Penulis: Pdt. Yohannis Trisfant
Rabu, 24 April 2013
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? (Roma 8:35)
Penulis: Pdt. Yohannis Trisfant
Siapakah yang akan menghukum mereka? (Roma 8:33)
Koruptor Negara C
|
:
|
Di negara saya, korupsi dilakukan di
bawah meja.
|
Sebab kalo ketahuan, pasti digantung.
|
||
Koruptor Negara N
|
:
|
Di negara saya, korupsi dilakukan di
atas meja.
|
Sebab sudah bukan hal yang aneh lagi.
|
||
Koruptor Negara A
|
:
|
Di negara saya, korupsi dilakukan bisa
di atas meja atau di bawah meja,
|
tergantung kebijakan politik negara
saya.
|
||
Koruptor Negara Indonesia
|
:
|
Mengapa kalian segitu saja bangga?
|
Di negara saya, korupsi bukan hanya di
atas meja atau di bawah meja,
|
||
MEJANYA PUN KAMI KORUPSI!!!!
|
Bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? (Roma 8:32)
Jika Allah dipihak kita, siapakah yang akan melawan kita? (Roma 8:31)
Oleh: Pdt. Yohannis Trisfant
Jumat, 15 Juli 2011
BAHAYA HIPNOTIS
Penulis: Pdt. Yohannis Trisfant, MTh
Sumber: www.kotbah.org
Trend baru zaman ini.
Pada zaman
Hipnotis dianggap sebagai cara yang aman dan ilmiah dalam menolong masalah-masalah hidup manusia, karena hipnotis memakai teknik sugesti. Pasien akan disugesti dan dibawa dalam keadaan tidur hipnosa. Dalam kondisi ini, pasien akan diberikan sugesti-sugesti untuk mengatasi persoalan mereka. Misalnya mereka akan disugesti bahwa rokok itu berbahaya bagi kesehatan, atau disugesti bahwa mereka tidak suka makan banyak. Setelah sugesti itu, pasien tidak akan menyukai rokok dan tidak suka makan banyak. Ini akan menolong pasien untuk berhenti merokok dan menjalani diet agar kurus. Hipnotis juga dapat dipelajari secara pribadi dengan melatih konsentrasi dan sugesti diri, untuk meningkatkan kepercayaan diri, mengatasi rasa takut dan mengatasi persoalan-persoalan dosa yang mengikat manusia.
Banyak orang Kristen yang juga ikut-ikutan mempelajari hipnotis dan memberikan diri dihipnotis untuk mengatasi persoalan-persoalan mereka. Ada juga yang masih ragu-ragu, apakah boleh dihipnotis dan mempelajari hipnotis untuk mengatasi persoalan kita?
Bahaya Hipnotis
Walaupun ahli hipnotis membungkus hipnotis sebagai sesuatu yang ilmiah, namun hipnotis bertentangan dengan iman Kristen. Hipnotis bertentangan dengan iman Kristen karena tidak sesuai dengan nilai-nilai kristiani dalam mengatasi persoalan dan karena hipnotis mengandung bahaya-bahaya. Ada beberapa bahaya mempelajari hipnotis maupun dihipnotis.
1. Hipnotis dapat membuka pikiran untuk mempercayai apa saja, termasuk dusta. Seorang yang terhipnotis dapat disugestikan sebuah kebohongan dan dia akan memegang kebohongan itu sebagai sebuah kebenaran. Sugesti yang diberikan bukanlah kebenaran atau fakta mengenai keadaan pasien. Pasien yang memang suka rokok disugesti bahwa dirinya tidak suka rokok. Pasien yang memang penakut disugesti bahwa dirinya berani. Akhirnya dalam pikiran pasien terdapat fantasi hasil sugesti dan setelah dihipnotis, pasien tidak bisa membedakan antara fantasi dengan kenyataan.
2. Hipnotis adalah usaha untuk menguasai diri melalui sugesti, baik itu oleh orang lain maupun oleh diri kita. Sebuah usaha yang berada di luar karya Roh Kudus. Padahal penguasaan diri adalah karya Roh Kudus di dalam diri orang percaya (Gal 5:22-23). Ketika kita mengikuti pimpinan Roh Kudus, Dia akan memberikan kita kuasa untuk mengontrol diri kita. Dosa diatasi dengan menyerahkan diri kepada Allah dan bukan dengan menyerahkan diri kepada ahli hipnotis atau menyerahkan diri kepada diri sendiri. (Yak 4:6,7; 1 Kor 6:9-12;
3. Hipnotis membuka “ pintu hati” atau “pintu pikiran“ kita kepada serangan kuasa kegelapan. Dalam hipnotis, bukan hanya ahli hipnotis yang akan mengubah sikap dan tingkah laku kita, tetapi iblis pun mau juga merubah diri kita sesuai dengan keinginannya. Dengan memberikan diri dihipnotis, maka kita berada dalam keadaan emosi yang tidak stabil, tidak aman dan akan memberikan kesempatan kepada Iblis untuk menguasai diri kita. Hipnotis memberikan kemungkinan kepada kerasukan setan.
4. Hipnotis bukanlah sains, tetapi merupakan bagian integral dari okultisme selama ribuan tahun. Banyak teknik yang digunakan dalam hipnotis mirip dengan sistem mistik dan okultisme. Profesor Psikiater,
5. Hipnotis adalah pelanggaran terhadap hak Allah. Tidak seorang pun yang memiliki hak untuk menguasai pikiran dan kehendak seseorang. Hanya Allah dan orang itu sendiri yang memiliki hak untuk menguasai piikiran dan kehendaknya. Praktek hipnotis merupakan pelanggaran etika Kristen.
Akhir dari tulisan ini adalah pertimbangkanlah nasehat Petrus:”Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” (1Pe 5:8).
KEPUSTAKAAN
Brown, David L. The Dangers of
Kroger, William and Fezler, William. Hypnosis and Behavior Modification:Imagery Conditioning. Philadelphia: J. B. Lippincott Co., 1976.
Martin and Bobgan Deidre, Hypnosis: Medical, Scientific, or Occultic? California:EastGate Publishers
Szasz, Thomas. The Myth of Psychotherapy.
W. Provonsha, Jack Mind Manipulation: A Christian Ethical Analysis. Online Ethics Library: www.ilu.edu/ilu/bioethics
PENULIS
Yohannis Trisfant, MTh.
Saat ini melayani di GKIm Amanat Kristus, BANDUNG
Sabtu, 20 Februari 2010
SABAT! (Kel 20:9-11).
Tujuan: Sabat akan menolong kita untuk tidak burn out.
Ada sebuah studi yang dilakukan beberapa tahun yang lalu terhadap beberapa tentara. Dalam penelitian itu, diperoleh bahwa setelah 7 hari berturut-turut bekerja keras, kinerja prajurit menurun. Namun hal yang menarik adalah, bahwa meskipun tingkat kinerja prajurit jatuh, para prajurit itu sendiri tidak menyadarinya. Mereka pikir mereka masih bekerja pada tingkat yang maksimum.
Sangatlah Jelas, bahwa ketika orang-orang bekerja siang malam, setiap hari dan selama berminggu minggu dan berbulan-bulan, maka tingkat kinerja mereka terus turun dan pekerja menjadi emosional dan mereka menjadi jenuh. Kalau sudah burn out, maka meskipun ada hari libur, hari libur tersebut tidaklah membantu banyak. Mengapa? Sebab pada hari libur, mereka masih mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang lain. Misalnya, pada hari libur, mereka masih mencuci motor, mencuci mobil, main game seharian sampai tegang. Bukan Facebook sampai capek atau ke dugem sampai subuh. Akhirnya ketika besok masuk kerja atau masuk ke sekolah, bukannya menjadi segar, malahan semakin loyo. Ada juga yang memakai hari sabatnya untuk terus bekerja...belajar supaya bisa berhasil.
Allah tidak ingin kita hidup dengan cara seperti itu. Dalam Perjanjian Lama, ketika Allah memberikan Sepuluh Perintah Allah kepada Musa, Ia berkata ...
Kel 20:9-10 enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, (10) tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
Pada saat Tuhan memerintahkan agar kita beristirahat, maka ini sama seriusnya ketika Tuhan mengatakan: "Jangan mencuri, jangan berbohong, atau jangan melakukan perzinahan,". Kita kadangkala menganggap bahwa kita dapat mengabaikan perintah memelihara sabat ini tanpa ada konsekuensi atas ketidaktaatan kita. Kita seringkali mengatakan :"saya sibuk", Saya terlalu banyak bekerja,sibuk melayani, sibuk belajar dari hari senin sampai hari senin. Kita seringkali tidak menganggap serius perintah Tuhan untuk memelihara sabat ini.
Pernah seorang pengkhotbah berkata bahwa ia tidak pernah mengambil satu hari pun untuk libur karena iblis tidak pernah mengambil satu hari libur ... dan selain itu, pendeta ini berkata, "Aku nanti akan beristirahat ketika saya sudah masuk ke surga!" Pernahkan saudara memperhatikan kehidupan Kristus? Dalam pelayananNya selama 3 tahun, Tuhan Yesus mengambil kurang lebih 10 kali "liburan" “retreat”. Dia seringkali pergi ke tempat-tempat yang sunyi, menyingkir dari roang banyak. Tuhan Yesus juga selalu memelihara hari sabath. Bahkan Tuhan sendiri setelah selesai menciptakan dikatakan bahwa Dia beristirahat pada hari ketujuh. Jadi pertanyaannya adalah: siapa yang saudara akan ikuti? Iblis yang tidak pernah istirahat? Ataukah Tuhan Yesus yang memiliki saat-saat istirahat.
Jadi perintah keempat, "Ingatlah hari Sabat,"sama pentingnya dengan sembilan hukum lainnya. Bahkan, perintah untuk menguduskan hari sabat berisi 94 kata, dimana jauh lebih banyak daripada perintah yang lain. Tuhan sangat merinci hukum ke empat ini supaya kita dapat melakukannya dengan benar dan taat. Namun amat disesalkan bahwa kita seringkali mengabaikan nasihat Tuhan bagi kita untuk menguduskan hari sabat. Dan akibatnya adalah: kita kehilangan visi mengenai prioritas rohani kita.
Di dalam Markus 2:27 Tuhan Yesus mengatakan seperti ini:" : "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat. Jadi hari sabat itu adalah untuk kita, untuk kepentingan kita. Apakah saudara mau memakai hari sabtu sebagai hari sabat, atau hari minggu sebagai hari sabat, atau mungkiin hari senin sebagai hari sabat, itu tidaklah penting. Hal yang penting adalah prinsip sabath itu dijalankan. Sabat atau istirahat itu untuk saudara. Ada tiga manfaat Sabat
PERTAMA, ISTIRAHAT
Kata "Sabat" diambil dari bahasa Ibrani yang berarti secara hurufiah adalah istirahat. Dalam Perjanjian Lama dan dalam Yudaisme hari-hari Sabat dimulai saat matahari terbenam pada hari Jumat malam dan berlangsung hingga matahari terbenam hari Sabtu. Oleh sebab itu, Sabat kita harus menjadi hari dimana kita menyisihkannya untuk beristirahat. Ini harus menjadi hari istirahatnya kita. Betul betul istrihatlah. Artinya, tidurlah lebih banyak dari biasanya. Makanlah dengan lebih santai, tidak terburu-buru seperti biasanya. Jangan terlalu capek pada hari sabat. Jangan terlalu banyak mikir yang berat-berat. Jangan cari pekerjaan tambahan dan uang tambahan. Jangan tambah dengan Les pelajaran. Pokoknya, pada hari sabat, istirahatlah. Bersenang-senanglah dengan keluarga. Lakukan hal yang ringan-ringan aja. Jangan lakukan sesuatu yang membuat stress. Sadar atau tidak sadar, saudara perlu hari untuk mengisi bahan bakar untuk jiwa dan fisik saudara.
Kaluaran 20:11 berbunyi seperti ini:" Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya. Mengapa Tuhan beristirahat pada hari ketujuh? Apakah karena Dia lelah, maka Dia beristirahat? Tentu tidak. Tuhan beristirahat pada hari ketujuh bukan karena dia lelah dan perlu mengumpulkan tenaga. Dia beristirahat karena merayakan pekerjaanNya yang sudah selesai. Hari sabat atau hari istirahat kita juga harus sama: yakni sebagai sebuah kesempatan untuk bersukaria dalam kepuasan karena telah menyelesaikan satu minggu dengan bekerja keras dan dengan jujur.
Pada saat saudara makan siang di foodcourt, mungkin seringkali kita makan dengan terburu-buru, karena sebentar lagi akan masuk jam kerja, atau ada janji dengan orang lain. Namun berbeda kalau saudara makan di “All You Can Eat”, saudara pasti tidak akan tergesa-gesa makannya. Saudara akan makan perlahan, menikmati dan makan sebanyak mungkin (ingat kolestrol). Mengapa cara makannya berbeda? Karena harganya mahal. Mesti kembali modal nih. Tetapi yang paling penting adalah karena saudara ingin santai dan menikmati makanan. Sabat kita seperti itu. Saudara sudah bekerja keras selama seminggu dan sekarang tibalah harinya dimana saudara akan beristirahat, merayakan hasil kerja saudara dan menikmatinya. Inilah tujuan pertama sabat. Sabat diadakan untuk manusia, untuk memberikan istirahat kepada tubuh dan jiwa kita.
KEDUA, REFLEKSI
Hari Sabat lebih dari sekadar hari tidak aktif. Itu lebih dari sekadar hari istirahat. Sabat adalah hari dimana kita memeriksa diri kita sendiri, memeriksa hidup kita, memeriksa kembali tujuan kita, memeriksa kembali prioritas kita. Ini kesempatan bagi kita untuk berpikir tentang apa yang baik, yang benar yang sudah kita lakukan minggu lalu. Kesempatan bagi kita untuk mengevaluasi kembali apa yang buruk yang kita kerjakan minggu lalu. Mungkin ada yang perlu diperbaiki kembali dalam minggu ini. Dan banyak hal lain lagi saudara perlu refleksi. Mungkin hubungan dengan istri, suami, anak, orang tua yang mesti direfleksi kembali. Sabat juga merupakan kesempatan untuk memikirkan minggu ini: “Apa yang saudara ingin capai”? Kemana saudara ingin pergi? Saudara ingin menjadi apa? Sabat merupakan kesempatan buat kita untuk berpikir serius mengenai diri dan memberikan pertimbangan yang serius. Mungkin saudara yang menjadi majelis di gereja atau aktivis akan bertanya seperti ini, bagaimana mungkin saya bisa rekfleksi kalau saya di gerejanya sampai sore karena rapat, latihan dll. Hal seperti itu mesti dibicarakan dengan "yang berwenang", supaya rapat, latihan jangan di hari minggu, tetapi di hari lain, karena kita hanya punya hari minggu untuk refleksi dan menjadi sabatnya kita
Saudara mungkin pernah mendengarkan mengenai Lee Iacocca? Lee Iacocca adalah anak imigran yang kakeknya datang dari Italia untuk mencari pembaharuan dan perbaikan hidup di Amerika. Keberhasilan karir Iacocca, tidak terlepas dari kerja keras yang dilakukannya, dari salesman biasa sampai ke jenjang presiden direktur, dari industri otomotif “Ford”, Dia bekerja selama delapan tahun sebagai CEO Ford Automotif Industry. Namun dia dipecat oleh Henry Ford sang pemilik, karena Henry Ford takut,Iacocca lebih populer dari dirinya, apalagi lacocca telah menciptakan mobil Ford yang monumental yaitu “Mustang”.Apakah setelah dipecat karirnya berakhir di situ? Ternyata tidak! Iacocca akhirnya berhasil juga menjadi Presiden Direktur di perusahaan otomotif yang menjadi saingan Ford, yaitu perusahaan otomotif Chrysler. Dalam meniti karirnya di Chrysler, Iacocca telah membuat perusahaan tersebut memetik laba penjualan yang sangat besar.
Apakah rahasia suksesnya? Mungkin banyak jawabannya. Tetapi menurut saya, rahasia sukses dari lacocca adalah pada komitmennya untuk tinggal di rumah setiap akhir pekan bersama keluarga, pergi ke gereja dan menghabiskan waktu untuk refleksi setiap hari minggu. Bukankah firman Tuhan mengatakan dalam kitab Mazmur "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah." (Mazmur 46:10). Dan nabi Yesaya mengatakan:" dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu. (Yes 30:15). Ingatlah akan hal ini, bahwa hal yang utama dalam hidup adalah peliharalah hal yang utama. Ingat dan kuduskanlah hari sabat.
KETIGA, PEMBARUAN
Orang-orang modern sangat gila kerja. Sehingga muncullah sebuah "penyakit sosial" yang baru, yaitu penyakit kecanduan kerja. Atau lebih dikenal sebagai "workaholic". Orang-orang yang mengidap penyakit ini melihat "bekerja" sebagai satu-satunya, bahkan segala galanya dalam kehidupan mereka.. "Beristirahat" bagi mereka adalah "siksaan". Penyia-nyian waktu yang tak terampunkan. Apakah bekerja melampaui batas tidak membuat mereka lelah? Tentu saja! Tapi kelelahan pun mereka tekan, supaya bisa bekerja lebih lama. Kelelahan ditekan dengan minum multivitamin, kratingdaeng, extra Joss, dll. Dengan gaya hidup yang seperti itu, produktivitas pasti meningkat hebat. Tapi dampak buruknya kesehatan menurun dan lebih cepat mati. Bukan hanya mati di usia muda, kehidupan keluarga juga terbaikan. Suami, istri hanya memikirkan pekerjaannya dan tidak menyisihkan waktu bagi pasangan dan anak-anak. Anak-anak banyak yang bertumbuh liar, karena tak pernah merasakan perhatian dan tak pernah menikmati kasih sayang orang tua mereka. Kecuali barangkali diberi uang atau dibelikan "play station", untuk mengalihkan perhatian dan membungkam protes mereka.
Hari Minggu, bagi banyak orang, adalah satu-satunya hari di mana mereka bisa bangun siang dan tidak melakukan apa-apa, setelah seminggu lamanya mereka memacu tenaga melampaui batas. Karena itu, bagi orang-orang ini, ke gereja dianggap rugi dan tak ada manfaatnya. Mereka berpikir daripada tidur di gereja, lebih baik tidur di rumah. Dalam kondisi itu, spiritual mereka semakin parah, miskin dan tidak punya kekuatan untuk menghadapi tantangan kehidupan modern yang luar biasa berat. Padahal orang-orang modern saat ini sangat membutuhkan pembaruan spiritual untuk menghadapi tantangan hidup. Akhirnya banyak yang bunuh diri karena depresi.
Tuhan memberikan sabat supaya kita memiliki kesempatan untuk pembaruan spiritual. Pada masa gereja mula-mula, sabat melambangkan sebuah pembaharuan. Kita tahu bahwa sabat dalam Perjanjian Lama dilakukan oleh orang-orang Yahudi pada hari sabtu. Pada saat orang-orang Yahudi menjadi kristen mereka tetap ke sinagoge pada hari sabtu. Namun disamping itu mereka juga berkumpul bersama pada hari minggu, untuk berbibadah. Ketika gereja-gereja sudah mulai bertumbuh dimana orang-orang Non Yahudi juga termasuk di dalamnya, maka orang-orang kristen ini lalu menyadari bahwa mereka tidak harus memakai budaya Yahudi dan hukum Yahudi untuk menjadi orang kristen. Oleh karena itulah mereka tidak lagi memakai hari sabtu sebagai hari sabat tetapi mereka bertemu bersama pada hari pertama minggu itu, memperingati kebangkitan Yesus dari kematian. Dalam gereja mula-mula, hari minggu itu adalah hari kebangkitan, hari pembaharuan. Kemudian sejak sekitar abad keempat, hari Sabat orang Kristen telah dirayakan secara resmi pada hari Minggu. Kaisar Romawi Konstantin menjadikan hari minggu sebagai sebuah kebiasaan resmi untuk ke gereja.
Jadi Sabat kita harus menjadi kesempatan bagi kita untuk mengalami pembaruan. Tentu saja, cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan ke gereja. Pujian, doa , kotbah akan membawa kita menjadi lebih dekat dengan Allah. Pada saat kita meninggalkan ruangan ibadah, semangat dan harapan kita sudah diperbaharui. Waktu yang kita berikan untuk ke gereja sangatlah kecil. Hanya kurang dari 1 persen dari seluruh waktu kita sepanjang minggu. Namun waktu yang sedikit itu, adalah waktu terpenting dalam hidup saudara. Jangan disia-siakan waktu terpenting tersebut. Bahkan setelah waktu untuk ke gereja, jadikanlah waktu selanjutnya di hari minggu untuk diperbaharui oleh Tuhan dengan lebih banyak berdoa dan membaca firman Tuhan, mendengarkan suara Tuhan yang berbicara kepada hati kita.
Di Virginia Barat, terdapat tambang batubara, dimana pemilik tambang mempekerjakan penambang selama enam hari seminggu. Mereka boleh istirahat pada hari ketujuh. Suatu hari ada yang berkunjung ke pertambangan tersebut dan bertemu dengan pemilik. Mereka mengatakan kepada pemilik, untuk apa memberikan waktu istirahat sehari kepada pekerja. Kerja saja selama 7 hari seminggu. Sang pemilik pertambangan berkata: " saya tidak mempekerjakan penambang pada hari minggu, untuk kebaikan mereka sendiri- bukan untuk kebaikan saya. Mereka berada di dalam gelap di dalam pertambangan selama enam hari. Oleh sebab itu mereka membutuhkan waktu sehari di tempat terang untuk mencegah mereka dari kebutaan.
Seperti inilah fungsi sabat buat kita. Setelah seminggu kita berada dalam kegelapan, kita harus meluangkan waktu untuk berada dalam terang Anak Allah, Yesus Kristus, agar diri kita jangan menjadi buta rohani. Jadi gereja ada untuk saudara. Bukan gereja yang membutuhkan kehadiran diri kita, tetapi kitalah yang membutuhkan gereja.
Allah memberikan kepada saudara hari Sabat. Allah tidaklah bermaksud untuk menjadikan hari sabat sebagai hari penindasan di mana saudara tidak bisa berbuat apa-apa dan terikat pada sekelompok aturan dan peraturan konyol. Dia memberikan kita hari Sabat untuk membantu kita menjalani kehidupan yang lebih terfokus, lebih produktif, dan lebih terpusat pada diriNya. Ketiga prinsip sabat yakni -istirahat, refleksi, dan pembaruan-membantu kita menjaga kehidupan kita agar tetap berada di dalam jalur. Oleh sebab itu, jangan abaikan sabat. Peliharalah hari sabatmu. Ini untuk kebaikanmu saudara sendiri dan untuk kemuliaan-Nya.
Salam dari Pdt. Yohannis Trisfant.
God Bless You
Sabtu, 13 Februari 2010
Tradisi dan iman kristen (Markus 7:6-23)
Oleh: Pdt. Yohannis Trisfant, MTh
Menurut Merriam-Webster, tradisi adalah "menyampaikan informasi, kepercayaan, dan adat istiadat dari mulut ke mulut atau dengan contoh dari satu generasi ke generasi lain tanpa instruksi tertulis." Kita semua memiliki tradisi lisan.
Kisah-kisah masa lalu yang diceritakan dari mulut ke mulut, kemudian dipraktekkan menjadi sebuah traidisi. Misalnya, pada waktu orang Tionghoa menikah selalu ada sebuah tulisan DENGAN KARAKTER GANDA seperti ini
Dari mana asalnya karakter ganda itu?
Sebuah karakter Tionghoa yang banyak dikenal, Kebahagiaan Ganda, yang tertera pada kertas merah atau potongan kertas selalu ada pada saat pernikahan.
Terdapat asal usul dibalik itu.
Pada masa Dinasti Tang, terdapat seorang pelajar yang ingin pergi ke Ibukota untuk mengikuti ujian negara, dimana yang menjadi juara satu dapat menempati posisi menteri.
Sayangnya, pemuda itu tersebut jatuh sakit di tengah jalan saat melintasi sebuah desa di pegunungan. Untung seorang tabib dan anak perempuannya membawa pemuda itu ke rumah mereka dan merawat sang pelajar. Pemuda tersebut dapat sembuh dengan cepat berkat perawatan dari tabib dan anak perempuannya.
Setelah sembuh, pelajar itu harus meninggalkan tempat tersebut untuk melanjutkan perjalanan ke Ibukota. Namun pelajar itu mengalami kesulitan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada anak perempuan sang tabib, begitu juga sebaliknya. Mereka saling mencintai.
Maka gadis itu menulis sepasang puisi yang hanya sebelah kanan agar pemuda itu melengkapinya, “Pepohonan hijau dibawah langit pada hujan musim semi ketika langit menutupi pepohonan dengan gerhana”
Setelah membaca puisi tersebut, sang pelajar berkata, “Baiklah, saya akan dapat mencapainya meskipun bukan hal yang mudah. Tetapi kamu harus menunggu sampai aku selesai ujian”. Sang gadis mengangguk-angguk.
Pada ujian negara, sang pelajar mendapatkan tempat pertama, yang mana sangat dihargai oleh kaisar. Pemuda itu juga bercakap-cakap dan diuji langsung oleh kaisar.
Keberuntungan ternyata pada pihak sang pemuda.
Kaisar menyuruh pemuda itu agar membuat sepasang puisi.
Sang kaisar menulis: “Bunga-bunga merah mewarnai taman saat angin memburu ketika taman dihiasai warna merah setelah sebuah ciuman”.
Pemuda itu langsung menyadari bahwa puisi yang ditulis oleh sang gadis sangat cocok dengan puisi kaisar, maka ia menulis puisi sang gadis sebagai pasangan puisi kaisar.
Kaisar sangat senang melihat bahwa puisi yang ada merupakan sepasang puisi yang harmonis dan serasi sehingga ia menobatkan pemuda itu sebagai menteri di pengadilan dan mengijinkan pemuda itu untuk mengunjungi kampung halamannya sebelum menduduki posisinya.
Pemuda itu menjumpai sang gadis dengan gembira dan memberitahu kepada sang gadis puisi dari kaisar.
Tidak lama kemudian mereka menikah.
Untuk pesta perayaan pernikahan, sepasang karakter Tionghoa, bahagia, dipasang bersamaan pada selembar kertas merah dan ditempel di dinding untuk menunjukkan kebahagiaan dari dua kejadian yang bersamaan, pernikahan dan pengangkatan sang pemuda.
Sejak saat itu, tulisan Kebahagiaan Ganda menjadi sebuah tradisi yang dilakukan pada setiap pesta pernikahan. Jadi dengan dipasangnya, karakter seperti itu, maka ada pengharapan bahwa sang pria selain mendapatkan sistri yang baik, juga berhasil dalam kariernya. Hal seperti ini tidak masalah, asalkan pengharapan kita ditaruh kepada Tuhan dan bukan kepada tulisan ganda itu. Karena bukan tulisan ganda itu yang memberikan jodoh dan keberhasilan, melainkan Tuhan sendiri.
Dalam gereja ada juga tradisi. Komisi Sekolah Minggu, Komisi remaja, Komisi pemuda di gereja apakah berasal dari gereja mula-mula? Ternyata tidak. Memang ada dasar Alkitabnya, yakni anak-anak juga merupakan bagian dari umat Allah. Tetapi dalam Kisah rasul dan Perjanjian Baru, tidak ada Komisi sekolah minggu. Komisis sekolah minggu itu baru berusia lebih dari 200 tahun. Sejarah sekolah Minggu itu dimulai sebagai sarana untuk mengajar anak-anak buta huruf untuk membaca. Daripada hanya sekedar mengajar mereka membaca, maka lebih baik sekalian diajarin injil. Sekarang ini, ditiap gereja pasti ada sekolah minggu. Dan kelihatannya itu adalah kewajiban. Kalaus ekolah minggu ditiadakan, pasti akan dikatakan tidak Alkitabiah. Padahal Alkitab tidak pernah memberikan perintah untuk membuka sekolah minggu. Dan pembinaan rohani anak tidak bisa diserahkan kepada gereja sepenuhnya. Kalau anak nakal, maka gereja yang disalahkan karena tidak bisa membinanya. Padahal gereja hanya membina hanya sekitar satu dua jam seminggu. Dan Alkitab dengan jelas menyatakan kepada kita kalau tanggungjawab mendidik anak adalah tanggungjawab orang tua. Itulah tradisi, yang dipakai sampai sekarang dan juga di gereja kita. Namun karena tradisi itu baik, apa salahnya kalau kita pakai bukan? Sekolah minggu membantu orang tua dalam mendidik anak, maka apa salahnya terus dipakai dan dikembangkan.
Dalam, Markus 7: 6-23 kita melihat bagaimana orang-orang Farisi berpikir tentang tradisi. Mereka percaya bahwa tradisi mereka memiliki otoritas yang sama dengan Kitab Suci. Mereka percaya bahwa Allah memberikan Taurat tertulis (Kejadian-Imamat) dan Taurat lisan (tradisi-tradisi para tua-tua).Taurat lisan dibagi menjadi enam bagian dan berisi hukum dan tradisi tentang pertanian, perayaan-perayaan, tentang wanita, sipil dan hukum pidana, hal-hal yang kudus, dan ritual kesucian. Jadi, selama masa Yesus, seorang Farisi wajib menghafal kata demi kata tradisi lisan dengan setia.
kita juga memiliki tradisi. JI Packer berkata, "Pertanyaannya, bukanlah apakah kita memiliki tradisi, tapi apakah tradisi tradisi itu konflik dengan satu-satunya standar mutlak kita yakni Kitab Suci." Menurut Tom Hovestol, tradisi memberi kita identitas-Tradisi memberitahu kita siapa diri kita. Tradisi memberitahukan kita darimana kita berasal. Tradisi mengeksternalisasi pola pikir kita dan menunjukkan apa yang kita percayai. Tradisi menetapkan batas-batas untuk gaya hidup kita dan mengajarkan bagaimana kita berperilaku.
Tradisi bisa baik namun bisa juga berdampak buruk. Hal yang akan kita renungkan pada pagi ini adalah apa bahayanya dengan tradisi kalau kita tidak hati-hati? Ada empat jawaban penting yang dapat dari awaban Tuhan Yesus kepada orang Farisi.
Pertama, Tradisi dapat membuat kita menjalankan agama kita sebagai sesuatu yang ekternal saja.
Tradisi dapat membuat kita jauh dari Tuhan. (6)
Sekelompok orang Farisi dan beberapa guru agama dari Yerusalem, datang kepada Yesus. Pada waktu itu mereka melihat beberapa pengikut Yesus makan dengan tangan yang tidak bersih secara agama, yaitu tanpa terlebih dahulu mencuci tangan menurut peraturan agama. Orang-orang Farisi, begitu juga semua orang Yahudi, setia sekali mengikuti adat istiadat nenek moyang mereka. Mereka tidak akan makan, sebelum mencuci tangan menurut cara-cara tertentu. Apa yang dibeli di pasar tidak akan dimakan, sebelum dicuci terlebih dahulu. Dan banyak peraturan lain dari nenek moyang mereka yang mereka pegang teguh; seperti misalnya peraturan mencuci gelas, mangkuk, dan perkakas-perkakas tembaga. Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?" Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. (7) Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. (8) Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."Mar 7:1-8
Secara nampak luar orang-orang Farisi ini menjalankan agamanya, tetapi apa yang dia percayai bukanlah firman Tuhan, melainkan tradisi tradisinya selama ini. Perintah Allah betul betul diabaikan. Dirinya beribadah kepada Tuhan, tetapi hatinya sangat dikuasai oleh tradisi-tradisi ada . Orang Farisi yang saleh mengira bahwa mereka suci karena mematuhi menghindari pencemaran eksternal. Yesus mengajarkan bahwa seseorang yang mematuhi Hukum eksternal masih dapat meniadakan Hukum dalam hatinya. Dan bahwa pencemaran eksternal sangat sedikit sekali hubungannya dengan pencemaran batin. Kekudusan sejati itu adalah masalah sikap batin dan bukanlah sebuah tindakan cuci tangan, cuci kaki, dll tindak eksternal. Konflik yang sedang terjadi antara Yesus dengan orang Farisi bukan hanya antara kebenaran Allah dan tradisi manusia, tetapi juga antara dua perbedaan pandangan tentang dosa dan kekudusan. Bagi orang Farisi kekudusan itu adalah kekudusna jasmani, tetapi bagi Tuhan Yesus, kekudusan adalah kekudusan batin. Ini bukan masalah sepele, ini adalah masalah serius karena disinilah jantung dari agama kristen.
Kita melihat bahwa tradisi memiliki kekuatan yang sangat luar biasa atas orang orang farisi. Tradisi itu kelihatannya benar untuk mereka. Tradisi itu mengikat erat-erat emosi orang Farisi, sehingga mereka menjadi buta terhadap kebenaran Allah. Tradisi itu sudah mengatur tingkah laku mereka dan seiring dengan waktu, tradisi itu menjadi sebuah doktrin. Mereka akhirnya hanya menjalanan agama ekternal saja. Agama lahiriah saja yang mereka lakukan sehari-hari.
Saudara kalau mau makan berdoa enggak? Ada yang berdoa, ada yang enggak. Dimana ayatnya yang menyuruh berdoa dulu makan? Enggak ada. Kita hanya diajarkan untuk mengucap syukur kepada Tuhan. Senantiasa mengucap syukur. Kalau suatu ahri saya makan bersama saudara dan kemudian saya tidak berdoa. Pasti sdr akan langsung mengatakan saya kurang rohani. Betulkah karena seseorang ketika makan tidak berdoa, kemudian dia menjadi kurang rohani? Belum tentu. Jangan memakai tradisi untuk menghakimi atau menilai orang lain. Orang farisi memakai tradisi cuci tangan sebelum makan untuk menilai kekudusan orang lain. Padahal masalah kekudusan hidup, kerohanian seseorang tdak ditentukan oleh hal-hal ekternal seperti itu. Itu adalah masalah hati. Saya kalau makan selalu berdoa dan mengiucap syukur. Bahkan minum pun dan makan permen pun saya selalu mengatakan dalam hati terima kasih kepada Tuhan. Namun tidak setiap kali makan saya tutup mata dan mengambil sikap doa. Kalau saya makan roti sambil nyetir mobil, enggak mungkin saya tutup mata dan bersyukur untuk rotinya. Jangan memakai tradisi untuk menghakimi orang lain.
Dan hati-hati, jangan sampai berdoa sebelum makan telah menjadi sebuah kebiasaan yang rutin tanpa ada hati yang bersykur di dalamnya. Kita tutup mata dan mengatakan terimam kasih kepada Tuhan namun hatinya tidak berterima kasih. Hatinya memikirkan hal yang lain. Doa makan hanya menjadi doa yang dihapalakan saja dan dilakukan secara ekternal dan ottomatis. Ada banyak lagi tardisi-tradisi yang lain , yang mesti diwaspadai agar jangan sampai membuat kita melakukan agama ekternal saja. Ajarkanlah anak kita untuk berdoa sebelum makan. Namun jangan hanya ajarkan bentuknya saja, melainkan ajarkan apa maknanya berdoa sebelum makan. Tanamkan dalam hati mereka pentingnya hati yang bersyukur kepada Allah untuk segala kebaikan Allah.
Tradisi dapat membuat hidup kita tidak beres, kalau kita tidak hati-hati. Orang-orang Farisi telah menyimpang dari iman karena tradisi mereka. Demikian juga ada banyak orang Tionghoa telah menyimpang dari iman karena tradisi dan kebudyaan tionghoa. Misalnya mengenai Hongsui. Hong Sui sebenarnya berasal dari kepercayaan TAO (Taoisme). Pada prinsipnya dalam taoisme yang disebut Tuhan itu adalah TAO, yaitu kekuatan dasar semesta yang tidak bisa disebut atau diberi nama, tidak berpribadi, tetapi merupakan kekuatan semesta yang menghasilkan segala sesuatu dalam alam ini. Bila TAO dianggap sebagai kekuatan mistik semesta atau makro kosmos maka manusia dianggap sebagai kekuatan mistik kecil mikro kosmos yang dalam diri manusia disebut sebagai Chi yang dalam diri manusia juga menghasilkan aspek Yin dan Yang yang mengatur keseimbangan dan harmoni tubuh. Chi juga ada dalam setiap benda alam (pantheisme dan animisme). Tugas manusia adalah menjaga keseimbangan Yin-Yang baik dalam alam maupun dalam diri manusia agar tetap berada dalam tertib kosmos yang sehat. Jadi Houngsui ini merupakan pola pikir orang Tionghoa di zaman dahulu yang sangat terbelakang sebab hidup mereka hanya tergantung dari alam. Mereka harus berusaha untuk mengolah dan memanfaatkan alam untuk kelangsungan hidupnya . Namun harus diakui tidak selamanya peristiwa alam dapat dimengerti oleh pikiran mereka. Misalnya kalau terjadi gempa bumi, mana mereka bisa mengerti penyebabnya? Atau kalau terjadi Tsunami atau kekeringan, mana mereka bisa mengerti penyebabnya. Akhirnya mereka berusaha mengatasi kekuatan alam yang merusak itu dnegan metode tertentu. Mereka memakai prinsiip TAO, dengan menyeimbangkan Yin dan Yang. Dan ini diaplikasikan dalam letak rumah, letak pintu. Sehingga ada banyak orang yang melakukan renovasi rumah yang tidak perlu atau renovasi besar-besaran karena ingin kaya atau karena takut dengan malapetaka. Rumah tidak boleh tusuk sate, rumah tidak boleh besar di depan dan mengecil di belakangnya. Letak pintu, jumlah anak tangga, cendela, tempat tidur ruang tamu, dapur dan tempat tidur harus diperhitungkan dengan keharmonisan alam. Strategi letak rumah yang mendatangkan hokky dan sejahtera tidak baik kalau di depan kantor polisi, menghadap rumah sakit, tidak boleh ada pohon besar dan tiang listrik di depan pintu rumah, hindari rumah di sebelah jalan layang dan menghadap jembatan “
Pokoknya semuanya dihitug agar Hong/Feng (angin) dan Sui (air ) itu selaras dan seimbang supaya mendatangkan keselamatan, rejeki, dan keharmonisan rumah tangga. Bagaimana mungkin angin dan air bisa mendatangkan rejeki? Angin dan air hanya mendatangkan rejeki bagi tukang tambal ban dan PDAM. Memang sih, angin dan air merupakan kebutuhan vital yang tidak boleh kurang. Ban mobil saja kalau kurang angin bisa kempes apalagi manusia, kalau kurang angin bisa “game over”. Kelebihan angin juga tidak baik, nanti kembung dan sering kentut. Demikian juga kalau kekurangan air akan cepat game juga. Hubungan angin dan kesehatan memang masuk akal, tetapi hubungan angin, air dengan rejeki, kaharmonisan rumah tangga sangat mengada-ada. Dan bukan hanya mengada-ngada, tetapi juga menjadi sebuah penyembahan kepada alam semesta, karena yang dipercaya memberi rejeki dan kemarmonisan dan mendatangkan malapetaka adalah alam semesta. Ini merupakan pelanggaran terhadap hukum pertama.
Pada zaman ini, Iblis tidak saja mencobai manusia dengan memakai kemenyan, memberi sesajen untuk mendapatkan kekayaan. Hal hal seperti itu pasti tidak akan dilakukan oleh orang kristen. Tetapi sekarang Iblis memakai Hongusi sebuah kebudayaan dna kepercayaan Tionghoa yang sudah sangat lama untuk mencobai orang orang kristen. Banyak orang kristen tidak sadar dan menggantungkan dirinya kepada hongsui-hongsui semacam itu. Mereka tidak menyadari bahwa dnegan melakukan nasehat-naeshat hingsui seperti itu, sebenarnya mereka sudah menembah kepada ciptaan, yakni angin dan air (Hong dan Sui). Padahal Alkitab mengatakan bahwa ciptaan Allah itu sungguh amat baik adanya (Kej 1:31). Semua hasil ciptaan itu sudah final dan manusia tinggal menikmatinya saja. Apalagi manusia diciptakan pada hari terakhir eketika semua ciptaan sudh selesai dan sempurna. Ayub juga mengakui bahwa kekayaannya berasal dari Tuhan dan bukan karena hongsui-hongsui.
Sumber hidup manusia barasal dari Sang Pencipta bukan ciptaan. Alkitab dengan jelas menyatakan segala sesuatunya berasal dari Allah (Kej 1:1). Itulah standar Allah yang menempatkan diriNya sendiri di posisi teratas untuk selama-lamya, sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya (Roma 11:36).
Musa dalam tulisannya mengatakan supaya jangan engkau mengarahkan matamu ke langit, sehingga apabila engkau melihat matahari, bulan dan bintang, segenap tentara langit, engkau disesatkan untuk sujud menyembah dan beribadah kepada sekaliannya itu, yang justru diberikan TUHAN, Allahmu, kepada segala bangsa di seluruh kolong langit sebagai bagian mereka, (Ulangan 4:19). Kegagalan Raja ahab salah satunya adalah mengandalkan Hong Sui dengan menyembah dan mengagungkan perbintangan Ia mendirikan kembali bukit-bukit pengorbanan yang telah dimusnahkan oleh Hizkia, ayahnya; ia membangun mezbah-mezbah untuk Baal, membuat patung Asyera seperti yang dilakukan Ahab, raja Israel, dan sujud menyembah kepada segenap tentara langit dan beribadah kepadanya (2 RAJ 21:3 ). Memperhitungkan Hong sui supaya makmur bukan saja merupakan penyembahan kepada alam ini tetapi juga merupakan pemberontakan kepada Allah. Ketika orang kristen percaya kepada hongsui maka manusia berarti menyembah bukan kepada Allah lagi melainkan kepada ciptaan,kepada alam. Ketika orang kristen masih percaya kepada hongsui, maka kita berarti tidak mengakui Tuhan sebagai sumber berkat. Cobalah evaluasi kembali hidupmu. Apakah ekonomimu maju pesat ketika sdr memakai Hongsui? Ataukah merosot? Sdr mesti bertobat dan minta ampun kepada Tuhan kalau dalam hatimu masih ada kepercayan-kepercayaan seperti itu. Dan perhatikanlah mereka yang memakai hongsui, di china, kenapa selama berabad-abad mereka tidak menjadi negara makmur? Baru beberapa tahun belakangan ini mereka mulai maju, sejak Mao Ste Tung berkuasa. Dan itu pun pernah mengalami kelaparan hebat tahun 1959 sehingga keluarga memakan anggota keluarganya yang baru meninggal. Bukan hongsui yang membuat seseorang kaya, makmur atau miskin. Kerajinan atau kemalasan yang membuat seseorang kaya atau miskin. Pro 10:4 Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya. Dan yang paling menentukan adalah Tuhanlah yang menjadikan kaya Pro 10:22 Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.1Sa 2:7 TUHAN membuat miskin dan membuat kaya; Ia merendahkan, dan meninggikan juga.hati-hatilah dengan tradisi. Tradisi dapat membuat hidup kita tidak beres, menyimpang dari Tuhan.
Kedua, Tradisi dapat menggantikan Kitab Suci.
Hal kedua yang salah dengan tradisi adalah bahwa tradisi itu dapat menggantikan Kitab Suci. Lihat ayat 9-13:
Yesus berkata pula kepada mereka: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri. (10) Karena Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati. (11) Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapanya atau ibunya: Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk korban--yaitu persembahan kepada Allah--, (12) maka kamu tidak membiarkannya lagi berbuat sesuatupun untuk bapanya atau ibunya. (13) Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan."Mar 7:9-13
Demi melaksanakan tradisinya, maka hukum Allah dianggap tidak berlaku.
Sebelum lagu lagu Hymn dinyanyikan dalam gereja, gereja memakai lagu lagu dari kitab mazmur dalam bahasa latin. Sehingga ketika lagu Hymn dipekenalkan, lagu humn tersebut dianggap sebagai lagu sekular dan tidak disukai. Misalnya lagu reformasi martin luther: Allah kita benteng kukuh". Lagu itu syairnya ditulis oleh martin luther tetapi nadanya sudah dipakai di bar-bar di jerman sambil minum-minum bir.
Sekarang, setelah 400 tahun berlalu, ketika ada gereja gereja yang memakai mazmur untuk dinyanyikan, banyak yang bereakasi dengan keras. Lagu lagu itu dianggap terlalu ringan dan tidak berisi seperti lagu Hymn. Apa yang terjadi disini? Budaya sudah menggeser firman Tuhan. Masakan Mazmur dianggap tidak berisi?
Tradisi dapat menggantikan kitab suci dan bahkan dapat membuat kita mengabaikan kitab suci. Mengapa orang-orang Tionghoa menyembunyikan sapu pada hari imlek ? Sejak malam Imlek sampai dua hari kemudian, orang Tionghoa tidak boleh menyapu rumah karena dianggap menyapu rezeki yang datang.Itu ada legendanya
Menurut legenda, pada jaman dahulu kala terdapat seorang pedagang bernama Ou Ming yang selalu berpergian menggunakan perahu untuk menjalankan usahanya.
Suatu hari Ou sedang naik perahu di Danau Pengze. Tiba-tiba badai menghadang, sehingga perahu terdampar pada sebuah pulau. Ditengah kebingungan karena perahu rusak berat dan tidak dapat dipakai untuk meneruskan perjalanan, datang seorang bernama Qing Hongjun, pemilik dari pulau tersebut.
Qing mengundang Ou ke kediamannya dan menjamu Ou dengan hangat. Sebagai kenang-kenangan atas kunjungan Ou, Qing berminat memberikan sebuah tanda mata. Ou dipersilahkan memilih barang yang disukainya dari begitu banyak barang permata yang ada di rumah Qing.
Pada saat seorang pelayan Qing menghidangkan teh bagi Ou, secara tidak sadar terucap bahwa Ru Yuan adalah harta yang paling berharga.
Ou mendengarkan hal itu dan berpikir siapakah Ru Yuan itu. Namun dia memastikan bahwa Ru Yuan sangat berharga.
Akhirnya Ou meminta Ru Yuan kepada Qing. Meskipun pada awalnya Qing ragu, namun akhirnya Ru Yuan diberikan kepada Ou. Ternyata Ru Yuan adalah seorang pembantu wanita di rumah Qing yang sangat cantik.
Qing lalu mempersiapkan perahu untuk Ou. Pada saat perpisahan, Qing memberikan satu peti permata kepada Ru Yuan. Melihat permata yang sangat banyak, timbul pikiran jahat pada Ou untuk memiliki permata tersebut bagi dirinya sendiri.
Setibanya di rumah, Ou melayani Ru Yuan sangat baik. Sehingga lama kelamaan Ru Yuan terlena dan memberikan kunci peti permata kepada Ou.
Begitu mendapatkan kunci peti permata, sifat Ou langsung berubah total. Ru Yuan diperlakukan secara buruk dan disuruh bekerja keras siang dan malam. Menghidangkan teh, memasak, mencuci pakaian, dan banyak lainnya.
Suatu hari pada hari pertama Perayaan Tahun Baru Imlek, Ou berpikir bahwa Ru Yuan terlalu malas, karena baru bangun pada saat ayam berkokok, sehingga memukuli Ru Yuan.
Tidak tahan, Ru Yuan lari. Ou tidak tinggal diam, dia mengejar.
Melihat sebuah sapu tersandar pada pohon, Ru Yuan memutuskan untuk menghilang kedalam sapu. Bersamaan dengan menghilangnya Ru Yuan, semua harta benda dan permata yang ada di rumah Ou turut terbang dan menghilang ke dalam sapu.
Ou hanya bisa terpaku menyaksikan semuanya. Melaratlah Ou sejak saat itu.
Sesudah itu, setelah membersihkan rumah untuk menyambut Tahun Baru Imlek, orang-orang menyembunyikan sapu, dan segala macam pembersih lainnya, untuk menghindari jangan sampai semua kekayaan dan kesejahteraan tersapu habis. Tradisi seperti ini banyak tertanam di hati nurani orang-orang kristen, karena sejak kecil diajarkan seperti itu. Sdr perlu memeprkuat diri sdr dengan kebenaran firman Tuhan, supaya jangan sampai tradisi itu menguasai hati sdr dan kepercayaanmu. Sekali lagi hidup kita, kemakmurn kita, kesejahteraan kita tidaklah bergantung kepada sapu dan menyapu. Jangan karena masalah sapu, lalu sdr mengabaikan kitab suci yang mengatakan: hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia. Alkitab mengajarkan kita agar berakar di dalam Kristus. Pemikiran kita, sikap kita dan tingkah laku kita seharusnya sudah dikuasai oleh firman Tuhan. Walaupun dalam diri kita masih ada tradisi-tardisi, namun kita mesti ingat satu hal, bahwa tradisi itu ada yang baik dan ada yang tidak baik. Jangan sampai tradisi menggeser firman Tuhan dalam hati kita
Ketiga, Tradisi dapat memutar balik kebenaran teologis.
Tradisi juga dapat memutar kebenaran teologis. Yesus membuat ini jelas dalam ayat 14 dan 15: Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: "Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. (15) Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya."
Orang Farisi sudah memutar balik kebenaran teologis. Kenajisan dianggap berasal dari luar, karena tidak cuci tangan, padahal kenajisan itu berasal dari dalam hati, karena dari situlah banyak terjadi pencemaran. Jadi pencemaran ekternal sangat diitonjolkan dan menghilangkan kecemaran internal.
Saya ingat, sebelum menikah, setiap kali Imlek, selalu dapat Angpao. Pada waktu SD, saya dapat angpao, langsung saya beli salak. Nyaris semua salak si penjual habis dibeli sama saya. Mama saya kaget luar biasa ketika saya pulang bawa salak yang demikian banyak. Setiap Imlek, selalu dapat angpao, sampai setelah menikah, enggak dapat lagi. Mengapa? Apa makna angpao?
Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia Budi Santosa Tanuwibawa, Jumat (12/2/2010) kepadaKompas.com, mengatakan, angpao memiliki makna filosofi transfer kesejahteraan atau energi. "Transfer kesejahteraan dari orang mampu ke tidak mampu, dari orangtua ke anak-anak, dari anak-anak yang sudah menikah ke orangtua," ujarnya. Orang Tionghoa memang memiliki banyak simbol-simbol. Menurut saya, angpao memang mengandung makna hurufiah mentransfer kesejahteraab. Angpao yang isinya uang gede memang betul betul mentransfer kesejahteraan. Bayangkan, kalau saya lagi butuh uang dan dikasih angpao 1 juta. Angpao itu seperti air dipadang gurun. Saya akan punya kekuatan lagi menjalani hidup dengan angpao yang jumlahnya lumayan itu. Tetapi kalau angpaonya hanya 1000, maka itu belum bisa dikatakan transfer kesejahteraan. Itu hanya simbolis nya saja. Sebenarnya bukan yang dari luar yang bisa menjasikan kita. tetapi apa yang dari dalam. Kalau terima angpaonya tidaklah menjasikan, yang tidak boleh adalah filosofinya. Saya telah dikasih angpai oleh orang kaya, maka saya juga akan menjadi kaya. Jangan sampai tradisi memutar balik kebenaran teologis kita, yakni bahwa Tuhanlah pemberi segala karunia yang baik dan tujuan utama manusia bukanlah kekayaan melainkan mempermuliakan Tuhan.
Pada waktu tahun baru Imlek, biasanya dinyalan lilin atau lampion, warga Tionghoa berharap agar dalam satu tahun ke depan, hidup mereka menjadi terang seperti lilin. Mereka juga makan Kue lapis yang merupakan simbol keinginan agar di tahun mendatang, rejeki melimpah dan berlapis-lapis. Bunga sedap malam dihadirkan sebagai tekad untuk terus berlaku baik dan harum, seharum bunga sedap malam. Semua itu merupakan simbol-simbol. Kita Juga pada malam natal memakai lilin sebagai simbol bahwa kita akan menajdi terang di dunia ini. Orang Tionghoa juga memakai baju merah dan warna merah itu ada dimana-mana pada waktu Imlek. Apa makna di balik warna ini? Peneliti dan Budayawan Tionghoa, David Kwa menjelaskan, warna merah bermakna kebahagiaan. Nah, memasuki tahun baru ini, diharapkan segala kesedihan dan 'kegelapan' akan sirna dan berganti dengan kebahagiaan."Merah itu warna bahagia, juga unsur dari 'yang'. Warna merah juga warna panas, warna matahari, api. Jadi, diharapkan pada tahun baru ini, ada suasana kebahagiaan dan suasana yang negatif pergi," ungkap David, Kamis (7/2).
Semua itu tidak akan membuat kita berdosa asalkan tidak menjadi filosofi hidup kita. Jadi bukan lilin yang membuat kita menandi terang, bukan sedap malam yang membuat kita berlaku harum , juga bukan kue lapis yang membuat rejeki berlapis-lapis, juga bukan karena warna merahnya, Tetapi Tuhanlah yang membuat kita seperti itu. Ketika benda-benda itu ada, no problem. Ketika tidak ada, jangan dicari dan kemudian hati tidak tenang pada waktu enggak ada benda-benda itu. Kalau hati sudah tidak tenang karena di tahun baru tidak ada lampion, tidak ada dodol, tidak ada kue lapis dan tidak ada bunga sedap malam, maka itu artinya saudara sudah dipegaruhi oleh filosofi Tao atau Kong Fu Cu. Jadi Tradisi jangan sampai menggeser pemahaman Teologis nya kita.
-
Jumat, 26 Juni 2020 HARTA ITU BERSAYAP (AMSAL 23:4-5) Amsal 23:4-5 (TB) Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini. Ka...
-
PUTUS ASA (Ayub 6:8-9) Dalam bukunya Le Suicide (1987) Durkheim merumuskan dan menguraikan secara gamblang tiga tipe bunuh diri yaitu bun...
-
Oleh : Pdt. Yohannis Trisfant Anda tidak perlu berteriak dengan sangat keras. Dia lebih dekat dengan kita daripada yang kita pikirkan. (B...