Minggu, 22 Desember 2024

Jangan Jamah, Jangan Kecap, Jangan Sentuh? (Kolose 2:21)


 

https://youtu.be/5RQ9nCsX3xE

 

Kolose  2:21 jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini;

 

Bayangkan sebuah kehidupan yang dibelenggu oleh aturan-aturan yang tak berkesudahan, di mana setiap tindakan, setiap sentuhan, setiap suapan, diatur oleh larangan-larangan yang kaku. Inilah gambaran yang dilukiskan Paulus dalam Kolose 2:21, "Jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini," ketika ia mengecam ajaran sesat yang menyusup ke dalam jemaat di Kolose. Ayat ini menjadi seruan profetis yang menggema melintasi zaman, menantang kita untuk memeriksa fondasi iman kita dan menolak belenggu legalisme yang mencekik kebebasan sejati dalam Kristus.

Atau bisa juga seperti ini:

Di tengah hiruk-pikuk dunia kuno yang dipenuhi beragam filsafat dan agama, jemaat di Kolose menghadapi tantangan yang pelik. Ajaran-ajaran sesat yang mencampuradukkan unsur-unsur hukum Yahudi, mistisisme, dan asketisme Yunani, menyusup ke dalam gereja, mengancam kemurnian Injil. Salah satu manifestasi dari ajaran sesat ini tercermin dalam Kolose 2:21, "Jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini"—sebuah ungkapan singkat yang menyiratkan sistem aturan dan larangan yang rumit dan membebani. Paulus, dengan ketajaman rohani yang luar biasa, menelanjangi kepalsuan ajaran ini dan menunjukkan jalan menuju kebebasan sejati dalam Kristus.

"Jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini." Kalimat sederhana ini, yang tercatat dalam Kolose 2:21, mengungkapkan pergumulan abadi antara hukum dan anugerah, antara usaha manusia dan karya Allah yang sempurna. Di Kolose, jemaat perdana berhadapan dengan ajaran sesat yang menekankan kepatuhan terhadap aturan-aturan lahiriah sebagai jalan menuju kesalehan. Paulus, dengan tegas dan penuh kasih, mengkoreksi pemahaman yang keliru ini, mengingatkan mereka bahwa kebebasan sejati bukanlah ditemukan dalam pemenuhan hukum Taurat, melainkan dalam identitas baru mereka di dalam Kristus.

 

Doa Respons

 

Ya Tuhan, bebaskan kami dari jerat legalisme dan ajaran-ajaran manusia yang kosong. Ajar kami untuk menemukan kebebasan sejati di dalam anugerah-Mu melalui Kristus. Mampukan kami untuk hidup bukan berdasarkan aturan lahiriah, melainkan oleh kuasa Roh Kudus yang mengubah hati kami. Berikan kami hikmat untuk membedakan kebenaran sejati dan keberanian untuk menolak segala sesuatu yang tidak sesuai dengan Injil-Mu. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.

 

Johannis Trisfant

GKIm Ka Im Tong, Bandung

Tidak ada komentar:

Di Balik Kedok Kesalehan (Kolose 2:23)