Selasa, 17 Desember 2024

Bayangan dan Kenyataan (Kolose 2:17)



https://youtu.be/ljbYgm5Najk


Kolose 2:17 semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.

Jemaat Kolose menghadapi tantangan. Ajaran-ajaran sinkretis, campuran filsafat Yunani, mistisisme, dan hukum Yahudi, merongrong iman mereka. Aturan-aturan ketat tentang makanan, minuman, hari raya, dan Sabat disodorkan sebagai jalan menuju kesalehan. Paulus, dalam Kolose 2:17, memberikan jawaban tegas: Semua itu hanyalah "bayangan dari hal-hal yang akan datang, tetapi kenyataannya ialah Kristus."
Paulus memahami konteks historis dan budaya jemaat Kolose. Ia menyadari betapa mudahnya orang tergoda oleh janji-janji spiritualitas yang rumit. Namun, ia menekankan bahwa Kristus adalah pusat segalanya. Hukum Taurat, dengan segala peraturannya, hanyalah bayangan yang menunjuk kepada Kristus, sang kenyataan.
Bayangan, seperti pantulan samar di air, tidak memiliki substansi. Ia hanya menunjuk kepada objek aslinya. Demikian pula, aturan-aturan Perjanjian Lama, meskipun penting pada zamannya, hanyalah petunjuk kepada Kristus. Aturan makanan menunjuk pada kekudusan, Sabat pada perhentian, hari raya pada karya penyelamatan Allah. Namun, kekudusan, perhentian, dan penyelamatan yang sejati hanya ditemukan di dalam Kristus.
Kristus adalah penggenapan dari semua yang dilambangkan oleh hukum Taurat. Dia adalah Anak Domba Allah yang menggenapi sistem korban persembahan. Dia adalah perhentian sejati bagi jiwa yang lelah. Dia adalah terang dunia yang menerangi kegelapan. Dengan kedatangan Kristus, bayangan itu telah digantikan oleh kenyataan.
Apa implikasinya bagi kita? Pertama, kita harus berfokus pada Kristus, bukan pada aturan-aturan agama. Kristus, bukan ritual atau tradisi, adalah pusat iman kita. Kedua, kita dibebaskan dari legalisme. Keselamatan bukanlah hasil usaha kita, melainkan anugerah Allah yang diterima melalui iman kepada Kristus. Ketiga, kita dapat menghargai tradisi, tetapi tidak terikat padanya. Tradisi dapat bermanfaat, tetapi jangan sampai mengaburkan Kristus, sang kenyataan.
Kolose 2:17 memanggil kita untuk hidup dalam kebebasan Kristus. Kebebasan ini bukanlah lisensi untuk berbuat dosa, melainkan kebebasan dari beban legalisme dan ketakutan akan penghakiman. Kita bebas untuk hidup dalam kasih karunia, dipimpin oleh Roh Kudus, dengan Kristus sebagai pusat dan tujuan hidup kita. Marilah kita meninggalkan bayang-bayang dan hidup dalam terang Kristus, sang kenyataan yang membebaskan.

Doa Respons

Ya Tuhan, terima kasih karena Engkau telah menyatakan Kristus,   , kepada kami. Bebaskan kami dari belenggu aturan dan tradisi yang kosong, dan mampukan kami untuk berfokus hanya kepada Kristus. Ajar kami untuk hidup dalam kebebasan dan kasih karunia-Mu, dengan hati yang taat dan penuh syukur. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.


Johannis Trisfant 
GKIm Ka Im Tong, Bandung

Tidak ada komentar:

Di Balik Kedok Kesalehan (Kolose 2:23)