Rabu, 30 September 2009

Kekecewaan anda berarti


 

Seringkali kita mendengarkan pertanyaan seperti ini:" mengapa begitu banyak orang jahat hidup sehat sampai tua, sementara orang yang baik banyak mengalami tragedi dalam hidupnya, bahkan meninggal begitu cepat. Mengapa sepertinya Tuhan itu tidak adil? Kalau ada orang yang memang pelit, rakus, emosional, jahat dan kemudian menderita penyakit kanker, maka kita berkata: itu wajar untuknya. Tetapi kalau orangnya baik, percaya kepada Tuhan, rajin melayani dan kemudian menderita kanker, kita sulit menerimanya dan bertanya, mengapa tragedi seperti itu menimpa mereka?

Memang seringkali penilaian dan kesimpulan kita sangatlah dangkal. Kita seringkali menghubungkan penderitaan dengan masalah dosa dan kejahatan. Seolah-olah, kalau ada yang menderita maka semuanya itu karena dosanya besar. Sehingga kalaua da orang yang lahir buta, maka kita bertanya, siapa yang berdosa? Orang tuanya atau kakenya? Atau kalau ada yang penrikahannya hancur, kita juga bertanya, siapa yang berdosa? Suami atau sitri? Atau mereka berdua telah berbuat dosa, sampai bercerai?. Dan seandainya, kita tahu bahwa mereka berdua asdalah orang-orang baik, kita lantas menganggap Tuhan tidaklah adil dengan membiarkan mereka menderita. Padahal penderitaan tidak selalu berhubungan dengan perbuatan dosa.

Kita manganggap bahwa Tuhan tidak adil ketika mengijinkan yang seorang menderita sedangkan orang lain yang jahat tidaklah menderita. Apalagi kalau diri kita yang mengalami banyak kesusahan. Kita selalu membandingkan dengan orang lain. Kita mengatakan:" alangkah indahnya kalau saya seperti si A, yang hidupnya enggak ada susah".

Padahal, kita tidak tahu bahwa si A juga punya penderitaan yang berbeda dengan kita. Kepedihan itu bersifat universal. Semua orang akan mengalaminya, hanya ukurannya yang berbeda-beda. Mungkina kita menganggap bahwa kepedihan kita yang palling besar, padahal belum tentu demikian.

Ada sebuah Cerita lama tentang sebuah rumah dengan jendela-jendela emas. Kisah itu menceritakan mengenai seorang anak yang setiap pagi melihat sebuah rumah di kejauhan. Rumah itu memiliki jendela-jendela emas. Ia menatap dengan senang kilauan sinar dari jendela-jendela emas itu. Suatu hari ia bertanya kepada ayahnya, apakah mereka bisa mengunjungi rumah itu? Ayahnya setuju dan mereka pun mulai berjalan. Mereka berjalan dan berjalan sampai mereka mendekati rumah itu. Ketika sampai di rumah itu, anak kecil itu bingung. Ia tidak melihat ada jendela-jendela emas. Seorang gadis kecil keluar dari rumah tersebut dan bertanya, apakah yang mereka cari. Anak kecil itu menjawab: "kami mau melihat rumah dengan jendela-jendela emas yang saya lihat setiap pagi".

Oh........kamu datang ke tempat yang salah. Gadis itu menjawab dengan cepat. Kalau kamu kamu menunggu sebentar sampai matahri terbenam, saya akan menunjukkan rumah dengan jendela-jendela emas yang aku lihat setiap sore.

Sdr mengerti kisah ini. Anak kecil tersebut setiap pagi melihat rumah orang lain yang berpantulan keemasan karena sinar matahari pagi. Dan sebaliknya, orang yang tinggl di rumah tersebut juga melihat rumahnya setiap sore dan rumahnya itu berwarna keemasan karena pantulan sianr matahri sore.

Alangkah benarnya kisah ini. Kita seringkali melihat betapa bahagianya hidup orang lain. Dan tanpa kita sadari, orang lain juga melihat betapa bahagianya hidup kita. Padahal. Hidup kita penuh kesusahan dan hidup orang lain juga ternyata sama penuh dengan kepedihan. BAGAIMANAKAH PENDAPAT SDR?

Kalau kekecewaan diibaratkan sebagai pencuri, maka kekecewaan itu tidak akan pandang bulu. Semakin banyak seseorang memiliki sesuatu maka akan semakin banyak kehilangannya.

Jadi nampaknya semua orang mengalami kesusahannya tersendiri dalam dunia ini. Lalu bagaimana kita menghadapi kesusahan atau penderitaan tersebut? Ingatlah bahwa Tuhan hadir dalam keadaan seperti itu. Ingatlah mengenai orang yang buta sejak lahirnya dalam Yoh 9. Siapa yang berdosa? Orang tuanya, anak ini? Bukan. Tuhan hendak menunjukkan pekerjaanNya.

Untuk bisa memahami adanya pekerjaan Tuhan dalam setiap kekecewaan, kepedihan dan penderitaan kita, maka libatkanlah beberapa hal dalam penderitaan sdr

Pertama, libatkanlah hati dengan benar.

Tuhan adalah pembentuk hati kita. Pada saat sdr mengalami masalah, maka ada tiga hal yang akan terjadi atas hati sdr. Hati sdr akan kasar dan tidak peka. Saudara akan marah kepada Tuhan. ATAU HATI saudara akan hancur dibawah beban kekecewaan. Saudara akan menjadi gila. ATAU HATI saudara akan menjadi lembut disaat penderitaan menimpamu. Ini sebabnya mengapa Alkitab menyebut raja Daud seabagai orang yang berkenan dihati Tuhan. Sebutan ini bukan karena Daud hidup sempurna, tetapi karena Tuhan daapt menjangkaunya di tengah-tengah kelalaian dan tragedi hidupnya. Ketika dia harus mengungsi, lari dari anaknya Absalom, karena Absalom memberontak, Daud tidaklah marah kepada Tuhan. Dia menerima semua itu di dalam ketaatan kepada Tuhan.

Kepedihan dan kekecewaan saudara adalah bagian dari rancangan Tuhan untuk membentuk hati saudara. Kepedihan, kesusahan, masalah yang saudara terus menerus tanggung akan terus menerus membentuk saudara. Tidak ada jalan lain.

Saudara tahu apakah itu kesempurnaan? Kesempurnaan bukanlah sempurna tanpa dosa. Kesempurnaan adalah selesainya sebuah perjalanan. Kita tidak mungkin bisa kudus seperti Tuhan, tetapi tatkala kita dapat melewati kesusahan kita dengan baik, menyelesaikannya sehingga mencapai tujuan yang Tuhan inginkan yakni menaati kehendak Tuhan, maka boleh dikatakan kita sempurna.

Suadara ingatkah dengan Habakuk? Habakuk memohon Tuhan menjelaskan mengapa Tuhan memakai orang-orang Babel untuk menjadi alat dalam menghukum bansga Israel? Habakuk berteriak, kelaliman, penindasan. Mengapa Engkau melakukan hal ini Tuhan? (Hab 1:2-4). Namun Habakuk akhirnya menanti jawaban Tuhan dengan sabar dan akhirnya Tuhan mengubah cara berpikir Habakuk.

Pada saat ada kesusahan atau apapun itu, berdoalah agar kehendak Tuhan yang jadi dalam hidup saudara dan bersedia menjalaninya. Saudara akan dapat melihat Tuhan dalam kesusahan-kesusahan tersebut.

Calvin Miller mengatakan bahwa tseringkali kita tidak mendapatkan jawaban dari masalah-masalah kita. Kita mungkin ke gereja dan berharap kotbah akan menjawab masalah kita. Kita mungkin sduah bolak balik Alkitab dan berharap bahwa ada jawaban dari penderitaan kita. Atau bahkan kita sudah tanya kesana kesini dan banyak banyak buku, namun tidak ada jawaban mengapa hal ini terjadi. Seringkali memang kita tidak mendapatkan jawaban-jawaban dari kesakitan kita. Namun tatkala kita mau melembutkan hati ini dan menerima kehendak Tuhan, maka walaupun tidak ada jawaban, kita DAPAT MERASAKAN KEHADIRAN TUHAN SELAMA MASA-MASA GELAP TERSEBUT.

Kedua. Libatkanlah iman.

Nuh sedang dalam masalah besar ketika membuat kapal. Seluruh kapalnya lengkap, namun hanya tidak ada kemudia dan tidak ada layar. Dia akan mengarungi lautan yang luas tanpa tahu Bahteranya akan kemana, akan membentur apa? Nuh menjalani masalahnya dengan IMAN. Jika kita kehilangan iman, maka kita akan kehilangan hal yang paling berat. Kehilangan imana dalah hal yang sangat mengerikan, karena harapan saudara dirampas dan kasih saudara menjadi terancam. Hidup yang sekedar percaya adalah hidup yang diberkati.

Ketiga, libatkanlah salib.

Seluruh penderitaan dunia bertemu diatas kayu salib. Kristus menanggung hukuman dosa kita dan menerima penderitaan terbesar yakni ditinggalkan oleh Allah Bapa. Dia melakukan semua ini karena kasihNya kepada kita.

Rom 8:32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?


 

Setiap kali berada dalam poenderitaan ingatlah akan salib Kristus. Kalau Allah sudah menderita diatas salib demi kita, maka janganlah takut menghadapi penderitaan apapun. Penderitaan itu TIDAK AKAN MEMISAHKAN SDR DARI KASIH KRISTUS.
Rom 8:36-39 Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." (37) Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. (38) Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, (39) atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.


 

Diatas salib itulah kita melihat gembala kita yang agung mati menggantikan kita agar kita dapat mengalami hidup yang berlimpah, yang kekal walaupun kita berada di dalam bahaya sekalipun. Tuhan Yesus adalah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya. Supaya kita memiliki hidup dalam kelimphana. Yoh 10:10-11


 

Ada seseorang yang pernah menambahkan kalimat pada setiap baris dari mazmur 23

TUHAN adalah gembalaku, - itu sebuah hubungan

takkan kekurangan aku. – itu pasokan

(2) Ia membaringkan aku di padang yg berumput hijau,- itu istirahat

Ia membimbing aku ke air yang tenang; - itu penyegaran

(3) Ia menyegarkan jiwaku. – itu penyembuhan

Ia menuntun aku di jalan yg benar . – itu bimbingan

oleh krn nama-Nya – itu tujuan

(4) Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, - itu ujian

aku tidak takut bahaya, - itu perlindungan

sebab Engkau besertaku; - itu kesetiaan

gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku – itu disiplin.

(5) Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; - itu harapan

Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak;- itu pengudusan

pialaku penuh melimpah. – itu kelimpahan


(6) Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; - itu berkat

dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.- itu kekekalan


 

Oleh Yohannis trisfant

www.trisfant.org