Senin, 18 November 2024

Dari Musuh Menjadi Sahabat


 

https://youtu.be/q4Ra0zZ7iY8

 

Dari Musuh Menjadi Sahabat

 

Kol 1:21  Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,

 

 

Pernahkah kita benar-benar merenungkan kondisi kita sebelum mengenal Kristus? Paulus dalam Kolose 1:21 memberikan gambaran yang mengejutkan: kita dahulu "hidup jauh dari Allah dan memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran." Gambaran ini mungkin terasa tidak nyaman, tetapi inilah realitas yang perlu kita akui dengan jujur.

 

Keterasingan dari Allah bukanlah sekadar jarak fisik, melainkan kondisi spiritual yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan kita. Seperti anak yang hilang yang pergi jauh dari rumah bapanya, kita pun pernah hidup tersesat, jauh dari hadirat Allah. Yang lebih menyedihkan, kita bahkan aktif memusuhi-Nya – bukan hanya dalam tindakan, tetapi juga dalam hati dan pikiran kita.

 

Permusuhan ini tampak dalam berbagai bentuk. Kadang melalui penolakan terang-terangan terhadap Allah, kadang melalui sikap acuh tak acuh terhadap-Nya. Bahkan saat kita mencoba menjadi "orang baik", tanpa Kristus, hati kita tetap memberontak melawan otoritas-Nya. Perbuatan-perbuatan jahat kita hanyalah gejala dari masalah yang lebih dalam: hati yang rusak dan memusuhi Allah.

 

Namun kabar baiknya, Allah tidak membiarkan kita dalam kondisi ini. Dia mengambil inisiatif untuk mendamaikan kita dengan diri-Nya melalui Kristus. Bayangkan, Allah yang kita musuhi justru mengulurkan tangan pendamaian! Dia mengubah status kita dari musuh menjadi sahabat, dari orang asing menjadi anak-anak-Nya sendiri.

 

Transformasi ini seharusnya membuat kita takjub setiap hari. Kita yang dulunya aktif memusuhi Allah, kini dipanggil untuk aktif mengasihi-Nya. Pikiran yang dulu menolak Allah kini dapat mengenal dan menikmati kebenaran-Nya. Hati yang dulu memberontak kini dapat merasakan sukacita dalam persekutuan dengan-Nya.

 

Mari kita rayakan kasih karunia Allah yang luar biasa ini dengan hidup yang mencerminkan status baru kita sebagai sahabat-Nya. Biarlah setiap aspek hidup kita – pikiran, perkataan, dan perbuatan – menjadi bukti nyata dari karya pendamaian-Nya yang ajaib.

 

Doa Respon

 

Bapa yang penuh kasih, kami takjub akan karya pendamaian-Mu yang ajaib. Engkau telah mengubah kami dari musuh menjadi sahabat, dari orang asing menjadi anak-anak-Mu. Ampuni kami yang sering melupakan transformasi luar biasa ini. Tolonglah kami untuk hidup sesuai status baru kami sebagai sahabat-Mu. Biarlah setiap aspek hidup kami memuliakan-Mu dan menjadi kesaksian akan kasih karunia-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus, amin.

 

 

 

Johannis Trisfant

GKIm Ka Im Tong, Bandung 

Tidak ada komentar:

Di Balik Kedok Kesalehan (Kolose 2:23)