Senin, 22 Juni 2020

Menguasai diri (Amsal 16:32)

Selasa, 23 Juni 2020





Amsal 16:32 Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota. 




Kita bisa mengatakan seperti ini dari Amsal 16:32: lebih baik panjang sabar daripada berkuasa, lebih baik menguasai diri sendiri daripada menguasai seluruh kota. Menguasai diri lebih daripada sebuah penaklukkan yang kita lakukan. Sukses di dalam bisnis, dalam studi, di dalam pekerjaan, akan hancur kalau kita kehilangan kontrol diri. Oleh karena itu, merupakan sebuah kemenangan yang besar kalau kita dapat mengontrol temperamen kita. Ketika kita hendak meledak, maka ingatkan diri kita, bahwa kehilangan kontrol akan mengorbankan hal yang baik yang kita sudah capai atau yang akan kita capai 




Bagi sebagian orang, menguasai diri merupakan hal yang sukar. Dan ayat ini merupakan teguran bagi setiap orang yang menguasi orang lain tetapi gagal menguasai diri. 




Hanya sedikit orang yang dapat menaklukkan dirinya daripada orang yang menaklukkan musuh. Banyak orang sanggup menaklukkan musuh. Banyak orang sanggup menaklukkan tantangan kehidupan, tetapi sedikit yang sanggup menaklukkan dirinya sendiri 

Sudahkah kita menaklukkan diri kita ? 

Doa 

Bapa di sorga, Sesungguhnya, ketika kami sabar, maka kami memiliki pengertian yang besar, namun ketika kami cepat marah, maka itu hanya membesarkan kebodohan kami. Tolonglah kami agar dapat menguasai diri dan dapat mengikuti teladan Mu, yang panjang sabar dan besar pengertiannya. 



Pdt. Yohannis Trisfant 

Minggu, 21 Juni 2020

Orang rajin dan orang malas (Amsal 13:4)

Senin, 22 Juni 2020





Amsal 13:4 Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan.



Hati orang yang malas bukannya tidak ada keinginan. Orang malas juga punya keinginan. Mereka menginginkan pengetahuan, mereka ingin sukses, mereka ingin pakaian bagus, tetapi mereka tidak mau bersusah payah untuk mendapatkannya. Mereka menginginkan keuntungan-keuntungan yang didapat oleh orang rajin, tetapi mereka membenci jerih payah yang dilakukan orang rajin. Mereka mendambakan segala sesuatu yang enak-enak tetapi tidak mau mengerjakan apa pun yang harus dikerjakan. Oleh karena itu, sebagai akibatnya, mereka tidak mendapatkan apa-apa. Sebab, orang yang tidak mau bekerja akan kelaparan, dan janganlah ia makan (2Tes. 3:10). Seharusnya sebuah keinginan akan menggugah semangat kita untuk meraih keinginan tersebut. Tetapi keinginan si pemalas tidak menggerakkan dia untuk meraihnya. Dia hanya bisa gelisah karena tidak memiliki apa yang dia inginkan. Itu lebih menyiksa daripada bekerja,



Sebaliknya dengan orang rajin, hati mereka akan mendapatkan kelimpahan, dan akan menikmatinya karena itu merupakan buah dari ketekunan mereka. Orang-orang yang hanya duduk malas membayangkan yang enak-enak tidak tahu akan keuntungan-keuntungan nya kalau mereka rajin,

Orang malas akan mengalami bukan hanya kemiskinan materi tetapi akan mengalami kemiskinan rohani. Sebaliknya orang rajin akan mengalami kelimpahan rohani. Kelimpahan rohani diperoleh melalui sebuah diisiplin rohani dan ini membutuhkan kerajinan. Rajin berdoa, rajin membaca Alkitab, rajin beribadah, rajin melayani dll.



Doa


Berikanlah kepada kami kerajinan dalam menjalani hidup ini. Jauhkanlah kami dari kemalasan. Kami percaya bahwa ketika kami rajin mengerjakan perkara yang kecil, maka Tuhan akan mempercayakan perkara yang lebih besar kepada kami. Kami tidak ingin menyia-nyiakan setiap kesempatan yang Tuhan berikan kepada kami. Kami ingin mengalami kelimpahan rohani . Tolonglah kami


Pdt. Yohannis Trisfant

Jumat, 19 Juni 2020

Menyebar harta atau menghemat ? (Ams 11:24)

Sabtu, 20 Juni 2020


Menyebar harta atau menghemat ? (Ams 11:24)


Amsal  11:24  Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan.



Ayat ini paradoks. Ada orang yang suka memberi, tapi bertambah kaya, ada yang suka menghemat, tapi bertambah miskin. Memberi tapi semakin kaya. Menghemat, tetapi selalu kekurangan. Ini bertentangan dengan konsep ekonomi dunia. Konsep ekonomi dunia berkata:  pertahankan sebanyak mungkin. Tetapi Tuhan justru memberkati  mereka yang memberi harta, waktu, dan energi mereka.  Ketika kita memberi, Tuhan memberi kita lebih banyak sehingga kita bisa memberi lebih banyak. 



Memberi akan membantu kita memiliki  perspektif yang benar tentang harta milik kita bahwa kita hanyalah pengelola dan bukan pemilik harta kita. Dengan memberi, maka kita akan bebas dari perbudakan harta benda. Dengan memberi akan memberikan kita sukacita.  Orang yang memiliki sukacita dalam hidupnya, akan lebih produktif dalam bekerja,, berbisnis. Orang yang memberi akan semakin dikenal baik reputasinya, sehingga tentu saja, pekerjaannya akan semakin lancar. Nama baik sangat penting dalam pekerjaan dan bisnis. Dan tentu saja ini akan membuat orang yang murah hati semakin maju dalam pekerjaan dan usahanya. Tetapi tentu saja, bahwa berkat berkat orang yang murah hatinya,  diberikan langsung oleh Tuhan. Dia memberkati tangan yang memberi, sehingga membuatnya menjadi tangan yang memperoleh (2Kor. 9:10). Berilah, dan kamu akan diberi. Ada banyak orang kaya yang jatuh miskin karena ditipu, karena harga saham anjlok, karena covic 19. Tetapi pernahkah saudara mendengar orang kaya jatuh miskin karena dia murah hati ? 




Bagaimana dengan orang yang pelit? yang menyimpang untuk dirinya sendiri?  tidak membantu orang miskin, bahkan untuk hidupnya dan untuk keluarganya sendiri, dia sangat hemat luar biasa. Hal itu membuatnya selalu kekurangan, dan bahkan mengarah kepada kemiskinan. Ya, jelaslah. Dia hidup dalam kekurangan padahal hartanya banyak. Dia hidup seperti orang miskin padahal dia bisa membantu orang miskin. Sikap seperti itu akan menghancurkan nama baik orang tersebut, dan membuat mereka kehilangan berkat Allah . Walaupun manusia selalu menyimpan apa yang mereka miliki, tetapi jika Allah menghancurkan dan merusaknya, maka tidak akan ada yang tersisa (Hag. 1:6,9) 




Doa


Kami menyadari bahwa semua yang kami miliki berasal dari Tuhan. Oleh karena itu jadikanlah kami penatalayan yang bertanggungjawab atas berkat berkat materi ini. Dan berikanlah kepada kami kemurahan hati untuk membantu orang orang yang membutuhkannya. Berkatilah pekerjaan, usaha kami pada hari ini ya Tuhan, sehingga dengan berkatmu ini kami dapat menjadi saluran berkat yang lebih besar lagi. 



Pdt. Yohannis Trisfant

Kamis, 18 Juni 2020

Persiapkan diri menghadapi godaan

Jumat, 19 Juni 2020

Persiapkan diri menghadapi godaan



Amsal 5:11-13  dan pada akhirnya engkau akan mengeluh, kalau daging dan tubuhmu habis binasa,  (12)  lalu engkau akan berkata: "Ah, mengapa aku benci kepada didikan, dan hatiku menolak teguran;  (13)  mengapa aku tidak mendengarkan suara guru-guruku, dan tidak mengarahkan telingaku kepada pengajar-pengajarku?



Ketika godaan menyerang, sudah terlambat untuk meminta nasihat. Bahkan walaupun nasehat diberikan, nasehat itu akan diabaikan.  Orang yang sudah berada di dalam godaan hawa nafsu, tidak lagi menginginkan saran, sebaliknya, mereka menginginkan kepuasan. 


Cara yang terbaik untuk mengetahui bahaya dari dosa hawa nafsu , dan akibat buruknya adalah dengan mempersiapkan diri sebelum godaan itu tiba. Kita akan lebih  mudah melawan godaan hawa nafsu kalau kita belum membuat keputusan untuk melakukannya,  Hal yang perlu dilakukan sekarang ini sebelum godaan tersebut tiba adalah mendengarkan nasehat, mengarahkan diri kepada pengajar pengajar kita, kepada ajaran Firman Tuhan, membangun pondasi yang kokoh. 


Kalau kita tidak melakukan hal tersebut sekarang ini, maka kita akan menyesal ketika godaan datang,   kita pasti akan jatuh. Kita akan berkata seperti Amsal  "Ah, mengapa aku benci kepada didikan, dan hatiku menolak teguran;  (13)  mengapa aku tidak mendengarkan suara guru-guruku, dan tidak mengarahkan telingaku kepada pengajar-pengajarku?



Doa


Tuhan, lindungilah kami dari segala yang jahat. Tolonglah kami hidup dalam kekudusan. Condongkanlah hati kami kepada pengajaran, arahkanlah telinga kami kepada kepandaian  supaya kami  berpegang pada kebijaksanaan dan bibir kami memelihara pengetahuan, ssehingga ketika godaan hawa nafsu mencobai kami, kami dapat menang atas godan tersebut. 



Pdt. Yohannis Trisfant

Rabu, 17 Juni 2020

PERCAYALAH KEPADA TUHAN (AMS 3:5-6)

Kamis, 18 Juni 2020 


PERCAYALAH KEPADA TUHAN (AMS 3:5-6)


Ams 3:5-6 Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. (6) Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. 


Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu. Bukan percaya dengan segenap hati kepada manusia, bahkan orang yang kita anggap paling hebat sekalipun. Jangan mengkultuskan manusia. Kepercayaan yang utama kita, harus kepada TUHAN. Percayalah padanya setiap saat; di saat kesusahan, godaan, di dalam kegelapan. Mengapa? Karena semua kekuatan ada di dalam diriNya, Hikmat ada pada Dia, dan kuasa ada pada Dia. 


Janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri. Ini bertentangan dengan percaya kepada TUHAN. Kita seharusnya tidak bergantung pada kebijaksanaan dan pemahaman kita sendiri tetapi harus mencari arahan dan pertolongan dari Tuhan. Jika kita tidak mencari tuntunan Tuhan maka akan menimbulkan kekecewaa. Dan ketika kita berhasil maka kita harus selalu ingat bahwa Tuhan lah yang telah menolong kita, karena roti tidak selalu untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia (Pkh 9:11). Semua diperoleh karena anugerah Tuhan



Bawalah setiap rencana saudara kepada Tuhan dalam doa; pakailah Alkitab sebagai panduan dan ikuti petunjuk Tuhan. Dia akan membuat jalan saudara lurus dengan membimbing dan melindungi saudara 



Doa 

Tuhan, kami menaruh kepercayaan kami kepada Mu. Kami menyerahkan segala rencana dan perbuatan kami kepada Mu. Bimbinglah kami dan ajarlah kami jalanMu 

Pdt. Yohannis Trisfant 

Selasa, 16 Juni 2020

Meminta hikmat dan mencarinya dengan serius (Amsal 2:3-6)

17 Juni 2020 



Amsal 2:3-6 ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada kepandaian, (4) jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, (5) maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah. (6) Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian. 



Setiap kita tahu betapa pentingnya memiliki hikmat di dalam hidup ini. Namun bagaimanakah kita memperoleh hikmat tersebut ? Hikmat diperoleh dengan dua cara, yakni merupakan karunia yang diberikan Tuhan dan juga hasil dari pencarian yang serius. 



Titik awal Kebijaksanaan adalah Allah dan Firman-Nya yang diwahyukan. Firman Tuhan merupakan sumber "pengetahuan dan pengertian" (2: 6). Oleh karena itu kebijaksanaan adalah hadiah Tuhan bagi kita. Tetapi Dia memberikannya hanya kepada mereka yang sungguh-sungguh mencarinya. Hikmat Allah itu tersembunyi dari pemberontak dan dari orang bodoh, sehingga perlu upaya untuk menemukannya dan memakainya. Jalan menuju kebijaksanaan sangat berat. 



Kita harus berseru kepada pengertian, seperti orang yang sudah nyaris mati kelaparan meminta-minta makanan. Keinginan yang lemah tidak akan berguna. Kita harus mendesak-desak seperti orang yang tahu nilai pengertian dan kebutuhan kita akan hal itu. Salomo berdoa meminta hikmat, dan ia pun memperolehnya. Kita harus bersusah payah guna memperolehnya (ay. 4). Kita harus mencarinya seperti mencari perak, menginginkannya jauh melebihi semua kekayaan dunia ini. Kita harus berupaya keras mencarinya seperti orang-orang yang menggali-gali di tambang-tambang, dengan menghadapi tantangan dan bahaya besar. Kita harus rajin mencarinya, bahkan sampai malam. 



Ketika kita berusaha mencarinya, maka jerih payah kita tidak akan sia sia. “Engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN (ay. 5). Engkau akan mendapat pengenalan akan Allah. 



Doa 

Kami meminta kepada Mu, Bapa yang mulia, supaya memberikan kepada kami Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Mu dengan benar. Jadikanlah mata hati kami terang, agar kami mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilanMu dan kami dapat menjalani hidup kami dengan baik 

Pdt. Johannis Trisfant 

Senin, 15 Juni 2020

Sang Penopang dan Penegak (Mazmur 145:14)

Selasa, 16 Juni 2020



Sang Penopang dan Penegak (Mazmur 145:14)




Mazmur 145:14 TUHAN itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk.




Kadang-kadang beban kita tampak lebih besar daripada yang dapat kita tanggung, dan kita bertanya-tanya bagaimana kita dapat melanjutkan hidup kita. Daud sedang berada di persimpangan jalan kehidupan yang suram dan sedang memiliki beban hidup yang berat. Dalam kondisi demikian, dia merenungkan akan Tuhan dan dia menyatakan bahwa Tuhan sanggup mengangkat beban beban berat yang dimilikinya. Mengapa?


1. Karena kebesaranNya berada di luar pemahaman kita (145:3)

2. Tuhan melakukan banyak perbuatan besar di setiap generasi (145: 4); (3)

3. Dia penuh dengan kemegahan dan keagungan (145: 5);

4. Dia melakukan perbuatan yang luar biasa dan menakjubkan (145: 5-6);

5. DIa benar (145: 7); 

6. Dia baik, sabar,dan penyayang (145: 8-9);

7. Dia memerintah atas kerajaan yang kekal (145: 13); 

8. Dia adalah sumber dari segala yang kita butuhkan (145: 15-16);

9. Dia benar dan murah hati dalam semua tindakanNya (145: 17);

10. Dia tetap dekat dengan mereka yang memanggilnya (145: 18);

11. Dia mendengar teriakan kita yang berseru kepada Nya (145:19-20)




Jikalau saudara tertunduk karena beban yang berat dan merasa bahwa saudara akan jatuh, segeralah berpaling kepada Tuhan untuk meminta pertolonganNya. TUHAN itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk.





Doa

Bapa di sorga, dalam segala beban beban hidup kami, yakinkan kami bahwa Engkau baik, sabar,dan penyayang dan sumber dari segala yang kami butuhkan. Ketika kami tertunduk oleh karena beban beban kami, maka Tuhan lah menjadi pengharapan kami untuk menopang dan menegakkan kami 



Pdt. Yohannis Trisfant 







Di Balik Kedok Kesalehan (Kolose 2:23)