Kolose
2:21 jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini;
Bayangkan
sebuah kehidupan yang dibelenggu oleh aturan-aturan yang tak berkesudahan, di
mana setiap tindakan, setiap sentuhan, setiap suapan, diatur oleh
larangan-larangan yang kaku. Inilah gambaran yang dilukiskan Paulus dalam
Kolose 2:21, "Jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini,"
ketika ia mengecam ajaran sesat yang menyusup ke dalam jemaat di Kolose. Ayat
ini menjadi seruan profetis yang menggema melintasi zaman, menantang kita untuk
memeriksa fondasi iman kita dan menolak belenggu legalisme yang mencekik
kebebasan sejati dalam Kristus.
Atau
bisa juga seperti ini:
Di
tengah hiruk-pikuk dunia kuno yang dipenuhi beragam filsafat dan agama, jemaat
di Kolose menghadapi tantangan yang pelik. Ajaran-ajaran sesat yang
mencampuradukkan unsur-unsur hukum Yahudi, mistisisme, dan asketisme Yunani,
menyusup ke dalam gereja, mengancam kemurnian Injil. Salah satu manifestasi
dari ajaran sesat ini tercermin dalam Kolose 2:21, "Jangan jamah ini,
jangan kecap itu, jangan sentuh ini"—sebuah ungkapan singkat yang
menyiratkan sistem aturan dan larangan yang rumit dan membebani. Paulus, dengan
ketajaman rohani yang luar biasa, menelanjangi kepalsuan ajaran ini dan
menunjukkan jalan menuju kebebasan sejati dalam Kristus.
"Jangan
jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini." Kalimat sederhana ini,
yang tercatat dalam Kolose 2:21, mengungkapkan pergumulan abadi antara hukum
dan anugerah, antara usaha manusia dan karya Allah yang sempurna. Di Kolose,
jemaat perdana berhadapan dengan ajaran sesat yang menekankan kepatuhan
terhadap aturan-aturan lahiriah sebagai jalan menuju kesalehan. Paulus, dengan
tegas dan penuh kasih, mengkoreksi pemahaman yang keliru ini, mengingatkan
mereka bahwa kebebasan sejati bukanlah ditemukan dalam pemenuhan hukum Taurat,
melainkan dalam identitas baru mereka di dalam Kristus.
Doa Respons
Ya Tuhan, bebaskan kami
dari jerat legalisme dan ajaran-ajaran manusia yang kosong. Ajar kami untuk
menemukan kebebasan sejati di dalam anugerah-Mu melalui Kristus. Mampukan kami
untuk hidup bukan berdasarkan aturan lahiriah, melainkan oleh kuasa Roh Kudus
yang mengubah hati kami. Berikan kami hikmat untuk membedakan kebenaran sejati
dan keberanian untuk menolak segala sesuatu yang tidak sesuai dengan Injil-Mu.
Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.
Johannis Trisfant
GKIm Ka Im Tong,
Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar