Selasa 24 Desember 2024
Kolose 2:22 semuanya itu hanya mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia.
Di tengah pusaran ajaran-ajaran yang menyesatkan jemaat di Kolose, Paulus, dengan ketajaman rohani yang luar biasa, menyingkapkan kepalsuan aturan-aturan duniawi yang membelenggu. Kolose 2:22 menjadi sorotan tajam, menyinari praktik-praktik legalistik yang berakar pada tradisi manusia, bukan pada kebenaran Kristus. "Semuanya ini," tulis Paulus, merujuk pada larangan-larangan "jangan menjamah," "jangan mencicipi," "jangan menyentuh," "akan binasa oleh pemakaian." Kata-kata ini mengungkap kedangkalan dan kesementaraan aturan-aturan yang hanya berfokus pada hal-hal lahiriah, bukan transformasi hati.
Jemaat Kolose tergoda oleh sinkretisme—campuran filsafat Yunani, mistisisme Yahudi, dan ritual-ritual kosong. Ajaran ini menjanjikan kesempurnaan rohani melalui praktik-praktik asketis dan larangan-larangan ketat. Namun, Paulus dengan tegas menyatakan bahwa aturan-aturan ini hanyalah "ajaran manusia," ciptaan manusia yang menambah beban tanpa memberikan solusi rohani yang sejati. Ia membongkar kepalsuan pendekatan ini, menekankan bahwa fokus pada hal-hal yang fana dan sementara justru menjauhkan dari kebebasan yang ditemukan dalam Kristus.
Paulus mengingatkan jemaat Kolose akan kepenuhan yang telah mereka terima di dalam Kristus. "Di dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan," tulisnya dalam Kolose 2:9. Kristus telah membatalkan catatan hutang yang memperhadapkan kita, memenangkan kemenangan atas kuasa-kuasa yang menentang kita (Kolose 2:14-15). Dengan demikian, menambahkan aturan-aturan buatan manusia hanyalah bentuk penyangkalan terhadap karya Kristus yang sempurna dan mencukupi.
Pesan Kolose 2:22 beresonansi melintasi abad, menantang gereja masa kini untuk menolak legalisme dan tradisi manusia yang mengosongkan Injil dari kuasanya. Seringkali, kita tergoda untuk menciptakan aturan-aturan tambahan, mencari kepastian dalam kesalehan lahiriah. Namun, Paulus mengingatkan kita bahwa transformasi sejati berasal dari hubungan yang hidup dengan Kristus, bukan dari ketaatan pada aturan-aturan eksternal.
Marilah kita menanggapi panggilan Paulus untuk memusatkan perhatian kita pada Kristus, sumber kebenaran dan kebebasan sejati. Kehidupan Kristen bukanlah tentang memenuhi daftar peraturan, melainkan tentang mengikuti Kristus dengan hati yang diubahkan oleh kasih karunia-Nya. Semoga kita hidup dalam kebebasan yang telah dimenangkan Kristus bagi kita, membiarkan Roh Kudus membimbing langkah kita dan menghasilkan buah-buah roh dalam hidup kita.
Doa Respons
Ya Tuhan, ampuni kami bila kami terjebak dalam aturan-aturan buatan manusia dan melupakan anugerah-Mu yang membebaskan. Ajar kami untuk berakar dalam Kristus, sumber kebenaran dan kebebasan sejati. Mampukan kami untuk hidup bukan oleh hukum Taurat, melainkan oleh kuasa Roh Kudus yang mengubah hati kami. Berikan kami hikmat untuk membedakan ajaran yang benar dan keberanian untuk menolak legalisme. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.
Johannis Trisfant
GKIm Ka Im Tong, Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar