Rabu, 24 April 2013

Bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? (Roma 8:32)


 

Penulis: Pdt. Yohannis Trisfant

Kita bisa yakin bahwa Allah akan menyuplai seluruh kebutuhan kita? Keyakinan itu dapat dilihat di kayu salib.   Salib itu merupakan jaminan bahwa Allah akan terus bermurah hati kepada kita dan akan melanjutkan kemurahannya tersebut, sebab Dia sudah memberikan pemberian yang paling besar, yakni AnakNya sendiri. 
Octavianus Winslow mengatakan: siapakah yang menyerahkan Yesus sampai Dia mati di kayu salib? Bukan Yudas yang menyerahkan Yesus dengan tujuan dapat uang 30 keping perak., juga bukan Pilatus yang menyerahkan Yesus akrena takut dengan orang banyak, dna juga bukan pemimpin yahudi yang menyerahkan Yesus karana iri hati, Tteapi yang menyerahkan Yesus adalah Allah Bapa, karena Dia mengasihi kita. Itulah jaminan yang paling  besa rakan kemurahan Allah yang akan diberikan kepada kita. Paulus memakai argumen dari yang paling besar ke yang paling kecil. Yang paling besar adalah Kristus dan itu telah diberikan kepada kita, sehingga Paulus bertanya, bagaimana mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? Karena Allah sudah memberikan pemberian yang paling besar, maka kita dijamin akan menerima kemurahan-demi kemurahan setiap hari dari Allah.  
Seorang Guru sekolah minggu bertanya kepada murid-murid SM,  “apakah ada dari janji-janji Allah yang tidak dipenuhi oleh Allah? Jika anak-anak bisa menemukan maka akan diberikan uang oleh lause sebesar : Rp. 1 juta. Hadiahnya kurang besar. Seharusnya, diberikan janji 1 milliar, karena tidak ada janji Tuhan yang tidak akan diberikan atau digenapi, sebab seperti yang dikatakan dalam Roma 8: 32,  Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?  Kalau Allah sudah memberikan AnakNya, maka Ia akan mengaruniakan segala sesuatu kepada kita. Ayat ini merupakan Cek kosong untuk segala kebutuhan kita. Saudara cukup menuliskan di atas cek kosong itu kebutuhan saudara dan kemudian menyerahkan kepada Tuhan.
Saudara bisa menuliskan di atas cek itu dan minta kekuatan untuk mengalahkan pencobaan, maka Allah akan memberikan kita kekuatan untuk mengalahkan pencobaan tersebut.  (1 Kor 10:13)
Saudara bisa menuliskan di atas cek itu dan minta Dia menolongmu dalam menghadapi masalah, maka Dia akan menyertai saudara senantiasa (Mat 28:20)
Saudara bisa menulsikan di atas cek itu kebutuhan saudara akan pekerjaan, akan keuangan, kesehatan, damai sejahtera, maka Dia akan menolong memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. (Fil  4:19)

Jelas sekali, bahwa kalau Allah suda memberikan Yesus Kristus, sebagai pemberian yang paling besar, maka Dia akan memberikan pemberian yang jauh lebih kecil dari itu, seperti yang dikatakan oleh John Stott: kayu salib itu membuktikan bahwa Allah itu murah hati.
Jika seorang kaya sudah memberikan kepada saudara satu milliar, maka dia pasti tidak akan keberatan kalau saudara meminta dibayarin makan di mie acay, karena saudara hari itu ketinggalan dompet. Seperti inilah Allah kita.
Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?  Segala sesuatu adalah semua hal yang kita butuhkan untuk membuat kita semakin serupa dengan Kristus.

Salam

Pdt. Yohannis Trisfant



Tidak ada komentar: