Selasa, 08 September 2020

Hati Nurani yang tidak bersuara (Yun 1:5)

Rabu, 9 September 2020 


Hati Nurani yang tidak bersuara (Yun 1:5)


Yun 1:5 Awak kapal menjadi takut, masing-masing berteriak-teriak kepada allahnya, dan mereka membuang ke dalam laut segala muatan kapal itu untuk meringankannya. Tetapi Yunus telah turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah dan berbaring di situ, lalu tertidur dengan nyenyak. 

Yunus ini hebat. Ombak menderu demikian dahsyat, tetapi dia bisa tidur. Dia lari dari Tuhan tetapi dia bisa tenang-tenang. Dia tidak taat kepada Tuhan, namun hati Nuraninya tidak terganggu. Adakah orang yang seperti ini? Melakukan kejahatan tetapi hati Nuraninya tidak terganggu? Ada. Ketika sudah melakukan kejahatan yang berulang-ulang, hati Nuraninya sudah tidak lagi bersuara. 

Tetapi bagaimana dengan orang yang baru sekali tidak taat, dan hati nuraninya tidak berbunyi memperingatkan dia? Hal seperti ini bisa saja terjadi kalau konsep yang diterimanya selama ini salah. Konsep Yunus selama ini adalah Niniwe adalah bangsa yang jahat, dan diluar israel itu kafir.. Oleh karena itulah hati Nuraninya tidak terganggu ketika dia lari dari panggilan Allah . 

Kita mesti berhati hati dan jangan mengukur segala sesuatu dari hati Nurani. Ketika tidak ada perasaan bersalah dalam diri kita, itu bukan ukuran bahwa kita sudah melakukan hal yang benar. Kita seharusnya menjadikan Firman Tuhan sebagai standar tingkah laku kita, dan standard Firman Tuhan yang menuntun kita dalam mengambil keputusan. 


Doa 

Tuhan Yesus kiranya FirmanMu senantiasa menjadi penuntun kami dalam hidup ini. Kami berdoa agar hati Nurani kami dikuasai oleh konsep-konsep Firman Tuhan sehingga hati nurani kami merasakan seperti yang FirmanMu tuliskan. Jangan sampai hati Nurani kami menjadi rusak karena tidak menaatiMu’ 

Pdt. Yohannis Trisfant

Tidak ada komentar: