Rabu, 29 Juli 2020

Mengandalkan manusia atau Tuhan ?

30 Juli 2020

Mengandalkan manusia atau Tuhan ?

Yer 17:5-8  Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!  (6)  Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.  (7)  Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!  (8)  Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.

Dosa apa yang dikutuk di dalam nats ini?  Dosa yang dikutuk adalah dosa mengandalkan manusia, mengadalkan kekuatannya sendiri. Orang seperti ini yakin akan hikmat dan kuasa manusia, yakin kepada  kebaikan dan kesetiaan manusia, Padahal sfat sifat itu adalah milik Allah dan keyakinan itu seharusnya ditaruh kepada  Allah. 


Orang-orang yang mengandalkan manusia mungkin saja mendekat kepada Allah dengan mulut mereka dan menghormati-Nya dengan bibir mereka. Mereka menyebut Allah sebagai harapan mereka, dan mengatakan bahwa mereka percaya kepada-Nya, tetapi sebenarnya hati mereka menjauh dari pada-Nya. 


Orang seperti ini akan seperti semak bulus di padang belantara. Ini adalah  semak yang hina, hasil dari tanah yang tandus, tak berdaya, tak berguna, dan tak berharga. Ia akan layu, lesu dalam dirinya dan diinjak-injak oleh semua orang di sekelilingnya. Ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik. Ketika kondisi sudah membaik, kondisinya tetap tidak membaik.  Harapannya akan terus-menerus digagalkan. Ketika orang lain panen, ia tidak akan mempunyai apa-apa.  Mereka tidak akan menghasilkan buah karena mereka tinggal di tanah yang tandus 


Kewajiban kita adalah menjadikan TUHAN sebagai harapan kita, sebagai kekuatan kita.  Jikalau kita melakukan ini maka kita akan menjadi seperti pohon yang ditanam di tepi air. Kita akan  tenang, senang, dan senantiasa menikmati ketenangan pikiran.  Kita akan terjaga dari segala kekeringan karena kita menjadikan Allah sebagai harapan  kita.  Kita akan merasa gembira di dalam hati dan indah di mata orang lain.   Kita  akan berbuah dalam kekudusan, dan dalam semua perbuatan baik. Kita  akan tetap dimampukan untuk melakukan hal hal yang memuliakan Allah. 
 


Pdt. Johannis Trisfant

Selasa, 28 Juli 2020

29 Juli 2020

TETAP KUAT DAN TIDAK LELAH


Yer 12:5 "Jika engkau telah berlari dengan orang berjalan kaki, dan engkau telah dilelahkan, bagaimanakah engkau hendak berpacu melawan kuda? Dan jika di negeri yang damai engkau tidak merasa tenteram, apakah yang akan engkau perbuat di hutan belukar sungai Yordan? 

Terkadang atau bahkan seringkali, hal-hal yang kecil sudah membuat kita tidak tenteram. Kita panik, dan gelisah dengan hal-hal kecil tersebut, Kita membawa masalah kita terlalu jauh. Pikiran kita terganggu, gelisah, dan kita kewalahan menghadapi persoalan kecil tersebut. Bahkan, kita menjadi kecil hati dalam melakukan pekerjaan karena masalah itu. Lalu kita pun mulai berpikir untuk menyerah saja. 

Padahal kesusahan kecil itu hanyalah awal. Kita belum menghadapi kesusahan besar. Masih ada ujian-ujian yang lebih pedih menanti di hadapan kita. Kalau untuk masalah kecil saja kita sudah demikian terganggu dan lelah menghadapinya, bagaimana mungkin kita bisa kuat menghadapai persoalan yang jauh lebih besar? Hal ini dinyatakan dengan jelas dalam Yeremia 12:5 "Jika engkau telah berlari dengan orang berjalan kaki, dan engkau telah dilelahkan, bagaimanakah engkau hendak berpacu melawan kuda? 


Jika kita sudah lelah dalam menghadapi keributan yang kecil, bahaya yang kecil, atau masalah yang kecil, maka bagaimana mungkin kita bisa tetap tegak ketika bahaya besar datang atau keributan yang besar mendatangi kita ? 

Kita mungkin mengatakan amit-amit, tetapi sesungguhnya, selama kita berada di dunia ini, kita harus bersiap-siap menghadapi masalah, dan kesulitan. Hidup kita adalah perlombaan, peperangan. Kita terancam akan dikalahkan. Dan tahukah saudara, bahwa cara yang biasa dipakai Allah adalah biasanya dengan ujian-ujian yang lebih ringan. 

Kita harus mempersiapkan diri menghadapi ujian-ujian yang lebih berat. Dan untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian-ujian yang lebih jauh dan lebih berat, maka kita harus membuktikan bahwa kita sanggup menempuh ujian-ujian sekarang yang lebih ringan. 

Doa 

Bapa di sorga, Berikanlah kepada kami kemampuan untuk menghadapi ujian-ujian yang saat ini kami hadapi. Kami percaya bahwa ujian ini akan menguatkan kami, mendewasakan kami sehingga kami akan kuat menghadapi kesulitan-kesulitan di depan. Kami berdoa agar kami tetap kuat dalam segala kondisi. 

Pdt. Yohannis Trisfant 

Senin, 27 Juli 2020

Siapa yang anda andalkan?

28 Juli 2020 

Siapa yang anda andalkan?



Yer 9:23-24 Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, (24) tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN." 

Kita tidak bisa mengandalkan kebijaksanaan kita pada saat kita susah. Kebijaksanaan belum tentu berguna untuk mengecoh musuh atau menghindar dari situasi yang berbahaya, karena hikmat manusia dapat mengecewakan. Bahkan kita dapat termakan sendiri oleh akal kita. 

Kita juga tidak bisa mengandalkan kekuatan kita, karena pertempuran tidak selalu dimenangkan oleh yang kuat. Goliat, seorang yang tinggi besar, yang sangat kuat ketika bertempur melawan Daud, langsung mati pada ronde pertama. . Semua kekuatan manusia tidak ada apa-apanya tanpa Allah, dan terlebih tidak ada apa-apanya jika melawan Dia. 

Kita juga tidak bisa bermegah karena kekayaan kita. Uang tidak menjawab segalanya. Uang tidak bisa melindung kita dari Covic19. Ini sudah terbukti karena banyak orang berduit mati karena Covic. Uang juga tidak bisa melindungi kita dari kecelakaan. Dan uang tidak bisa melindungi kita dari kematian. Kematian tetap 100 persen walaupun kita punya banyak uang. 


Kalau pun kita memiliki teman yang memiliki ketiga hal itu, yakni kebijaksanaan, kekuatan dan kekayaan, maka kita pun tidak boleh mengandalkan hidup kita kepada mereka. 
Satu-satunya penghiburan kita dalam kesusahan adalah bahwa kita sudah memahami dan mengenal Tuhan . Pengenalan akan Allah ini akan menjadi sukacita buat kita Satu-satunya andalan kita dalam kesusahan adalah Allah yang kita kenal adalah Allah yang maha mencukupi bagi kita. Pengenalan akan Allah ini akan menopang kita lebih daripada ribuan keping emas dan perak.


Doa 

Hanya kepada Mu Tuhan, kami menyandarkan seluruh hidup kami.Engkaulah yang kami andalkan. Kami tidak akan bermegah di dalam kebijaksanaan kami, kekuatan kami dan kekayaan kami. Tetapi kami hanya akan bermegah karena kami mengenalMu 

Pdt. Yohannis Trisfant 

Minggu, 26 Juli 2020

Senin, 27 Juli 2020

Ketaatan (Yer 7:23)


Yer  7:23  hanya yang berikut inilah yang telah Kuperintahkan kepada mereka: Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia!

Ketaatan adalah hal yang sangat dituntut  Allah dari kita. Tuntutan sebagai umat kesayangan adalah taat kepada Tuhan.  Kita diperintah untuk melaksanakan perintah-perintahNya. Kita berbuat baik berdasarkan azas ketaatan. Kita harus berjalan dalam batas-batas yang sudah ditentukan bagi kita. Jangan keluar dari batasan tersebut. Kita tidak boleh seadanya taat kepada Tuhan, melainkan harus berusaha dalam segala hal mematuhi kehendak dan firman Allah. 

Taat kepada Tuhan sangatlah wajar karena  Dia yang menjadikan kita dan memberi kita keberadaan. Justru ketidaktaatan itu tidak wajar. Ketidaktaatan hanya mendatangkan masalah dalam hidup kita, sebaliknya jikalau kehendak Allah menjadi aturan hidup kita, maka kita akan berbahagia 

Doa

Bapa kami di dalam sorga, seringkali kami tidak taat kepada Mu. Apa yang kami lakukan berbeda bahkan bertentangan dengan apa yang Tuhan tuntut dari kami. Ampunilah kami. Bantulah kami di dalam kelemahan kami, agar kami dapat taat dan tidak menyimpang dari jalan-jalan yang Engkau tuntut dari kami

Pdt. Yohannis Trisfant

Jumat, 24 Juli 2020

Respon Allah terhadap doa kita (Yes 65: 24)

25 Juli 2020

Respon Allah terhadap doa kita (Yes 65: 24)


Yes 65:24  Maka sebelum mereka memanggil, Aku sudah menjawabnya; ketika mereka sedang berbicara, Aku sudah mendengarkannya.

Ketika Alkitab mengatakan bahwa Tuhan  menjawab kita sebelum kita memanggil maka ini menyatakan kepada kita betapa cepatnya respon Tuhan terhadap kebutuhan kita. Bahkan ketika kita sedang berbicara, Tuhan sudah mendengarkanNya. Respon yang sangat luar biasa. 


Berbeda dengan manusia . Manusia itu lambat merespon sesuatu. Kecerdasan  manusia yang terbatas membuatnya lambat memahami apa yang dibutuhkan. Kepekaannya yang tidak sempurna membuatnya lambat untuk merasakan urgensi kebutuhan orang lain. Dan sifat manusia yang berdosa membuat mereka enggan meresponi orang lain.  Tuhan tidak berada di bawah batasan ini. 

Tuhan itu sempurna. Dia mengantisipasi kebutuhan kita.  Dia menyediakan kebutuhan kita dan seringkali datang tanpa kita minta. Dan bahkan dia meresponi akan permohonan kita.   Ada kalanya kita mengalami bahwa Allah mengabulkan permintaan kita pada saat kita memintanya (Daniel 9:20, 21). Bahkan ketika kita tidak menerima permintaan kita, Dia tetap mendengarkan kita dan mengindahkan kita, dan menentukan dengan cara apa Dia akan memberkati kita.

Apakah lagi yang kita kuatirkan dalam hidup ini? Pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat diberikan kepada kita. Kita tidak tahu semua hal, tetapi kita tahu dengan pasti bahwa Allah bekerja dan meresponi dengan cepat dan tepat semua persoalan kita, dan doa doa kita. 


Doa

Bapa di sorga, terima kasih atas kasihMu yang sangat besar atas diri kami. Tuhan merespon dengan cepat dan tepat semua kebutuhan kami. Terkadang kami merasa lambat dalam menerima doa doa kami, tetapi sesungguhnya Tuhan sedang menyiapkan yang terbaik bagi kami. Ajar kami untuk mengikuti waktuMu Tuhan. 

Pdt. Yohannis Trisfant

Kamis, 23 Juli 2020

Doa dan Dosa (Yes 59:1-2)

24 Juli 2020 
Doa dan Dosa (Yes 59:1-2)


Yes 59:1-2 Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; (2) tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu. 

Tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan. Kuasanya tidak berkurang, tidak melemah, atau dibatasi. Tangan kita bisa lemah, dan pendek jangkauannya tetapi tangan TUHAN sama sekali tidak menjadi lemah atau kurang panjang. Kuasa-Nya tetap mampu untuk menyelamatkan melalui banyak orang atau sedikit orang. 

Bukan hanya tangan TUHAN yang tetap berkuasa, tetapi pendengaranNya tetap tajam untuk mendengarkan doa kita. Memang ada banyak doa yang dinaikkan kepada Dia dan yang dijawabNya, namun Dia tetap mendengar doa kita. Doa orang benar masih tetap menjadi kesukaan-Nya. Ia bahkan cepat mendengar doa doa kita. Jika doa-doa kita tidak dijawab, itu bukan karena Allah lelah mendengar doa, melainkan karena kita lelah berdoa, dan bukan karena pendengaran-Nya kurang tajam ketika kita berbicara kepada-Nya, melainkan karena pendengaran kita kurang tajam ketika Ia berbicara kepada kita. 

Hal yang membuat doa kita tidak dijawab adalah dosa dosa kita. Dosamu menghambat yang baik dari padamu (Yer. 5:25). Oleh karena itu bertobatlah dan datang kembali kepada Tuhan. 

Doa 

Ya Tuhan ampunilah segala dosa dosa kami. Sucikanlah kami. Dosa dosa kami selama ini menghambat segala yang baik dan menghambat akan doa kami. Kami memohon pengampunanMu dan pembaharuan kembali. Sesungguhnya, tanganMu senantiasa siap menolong kami dalam persoalan kami. 

Pdt. Yohannis Trisfant 

Rabu, 22 Juli 2020

Firman Tuhan tidak pernah sia-sia

23 juli 2020


Firman Tuhan tidak pernah sia-sia

Yes 55:10-11 Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, (11) demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.


Firman Allah tidak pernah gagal dan tidak pernah sia-sia. Firman Allah pasti akan memenuhi maksud dari Tuhan. Firman yang diberitakan oleh hamba-hambaNya bukanlah kalimat-kalimat yang lemah, melainkan berkuasa dan tidak akan kembali kepada Tuhan dengan sia-sia,


Walaupun manusia melawan Firman Allah tersebut, dan hamba Tuhannya sendiri tidak sanggup melawannya, tetapi Firman Allah yang dsampaikannya pasti akan melakukan sesuatu dan tidak pernah gagal . Firman Allah tersebut akan berhasil dalam melakukan apa yang Tuhan perintahkan. 


Semua janji Allah akan digenapi secara penuh pada waktunya, dan satu iota atau satu titik pun tidak ada yang tidak dipenuhi (1Raj. 8:56). Janji-janji Allah ini akan dipenuhi dalam hidup kita. 


Sedangkan mereka yang menolak akan Firman Tuhan maka tetap akan menerima dampak, yakni dampak kematian. Jika bukan bau kehidupan yang menghidupkan, maka Firman Tuhan akan menjadi bau kematian yang mematikan. Jika tidak menginsafkan hati nurani dan melembutkan hati, ia akan membuat hati nurani mati rasa dan mengeraskan hati. Jika tidak matang untuk sorga, ia akan matang untuk neraka. Entah mana yang terjadi, Firman Tuhan tetap akan memberikan dampak. Bagaimana sikap kita terhadap Firman Allah?


Doa 

Tuhan, kami percaya bahwa FirmanMu kuat, tajam seperti pedang yang bermata dua dan tidak akan pernah kembali kepada Mu dengan sia-sia. Ajarlah kami agar percaya kepada kuasa FirmanMu dan memberitakan dengan setia akan kebenaran Firman Tuhan. Apa yang kami beritakan tidak pernah sia-sia. Tolong kami untuk merespon firman Mu didalam ketaatan 


Pdt. Yohannis Trisfant 

Di Balik Kedok Kesalehan (Kolose 2:23)