Minggu, 01 Desember 2024

Hikmat Sejati dalam Kristus (Kolose 2:3)


https://youtu.be/6dS3gMotHCg

 

Kolose  2:3  sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan.

 

Dalam kehidupan yang penuh tantangan dan kompleksitas, kita sering kali mencari jawaban dari berbagai sumber. Dunia menawarkan begitu banyak perspektif, filosofi, dan pemikiran yang mengklaim dapat memberikan solusi terdalam bagi pergumulan hidup kita. Namun, Firman Tuhan melalui Paulus dalam Kolose 2:3 mengingatkan kita akan sumber hikmat yang sejati: Yesus Kristus.

Hikmat bukanlah sekadar kumpulan pengetahuan intelektual atau kecerdasan akademis. Hikmat sejati adalah pengertian mendalam yang memampukan kita memahami kehendak Allah dan menjalani hidup sesuai rencana-Nya. Di dalam Kristus, tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan yang kita perlukan.

Betapa seringkali kita tergelincir mencari kebijaksanaan dari sumber-sumber duniawi - media sosial, pendapat umum, atau bahkan pemikiran sendiri. Kita lupa bahwa Kristus adalah sumber utama dan definitif dari segala pengertian. Dia bukan sekadar pemberi hikmat, melainkan hikmat itu sendiri.

Ketika kita menempatkan Kristus sebagai pusat, segala sesuatu menjadi jernih. Keputusan-keputusan sulit, pergumulan batin, tantangan hubungan - semua dapat ditemukan jawabannya ketika kita bersandar pada-Nya. Bukan berarti semua masalah langsung hilang, tetapi kita mendapatkan perspektif ilahi yang melampaui pemahaman manusia.

Praktisnya, ini berarti kita perlu senantiasa bersekutu dengan Kristus melalui doa, firman-Nya, dan hubungan pribadi. Kita diundang untuk terus-menerus menggali hikmat-Nya, bukan sekadar membaca Alkitab sebagai rutinitas, melainkan sungguh-sungguh mencari kehendak-Nya.

Hari ini, mari kita memilih untuk tidak tersesat dalam berbagai ajaran yang menawarkan kebijaksanaan palsu. Percayalah bahwa di dalam Kristus, tersedia segala yang kita perlukan untuk hidup yang memuliakan Allah.

 

Doa Respon:

 

Ya Tuhan Yesus, terima kasih atas hikmat-Mu yang sempurna. Kami bersyukur bahwa segala kebenaran dan pengertian tersembunyi di dalam diri-Mu. Ampuni kami ketika kami mencari hikmat dari sumber lain. Tuntun kami untuk senantiasa bergantung dan percaya hanya kepada-Mu sebagai sumber hikmat sejati. Dalam nama-Mu, amin.

 

Johannis Trisfant

GKIm Ka Im Tong, Bandung

 

Jumat, 29 November 2024

Dikuatkan dan Dipersatukan dalam Kasih" (Kolose 2:2)


                             

https://youtu.be/ZafYC_zOUyE

 

Kol 2:2  supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus,

 

 

Dalam Kolose 2:2, Paulus mengungkapkan tujuan utamanya bagi jemaat: “Agar hati mereka dikuatkan dan mereka dipersatukan dalam kasih.” Ayat ini menunjukkan pentingnya fondasi yang kokoh di dalam hati dan kesatuan dalam kasih untuk menghadapi tantangan kehidupan rohani. Paulus, sebagai rasul, memahami bahwa iman yang kuat dan komunitas yang penuh kasih adalah kunci untuk bertahan dari ajaran-ajaran yang menyesatkan.

 

1. Penguatan Hati untuk Fondasi yang Teguh

Hati, dalam pengertian Alkitab, adalah pusat kehidupan manusia—tempat di mana pikiran, perasaan, dan kehendak bersatu. Paulus menekankan pentingnya penguatan hati karena dari situlah motivasi dan tindakan seseorang berasal. Tanpa penguatan rohani yang sejati, seseorang akan mudah terombang-ambing oleh pengaruh dunia. Penguatan hati bukan hanya soal pengetahuan intelektual, tetapi juga iman yang mengakar kuat di dalam Kristus, sehingga jemaat mampu menghadapi tantangan dengan keyakinan teguh.

 

2. Persatuan dalam Kasih sebagai Benteng Jemaat

Kasih yang dimaksud Paulus adalah kasih yang bersumber dari Kristus, bukan sekadar perasaan emosional. Kasih ini menyatukan jemaat sebagai satu tubuh yang saling mendukung dan menjaga. Ketika kasih menjadi dasar hubungan di antara anggota jemaat, mereka tidak hanya dikuatkan secara individu, tetapi juga sebagai komunitas. Kesatuan dalam kasih menjadikan gereja tempat yang aman untuk bertumbuh dan bertahan dari ajaran palsu.

 

3. Pengetahuan tentang Kristus sebagai Misteri Allah

Paulus ingin jemaat memahami bahwa segala hikmat dan pengetahuan sejati hanya ditemukan di dalam Kristus. Misteri Allah, yaitu Kristus, adalah pusat dari seluruh rencana penebusan. Dengan memahami kebenaran ini, jemaat tidak perlu mencari kebijaksanaan di luar Injil. Ini menjadi pengingat bahwa hanya Kristus yang mampu memberikan jawaban sejati untuk kehidupan rohani kita.

 

Aplikasi untuk Hidup Kita

Kolose 2:2 mengajarkan pentingnya membangun hati yang kuat dalam iman dan menjaga persatuan dalam kasih. Sebagai jemaat, kita dipanggil untuk saling menguatkan, mendukung, dan berpegang teguh pada kebenaran Kristus. Dengan demikian, kita mampu menghadapi tantangan iman dan menjadi saksi yang hidup bagi dunia.

 

Doa:

 

Tuhan, kuatkan hati kami dan persatukan kami dalam kasih-Mu. Bimbing kami untuk memahami kebenaran-Mu yang sejati di dalam Kristus dan hidup dalam kasih yang memuliakan nama-Mu. Amin.

 

 

Johannis Trisfant

GKIm Ka Im Tong, Bandung

 

Kamis, 28 November 2024

Perjuangan Demi Iman yang Kuat" (Kolose 2:1)


https://youtu.be/MgLpRAkfQQw?si=0NgPRICR1bvh-D_y

Perjuangan Demi Iman yang Kuat" (Kolose 2:1)


Kol 2:1  Karena aku mau, supaya kamu tahu, betapa beratnya perjuangan yang kulakukan untuk kamu, dan untuk mereka yang di Laodikia dan untuk semuanya, yang belum mengenal aku pribadi,



Pernahkah Anda merasa peduli terhadap seseorang yang belum pernah Anda temui? Inilah hati Paulus dalam Kolose 2:1, ketika ia berkata, “Karena aku ingin, supaya kamu tahu, betapa hebat perjuanganku untuk kamu dan untuk mereka yang di Laodikia dan untuk semua orang yang belum mengenal aku secara pribadi.” Ayat ini menggambarkan dedikasi Paulus, yang tidak hanya melayani jemaat yang ia kenal, tetapi juga mereka yang jauh dari jangkauannya.

1. Perjuangan yang Melampaui Jarak
Kata “perjuangan” yang digunakan Paulus berasal dari bahasa Yunani agon, yang menggambarkan usaha intensif seperti seorang atlet atau prajurit. Perjuangan Paulus tidak bersifat fisik, tetapi rohani. Ia berjuang melalui doa, pengajaran, dan kepedulian untuk memastikan jemaat tetap teguh dalam iman, meskipun ia tidak hadir secara fisik. Ini menunjukkan bahwa pelayanan sejati tidak dibatasi oleh jarak, melainkan ditentukan oleh hati yang penuh kasih.

2. Kepedulian terhadap Jemaat yang Belum Dikenal
Paulus tidak hanya peduli pada jemaat yang ia bangun, tetapi juga mereka yang belum pernah bertemu dengannya. Ia memahami bahwa setiap orang percaya adalah bagian dari tubuh Kristus, dan tugasnya adalah menjaga kesatuan dan kekuatan rohani mereka. Ini menjadi teladan bagi kita untuk memiliki hati yang luas dalam pelayanan, di mana kita mendoakan dan mendukung saudara seiman di mana pun mereka berada.

3. Doa sebagai Bagian dari Perjuangan
Paulus berjuang dalam doa yang terus-menerus, memohon agar Allah menguatkan jemaat, melindungi mereka dari ajaran sesat, dan memberi hikmat untuk memahami kebenaran sejati di dalam Kristus. Perjuangan ini menunjukkan bahwa pelayanan tidak hanya membutuhkan kerja keras, tetapi juga ketergantungan penuh pada Tuhan melalui doa.

4. Tujuan Perjuangan Paulus
Paulus ingin jemaat bersatu dalam kasih dan memiliki pengertian penuh tentang Kristus. Ia menekankan bahwa segala kebijaksanaan dan pengetahuan sejati ada di dalam Kristus, bukan dalam ajaran-ajaran yang menyesatkan. Hal ini relevan bagi kita untuk terus berpegang pada kebenaran Injil dan tidak tergoda oleh kebijaksanaan dunia yang tampak menarik.

Doa:

Tuhan, ajar kami memiliki hati seperti Paulus, yang berjuang bagi saudara seiman dengan kasih dan doa. Berikan kami hikmat untuk tetap teguh dalam kebenaran-Mu dan menjadi berkat bagi tubuh Kristus. Amin.


Johannis Trisfant
GKIm Ka Im Tong, Bandung

Rabu, 27 November 2024

"Berjuang dengan Kekuatan Tuhan" (Kolose 1:29)


 

https://youtu.be/bbgSpD7WYN8

 

"Berjuang dengan Kekuatan Tuhan" (Kolose 1:29)

 

Kol 1:29  Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku.

 

 

Pernahkah Anda merasa lelah ketika berusaha menjalani panggilan Tuhan? Mungkin Anda melayani di gereja, bekerja keras untuk keluarga, atau menjaga iman di tengah dunia yang penuh tantangan. Rasul Paulus memahami perasaan itu. Dalam suratnya, ia berkata, “Itulah sebabnya aku berjerih lelah dan berjuang menurut kuasa-Nya yang bekerja dengan kuat di dalam aku.” Kata-kata ini menunjukkan semangat yang luar biasa dalam melayani Tuhan, tetapi juga mengingatkan bahwa kekuatan untuk melayani datang dari Allah, bukan diri kita sendiri.

 

1. Kerja Keras yang Berbuah Kekal

Paulus menggunakan istilah “berjerih lelah” untuk menggambarkan usaha berat yang ia lakukan dalam pelayanan. Ia tidak hanya berkhotbah atau mengajar, tetapi juga menghadapi bahaya perjalanan, penganiayaan, dan bahkan pemenjaraan. Namun, Paulus memahami bahwa kerja kerasnya bukanlah sia-sia, karena ia berjuang untuk membawa jemaat kepada kedewasaan rohani. Dalam hidup kita, apakah kita berusaha sepenuh hati dalam panggilan yang Tuhan percayakan kepada kita?

 

2. Perjuangan dengan Ketekunan

Kata “berjuang” yang digunakan Paulus berasal dari kata Yunani agonizomai, yang menggambarkan perjuangan seperti seorang atlet dalam pertandingan. Hidup sebagai orang percaya memang seperti perlombaan atau peperangan rohani. Paulus menghadapi ajaran sesat, serangan dari luar, dan pergumulan batin. Namun, ia tetap maju dengan ketekunan, karena ia tahu bahwa Tuhan adalah sumber kekuatannya.

 

3. Kuasa Tuhan yang Menopang

Paulus menyadari bahwa semua usahanya tidak mungkin berhasil tanpa kuasa Tuhan. Ia berkata bahwa kekuatan Allah bekerja dengan kuat di dalam dirinya. Ini menjadi pelajaran bagi kita: meskipun kita harus bekerja keras, keberhasilan sejati dalam pelayanan atau kehidupan hanya mungkin terjadi jika kita bersandar pada Tuhan. Dalam kelemahan kita, kuasa Allah menjadi sempurna (2 Korintus 12:9).

 

Penutup

Renungan ini mengingatkan kita bahwa pelayanan yang sejati membutuhkan kerja keras, ketekunan, dan pengorbanan. Namun, semua itu hanya akan membawa hasil yang kekal jika dilakukan dalam kuasa Tuhan. Saat Anda merasa lelah atau putus asa, ingatlah bahwa Tuhan menyediakan kekuatan untuk melanjutkan perjalanan.

 

Doa:

Tuhan, mampukan saya untuk berjerih lelah dan berjuang dalam panggilanku dengan kuasa-Mu. Berikan saya ketekunan untuk tetap setia dan keyakinan bahwa Engkau menopangku di setiap langkah. Amin.

 

 

 

Johannis Trisfant

GKIm Ka Im Tong, Bandung

Selasa, 26 November 2024

Melayani dengan Tujuan yang Jelas" (Kolose 1:28)


https://youtu.be/32JX2L5T4As

 

 

"Melayani dengan Tujuan yang Jelas" (Kolose 1:28)

 

Kol 1:28  Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.

 

Pernahkah Anda mengamati seorang guru yang luar biasa? Mereka tidak hanya menyampaikan materi, tetapi juga peduli akan perkembangan setiap muridnya. Mereka memperingatkan dengan kasih saat murid melakukan kesalahan dan mengajar dengan sabar hingga murid benar-benar memahami. Inilah gambaran yang mirip dengan hati Paulus dalam pelayanannya.

Dalam Kolose 1:28, kita melihat bagaimana Paulus menjalankan pelayanannya dengan tujuan yang jelas: "Dialah yang kami beritakan, dengan memperingatkan setiap orang dan mengajar setiap orang dalam segala hikmat, untuk memimpin setiap orang kepada kesempurnaan di dalam Kristus." Fokusnya sederhana namun mendalam - memberitakan Kristus dan membawa setiap orang pada kedewasaan rohani.

Perhatikan kata "setiap orang" yang diulang tiga kali dalam ayat ini. Bagi Paulus, tidak ada yang terlalu muda atau terlalu tua, terlalu bijak atau terlalu sederhana untuk bertumbuh dalam Kristus. Setiap jiwa berharga dan memiliki potensi untuk mencapai kedewasaan rohani. Sungguh sebuah pandangan yang mengubah cara kita melihat orang lain!

Pelayanan Paulus mencakup dua aspek penting: memperingatkan dan mengajar. Seperti orang tua yang mengasihi anaknya, ia tidak ragu untuk memperingatkan jika ada bahaya, namun juga dengan sabar mengajar dalam hikmat Allah. Tujuannya bukan untuk menghakimi, melainkan untuk membimbing setiap orang menuju kesempurnaan dalam Kristus.

Hari ini, mari kita mengevaluasi hidup kita. Sudahkah kita bertumbuh menuju kedewasaan rohani? Bagi yang telah dipercayakan untuk melayani, sudahkah kita memiliki hati seperti Paulus - yang tidak puas dengan pertumbuhan yang dangkal tetapi rindu melihat setiap orang mencapai potensi penuh mereka dalam Kristus? Ingatlah, kedewasaan rohani bukanlah tujuan yang mustahil, tetapi sebuah proses yang terjadi saat kita terus fokus pada Kristus dan membiarkan-Nya mengubah hidup kita setiap hari.

 

Doa respon

 

Tuhan yang penuh kasih, kami bersyukur atas teladan Paulus yang rindu membawa setiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. Berikan kami hati yang tulus untuk memperingatkan dengan kasih dan mengajar dengan hikmat-Mu. Jadikan kami pelayan-Mu yang sabar, setia, dan penuh kasih, agar setiap jiwa yang kami layani dapat bertumbuh menuju kedewasaan rohani. Mampukan kami untuk senantiasa fokus pada Kristus dalam hidup kami. Amin.

 

Johannis Trisfant

GKIm Ka Im Tong, Bandung

Senin, 25 November 2024

Rahasia Yang Tak Lagi Tersembunyi" (Kolose 1:27)



https://youtu.be/QxBTsg12X1Q

 

"Rahasia Yang Tak Lagi Tersembunyi" (Kolose 1:27)

 

 

Kol 1:27 Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!

 

Pernahkah saudara merasa penasaran dengan sebuah rahasia yang dijaga rapat? Biasanya, rahasia membuat kita gelisah dan ingin mengetahuinya. Namun dalam Kolose 1:27, Paulus berbicara tentang sebuah rahasia yang justru Allah ingin bagikan kepada semua orang: "Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!"

Sungguh luar biasa bahwa Allah yang Maha Kuasa memilih untuk membagikan rahasia-Nya kepada kita. Rahasia ini bukanlah seperti resep masakan yang disembunyikan atau formula bisnis yang dirahasiakan. Ini adalah rahasia terbesar sepanjang masa: Allah sendiri, melalui Kristus, memilih untuk tinggal di dalam diri setiap orang percaya.

Bayangkan sejenak - Sang Pencipta alam semesta, Yang Mahakuasa, memilih untuk berdiam dalam hidup kita. Ini bukan sekadar kehadiran simbolis, melainkan kehadiran nyata yang mengubahkan. Ketika Kristus ada di dalam kita, kita memiliki pengharapan yang pasti akan kemuliaan. Pengharapan ini bukanlah harapan kosong atau angan-angan belaka, melainkan jaminan yang pasti akan masa depan yang mulia bersama-Nya.

Kehadiran Kristus dalam hidup kita memberi makna baru pada setiap aspek kehidupan. Saat kita menghadapi tantangan, kita tidak menghadapinya sendiri - Kristus ada di dalam kita. Saat kita merasa lemah, kita dapat mengandalkan kekuatan-Nya. Saat kita merasa tidak layak, kita diingatkan bahwa nilai kita tidak terletak pada apa yang kita lakukan, tetapi pada siapa yang tinggal di dalam kita.

Hari ini, marilah kita hidup dengan kesadaran penuh akan rahasia agung ini. Kristus tidak hanya bersama kita, tetapi Dia ada di dalam kita! Biarlah kesadaran ini mengubah cara kita memandang diri sendiri dan cara kita menjalani hidup. Kita adalah bait Allah yang hidup, tempat kediaman Kristus sendiri. Dengan pengharapan akan kemuliaan ini, kita dapat menghadapi setiap hari dengan keyakinan dan sukacita, mengetahui bahwa masa depan kita terjamin dalam Kristus.

 

 

Doa respon

 

Bapa yang penuh kasih,

Terima kasih untuk rahasia-Mu yang ajaib - Kristus yang tinggal dalam kami. Betapa berharganya kami di mata-Mu hingga Engkau memilih untuk berdiam dalam hidup kami. Tolong kami untuk hidup dengan kesadaran akan kehadiran-Mu setiap hari. Biarlah hidup kami mencerminkan kemuliaan-Mu dan menjadi saksi dari pengharapan yang kami miliki dalam Kristus.

Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa, Amin.

 

 

Johannis Trisfant

GKIm Ka Im Tong, Bandung

 

Jumat, 22 November 2024

Penatalayanan yang Setia


https://youtu.be/thdmKN_Dp0A

 

Penatalayanan yang Setia

 

Kol 1:25  Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu,

 

"Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu" - Kolose 1:25

Dalam dunia yang penuh dengan pesan-pesan yang saling bertentangan, betapa pentingnya memiliki penatalayan yang setia terhadap kebenaran. Paulus menunjukkan kepada kita model pelayanan yang bukan berasal dari ambisi pribadi, melainkan dari panggilan ilahi yang jelas. Ia memahami bahwa tugasnya bukan sekadar menyampaikan informasi, tetapi membagikan seluruh kebenaran firman Allah tanpa mengurangi atau menambahkan.

Sering kali kita tergoda untuk memilih-milih bagian firman Tuhan yang lebih "nyaman" atau yang lebih mudah diterima oleh telinga pendengar. Kita mungkin menghindari topik-topik yang menantang atau mengabaikan bagian-bagian yang menuntut perubahan hidup yang radikal. Namun, Paulus mengingatkan kita bahwa sebagai pelayan Kristus, kita dipanggil untuk setia menyampaikan keseluruhan firman Allah.

Penatalayanan ini bukan tugas yang ringan. Ini membutuhkan keberanian untuk berbicara kebenaran, bahkan ketika tidak populer. Ini memerlukan kebijaksanaan untuk mengajar dengan tepat, dan kerendahan hati untuk mengakui bahwa kita adalah hamba yang melayani demi kemuliaan Allah, bukan demi pengakuan manusia.

Setiap orang percaya, dalam kapasitasnya masing-masing, dipanggil menjadi penatalayan firman Allah. Entah sebagai orang tua yang mengajar anak-anaknya, sebagai guru sekolah minggu, atau sekadar dalam percakapan sehari-hari dengan teman, kita dipercayakan untuk membagikan kebenaran Injil dengan utuh dan setia.

Mari kita memeriksa diri: Sudahkah kita setia menyampaikan firman Allah dengan sepenuhnya? Atau kita justru memilih jalan yang mudah dengan hanya membagikan bagian-bagian yang menyenangkan saja? Kiranya Tuhan memberi kita keberanian dan hikmat untuk menjadi penatalayan yang setia, yang tidak takut menyatakan seluruh kebenaran firman-Nya, sambil tetap mempertahankan kasih dan belas kasihan dalam pelayanan kita.

 

Doa Respon

 

Tuhan yang setia, kami bersyukur atas kepercayaan-Mu menjadikan kami penatalayan firman-Mu. Berikan kami keberanian untuk menyampaikan kebenaran-Mu sepenuhnya, tanpa takut atau memilih-milih. Penuhi kami dengan hikmat dan kasih, agar setiap kata yang kami sampaikan membawa kemuliaan bagi-Mu dan mengubahkan hidup. Jadikan kami pelayan yang setia, mencerminkan kasih Kristus dalam perkataan dan perbuatan kami. Amin.

 

 

Johannis Trisfant

GKIm Ka Im Tong, Bandung 

Di Balik Kedok Kesalehan (Kolose 2:23)