuah kepercayaan yang jauh lebih besar. Baik itu digereja ini, ataupun disekolah kita
Tahun 1809 disebut sebagai tahun yang baik, sebab sejarah mencatat bahwa pada tahun itu lahir negarawan, penulis, pemikir seperti Wiliam Gladstone, Alfred Tenysson, Oliver Wendell Holmes , Charles Robert Darwin, Abraham Lincoln, yang akan menandai permulaan suatu zaman
Namun pada tahun 1809 itu tidak ada yang peduli atau memperhatikan calon orang-orang hebat diatas.  
Pada tahun itu dunia hanya memusatkan perhatiannnya kepada Napoleon yang berbaris melintasi Austria, dimana kota-kota dan kampung-kampung jatuh ke dalam genggaman nya
Dunia pada waktu itu hanya memperhatikan Napoleon yang hendak menguasai dunia. Dan semua orang bertanya-tanya apakah Napoleon akan mengusai dunia ini?
Sedangkan calon-calon orang hebat yang akan mengubah dunia, yang akan menyentuh kehidupan manusia, sama sekali tidak ada yang memperhatikan
Tetapi walaupun dunia tidak memeprhatikan William Gladstone, Abraham Lincoln dll namun Allah memperhatikan mereka
Allah memakai mereka dengan luar biasa
Seandainya sdr dan saya adalah orang Yahudi yg hidup pada tahun 1020 BC, mungkin hal yang sama juga terjadi pada kita
Semua perhatian kita akan difokuskan kepada Saul, raja pertama Israel. Saul adalah titik pusat dunia Yahudi pada waktu itu. Dia memimpin negeri itu dengan keras. Namun sementara itu, ada seseorang yang tidak berarti yang sedang menjaga domba-domba ayahnya diperbukitan Yudea dekat desa Betlehem. Seorang anak lelaki yang bernama Daud yang tidak diperhatikan orang…….KECUALI ALLAH
Suatu malamdimana turun badai, seorang pria tua dan sitrinya memasuki sebuah hotel kecil di Philadelphia. Namun ketika mereka hendak memesang kamar, ternyata kamarnya sudah penuh. Tetapi Resepsionis berkata: saya memiliki kamar pribadi, silahkan anda memakai kamar saya. Keesokan paginya, ketika akan membayar sewa kamar, pasangan suami istri yang tua ini berkata kepada resepsionis: Kamu adalah manajer yang baik yang ahrus menjadi bos hotel terbaik di Amerika Serikat. Mungkin suatu hari nanti aku akan membangun untukmu. 
Mereka bertiga tertawa. Memang resepsionis ini berbeda, karena ramah dan bersedia menolong. 
Dua tahun berlalu. Resepsionis itu sudah hampirlupa peristiwa tersebut. Suatu hari dia menerima surat dari pria tua itu. Surat itu mengingatkan tentang malam yang penuh badai dan pria tua itu melampirkan tiket pulang pergi New york, dan meminta pemuda itu mengunjungi mereka. 
Pria tua itu bertemu dengannya di New york dna mengajaknya ke sebuah jalan. Ia lalu menunjuk sebuah gedung besar yang baru, sebuah istana dari batu kemerahan dengan menara kecil dan menara pengawas yang mencakar langit. Ini adalah hotel yang kubangun untuk kamu kelola.
Anda pasti bercanda, kata pemuda itu
Saya tidak bercanda
Nama Pria tua itu adalah William Waldorf Astor dan bangunan hotel itu adalah Waldorf Astoria yang pertama. Resepsionis muda itu yang menjadi manajer pertamanya adalah George C. Bold. 
Resepsionis muda itu tidak pernah menduga bahwa dibalik peristiwa dia menolong orang lain, dia dibawa menjadi seorang manajer hotel paling gemerlap di dunia. 

Disiplin (Markus 1:35)

Disiplin (Markus 1:35)
Jika kita perhatikan orang-orang yang berhasil dalam bidang apapun, maka biasanya ada kualitas yang sama yang mereka miliki: DISIPLIN. Sebaliknya, jika kita perhatikan orang-orang yang gagal, maka kita akan menemukan juga hal yang sama yang mereka lakukan, yakni tidak disiplin. Mereka banyak menunda-nuda pekerjaan, dll. 
Dispilin adalah salah satu kualitas terpenting yang harus dimiliki oleh seseorang untuk bisa berhasil. Tetapi kualitas karakter ini terancam hilang. Orang tidak tahu bagaimana mengembangkan tingkat disiplin yang lebih tinggi dan bagaimana membuat disiplin itu menjadi efektif dalam hidupnya. 
Apakah itu dispilin? Displin adalah kepuasan yang ditunda.
• Anak makan nasi dengan kerupuk
• Anak kerjakan PR dulu, kemudian baru boleh main
• Disiplin saat teduh: 15 menit setiap hari: maka hari itu akan menjadi lebih baik
• Memberikan waktu kepada anak VS melakukan hal yang menyenangkan diri sendiri
• Disiplin olahraga: untuk sehat, langsing. 
• Disiplin makanan. 
Bagaimana menjalankan disiplin?
1. Perlu ada keputusan dini. Misalnya, sdr menyadari bahwa untuk bertumbuh dalam kerohanian, maka sdr wajib melakukan 3 hal ini: ibadah setiap minggu, Bersaat teduh setiap hari, melayani Tuhan. Sdr kemudian memutuskan bahwa ketiga hal ini sudah ahrus dilakukan tanpa perlu dipertimbangkan lagi. Sdr tidak perlu lagi menanyakan pada ahri sabtu pagi:”besok ke gereja enggak yah? Perlu menyeter weker enggak? Siapa yang kotbah? Bagaimana cuacanya? ENGGAK USAH DIPIKIRIN LAGI. Keputusan itu sudah final, hanya lakukan saja. ATAU ketika bangun pagi setiap hari. Tentukanlah waktunya. Misalnya sdr mau saat teduh setiap pagi. Bangun tidur langsung saat teduh, enggak melakukan hal yang lain. 

2. Kita membutuhkan teman-teman persekutuan untuk mengingatkan diri kita, karena pencobaan itu panas dan kemalasan itu hangat

3. Arahkanlah pikiran kita kepada hasilnya. Kalau kita mengingatkan diri bahwa hasil daripada disiplin ini sangat besar, maka kita pasti akan berusaha untuk mendisiplin diri. Disiplin tanpa imbalan tidak akan menarik. Setiap orang yang sedang dalam latihan, menahan diri dalam segala hal. Ia melakukan itu karena ia ingin dikalungi dengan karangan bunga kejuaraan, yaitu bunga yang segera akan layu. Tetapi kita ini menahan diri dalam segala hal karena kita ingin dikalungi dengan karangan bunga yang tidak akan layu. (1Co 9:25). Ada imbalan yang Paulus harapkan dalam menerapkan disiplin. 

• Hasil dari disiplin rohaniah adalah kehidupan rohani yang stabil, matang, kepuasan
• Hasil dari disiplin menjalin hubungan adalah pernikahan yang berhasil
• Hasil daripada disiplin olahraga adalah: tubuh yang lebih sehat, daya tahan terhadap penyakit, lebih irit biaya pengobatan, dapat bekerja leboh efektif
• Hasil dari disiplin dalam bidang keuangan adalahbebas dari hutang dan memiliki tabungan
• Hasil dari disiplin membuat laporan dalam pekerjaan adalah pekerjaan lebih lancar, keuangan lebih terkontrol

Imbalan disiplin itu besar , tetapi TIDAK SECARA LANGSUNG. Hasil dari disiplin itu tidaklah instan. Dunia ini selalu menghendaki yang instan, mudah. Akibatnya disiplin tidaklah disukai, karena hasilnya lama dan tidak mudah. Kerohanian yang dewasa tidak bisa dibangun dalam tempo semalam. Ini butuh waktu dan jalannya tidak mudah, yakni melalui disiplin. Pernikahan, hubungan dengan anak tidak bisa dibangun dengan baik dengan cara yang instan dan mudah. Rekening dalam tabungan tidak bisa di peroleh langsung dalam jumlah yang banyak dan dalam tempo yang singkat. Ini butuh waktu dan jalannya tidak mudah. Untuk memperoleh semua hasil itu, JALANNYA TIDAK MUDAH. Imbalan disiplin ada di depan sdr. Imbalannya itu ada dalam jangkauan sdr. Imbalan itu bisa diraih asalkan sdr mau berusaha. 
Bidang kehidupan manakah dari sdr yang membutuhkan disiplin? Kapankah anda akan mengambil langkah pertamanya? 

Kamis, 19 Februari 2009

PUTUS ASA (Ayub 6:8-9)

PUTUS ASA (Ayub 6:8-9)


 

Dalam bukunya Le Suicide (1987) Durkheim merumuskan dan menguraikan secara gamblang tiga tipe bunuh diri yaitu bunuh diri egoistis, bunuh diri altruistis dan bunuh diri anomis. Penulis mencoba mengadaptasikan gagasan Durkheim dalam ranah sosial Indonesia.

Bunuh diri egoistis terutama disebabkan oleh egoisme yang tinggi pada orang yang bersangkutan. Egoisme adalah sikap individu yang tidak berintegrasi dengan grupnya, kelompoknya, kumpulannya, kumpulan agama dan sebagainya. Kalaupun ia berada dalam sebuah grup ia tidak total berada di dalamnya. Hidupnya tertutup untuk orang lain. Ia mengasingkan diri. Ia terutama memikirkan dan mengusahakan kebutuhannya sendiri. Tujuan hidupnya demi kepentingan dirinya sendiri.

Orang yang egoismenya tinggi begini ketika mengalami krisis tidak bisa menerima bantuan moral dari grupnya. Ia sendirian, tanpa relasi dan berada di luar grupnya. Kesendirian dan kesepiannya tak teratasi. Dunia menjadi gelap. Ia dengan mudah bisa terjerumus oleh sikapnya yang sudah egois untuk mengakhiri hidupnya. Orang yang egois cenderung untuk melihat segala sesuatu dari ukurannya sendiri, tanpa memandang dunia yang ternyata tidak hanya seluas daun kelor.

Bunuh diri altruistis dipahami sebagai kebalikan dari bunuh diri egoistis. Individu terlalu berlebihan dalam integrasi dengan grup atau kelompoknya hingga di luar itu ia tidak memiliki identitas. Kelompoknya adalah identitasnya. Pengintegrasian yang berlebihan biasanya berdimensi memandang hidup di luar grup atau dalam pertentangan dengan grup sebagai tidak berharga. Dalam konteks ini Durkheim mengambil contoh konkret orang yang suka mati syahid daripada menyangkal agamanya dan para prajurit dan perwira yang berani mati gugur demi keselamatan nusa dan bangsa. Esprit de corps kuat! Kalau seorang anggota, yang berintegrasi kuat dengan grupnya, mengalami suatu hal yang membuat hidupnya dengan hormat tidak mungkin lagi di dalam grup, ia akan lebih cenderung mengakhirinya.

Bunuh diri akibat anomi. Anomi atau normlessness adalah keadaan moral dimana orang yang bersangkutan kehilangan cita-cita, tujuan dan norma dalam hidupnya. Nilai-nilai yang biasa memotivasi dan mengarahkan perilakunya sudah tidak berpengaruh. Adapun penyebab yang sering dijumpai yaitu musibah dalam bentuk apapun. Kehadiran musibah menghantam cita-cita, tujuan dan norma hidupnya sehingga ia mengalami kekosongan hidup. Hidup terasa tidak berharga. Pada kontek inilah, di Indonesia kasus bunuh diri meningkat tajam sehingga orang rela bunuh diri dengan membakar diri, gantung diri, minum racun dan sebagainya. Banyak orang kehilangan cita-cita, tujuan dan norma dalam hidupnya.

Ayub mungkin mengalami keadaan seperti ini. Dia mengalami kekosongan hidup, hidupnya terasa tidak berharga. Namun kondisi ini tidak sampai membuat dirinya bunuh diri.

Dan yang terakhir: suasana hati jangan diremehkan. Sebab kalau sedang dalam kondisi sangat buruk, seseorang bisa mengakhiri nyawanya sendiri. Aktivitas enzim di dalam pikiran manusia bisa mempengaruhi mood yang memicu keinginan mengakhiri nyawa sendiri. Kondisi Suasana hati Ayub sangatlah parah. Kondisinya yang sudah menderita semakin diperberat oleh sahabat-sahabatnya yang menuduh dia berdosa sehingga mengalami penderitaan tersebut. Namun sekali lagi, suasana hatinya yang buruk tidak membuat ayub mengakhiri hidupnya.

Ketika ayub mengucapkan kalimat dalam ayat 8,9 , Ayub tidaklah bermaksud untuk bunuh diri. Dia tidaklah seperti Saul yang membunuh dirinya dalam peperangan karena tidak mau dipermainkan oleh musuh. Ayub juga tidak seperti Ahitofel yang menggantung dirinya. 2Sa 17:23

Jikalau Ayub hendak mati karena dia mengalami depressi maka kasusnya tidak ada bedanya dengan ahitofel. Persoalan Ayub bukanlah depresi karena penyakit dan juga bukan dukacita yang dalam. Dia bukan sedang menentang Allah. Dia hanya mengakui bahwa hidupnya itu berada di tangan Allah baik itu mati maupun hidup. Jika dia harus mati dan ini merupakan keinginannya yang paling dalam, maka kematin itu haruslah dikehendaki dan sesuai waktunya Allah. Allah yang telah memberikan Ayub hidup, maka haruslah Allah sendiri yang mengakhirinya, bukan Ayub yang mengakhiri hidupnya.

Kita tahu bahwa sebelumnya, Ayub tidak pernah meminta sesuatu untuk dirinya. Pada waktu Ayub kehilangan seluruh harta bendanya dan kehilangan 10 anak, Ayub tidak meminta sesuatu pun kepada Allah. Ayub hanya berdoa seperti ini:" Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"(1:21). Dia telah menerima apa yang baik dari Allah dan dia juga mau menerima yang buruk. (2:10). Di dalam Ayub pasal 3, Ayub menyatakan sia-sianya berharap dan oleh akrena itu, dia tidak mengharapkan apa-apa. TETAPI sekarang dalam Ayub 6:8-10 dia meminta sesuatu untuk dirinya. Di ayat 8, ayub mengatakan : Ah, kiranya terkabul permintaanku dan Allah memberi apa yang kuharapkan! Apakah yang dia minta? Ayub meminta kematian. Ayat 9, dia berdoa seperti ini: Kiranya Allah berkenan meremukkan aku, kiranya Ia melepaskan tangan-Nya dan menghabisi nyawaku! Ayub meminta kematian mungkin karena dengan kematian itu akan melepaskan dia dari penderitaannya. Banyak orang yang ketika menderita kanker meminta agar Tuhan segera mengambil nyawanya, karena dia sudah tidak tahan lagi dengan kesakitannya dan penderitaannya. Namun kematian disini juga berarti betapa sia-sianya dan putus asanya situsai yang sedang dihadapi oleh Ayub. Kematian merupakan pengharapannya ayub. Ayat 8 dia mengatakan : Kiranya Allah memberi apa yang kuharapkan. Berbeda dengan Elifas. Elifas mengharapkan agar Ayub menerima masa depan yang baik kalau Ayub takut akan Allah (Ayub 4:6). Tetapi kalau tidak, maka akan menerima kemalangan.

Ayub hanya mengharapkan kematiannya segera tiba.

Mengapa dia meminta mati kepada Allah? Apakah Ayub akhirnya mengikut nasehat istrinya yang mengatakan :" kutukilah Allahmu dan matilah ? (2:9). Akhirnya memang sama, yakni kematian. Tetapi disini Ayub tidak mau mati dan terpisah dari Allah selama-lamanya. ayub minta mati karena dia tidak lagi melihat adanya kemungkinan hidup dengan Allah. Dan karena sudah tidak ada lagi kemungkinan untuk hidup dengan Allah, maka dia ingin mati di tangan Allah. Ayub merasa bahwa dirinya ditentang Allah demikian hebat. Jadi untuk apa dia hidup lagi? kalau manusia yang menentang dirinya, dia tetap akan bertahan, sebab Allah dipihaknya. Namun kalau Allah yang sendiri melawan dirinya, maka untuk apa dia hidup. Ayub mengatakan ini dadalam 6:4 Job 6:4 Karena anak panah dari Yang Mahakuasa tertancap pada tubuhku, dan racunnya diisap oleh jiwaku; kedahsyatan Allah seperti pasukan melawan aku.

Apakah memang betul bahwa Allah sudah tidak mengasihi Ayub lagi dan menentang Ayub? Kita sebagai pembaca mengetahui peristiwanya dengan jelas. Kita mengetahui penyebab dari penderitaan Ayub di dalam pasal 1 dan 2.

Seandainya dia mengetahui apa yang terjadi di sorga, apa yang menjadi rencana Allah, maka Ayub pasti diam dan menjalani penderitaannya sampai waktu yang ditentukan oleh Allah. Ayub pasti tidak akan putus asa hidup di dunia ini. Ayub pasti akan menaruh terus pengharapannya kepada Allah.

Kita tahu peristiwa di sorga dari pasal 1 dan 2. Allah memuji Ayub yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Tetapi Iblis meragukan dan menantang keyakinan Allah itu dengan mengatakan "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu." Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya."
Ayub
1:8-12

Allah yakin dengan kesetiaan Ayub, makanya Allah mengijinkan Iblis mencobai Ayub. Hal seperti ini tidak diketahui oleh Ayub. Allah juga sudah membatasi pencobaan Iblis itu yakni tubuh Ayub tidak boleh dijamah. Namun hal ini pun tidak diketahui oleh Ayub.

Ternyata keyakinan Allah itu benar. Iblis kalah. Ayub tetap tidak mengutuki Allah walaupun harta bendanya hilang dan anak-anaknya mati. Iblis kemudian datang kembali menghadap Allah untuk kedua kalinya dalam Ayub 2. . Tuhan bertanya kepada Iblis.

"Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah membujuk Aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan." Iblis menjawab:: "Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya. Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu.". Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, ia dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya." Job 2:3-6

Dan kita tahu bahwa kemudian Iblis menimpakan Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya. Mengapa Tuhan kembali mengijinkan Iblis menjamah Ayub? Karena Allah tetap yakin bahwa Ayub akan setia walaupun tubuhnya diberi penyakit yang berat. Keyakinan Allah ini ternyata tidak salah, karena memang Ayub tetap setia.

Semua peristiwa di di sorga ini tidaklah diketahui oleh Ayub. Seandainya Ayub tahu, mungkin dia akan diam dan tidak komplain kepada Allah atas peederitaannya. Ayub akan tetap percaya bahwa Allah itu mengasihinya dan tidak membencinya.

Terkadang kita juga mengalami suasana hati seperti Ayub. Kita merasa putus asa karena seolah-olah Tuhan itu tidak mengasihi kita dan membiarkan kita terus berada dalam keadaaan susah, sakit dan bermasalah. Kita memang tidak sampai bunuh diri. Namun kondisi putus asa ini saja sudah merupakan sebuah dosa. Putus asa itu dosa karena kita tidak mengetahui apa yang menjadi rencana Allah dalam hidup kita. Kita tidak mengetahui apa sebenarnya yang sedang terjadi di sorga. Ketika kita mengalami sesuatu yang buruk, kita tidaklah mengerti rencna Allah menginjinkan hal tersebut terjadi. Terlalu terburu-buru mengatakan bawha Tuhan meninggalkan kita, bahwa Tuhan tidak mengasihi kita. Dan terlalu gegabah menuding bahwa Allah itu tidak menolong kita. dan kita kemudian berhak untuk putus harapan.

Putus asa itu buruk. Buruk bukan hanya secara teologis, tetapi juga secara psikologis.

Sebab bila sikap mental kita adalah "Sudahlah, takluk, tunduk, dan menyerah sajalah!", maka seluruh tubuh Anda pun akan lunglai dan litoy serta merta, tidak terpicu untuk melakukan perlawanan. Sebaliknya, bila spirit atau semangat Anda berkutat menolak untuk menyerah, maka seluruh kelenjar, hormon, syaraf, dan otot di tubuh Anda pun, akan bersikap laksana sepasukan tentara yang mendengar suara terompet, segera mengambil sikap siaga perang.
Dr. Curt Richter, seorang psikolog dari Universitas John Hopkins, AS, melakukan eksperimen dengan dua ekor tikus. Tikus pertama dicemplungkannya ke sebuah bak tertutup yang telah diisi dengan air hangat, untuk dipantau reaksinya. Sebab pintar berenang, baru setelah 60 jam tikus ini tenggelam sebab kelelahan.

Berbeda dengan tikus kedua. Tikus ini terlebih dahulu telah digenggam erat-erat dengan tangan beberapa menit, sampai berhenti menggelinjang. Tatkala dicemplungkan ke air, reaksinya berbeda. Hanya beberapa menit saja dengan lemah ia berusaha berenang, lalu tenggelam.

Richter menyimpulkan, bahwa tikus kedua ini-karena pengalamannya memberontak dari genggaman tangan yang sia-sia sebelumnya --, ia telah menyerah bahkan sebelum tubuhnya menyentuh air. Ia mati karena perasaan ketidak-berdayaannya.

Perasaan putus asa dan tidak berdaya bukan saja mengubah sikap kejiwaan, tetapi juga mengubah tingkat kesakitan yang dirasakan seseorang. Dengan cara-cara tertentu, batas toleransi seseorang terhadap rasa sakit, dapat ditingkatkan atau diturunkan sampai 45 persen.

Williamson, misalnya, bisa tahan tidak kedinginan di tengah suhu yang hanya 2 derajat Celsius, yaitu ketika ia sedang berusaha keras menolong kucing kesayangannya, yang tidak bisa turun dari pohon di pekarangan rumahnya. Namun ketika ia tak punya apa-apa untuk dikerjakan, suhu kamar duduknya yang 15 derajat pun sudah terasa menyiksa. Ia membebat kakinya dengan kaus tebal, lehernya dengan syal panjang, dan duduk dekat-dekat pendiangan.
ada istilah "mati sebelum mati" , sebagai akibat yang lebih lanjut dari perasaan takluk, menyerah dan tak berdaya. Orang bisa mengalami ini, ketika sedikit demi sedikit tetapi secara sistematis, diyakinkan bahwa ia sudah tidak dapat berbuat apa-apa lagi, dan karena itu sebaiknya juga jangan mencoba berbuat apa-apa lagi.

Keadaan ini bisa berawal dengan maksud baik. Dengan sahabat atau kerabat yang datang untuk menjenguk dan bermaksud menghibur. "Sudah, berbaring sajalah. Kalau perlu apa-apa, panggil suster! Jangan dilakukan sendiri!". Atau, "Istirahat saja tenang-tenang di sini, ya! Jangan pikir apa-apa, nanti stress. Saya nanti akan bereskan segalanya untuk Anda!" Jangan ini, jangan itu! Jangan begini, jangan begitu!jagna makan ini, jangan makan itu. LAma kelamaan, orang ini akan mati sebelum ajal. Karena serba takut dan akhirnya putus asa dengan hidupnya.

Teolog besar asal Jerman, Juergen Moltmann, mengatakan, "Orang moderen cenderung melakukan pemisahan yang berlebih-lebihan antara "sehat" dan "sakit". "Sehat" didefinisikan sebagai kemampuan untuk bekerja dan kemampuan untuk menikmati segala sesuatu.

Padahal, "sehat" yang sesungguhnya bukan itu. "Sehat" yang sejati adalah kemampuan untuk hidup, tapi juga kekuatan untuk menanggung penderitaan, dan kesanggupan untuk menghadapi kematian. "Sehat" tidak terutama berhubungan dengan kondisi tubuh, melainkan kekuatan jiwa untuk mengatasi kondisi tubuh yang berubah-ubah."

Kalau hari ini, kondisi tubuh sdr tidak ada penyakit tetapi gampang putus asa, tidak punya kekuatan untuk menanggung penderitaan bahkan tidak sanggup menghadapi kematian, berarti sdr sedang SAKIT. Sebaliknya, walaupun hari ini sdr lemah terbatas, rentan,. sakit, banyak masalah, tetapi sanggup menanggung penderitaan dan sanggup untuk hidup dan sanggup untuk mati, maka sdr sehat.

Ayub, sehat atau sakit? Ayub sedang sakit. Dia putus asa dengan hidupnya. Dia tidak akan putus asa seandaianya saja dia mengerti apa yang terjadi di sorga mengenai dirinya. Biarlah kita selalu memandang kepada Tuhan, ektika ada masalah. Supaya kita tidaklah putus asa karena kita mengerti bahwa Allah sedang bekerja mmeberikan yang terbaik untuk kita.