Senin, 29 Juni 2020

Pelajaran dari hewan yang kecil (Amsal 30: 24-28)

Selasa, 30 Juni 2020 

Pelajaran dari hewan yang kecil (Amsal 30: 24-28)

Amsal 30:24-28 Ada empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat cekatan: (25) semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas, (26) pelanduk, bangsa yang lemah, tetapi yang membuat rumahnya di bukit batu, (27) belalang yang tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur, (28) cicak yang dapat kautangkap dengan tangan, tetapi yang juga ada di istana-istana raja. 

Amsal 30 ini memperkenalkan kepada kita empat makhluk yang kecil tetapi bijaksana. 

Pertama adalah semut. Kekuatannya kecil tetapi mempunyai pandangan yang jauh ke depan, yakni mengumpulkan makanan untuk musim dingin. Pelajarannya jelas bagi kita, yakni jangan malas 

Amsal 6:6-11 Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: (7) biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, (8) ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen. (9) Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? (10) "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring" -- (11) maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.

Binatang kedua adalah pelanduk. Binatang ini terkenal dengan kemampuannya membuat sarang di tempat yang tidak mudah didiami, yaitu di antara batu karang. Disini kita diajarkan agar dapat menerima segala keadaan bahkan keadaan buruk atau sukar sekalipun dan dapat survive di dalam kondisi yang buruk tersebut. 

Binatang ketiga, adalah belalang, “yang tidak mempunyai raja" tetapi dapat memobilisasi diri, berbaris dengan teratur. Disini kita belajar bahwa kesatuan dan hidup rukun dapat diperoleh kalau setiap anggota mau bekerja untuk kepentingan semua orang dan bukan merugikan orang lain atau memikirkan keuntungan diri sendiri. 

Hewan keempat adalah cicak yang dapat ditangkap dengan tangan tetapi dengan mudah dapat mencari jalan ke istana-istana raja. Hewan ini, tidak menyogok atau dengan cara licik masuk ke istana raja namun mereka bisa masuk kedalamnya. Diusir sekali, cicak ini tidak putus asa, mereka balik lagi, sampai akhirnya mereka ada dalam istana raja. Disini kita diajarkan untuk bertekun. Jangan menyerah ketika sekali, dua kali bahkan berkali kali gagal. Tetapi teruslah berusaha sampai kita masuk ke istana raja. 

Doa 

Ya, Tuhan, Berikanlah kepada kami kerajinan, jauhkanlah kemalasan. Tuntunlah kami agar dapat menerima segala kondisi bahkan yang buruk sekalipun, dan berikan ketekunan kepada kami. Kami ingin menjadi bagian yang membangun dari sebuah komunitas, baik itu di keluarga, gereja, dan masyarakat. 

Pdt. Yohannis Trisfant

Tidak ada komentar: