Kamis, 28 November 2024
Perjuangan Demi Iman yang Kuat" (Kolose 2:1)
Rabu, 27 November 2024
"Berjuang dengan Kekuatan Tuhan" (Kolose 1:29)
"Berjuang dengan
Kekuatan Tuhan" (Kolose 1:29)
Kol 1:29 Itulah
yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya,
yang bekerja dengan kuat di dalam aku.
Pernahkah Anda merasa lelah ketika berusaha menjalani
panggilan Tuhan? Mungkin Anda melayani di gereja, bekerja keras untuk keluarga,
atau menjaga iman di tengah dunia yang penuh tantangan. Rasul Paulus memahami
perasaan itu. Dalam suratnya, ia berkata, “Itulah sebabnya aku berjerih lelah
dan berjuang menurut kuasa-Nya yang bekerja dengan kuat di dalam aku.”
Kata-kata ini menunjukkan semangat yang luar biasa dalam melayani Tuhan, tetapi
juga mengingatkan bahwa kekuatan untuk melayani datang dari Allah, bukan diri
kita sendiri.
1. Kerja Keras yang Berbuah Kekal
Paulus menggunakan istilah “berjerih lelah” untuk
menggambarkan usaha berat yang ia lakukan dalam pelayanan. Ia tidak hanya
berkhotbah atau mengajar, tetapi juga menghadapi bahaya perjalanan,
penganiayaan, dan bahkan pemenjaraan. Namun, Paulus memahami bahwa kerja
kerasnya bukanlah sia-sia, karena ia berjuang untuk membawa jemaat kepada
kedewasaan rohani. Dalam hidup kita, apakah kita berusaha sepenuh hati dalam
panggilan yang Tuhan percayakan kepada kita?
2. Perjuangan dengan Ketekunan
Kata “berjuang” yang digunakan Paulus berasal dari kata Yunani
agonizomai, yang menggambarkan perjuangan seperti seorang atlet dalam
pertandingan. Hidup sebagai orang percaya memang seperti perlombaan atau
peperangan rohani. Paulus menghadapi ajaran sesat, serangan dari luar, dan
pergumulan batin. Namun, ia tetap maju dengan ketekunan, karena ia tahu bahwa
Tuhan adalah sumber kekuatannya.
3. Kuasa Tuhan yang Menopang
Paulus menyadari bahwa semua usahanya tidak mungkin berhasil
tanpa kuasa Tuhan. Ia berkata bahwa kekuatan Allah bekerja dengan kuat di dalam
dirinya. Ini menjadi pelajaran bagi kita: meskipun kita harus bekerja keras,
keberhasilan sejati dalam pelayanan atau kehidupan hanya mungkin terjadi jika
kita bersandar pada Tuhan. Dalam kelemahan kita, kuasa Allah menjadi sempurna
(2 Korintus 12:9).
Penutup
Renungan ini mengingatkan kita bahwa pelayanan yang sejati
membutuhkan kerja keras, ketekunan, dan pengorbanan. Namun, semua itu hanya
akan membawa hasil yang kekal jika dilakukan dalam kuasa Tuhan. Saat Anda
merasa lelah atau putus asa, ingatlah bahwa Tuhan menyediakan kekuatan untuk
melanjutkan perjalanan.
Doa:
Tuhan, mampukan saya untuk berjerih lelah dan berjuang dalam
panggilanku dengan kuasa-Mu. Berikan saya ketekunan untuk tetap setia dan
keyakinan bahwa Engkau menopangku di setiap langkah. Amin.
Johannis Trisfant
GKIm Ka Im Tong,
Bandung
Selasa, 26 November 2024
Melayani dengan Tujuan yang Jelas" (Kolose 1:28)
"Melayani dengan Tujuan yang Jelas" (Kolose
1:28)
Kol 1:28 Dialah
yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang
kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada
kesempurnaan dalam Kristus.
Pernahkah Anda mengamati seorang guru yang luar biasa? Mereka tidak hanya
menyampaikan materi, tetapi juga peduli akan perkembangan setiap muridnya.
Mereka memperingatkan dengan kasih saat murid melakukan kesalahan dan mengajar
dengan sabar hingga murid benar-benar memahami. Inilah gambaran yang mirip
dengan hati Paulus dalam pelayanannya.
Dalam Kolose 1:28, kita melihat bagaimana Paulus menjalankan pelayanannya
dengan tujuan yang jelas: "Dialah yang kami beritakan, dengan
memperingatkan setiap orang dan mengajar setiap orang dalam segala hikmat,
untuk memimpin setiap orang kepada kesempurnaan di dalam Kristus."
Fokusnya sederhana namun mendalam - memberitakan Kristus dan membawa setiap
orang pada kedewasaan rohani.
Perhatikan kata "setiap orang" yang diulang tiga kali dalam ayat
ini. Bagi Paulus, tidak ada yang terlalu muda atau terlalu tua, terlalu bijak
atau terlalu sederhana untuk bertumbuh dalam Kristus. Setiap jiwa berharga dan
memiliki potensi untuk mencapai kedewasaan rohani. Sungguh sebuah pandangan
yang mengubah cara kita melihat orang lain!
Pelayanan Paulus mencakup dua aspek penting: memperingatkan dan mengajar.
Seperti orang tua yang mengasihi anaknya, ia tidak ragu untuk memperingatkan
jika ada bahaya, namun juga dengan sabar mengajar dalam hikmat Allah. Tujuannya
bukan untuk menghakimi, melainkan untuk membimbing setiap orang menuju
kesempurnaan dalam Kristus.
Hari ini, mari kita mengevaluasi hidup kita. Sudahkah kita bertumbuh menuju
kedewasaan rohani? Bagi yang telah dipercayakan untuk melayani, sudahkah kita
memiliki hati seperti Paulus - yang tidak puas dengan pertumbuhan yang dangkal
tetapi rindu melihat setiap orang mencapai potensi penuh mereka dalam Kristus?
Ingatlah, kedewasaan rohani bukanlah tujuan yang mustahil, tetapi sebuah proses
yang terjadi saat kita terus fokus pada Kristus dan membiarkan-Nya mengubah
hidup kita setiap hari.
Doa respon
Tuhan yang penuh kasih, kami bersyukur atas
teladan Paulus yang rindu membawa setiap orang kepada kesempurnaan dalam
Kristus. Berikan kami hati yang tulus untuk memperingatkan dengan kasih dan
mengajar dengan hikmat-Mu. Jadikan kami pelayan-Mu yang sabar, setia, dan penuh
kasih, agar setiap jiwa yang kami layani dapat bertumbuh menuju kedewasaan
rohani. Mampukan kami untuk senantiasa fokus pada Kristus dalam hidup kami.
Amin.
Johannis Trisfant
GKIm Ka Im Tong, Bandung
Senin, 25 November 2024
Rahasia Yang Tak Lagi Tersembunyi" (Kolose 1:27)
"Rahasia Yang Tak
Lagi Tersembunyi" (Kolose 1:27)
Kol 1:27 Kepada mereka Allah mau
memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa
lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan
akan kemuliaan!
Pernahkah saudara merasa penasaran dengan
sebuah rahasia yang dijaga rapat? Biasanya, rahasia membuat kita gelisah dan
ingin mengetahuinya. Namun dalam Kolose 1:27, Paulus berbicara tentang sebuah
rahasia yang justru Allah ingin bagikan kepada semua orang: "Kristus ada
di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!"
Sungguh luar biasa bahwa Allah yang Maha Kuasa
memilih untuk membagikan rahasia-Nya kepada kita. Rahasia ini bukanlah seperti
resep masakan yang disembunyikan atau formula bisnis yang dirahasiakan. Ini
adalah rahasia terbesar sepanjang masa: Allah sendiri, melalui Kristus, memilih
untuk tinggal di dalam diri setiap orang percaya.
Bayangkan sejenak - Sang Pencipta alam
semesta, Yang Mahakuasa, memilih untuk berdiam dalam hidup kita. Ini bukan
sekadar kehadiran simbolis, melainkan kehadiran nyata yang mengubahkan. Ketika
Kristus ada di dalam kita, kita memiliki pengharapan yang pasti akan kemuliaan.
Pengharapan ini bukanlah harapan kosong atau angan-angan belaka, melainkan
jaminan yang pasti akan masa depan yang mulia bersama-Nya.
Kehadiran Kristus dalam hidup kita memberi
makna baru pada setiap aspek kehidupan. Saat kita menghadapi tantangan, kita
tidak menghadapinya sendiri - Kristus ada di dalam kita. Saat kita merasa
lemah, kita dapat mengandalkan kekuatan-Nya. Saat kita merasa tidak layak, kita
diingatkan bahwa nilai kita tidak terletak pada apa yang kita lakukan, tetapi
pada siapa yang tinggal di dalam kita.
Hari ini, marilah kita hidup dengan kesadaran
penuh akan rahasia agung ini. Kristus tidak hanya bersama kita, tetapi Dia ada
di dalam kita! Biarlah kesadaran ini mengubah cara kita memandang diri sendiri
dan cara kita menjalani hidup. Kita adalah bait Allah yang hidup, tempat
kediaman Kristus sendiri. Dengan pengharapan akan kemuliaan ini, kita dapat
menghadapi setiap hari dengan keyakinan dan sukacita, mengetahui bahwa masa
depan kita terjamin dalam Kristus.
Doa respon
Bapa yang penuh
kasih,
Terima kasih untuk rahasia-Mu
yang ajaib - Kristus yang tinggal dalam kami. Betapa berharganya kami di
mata-Mu hingga Engkau memilih untuk berdiam dalam hidup kami. Tolong kami untuk
hidup dengan kesadaran akan kehadiran-Mu setiap hari. Biarlah hidup kami
mencerminkan kemuliaan-Mu dan menjadi saksi dari pengharapan yang kami miliki
dalam Kristus.
Dalam nama Tuhan
Yesus kami berdoa, Amin.
Johannis Trisfant
GKIm Ka Im Tong,
Bandung
Jumat, 22 November 2024
Penatalayanan yang Setia
Penatalayanan yang
Setia
Kol 1:25 Aku telah menjadi pelayan jemaat itu
sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan
firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu,
"Aku telah menjadi pelayan
jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk
meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu" - Kolose 1:25
Dalam dunia yang penuh dengan
pesan-pesan yang saling bertentangan, betapa pentingnya memiliki penatalayan
yang setia terhadap kebenaran. Paulus menunjukkan kepada kita model pelayanan
yang bukan berasal dari ambisi pribadi, melainkan dari panggilan ilahi yang
jelas. Ia memahami bahwa tugasnya bukan sekadar menyampaikan informasi, tetapi
membagikan seluruh kebenaran firman Allah tanpa mengurangi atau menambahkan.
Sering kali kita tergoda untuk
memilih-milih bagian firman Tuhan yang lebih "nyaman" atau yang lebih
mudah diterima oleh telinga pendengar. Kita mungkin menghindari topik-topik
yang menantang atau mengabaikan bagian-bagian yang menuntut perubahan hidup
yang radikal. Namun, Paulus mengingatkan kita bahwa sebagai pelayan Kristus,
kita dipanggil untuk setia menyampaikan keseluruhan firman Allah.
Penatalayanan ini bukan tugas yang
ringan. Ini membutuhkan keberanian untuk berbicara kebenaran, bahkan ketika
tidak populer. Ini memerlukan kebijaksanaan untuk mengajar dengan tepat, dan
kerendahan hati untuk mengakui bahwa kita adalah hamba yang melayani demi
kemuliaan Allah, bukan demi pengakuan manusia.
Setiap orang percaya, dalam
kapasitasnya masing-masing, dipanggil menjadi penatalayan firman Allah. Entah
sebagai orang tua yang mengajar anak-anaknya, sebagai guru sekolah minggu, atau
sekadar dalam percakapan sehari-hari dengan teman, kita dipercayakan untuk
membagikan kebenaran Injil dengan utuh dan setia.
Mari kita memeriksa diri: Sudahkah
kita setia menyampaikan firman Allah dengan sepenuhnya? Atau kita justru
memilih jalan yang mudah dengan hanya membagikan bagian-bagian yang
menyenangkan saja? Kiranya Tuhan memberi kita keberanian dan hikmat untuk menjadi
penatalayan yang setia, yang tidak takut menyatakan seluruh kebenaran
firman-Nya, sambil tetap mempertahankan kasih dan belas kasihan dalam pelayanan
kita.
Doa Respon
Tuhan yang setia, kami bersyukur atas kepercayaan-Mu menjadikan kami
penatalayan firman-Mu. Berikan kami keberanian untuk menyampaikan kebenaran-Mu
sepenuhnya, tanpa takut atau memilih-milih. Penuhi kami dengan hikmat dan
kasih, agar setiap kata yang kami sampaikan membawa kemuliaan bagi-Mu dan
mengubahkan hidup. Jadikan kami pelayan yang setia, mencerminkan kasih Kristus
dalam perkataan dan perbuatan kami. Amin.
Johannis Trisfant
GKIm Ka Im Tong, Bandung
Rabu, 20 November 2024
Berakar dalam Pengharapan
Berakar dalam Pengharapan
Kol 1:23 Sebab itu kamu harus bertekun dalam
iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan
Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah
langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.
Kolose 1:23 merupakan panggilan bagi kita untuk berakar kuat dalam iman
Kristen: "Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak
bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu
dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku
ini, Paulus, telah menjadi pelayannya."
Paulus, setelah menjelaskan keagungan pendamaian di dalam Kristus, kini
menekankan pentingnya ketekunan. Iman bukanlah sekedar penerimaan awal,
melainkan sebuah perjalanan yang membutuhkan keteguhan hati. Kita harus
"bertekun dalam iman," berakar kuat di dalam Kristus, agar tidak
terombang-ambing oleh badai pencobaan dan ajaran sesat.
Ia juga mengingatkan kita untuk "tetap teguh dan tidak
bergoncang." Dunia ini penuh dengan godaan dan tekanan yang dapat
menggoyahkan iman kita. Kita harus berdiri teguh di atas dasar kebenaran Firman
Tuhan, tidak mudah terpengaruh oleh arus dunia. Keteguhan ini lahir dari
pemahaman yang mendalam akan Injil dan keyakinan yang teguh akan janji-janji
Allah.
Paulus kemudian menyoroti "pengharapan Injil." Pengharapan ini
bukanlah angan-angan kosong, melainkan keyakinan yang kokoh akan keselamatan
kekal di dalam Kristus. Pengharapan ini menjadi jangkar jiwa kita, memberikan
kekuatan dan penghiburan di tengah badai kehidupan. Kita tidak boleh membiarkan
pengharapan ini direnggut oleh keputusasaan atau tawaran dunia yang fana.
Selanjutnya, Paulus menegaskan universalitas Injil, "yang telah
dikabarkan di seluruh alam di bawah langit." Injil bukanlah pesan
eksklusif, melainkan kabar baik bagi seluruh umat manusia. Kita dipanggil untuk
menjadi bagian dari misi Allah, menyampaikan kabar baik ini kepada dunia yang
membutuhkan pengharapan.
Akhirnya, Paulus merendahkan dirinya sebagai "pelayan Injil."
Meskipun seorang rasul yang berpengaruh, ia menganggap dirinya sebagai hamba
yang setia, bertanggung jawab untuk memberitakan kebenaran. Teladan Paulus
mengingatkan kita bahwa setiap orang percaya dipanggil untuk melayani,
menggunakan karunia dan talenta yang diberikan Allah untuk memajukan
Kerajaan-Nya.
Marilah kita merenungkan panggilan ini untuk bertekun dalam iman, teguh dan
tidak bergoncang, berpegang teguh pada pengharapan Injil. Kiranya hidup kita
menjadi kesaksian yang nyata akan kuasa transformatif Injil dan menjadi berkat
bagi dunia di sekitar kita.
Doa Respon:
Ya Bapa, teguhkanlah iman kami agar berakar kuat dalam pengharapan Injil.
Mampukan kami untuk teguh dan tidak bergoncang di tengah badai kehidupan, serta
setia memberitakan kabar baik keselamatan kepada dunia. Jadikanlah kami
pelayan-pelayan Injil yang setia, seperti Paulus, hingga Engkau dimuliakan.
Dalam nama Yesus, Amin.
Johannis Trisfant
GKIm Ka Im Tong, Bandung
Selasa, 19 November 2024
Dipulihkan untuk Kekudusan
Dipulihkan untuk Kekudusan
Kol 1:22 sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam
tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak
bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Pernahkah kita bertanya-tanya mengapa Kristus harus mati dalam wujud
manusia? Kolose 1:22 memberi kita jawaban yang mendalam: "sekarang
diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk
menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya."
Allah memilih jalan yang luar biasa untuk mendamaikan kita dengan diri-Nya.
Dia tidak melakukannya dari kejauhan atau hanya melalui dekrit ilahi.
Sebaliknya, Allah memilih untuk masuk ke dalam dunia kita melalui Kristus dalam
tubuh jasmani. Yesus merasakan apa yang kita rasakan – kelemahan, godaan, dan
penderitaan manusiawi – namun tetap tanpa dosa.
Kematian-Nya di kayu salib bukanlah sekadar simbol atau contoh pengorbanan.
Ini adalah tindakan pendamaian yang nyata dan konkret. Melalui tubuh
jasmani-Nya yang tersalib, Kristus membuka jalan bagi kita untuk diperdamaikan
dengan Allah. Yang mengagumkan, tujuan pendamaian ini bukan hanya pengampunan
dosa, tetapi transformasi total: untuk membuat kita "kudus dan tak bercela
dan tak bercacat."
Bayangkan! Allah tidak puas hanya dengan menghapus catatan dosa kita. Dia
ingin memulihkan kita ke kondisi yang bahkan lebih baik dari sebelum kejatuhan
– kondisi kudus, tak bercela, dan tak bercacat. Ini seperti restorasi sebuah
lukisan kuno yang tidak hanya membersihkan noda-nodanya, tetapi juga memulihkan
keindahan aslinya, bahkan membuatnya lebih cemerlang dari sebelumnya.
Kekudusan ini bukan sekadar status legal di hadapan Allah. Ini adalah
panggilan untuk hidup berbeda, untuk mencerminkan karakter Kristus dalam
kehidupan sehari-hari. Setiap kali kita tergoda untuk kembali ke cara hidup
lama, kita perlu mengingat harga mahal yang telah dibayar untuk mengubah status
kita.
Mari kita hidup sesuai dengan identitas baru kita – orang-orang yang telah
diperdamaikan dan dikuduskan melalui pengorbanan Kristus. Biarlah setiap
pilihan dan tindakan kita mencerminkan status kita yang kudus, tak bercela, dan
tak bercacat di hadapan-Nya.
Doa Respon
Bapa Surgawi, terima kasih atas anugerah pendamaian yang luar biasa melalui
tubuh jasmani Kristus. Kami kagum akan kasih-Mu yang rela berkorban di kayu
salib, memulihkan kami kepada kekudusan. Mampukan kami untuk hidup seturut
dengan identitas baru kami di dalam Kristus, kudus, tak bercela, dan tak
bercacat di hadapan-Mu. Arahkan langkah kami agar setiap tindakan mencerminkan
kemuliaan-Mu. Dalam nama Yesus, Amin.
Johannis Trisfant
GKIm Ka Im Tong, Bandung
-
Jumat, 26 Juni 2020 HARTA ITU BERSAYAP (AMSAL 23:4-5) Amsal 23:4-5 (TB) Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini. Ka...
-
PUTUS ASA (Ayub 6:8-9) Dalam bukunya Le Suicide (1987) Durkheim merumuskan dan menguraikan secara gamblang tiga tipe bunuh diri yaitu bun...
-
Oleh : Pdt. Yohannis Trisfant Anda tidak perlu berteriak dengan sangat keras. Dia lebih dekat dengan kita daripada yang kita pikirkan. (B...