Oleh:Pdt. Yohannis Trisfant
Vitalitas doa terletak dalam visi bahwa Allah menyuruh kita berdoa. Seandainya Allah membuat doa itu enggak ada artinya, apakah ini menjadi masalah untuk saudara ? Pasti masalah. Sebuah buku yang berjudul Pendoa-pendoa yang besar di alkitab menuliskan bahwa tanda yang besar dari pendoa pendoa besar dalam Alkitab atau dimanapun itu adalah mereka mengekspresikan sebuah kesadaran yang benar akan Allah. Mereka ketika berdoa, sadar akan kebesaran Allah itu dan menyatakan dalam doa doa mereka.
Doa Bapa kami ini membawa kita kepada kebesaran Allah yang kita sembah. Istilah "Bapa kami" berbicara tentang kualitas dan kedalaman kasih Allah kepada umat tebusanNya. Bapa yang sempurna akan memeliharakan dengan sempurna anak anakNya. Sedangkan kalimat " yang di sorga", menyadarkan diri kita bahwa Allah Bapa, besar-kekal, tak terbatas, Mahakuasa. Sehingga kallimat "Bapa kami yang di sorga " menyadarkan kita akan kasih Allah yang tidak berubah, yang tak terbatas dan tujuannya yang pasti jadi. Doa yang ditopang oleh pemikiran seperti ini tidak akan menjadi doa yang membosankan dan kosong.
PENYEMBAHAN
pengetahuan akan kebesaran Allah seharusnya membuat kita merendahkan diri dan menyembahNya. Doa bapa kami bermaksud mengajar kita bukan hanya untuk meminta sesuatu, tetapi juga untuk menyembah Allah sebagaimana adanya Dia dan untuk menguduskan namaNya di dalam hati kita. Mengetahui bahwa Allah Bapa kita berada di dalam sorga, akan menambah kekaguman kita, sukacita kita dan adanya hak khusus sebagai anak anak Allah yang diberikan sambungan Hotline untuk langsung berkomunikasi denganNya. Walaupun Dia adalah Tuhan atas seluruh alam semesta yang begitu banyak urusannya, namun kita diberikan sambungan khusus hotline untuk menghadap kepadanya. Bisa anda bayangkan betapa sibuknya Allah. Coba kalau saudara jadi Tuhan yang memerintah alam semesta ini, betapa luar biasa sibuknya anda. Allah kita walaupun begitu sibuk, namun Dia memberikan sambungan Hotline agar kita bisa menghadap kepadaNya dan meminta sesuatu. Dia selalu punya waktu untuk kita. Dia selalu memberikan perhatian penuh terhadap permohonan kita. Luas biasa. Namun kita mesti mengambil kesempatan ini
Ada dua cara yang bisa saudara lakukan dalam doamu untuk mengambil berkat berkat Allah ini
pertama, pikirkanlah akan kebesaran Allah, Sang Pencipta yang kekal, yang berdiam dalam terang yang tak terhampiri (1 Timotius 6:16), yang sangat jauh.
Pikirkanlah pertanyaan salomo 2 Tawarikh 6:18 Tetapi benarkah Allah hendak diam bersama dengan manusia di atas bumi? Sesungguhnya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langitpun tidaklah dapat memuat Engkau, terlebih lagi rumah yang kudirikan ini. apakah jawaban Allah? Allah menjawab :' Isa 57:15 Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.
Allah yang tak terhampiri ini, yang bersemayam di tempat tinggi, bersedia bersama sama dengan kita yang sudah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Kedua, pikirkanlah mengenai Allah sebagai Bapa dan ingatkan dirimu bahwa Dia ada di sorga, dimana Dia tidak terbatas, Dia Mahakuasa, lebih daripada ayah kita yang berada di dalam dunia ini. Tidak ada Bapa yang lebih perhatian, Bapa yang lebih bijaksana dan lebih murah hati daripada Allah Bapa di sorga.
Pikirkanlah dua hal ini dalam doa saudara seperti sebuah pendulum yang berayun ke kiri dan ke kanan.
Dia adalah Bapaku dan Dia adalah Allah yang berada di dalam sorga
Dia adalah Allah yang berada di dalam sorga dan Dia adalah Bapaku
Genggamlah kebenaran ini atau biarlah kebenaran ini menggenggam diri saudara dan beritahukanlah perasaan saudara terhadap kebenaran ini kepada Allah.
Yohannis Trisfant
Jumat, 10 Oktober 2014
Senin, 06 Oktober 2014
Doa dan karakter Allah ( Lukas 11:5-8)
Oleh : Pdt. Yohannis Trisfant
Anda tidak perlu berteriak dengan sangat keras. Dia lebih dekat dengan kita daripada yang kita pikirkan. (Brother Lawrence)
Lukas 11:5-8 Lalu kata-Nya kepada mereka: "Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, (6) sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; (7) masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. (8) Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya.
Doa yang efektif berhubungan dengan respon kita terhadap kehadiran Allah, dan terhadap sifat-sifat Allah. Perumpamaan dalam Lukas 11: 5-8 ini kepada kita, bahwa Allah itu terhormat sehingga manusia dapat yakin bahwa doanya akan dijawab oleh Tuhan.
Doa mempertaruhkan nama Allah, sifat Allah. Oleh sebab itulah kita dapat berdoa dengan penuh keyakinan bahwa doa kita akan dijawab oleh Tuhan. Hal-hal inilah yang menjadi jaminan buat kita ketika berdoa, yakni bahwa doa mempertaruhkan integritas Allah.
Kita akan melihat penjelasannya dari perumpamaan yang terdapat dalam Lukas 11: 5-8 ini.
Kita mungkin pernah mengalami peristiwa ini. Kedatangan tamu pada malam hari. Bukan tamu yang tak diundang. Tamu dari jauh. Di Timur Tengah, kebanyakan tamu tiba di tujuan pada tengah malam, karena mereka mengadakan perjalanan pada malam hari untuk menghindari panas terik matahari. Namun kondisi kita berbeda dengan mereka yang hidup di Timur Tengah pada zaman itu. Jika kita kedatangan tamu pada malam hari kita tidak akan kesulitan mencari makanan untuk tamu kita, sebab ada kulkas, dan sampai tengah malam pun masih ada penjual makanan. Di Bandung saja ada nasi kuning tengah malam.ada perkedel tengah malam, ada bubur tengah malam, ada Nasi goreng dan Mie Goreng masih banyak yang berjualan. Tetapi di Timur Tengah pada saat perumpamaan ini diceritakan tidak ada penjual makanan di tengah malam, belum ada Kulkas. Tidak ada mie instan. Orang yang kedatangan tamu pada tengah malam ini bingung. Pemilik rumah pasti panik:
"Wah........gawat........ kamar untuk tinggal ada, tetapi tamunya belum makan, dan saya tidak punya persediaan roti untuk dihidangkan. Masakan tamu ini tidak disuguhkan makanan? Nanti tamunya tidak bisa tidur dalam kondisi perut lapar. Dan kalau pun tamu saya tidak lapar, saya tetap mesti menjamunya. Ini sudah kebiasaan di Timur Tengah. Tamu tidak bisa dicuekin. Nanti saya akan dianggap tuan rumah yang tidak ramah terhadap tamu. Pokoknya saya akan usahakan agar tamunya merasa terkesan dengan sambutan dan keramahtamahan saya. Mungkin teman saya dan juga tetangga saya masih punya persediaan roti, saya akan pinjam rotinya dulu, besok baru saya ganti. Saya akan pinjam 3 roti. 3 roti sudah lebih dari cukup. Saya saja sekali makan hanya satu roti."
Kira-kira seperti itu kepanikan dari orang yang kedatangan tamu tengah malam ini. Dia kemudian segera mengambil inisiatif yakni pergi ke rumah sahabatnya, ke tetangganya. Apa yang dia lakukan? Dia memanggil-manggil temannya atau tetangganya yang sedang tidur, "kawan, pinjamkanlah kepadaku roti tiga buah." Pada saat orang ini datang ke rumah tetangganya, tentangganya sedang apa? Sudah tidur. Pintu dan jendela sudah ditutup, dan anak-anaknya pun sudah tidur. Rumah di Israel secara khusus di desa, kecil dan hanya memiliki 1 ruangan yang digunakan sebagai ruang tamu, ruangan makan dan kamar Tidur. Setting rumah mereka Three in One. Satu ruangan dengan tiga fungsi. Kalau kita bandingkan dengan di Indonesia, ini merupakan rumah tipe RSSSS(rumah sangat sederhana semakin sengsara). Rumah di desa Israel juga hanya memiliki satu pintu yang dibiarkan terbuka sepanjang hari. Dan kalau sudah malam, kepala keluarga akan menutup pintu dengan memakai sebuah palang kayu yang disilangkan. Kita bisa membayangkan, bahwa kalau pintu dibukakan, maka akan sulit sekali karena tempat tidur tersebar di lantai dan kalau pintu dibuka menerima tamu, anak-anak pasti terbangun, mereka akan kena angin malam. Itulah sebabnya, ketika tetangganya datang memanggilnya meminta roti dia merasa keberatan. Tetangga yang sedang tidur ini pasti menggerutu,
"Ah.....tetangga ini menganggu saja."
"Bagaimana saya bisa bangun dan memberikan roti? nanti anak-anakku terbangun. Tetapi kalau saya tidak bangun dan memberikan roti, nanti tidak enak.Akhirnya tetangga ini bangun juga dan memberikan roti kepada sahabatnya, yang bertetangga dengan dia.
Tuhan Yesus berkata dalam Lukas 11:5
Lalu kata-Nya kepada mereka: "Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti (Luk 11:5)." Terjemahan dalam versi bahasa inggris, bunyinya seperti ini:
KJV: "Which of you shall have a friend, and shall go unto him at midnight, and
say unto him, Friend, lend me three loaves."
ASV : "Which of you shall have a friend, and shall go unto him at midnight, and
say to him, Friend, lend me three loaves"
RSV: "And he said to them, "Which of you who has a friend will go to
him at midnight and say to him, `Friend, lend me three loaves"
Dalam terjemahan KJV, ASV, RSV, memakai frase "which of you, "siapakah diantara kamu." Kalimat seperti ini seringkali dipakai oleh Tuhan Yesus dalam berkotbah. Misalnya dalam Lukas 14:5 Kemudian Ia berkata kepada mereka: "Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?"Jawabannya pasti : tidak seorangpun diantara kita yang tidak segera menarik anaknya keluar atau lembunya kalau terperosok kedalam sebuah sumur.
Demikian juga dalam Lukas 15:4; "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Jawabannya adalah pasti tidak seorangpun diantara kita yang kalau mempunyai seratus ekor domba dan jikalau kehilangan seekor lantas tidak mencarinya. Pasti dicari.
Kalimat "siapa diantara kamu juga dipakai dalam Lukas 17:7 "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!. Jawabannya adalah tidak seorangpun diantara kita yang kalau mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak akan berkata, mari segera makan.
Dan kembali dalam perumpamaan ini Tuhan Yesus mengatakan siapakah diantaramu yang memiliki seorang teman dan kemudian datang kepadanya pada tengah malam dan berkata: "Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara.........ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya
Pasti tidak ada seorangpun teman yang akan menolak mengabulkan permintaan sahabatnya yang datang kepadanya pada tengah malam untuk minta tolong.
Saudara coba saja minta tolong kepada sahabatmu pada tengah malam. Jikalau dia dengarkan ketukanmu, maka pasti dia akan bangun dan menolongmu
Jikalau tetangga ini tidak mau bangun dan menolong sahabatnya yang mengetuk tengah makam, maka dia akan merusak nama baiknya.
Dia akan dianggap sebagai seseorang yang tidak mau menolong orang lain. Nanti tetangganya akan mengatakan bahwa dia tidak ramah. Nama nya akan rusak."
Memang betul, bahwa jikalau dia tidak bangun akan membuat dirinya kelak dipermalukan. Perhatikanlah perkataan Tuhan Yesus dalam ayat 8:
"sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya."
Walaupun dia malas bangun, namun dia akan bangun juga dan memberikan roti itu kwpada sahabatnya. Mengapa dia tetap bangun dan harus bangun? Jawabannya adalah pada kalimat " karena sikapnya yang tidak malu itu"
Sikap siapa yang tidak malu? apakah orang yang mengetok pintu yang tidak malu? ataukah orang yang tidur yang tidak malu?
Ada 2 tafsiran mengenai sikap yang tidak malu ini. Pertama, ada yang mengatakan bahwa orang yang mengetok pintu yang tidak malu. Dia tentunya merasa malu datang mengetok pintu malam-malam untuk minta roti. Sikap yang tidak malu untuk minta ini kemudian berubah menjadi ketekunan. Dia terus menerus mengetok sampai pintu dibukakan. Namun masalahnya adalah kata yunani untuk malu (anaideia) tidak pernah memiliki arti ketekunan. Jadi bukanlah si pengetuk pintu yang tidak tahu malu. Kedua, ada yang mengatakan bahwa orang yang sedang tidur lah yang sikapnya yang tidak malu. Dalam arti apakah sikapnya yang tidak tahu malu? Kalau dia tetap tidak mau buka pintu dan memberikan roti kepada tentangganya, maka dia benar-benar tidak tahu malu. Dia akan di bicarakan dimana-mana, dipermalukan sebagai orang yang tidak mau menolong tentangga. Dan cerita itu akan terdengar di seluruh desa pada pagi harinya. Kemanapun dia pergi di seluruh desa, dia akan merasa malu, orang-orang akan mencibirnya. Nah...untuk menghindari malu yang seperti itulah, maka walaupun berat dia berusaha bangun, membuka pintu dan memberikan apa yang diperlukan oleh tentangganya. Saya lebih setuju dengan pandangan ini. Sehingga ayat 8 ini kalau kita terjemahkan secara bebas, bunyinya seperti ini, "Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena untuk menghindari dipermalukan pada esok harinya, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya." Jadi untuk mempertahankan integritasnya, nama baiknya, dia bangun juga dan memberikan semua yang diperlukan oleh tetangganya itu. Apakah pengajaran doa yang diajarkan dalam bagian ini? Doa itu berhubungan dengan natur Allah, integritas Allah, nama baik Allah, karakter Allah. Perumpamaan ini mengajarkan kepada pendengar pada waktu itu, seperti ini: "Ketika kamu ke rumah tetanggamu pada tengah malam minta tolong dan dia sedang tidur, pintu sudah terkunci, anak-anaknya sudah tidur, apakah tetanggamu akan menolak menolongmu? Tidak mungkin. Mengapa? karena tetanggamu adalah orang yang sudah memiliki integritas, nama baik dan dia tidak mau merusak integritasnya, nama baiknya itu dengan menolakmu. Misalnya nih......kita tidak membicarakan soal kasih. Walaupun tetanggamu tidak memiliki kasih, dia pasti akan menolongmu demi menjaga integritasnya." Allah yang kepada-Nya kita memohon, berdoa memiliki integritas, nama baik, karakter yang jauh lebih baik daripada manusia berdosa. Allah tidak akan merusak integritas, karakternya, dengan cara menolak memberi kita pertolongan. Dan lebih lagi, Dia adalah Bapa kita yang penuh kasih. Oleh sebab itulah kita dapat berdoa dengan penuh keyakinan. Kalau tetangga saja yang tidak menyukai kita, mau menolong kita kalau datang kepadanya pada tengah malam, maka lebih lagi, Allah akan mendengarkan doa kita.
Doa itu berhubungan dengan natur Allah, integritas Allah, janji Allah, nama baik Allah. Semua dipertaruhkan ketika kita berdoa. Jikalau saudara tidak direspon oleh Tuhan, maka itu menurunkan integritas Allah, nama baik Allah, janji Allah. Tentu saja permintaan kita ini berada dalam koridor " tidak meminta untuk memuaskan hawa nafsu". Tuhan lah yang mengundang kita berdoa. Tuhanlah yang memberikan janji akan menjawab doa kita. Semua itu sudah merupakan alasan yang kuat untuk berdoa dengan yakin. Tanpa janji Allah, saudara tidak memiliki apa-apa dan saudara bukan apa-apa. Dengan janji Allah, Firman Allah, saudara memiliki sebuah keyakinan yang kokoh untuk berdoa dengan yakin. Jaminan bagi janji Allah adalah diri Allah sendiri. Allah berdiri di belakang janji-Nya. Allah tidak mungkin bersumpah demi bait-Nya atau demi ibu-Nya, karena Dia tidak punya ibu. Bait Allah tidak cukup kudus untuk menegaskan sumpah-Nya Tuhan. Ia bersumpah atau berjanji demi integritas-Nya sendiri. Ia menggunakan kodrat ilahi-Nya sebagai jaminan kekal. Kita dapat mempercayai Allah, karena Ia telah berjanji demi keberadaan-Nya sendiri. Tidak mungkin Allah mendustai kita. Jawaban Tuhan atas doa-doa kita sudah merupakan sebuah hukum. Kita seringkali melihat bahwa jawaban doa adalah sebuah mujizat. Namun sebenarnya sebuah hukum. Jawaban doa adalah sesuatu yang biasa, yang seharusnya terjadi. Sama seperti tetangga akan menolong tetangganya yang datang tengah malam, sudah merupakan hukum dan hal yang biasa. Justru kalau dia tidak tolong, maka itu tidak biasa atau aneh. Demikian jugalah ketika kita datang kepada Tuhan yang sudah mengundang kita untuk berdoa dan Dia menjawab maka itu juga sudah sebuah hukum.
Jadi pemahaman kita akan Allah sangatlah mempengaruhi apakah kita berdoa dengan yakin ataukah tidak? Doa kita akan efektif berkaitan dengan pemahaman kita akan Allah. Segala sesuatu dalam hidup Kristiani kita bergantung pada pengetahuan yang cukup mengenai siapa Allah. Ada Allah sebagaimana keadaan-Nya yang sebenarnya dan ada Allah sebagaimana keadaan-Nya menurut pemahaman manusia. Seringkali kita berdoa kepada Allah bukan sebagaimana keadaaan-Nya yang sebenarnya, tetapi sebagaimana keadaan-Nya menurut pemahaman kita. Jika konsep kita mengenai Allah itu salah, maka tindakan kita ketika berdoa juga salah. Pengetahuan yang kurang mengenai Allah akan menghasilkan iman yang kurang dan ketidakyakinan dalam doa. Karakter Allah membangkitkan iman kita. Jadi iman dan doa adalah respon kita terhadap karakter Allah. Kita datang berdoa kepadaNya, karena diundang, karena ada janji oleh sebab itu datanglah dengan penuh keyakinan. Dia akan menjawabmu, sebab itu mempertaruhkan integritas dan karakter Allah, nama baik Allah.
Ada seorang pria berusaha menyeberangi sungai St. Lawrence yang beku di Kanada. Orang ini tidak yakin apakah es itu kuat menopang dirinya. Dia kuatir bahwa es itu akan hancur ketika dia menginjaknya. Maka dia memakai satu tangannya untuk menekan es itu. Setelah dia yakin bahwa es itu tidak hancur, kemudian dia berjalan sambil berlutut menyeberangi es yang membeku itu. Akhirnya dengan susah payah dan penuh kekuatiran dia berhasil sampai ditengah-tengah sungai yang membeku itu dengan cara merangkak. Kemudian dia mendengarkan, ada suara dibelakangnya. Ketika dia menoleh, ternyata sebuah kereta kuda menyeberangi sungai yang membeku itu. Kereta kuda itu langsung menginjak es yang membeku tersebut dan ternyata tidak hancur. Kereta itu terus berjalan dengan cepat melewatinya. Lalu apa yang dilakukan oleh orang ini? Dia hanya bisa bengong dengan wajah yang berubah menjadi merah tua saking malunya.
Orang yang menyeberangi sungai es itu tidak mengenal kekuatan es tersebut dan akibatnya adalah dia menyeberang dengan merangkak. Namun kemudian dia sadar bahwa dirinya sudah melakukan kekeliruan yang sangat besar dan memalukan, ketika kereta kuda yang lebih berat dari dirinya berlari dengan kencang diatas sungai es tadi. Dirinya salah menilai kekuatan sungai es tersebut dan akibatnya adalah dia menyeberangi secara tidak efektif.
Hal seperti ini seringkali terjadi dalam kehidupan doa orang kristen. Berdoa tetapi tidak paham kepada siapa dirinya berdoa. Dia berdoa kepada Allah menurut apa yang dia pahami mengenai Allah. Akibatnya seperti orang yang tadi merangkak diatas es yang kuat, dirinya penuh kekuatiran dan tidak efektif di dalam berdoa. Doa kita akan efektif ketika kita memahami karakter Allah yang berintegritas.
Salam
Pdt. Yohannis Trisfant.
Anda tidak perlu berteriak dengan sangat keras. Dia lebih dekat dengan kita daripada yang kita pikirkan. (Brother Lawrence)
Lukas 11:5-8 Lalu kata-Nya kepada mereka: "Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, (6) sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; (7) masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. (8) Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya.
Doa yang efektif berhubungan dengan respon kita terhadap kehadiran Allah, dan terhadap sifat-sifat Allah. Perumpamaan dalam Lukas 11: 5-8 ini kepada kita, bahwa Allah itu terhormat sehingga manusia dapat yakin bahwa doanya akan dijawab oleh Tuhan.
Doa mempertaruhkan nama Allah, sifat Allah. Oleh sebab itulah kita dapat berdoa dengan penuh keyakinan bahwa doa kita akan dijawab oleh Tuhan. Hal-hal inilah yang menjadi jaminan buat kita ketika berdoa, yakni bahwa doa mempertaruhkan integritas Allah.
Kita akan melihat penjelasannya dari perumpamaan yang terdapat dalam Lukas 11: 5-8 ini.
Kita mungkin pernah mengalami peristiwa ini. Kedatangan tamu pada malam hari. Bukan tamu yang tak diundang. Tamu dari jauh. Di Timur Tengah, kebanyakan tamu tiba di tujuan pada tengah malam, karena mereka mengadakan perjalanan pada malam hari untuk menghindari panas terik matahari. Namun kondisi kita berbeda dengan mereka yang hidup di Timur Tengah pada zaman itu. Jika kita kedatangan tamu pada malam hari kita tidak akan kesulitan mencari makanan untuk tamu kita, sebab ada kulkas, dan sampai tengah malam pun masih ada penjual makanan. Di Bandung saja ada nasi kuning tengah malam.ada perkedel tengah malam, ada bubur tengah malam, ada Nasi goreng dan Mie Goreng masih banyak yang berjualan. Tetapi di Timur Tengah pada saat perumpamaan ini diceritakan tidak ada penjual makanan di tengah malam, belum ada Kulkas. Tidak ada mie instan. Orang yang kedatangan tamu pada tengah malam ini bingung. Pemilik rumah pasti panik:
"Wah........gawat........ kamar untuk tinggal ada, tetapi tamunya belum makan, dan saya tidak punya persediaan roti untuk dihidangkan. Masakan tamu ini tidak disuguhkan makanan? Nanti tamunya tidak bisa tidur dalam kondisi perut lapar. Dan kalau pun tamu saya tidak lapar, saya tetap mesti menjamunya. Ini sudah kebiasaan di Timur Tengah. Tamu tidak bisa dicuekin. Nanti saya akan dianggap tuan rumah yang tidak ramah terhadap tamu. Pokoknya saya akan usahakan agar tamunya merasa terkesan dengan sambutan dan keramahtamahan saya. Mungkin teman saya dan juga tetangga saya masih punya persediaan roti, saya akan pinjam rotinya dulu, besok baru saya ganti. Saya akan pinjam 3 roti. 3 roti sudah lebih dari cukup. Saya saja sekali makan hanya satu roti."
Kira-kira seperti itu kepanikan dari orang yang kedatangan tamu tengah malam ini. Dia kemudian segera mengambil inisiatif yakni pergi ke rumah sahabatnya, ke tetangganya. Apa yang dia lakukan? Dia memanggil-manggil temannya atau tetangganya yang sedang tidur, "kawan, pinjamkanlah kepadaku roti tiga buah." Pada saat orang ini datang ke rumah tetangganya, tentangganya sedang apa? Sudah tidur. Pintu dan jendela sudah ditutup, dan anak-anaknya pun sudah tidur. Rumah di Israel secara khusus di desa, kecil dan hanya memiliki 1 ruangan yang digunakan sebagai ruang tamu, ruangan makan dan kamar Tidur. Setting rumah mereka Three in One. Satu ruangan dengan tiga fungsi. Kalau kita bandingkan dengan di Indonesia, ini merupakan rumah tipe RSSSS(rumah sangat sederhana semakin sengsara). Rumah di desa Israel juga hanya memiliki satu pintu yang dibiarkan terbuka sepanjang hari. Dan kalau sudah malam, kepala keluarga akan menutup pintu dengan memakai sebuah palang kayu yang disilangkan. Kita bisa membayangkan, bahwa kalau pintu dibukakan, maka akan sulit sekali karena tempat tidur tersebar di lantai dan kalau pintu dibuka menerima tamu, anak-anak pasti terbangun, mereka akan kena angin malam. Itulah sebabnya, ketika tetangganya datang memanggilnya meminta roti dia merasa keberatan. Tetangga yang sedang tidur ini pasti menggerutu,
"Ah.....tetangga ini menganggu saja."
"Bagaimana saya bisa bangun dan memberikan roti? nanti anak-anakku terbangun. Tetapi kalau saya tidak bangun dan memberikan roti, nanti tidak enak.Akhirnya tetangga ini bangun juga dan memberikan roti kepada sahabatnya, yang bertetangga dengan dia.
Tuhan Yesus berkata dalam Lukas 11:5
Lalu kata-Nya kepada mereka: "Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti (Luk 11:5)." Terjemahan dalam versi bahasa inggris, bunyinya seperti ini:
KJV: "Which of you shall have a friend, and shall go unto him at midnight, and
say unto him, Friend, lend me three loaves."
ASV : "Which of you shall have a friend, and shall go unto him at midnight, and
say to him, Friend, lend me three loaves"
RSV: "And he said to them, "Which of you who has a friend will go to
him at midnight and say to him, `Friend, lend me three loaves"
Dalam terjemahan KJV, ASV, RSV, memakai frase "which of you, "siapakah diantara kamu." Kalimat seperti ini seringkali dipakai oleh Tuhan Yesus dalam berkotbah. Misalnya dalam Lukas 14:5 Kemudian Ia berkata kepada mereka: "Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?"Jawabannya pasti : tidak seorangpun diantara kita yang tidak segera menarik anaknya keluar atau lembunya kalau terperosok kedalam sebuah sumur.
Demikian juga dalam Lukas 15:4; "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Jawabannya adalah pasti tidak seorangpun diantara kita yang kalau mempunyai seratus ekor domba dan jikalau kehilangan seekor lantas tidak mencarinya. Pasti dicari.
Kalimat "siapa diantara kamu juga dipakai dalam Lukas 17:7 "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!. Jawabannya adalah tidak seorangpun diantara kita yang kalau mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak akan berkata, mari segera makan.
Dan kembali dalam perumpamaan ini Tuhan Yesus mengatakan siapakah diantaramu yang memiliki seorang teman dan kemudian datang kepadanya pada tengah malam dan berkata: "Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara.........ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya
Pasti tidak ada seorangpun teman yang akan menolak mengabulkan permintaan sahabatnya yang datang kepadanya pada tengah malam untuk minta tolong.
Saudara coba saja minta tolong kepada sahabatmu pada tengah malam. Jikalau dia dengarkan ketukanmu, maka pasti dia akan bangun dan menolongmu
Jikalau tetangga ini tidak mau bangun dan menolong sahabatnya yang mengetuk tengah makam, maka dia akan merusak nama baiknya.
Dia akan dianggap sebagai seseorang yang tidak mau menolong orang lain. Nanti tetangganya akan mengatakan bahwa dia tidak ramah. Nama nya akan rusak."
Memang betul, bahwa jikalau dia tidak bangun akan membuat dirinya kelak dipermalukan. Perhatikanlah perkataan Tuhan Yesus dalam ayat 8:
"sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya."
Walaupun dia malas bangun, namun dia akan bangun juga dan memberikan roti itu kwpada sahabatnya. Mengapa dia tetap bangun dan harus bangun? Jawabannya adalah pada kalimat " karena sikapnya yang tidak malu itu"
Sikap siapa yang tidak malu? apakah orang yang mengetok pintu yang tidak malu? ataukah orang yang tidur yang tidak malu?
Ada 2 tafsiran mengenai sikap yang tidak malu ini. Pertama, ada yang mengatakan bahwa orang yang mengetok pintu yang tidak malu. Dia tentunya merasa malu datang mengetok pintu malam-malam untuk minta roti. Sikap yang tidak malu untuk minta ini kemudian berubah menjadi ketekunan. Dia terus menerus mengetok sampai pintu dibukakan. Namun masalahnya adalah kata yunani untuk malu (anaideia) tidak pernah memiliki arti ketekunan. Jadi bukanlah si pengetuk pintu yang tidak tahu malu. Kedua, ada yang mengatakan bahwa orang yang sedang tidur lah yang sikapnya yang tidak malu. Dalam arti apakah sikapnya yang tidak tahu malu? Kalau dia tetap tidak mau buka pintu dan memberikan roti kepada tentangganya, maka dia benar-benar tidak tahu malu. Dia akan di bicarakan dimana-mana, dipermalukan sebagai orang yang tidak mau menolong tentangga. Dan cerita itu akan terdengar di seluruh desa pada pagi harinya. Kemanapun dia pergi di seluruh desa, dia akan merasa malu, orang-orang akan mencibirnya. Nah...untuk menghindari malu yang seperti itulah, maka walaupun berat dia berusaha bangun, membuka pintu dan memberikan apa yang diperlukan oleh tentangganya. Saya lebih setuju dengan pandangan ini. Sehingga ayat 8 ini kalau kita terjemahkan secara bebas, bunyinya seperti ini, "Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena untuk menghindari dipermalukan pada esok harinya, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya." Jadi untuk mempertahankan integritasnya, nama baiknya, dia bangun juga dan memberikan semua yang diperlukan oleh tetangganya itu. Apakah pengajaran doa yang diajarkan dalam bagian ini? Doa itu berhubungan dengan natur Allah, integritas Allah, nama baik Allah, karakter Allah. Perumpamaan ini mengajarkan kepada pendengar pada waktu itu, seperti ini: "Ketika kamu ke rumah tetanggamu pada tengah malam minta tolong dan dia sedang tidur, pintu sudah terkunci, anak-anaknya sudah tidur, apakah tetanggamu akan menolak menolongmu? Tidak mungkin. Mengapa? karena tetanggamu adalah orang yang sudah memiliki integritas, nama baik dan dia tidak mau merusak integritasnya, nama baiknya itu dengan menolakmu. Misalnya nih......kita tidak membicarakan soal kasih. Walaupun tetanggamu tidak memiliki kasih, dia pasti akan menolongmu demi menjaga integritasnya." Allah yang kepada-Nya kita memohon, berdoa memiliki integritas, nama baik, karakter yang jauh lebih baik daripada manusia berdosa. Allah tidak akan merusak integritas, karakternya, dengan cara menolak memberi kita pertolongan. Dan lebih lagi, Dia adalah Bapa kita yang penuh kasih. Oleh sebab itulah kita dapat berdoa dengan penuh keyakinan. Kalau tetangga saja yang tidak menyukai kita, mau menolong kita kalau datang kepadanya pada tengah malam, maka lebih lagi, Allah akan mendengarkan doa kita.
Doa itu berhubungan dengan natur Allah, integritas Allah, janji Allah, nama baik Allah. Semua dipertaruhkan ketika kita berdoa. Jikalau saudara tidak direspon oleh Tuhan, maka itu menurunkan integritas Allah, nama baik Allah, janji Allah. Tentu saja permintaan kita ini berada dalam koridor " tidak meminta untuk memuaskan hawa nafsu". Tuhan lah yang mengundang kita berdoa. Tuhanlah yang memberikan janji akan menjawab doa kita. Semua itu sudah merupakan alasan yang kuat untuk berdoa dengan yakin. Tanpa janji Allah, saudara tidak memiliki apa-apa dan saudara bukan apa-apa. Dengan janji Allah, Firman Allah, saudara memiliki sebuah keyakinan yang kokoh untuk berdoa dengan yakin. Jaminan bagi janji Allah adalah diri Allah sendiri. Allah berdiri di belakang janji-Nya. Allah tidak mungkin bersumpah demi bait-Nya atau demi ibu-Nya, karena Dia tidak punya ibu. Bait Allah tidak cukup kudus untuk menegaskan sumpah-Nya Tuhan. Ia bersumpah atau berjanji demi integritas-Nya sendiri. Ia menggunakan kodrat ilahi-Nya sebagai jaminan kekal. Kita dapat mempercayai Allah, karena Ia telah berjanji demi keberadaan-Nya sendiri. Tidak mungkin Allah mendustai kita. Jawaban Tuhan atas doa-doa kita sudah merupakan sebuah hukum. Kita seringkali melihat bahwa jawaban doa adalah sebuah mujizat. Namun sebenarnya sebuah hukum. Jawaban doa adalah sesuatu yang biasa, yang seharusnya terjadi. Sama seperti tetangga akan menolong tetangganya yang datang tengah malam, sudah merupakan hukum dan hal yang biasa. Justru kalau dia tidak tolong, maka itu tidak biasa atau aneh. Demikian jugalah ketika kita datang kepada Tuhan yang sudah mengundang kita untuk berdoa dan Dia menjawab maka itu juga sudah sebuah hukum.
Jadi pemahaman kita akan Allah sangatlah mempengaruhi apakah kita berdoa dengan yakin ataukah tidak? Doa kita akan efektif berkaitan dengan pemahaman kita akan Allah. Segala sesuatu dalam hidup Kristiani kita bergantung pada pengetahuan yang cukup mengenai siapa Allah. Ada Allah sebagaimana keadaan-Nya yang sebenarnya dan ada Allah sebagaimana keadaan-Nya menurut pemahaman manusia. Seringkali kita berdoa kepada Allah bukan sebagaimana keadaaan-Nya yang sebenarnya, tetapi sebagaimana keadaan-Nya menurut pemahaman kita. Jika konsep kita mengenai Allah itu salah, maka tindakan kita ketika berdoa juga salah. Pengetahuan yang kurang mengenai Allah akan menghasilkan iman yang kurang dan ketidakyakinan dalam doa. Karakter Allah membangkitkan iman kita. Jadi iman dan doa adalah respon kita terhadap karakter Allah. Kita datang berdoa kepadaNya, karena diundang, karena ada janji oleh sebab itu datanglah dengan penuh keyakinan. Dia akan menjawabmu, sebab itu mempertaruhkan integritas dan karakter Allah, nama baik Allah.
Ada seorang pria berusaha menyeberangi sungai St. Lawrence yang beku di Kanada. Orang ini tidak yakin apakah es itu kuat menopang dirinya. Dia kuatir bahwa es itu akan hancur ketika dia menginjaknya. Maka dia memakai satu tangannya untuk menekan es itu. Setelah dia yakin bahwa es itu tidak hancur, kemudian dia berjalan sambil berlutut menyeberangi es yang membeku itu. Akhirnya dengan susah payah dan penuh kekuatiran dia berhasil sampai ditengah-tengah sungai yang membeku itu dengan cara merangkak. Kemudian dia mendengarkan, ada suara dibelakangnya. Ketika dia menoleh, ternyata sebuah kereta kuda menyeberangi sungai yang membeku itu. Kereta kuda itu langsung menginjak es yang membeku tersebut dan ternyata tidak hancur. Kereta itu terus berjalan dengan cepat melewatinya. Lalu apa yang dilakukan oleh orang ini? Dia hanya bisa bengong dengan wajah yang berubah menjadi merah tua saking malunya.
Orang yang menyeberangi sungai es itu tidak mengenal kekuatan es tersebut dan akibatnya adalah dia menyeberang dengan merangkak. Namun kemudian dia sadar bahwa dirinya sudah melakukan kekeliruan yang sangat besar dan memalukan, ketika kereta kuda yang lebih berat dari dirinya berlari dengan kencang diatas sungai es tadi. Dirinya salah menilai kekuatan sungai es tersebut dan akibatnya adalah dia menyeberangi secara tidak efektif.
Hal seperti ini seringkali terjadi dalam kehidupan doa orang kristen. Berdoa tetapi tidak paham kepada siapa dirinya berdoa. Dia berdoa kepada Allah menurut apa yang dia pahami mengenai Allah. Akibatnya seperti orang yang tadi merangkak diatas es yang kuat, dirinya penuh kekuatiran dan tidak efektif di dalam berdoa. Doa kita akan efektif ketika kita memahami karakter Allah yang berintegritas.
Salam
Pdt. Yohannis Trisfant.
Jumat, 26 September 2014
LAPAR DAN HAUS AKAN KEBENARAN
Mat 5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran. Orang yang seperti ini adalah orang yang benar-benar bahagia. Seluruh dunia saat ini sedang mencari kebahagiaan. Setiap orang ingin bahagia. Inilah yang menjadi motivasi dalam setiap tindakan dan ambisi manusia. Setiap orang berusaha mencari kebahagiaan tetapi mereka tidak bisa mendapatkan kebahagiaan tersebut. Mengapa? Sebab manusia tidak memahami teks ini: berbahagialah mereka yang lapar dan haus akan kebenaran.
Manusia tidak lapar dan haus akan kebenaran, melainkan lapar dna haus akan kebahagiaan. Banyak orang lapar dan haus akan berkat, lapar dan haus akan kebahagiaan. Kita seeringkali menempatkan kebahagiaan dan berkat itu sebagai satu hal yang kita sangat inginkan, yang kita kejar dan celakanya adalah kita seringkali tidak mendapatkan berkat maupun kebahagiaan tersebut.
Apakah yang dikatakan oleh Alkitab mengenai kebahagiaan atau berkat ini? Jangan menjadikan kebahagiaan itu sebagai hal yang saudara cari atau kejar. Kebahagiaan adalah hasil daripada ketika kita mencari sesuatu.
Prinsip ini berlaku baik itu di dalam gereja ataupun di luar gereja. Dunia ini sedang mencari kebahagiaan . Ini yang kita sebut sebagai maniak kesenangan. Hal ini dikejar oleh setiap manusia baik itu tua, atau pun muda. Mereka menjadikan kebahagiaan sebagai tujuan mereka. Namun hal yang menyedihkan adalah mereka tidak mendapatkan kebahagiaan tersebut. Hal ini sama dengan seekor singa
ada seekor anak singa bertanya kepada ibunya"Dimanakah kebahagiaan?
Sang ibu menjawab,"Kebahagiaan terletak pada ekormu! "
Lalu si anak singa itu terus mengejar ekornya sendiri tapi tdk bisa ia dapatkan,lalu ia berkata kpd ibunya"saya tdk bisa mendptkan kebahagiaan saya"
Sang ibu tertawa dan berkata "Kau tdk perlu mengejar nya,karena ketika kau berjalan, kebahagiaanmu akan selalu mengikutimu".
Kebahagiaan itu tidak bisa dikejar. Jika kita haus dna lapar akan kebahagiaan, kita tidak akan pernah mendapatkan kebahagiaan itu. Mengapa? Sebab jikalau saudara menempatkan kebahagiaan di menggantikan kebenaran, maka saudara tidak aka mendapatkan kebahagiaan tersebut. Artinya adalah janganlah mengejar kebahagiaan melainkan kejarlah kebenaran. Inilah yang menjadi pesan yang besar dari Alkitab dari awal sampai akhir. Saudara akan benar-benar bahagia jikalau saudara mencari kebenaran. Letakkanlah kebahagiaan itu di tempat kebenaran, maka saudara tidak akan pernah mendapatkan kebahagiaan tersebut.
Dunia ini sudah jatuh ke dalam kesalahan yang utama dan mendasar. Misalnya: seseorang sakit dan penyakit itu membuatnya sangat menderita. Sakitnya adalah kanker pancreas. Orang yang kena sakit kanker pancreas akan sangat menderita dan kesakitan. Umumnya kenginan dari si pasien adalah dilepaskan dari penderitaannya dan kita bisa mengerti akan hal ini, sebab tidak seorang pun yang menyukai penderitaan. Namun, jika seorang dokter yang menangani pasien tersebut, hanya memperhatikan bagaimana membuat kesakitan si pasien itu berkurang, maka itu adalah dokter yang paling bodoh. Tugas utama dari seorang dokter adalah menemukan penyebab dari penyakit tersebut dan mengobati penyakit itu. Kesakitan adalah gejala yang diakibatkan oleh adanya penyakit dalam diri si pasien. Karena adanya kesakitan itu, maka berarti ada sesuatu yang terjadi dalam diri si pasien.
Oleh sebab itu tugas utama dari seorang dokter bukanlah mengobati gejala atau kesakitan si pasien, melainkan mengobati penyakitnya. Sehingga jika seorang dokter hanya mengobati rasa sakit atau penderitaan si pasien, tanpa menemukan penyebab dari rasa sakit itu, maka dokter itu sudah membahayakan jiwa dari si pasien. Pasien bisa merasa sudah tidak merasa sakit lagi, dia seolah-olahsudah sembuh, tetapi penyakit itu masih bersarang di tubuhnya. Pasien tersebut hanya diberikan obat anti sakit, tetapi penyakitnya sendiri tidak diobati.
Seperti inilah yang terjadi dalam dunia ini. Banyak orang seringkali mengatakan :" saya ma menyingkirkan rasa sakit saya, oleh sebab itu saya akan minum sampai mabuk, saya akan pakai narkoba atau saya akan melakukan hal-hal yang lain supaya bisa melupakan penderitaan saya. Tetapi pertanyaanya adalah apakah yang menjadi penyebab dari penderitaan kita? Apakah yang menjadi penyebab dari ketidakbahagiaan kita, apakah yang menjadi penyebab dari kemalangan kita? Itu disebabkan karena kita tidak lapar dan haus akan kebenaran. Kita hanya lapar dan haus akan kebahagiaan, makanya kita tidak bahagia. Supaya kita bisa bahagia, maka kita mesti lapar dan haus akan kebenaran, sebab Alkitab mengatakan: " Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran. Mereka yang lapar dan haus akan kebenaran akan…………berbahagia. Inilah rahasia kebahagiaan , rahasia berkat yang Tuhan Yesus ajarkan kepada kita.
Orang-orang Kristen banyak yang keliru mengenai konsep mencari kebahagiaan ini. Kita mencari dan mengejar kebahagiaan yang tidak pernah kita bisa peroleh . kita berpikir bahwa kebahagiaan itu ada pada HP yang keluaran terbaru. Ketika kita melihat orang lain memakai Iphone kita menganggap bahwa dia itu bahagia, sehingga ada anak remaja di china yang menjual ginjalnya demi bisa membeli HP. Apakah dia bahagia? Hanya sementara. 3 bulan juga sudah bosan dengan HP terbarunya. Dahulu dia beli Iphone 3, sekarang sudah Iphone 6. Memangnya mau jual berapa ginjal untuk bsia mengikuti HP terbaru? Orang yang pakai Iphone itu juga tidak bahagia dan merasa diri kita lah yang bahagia. Atau terkadang kita merasa bahwa bahagia itu kalau kita punya banyak uang, atau kalau orang yang kita suaki juga suka kita. AKhirnya apa yang kita lakukan? Kita berusaha mendapatkan hal-hal yang kita rasakan akan membuat kita bahagia. Kita kejar itu, namun kita tetap tidak bahagia. ALkitab tidaklah mengatakan: berbahagialah mereka yang lapar dan haus akan uang. ALkitab juga tidak mengatakan: berbahagilah mereka yang lapar dan haus akan HP terbaru. Atau berbahagilah mereka yang lapar dan haus akan kasih saying orang lain. Tuhan Yesus berkata: berbahagilah mereka yang lapar dan haus akan kebenaran. Orang yang bahagia adalah mereka yang lapar dan haus akan kebenaran.
Lalu apakah itu kebenaran yang kita mesti sangat inginkan agar kita bahagia? Kebenaran yang dimaksud disini adalah kebenaran pribadi.
Kebenaran yang dimaksud adalah kekudusan pribadi, sebuah keinginan yang sangat besar untuk bebas dari dosa. Keinginan untuk bebas dari dosa sama artinya keinginan untuk hidup benar dengan Allah. Hal inilah yang menjadi masalah. Ketika kita tidak ada keinginan yang besar terhadap kebenaran, atau keinginan yang besar untuk hidup benar dengan Allah, maka kita akan menempuh jalan yang salah dalam hidup kita. Semua masalah dalam hidup kita terjadi karena kita tidak hidup benar dengan Allah. Semua masalah , ketidakbahagiaan hidup ini terjadi karena kita berbuat dosa.
Lapar dan haus akan kebenaran adalah sebuah keinginan untuk hidup kudus. Inilah defenisi dari lapar dan haus akan kebenaran. Mereka yang lapar dan haus akan kebenaran adalah mereka yang yang mau menjalankan semua ucapan bahagia ini dalam hidupnya.
Kekudusan dan kebahagiaan hidup itu berkaitan satu sama lain. Kita seringkali tertipu dan menganggap bahwa dosa itu adalah sesuatu yang membahagiakan. Sedangkan hidup kudus itu sesuatu yang menyengsarakan. Konsep ini terbalik. Dosa selalu mengakibatkan kesengsaraan, sedangkan kekudusan mengakitbatkan kebahagiaan.
Kalau saudara perhatikan ucapan bahagia ini, maka terlihat dengan jelas bahwa kita akan bahagia kalau kita rendah hati, kalau kita lemah lembut, murah hati, pembawa damai . Jikalau saudara sombong, maka saudara tidak akan bahagia sebab suatu waktu ada yang akan merendahkan diri saudara. Dan kalau ini terjadi, maka kebahagiaanmu hilang. Demikian juga kalau saudara suka bertengkar, kasar, maka saudara akan punya banyak musuh. Hidupmu tidak akan tenang. Saudara tidak akan bahagia kalau menganggap dirimu pandai dan orang lain bodoh. Sebab kalau suatu waktu saudara tahu bahwa orang lain lebih pintar dari saudara, maka saudara akan sakit hati dan hilanglah kebahagiaanmu itu. Saudara akan bahagia kalau saduara hidup dalam kebenaran , hidup dalam kesucian, rendah hati, lemah lembut, murah hati, pembawa damai
Lalu apakah maksudnya lapar dan haus? Itu berarti kebutuhan kita yang terdalam. Lapar adalah kebutuhan yang terdalam, demikian juga haus. Jadi makna dari lapar dan haus adalah sebuah keinginan yang sangat dalam. Keinginan ini akan membuat kita menderita jikalau tidak dipenuhi. Jikalau saudara lapar dan haus, dan saudara tidak mendapatkan makanan dan minuman, maka saudara akan merasakan penderitaan. demikian juga dnegan lapar dan haus akan kebenaran. Kita bukan hanya sekedar menginginka untuk hidup bagi Allah, kita bukan hanya sekedar menginginkan untuk hidup lepas dari dosa, tetapi itu merupakan sebuah keinginan yang sangat dalam sehingga kalau tidak terpenuhi maka kita akan merasakan penderitaan.
Lapar dan haus akan kebenaran ini sama juga dengan seseorang yang sangat menginginkan posisi atau kedudukan, sama seperti Prabowo, yang sangat ingin menjadi presiden. Dia gelisah kalau belum menjadi presiden, dia tidak bisa tinggal diam dan tenang . dia akan bekerja mati-matian bahkan akan berusaha terus walaupun lawan politiknya Joko wi, JK, sudah menang, ini terbukti. Pada waktu quick count, KPU, Mahkamah, PTUN, DPR. Jadi ada selalu keinginan yang besar untuk menjadi Presiden. Lapar dan haus akan kebenaran seperti itu, tetapi bukan lapar dan haus akan jabatan melainkan kebenaran. Kita akan berusaha sungguh-sungguh, mati-matian untuk bisa melakukan kebenaran, untuk bisa hidup dalam kekudusan
Pernah enggak saudara bersungguh-sungguh untuk melakukan meninggalkan dosa-dosamu, bersungguh sungguh hidup bagi Allah? .
Suatu hari sekretaris Presiden Abraham Lincon mengajukan permohonan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya. Ketika presiden menanyakan alasan pengunduran dirinya, sekretaris itu menjawab, "saya ingin membaktikan diri saya kepada Amerika dengan mati sebagai prajurit Amerika." Menanggapi perkataan itu presiden berkata, "Amerika tidak membutuhkan orang-orang yang mau mati untuk Amerika, tetapi Amerika membutuhkan orang-orang yang mau hidup untuk Amerika!"
Dalam benak banyak orang kristen, orang-orang yang hebat adalah para martir yang mati syahid karena memberitakan Injil dan membela kekristenan. Sedangkan mereka sendiri bukanlah siapa-siapa karena mereka tidak punya bukanlah martir-martir itu. Tetapi Alkitab mengatakan bahwa yang dibutuhkan Tuhan bukannya orang-orang yang mau mati untuk-Nya (apalagi orang-orang yang hanya memberikan persembahan dalam bentuk yang mati)! Yang dibutuhkan oleh Tuhan adalah orang-orang yang mau hidup bagi Tuhan. DIsinilah letak kebahagiaan saudara ketika saudara bersedia hidup bagi Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Orang yang lapar dan haus akan kebenaran akan bahagia. Kenapa? Karena mereka akan dipuaskan.
Salam
Pdt. Yohannis Trisfant.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran. Orang yang seperti ini adalah orang yang benar-benar bahagia. Seluruh dunia saat ini sedang mencari kebahagiaan. Setiap orang ingin bahagia. Inilah yang menjadi motivasi dalam setiap tindakan dan ambisi manusia. Setiap orang berusaha mencari kebahagiaan tetapi mereka tidak bisa mendapatkan kebahagiaan tersebut. Mengapa? Sebab manusia tidak memahami teks ini: berbahagialah mereka yang lapar dan haus akan kebenaran.
Manusia tidak lapar dan haus akan kebenaran, melainkan lapar dna haus akan kebahagiaan. Banyak orang lapar dan haus akan berkat, lapar dan haus akan kebahagiaan. Kita seeringkali menempatkan kebahagiaan dan berkat itu sebagai satu hal yang kita sangat inginkan, yang kita kejar dan celakanya adalah kita seringkali tidak mendapatkan berkat maupun kebahagiaan tersebut.
Apakah yang dikatakan oleh Alkitab mengenai kebahagiaan atau berkat ini? Jangan menjadikan kebahagiaan itu sebagai hal yang saudara cari atau kejar. Kebahagiaan adalah hasil daripada ketika kita mencari sesuatu.
Prinsip ini berlaku baik itu di dalam gereja ataupun di luar gereja. Dunia ini sedang mencari kebahagiaan . Ini yang kita sebut sebagai maniak kesenangan. Hal ini dikejar oleh setiap manusia baik itu tua, atau pun muda. Mereka menjadikan kebahagiaan sebagai tujuan mereka. Namun hal yang menyedihkan adalah mereka tidak mendapatkan kebahagiaan tersebut. Hal ini sama dengan seekor singa
ada seekor anak singa bertanya kepada ibunya"Dimanakah kebahagiaan?
Sang ibu menjawab,"Kebahagiaan terletak pada ekormu! "
Lalu si anak singa itu terus mengejar ekornya sendiri tapi tdk bisa ia dapatkan,lalu ia berkata kpd ibunya"saya tdk bisa mendptkan kebahagiaan saya"
Sang ibu tertawa dan berkata "Kau tdk perlu mengejar nya,karena ketika kau berjalan, kebahagiaanmu akan selalu mengikutimu".
Kebahagiaan itu tidak bisa dikejar. Jika kita haus dna lapar akan kebahagiaan, kita tidak akan pernah mendapatkan kebahagiaan itu. Mengapa? Sebab jikalau saudara menempatkan kebahagiaan di menggantikan kebenaran, maka saudara tidak aka mendapatkan kebahagiaan tersebut. Artinya adalah janganlah mengejar kebahagiaan melainkan kejarlah kebenaran. Inilah yang menjadi pesan yang besar dari Alkitab dari awal sampai akhir. Saudara akan benar-benar bahagia jikalau saudara mencari kebenaran. Letakkanlah kebahagiaan itu di tempat kebenaran, maka saudara tidak akan pernah mendapatkan kebahagiaan tersebut.
Dunia ini sudah jatuh ke dalam kesalahan yang utama dan mendasar. Misalnya: seseorang sakit dan penyakit itu membuatnya sangat menderita. Sakitnya adalah kanker pancreas. Orang yang kena sakit kanker pancreas akan sangat menderita dan kesakitan. Umumnya kenginan dari si pasien adalah dilepaskan dari penderitaannya dan kita bisa mengerti akan hal ini, sebab tidak seorang pun yang menyukai penderitaan. Namun, jika seorang dokter yang menangani pasien tersebut, hanya memperhatikan bagaimana membuat kesakitan si pasien itu berkurang, maka itu adalah dokter yang paling bodoh. Tugas utama dari seorang dokter adalah menemukan penyebab dari penyakit tersebut dan mengobati penyakit itu. Kesakitan adalah gejala yang diakibatkan oleh adanya penyakit dalam diri si pasien. Karena adanya kesakitan itu, maka berarti ada sesuatu yang terjadi dalam diri si pasien.
Oleh sebab itu tugas utama dari seorang dokter bukanlah mengobati gejala atau kesakitan si pasien, melainkan mengobati penyakitnya. Sehingga jika seorang dokter hanya mengobati rasa sakit atau penderitaan si pasien, tanpa menemukan penyebab dari rasa sakit itu, maka dokter itu sudah membahayakan jiwa dari si pasien. Pasien bisa merasa sudah tidak merasa sakit lagi, dia seolah-olahsudah sembuh, tetapi penyakit itu masih bersarang di tubuhnya. Pasien tersebut hanya diberikan obat anti sakit, tetapi penyakitnya sendiri tidak diobati.
Seperti inilah yang terjadi dalam dunia ini. Banyak orang seringkali mengatakan :" saya ma menyingkirkan rasa sakit saya, oleh sebab itu saya akan minum sampai mabuk, saya akan pakai narkoba atau saya akan melakukan hal-hal yang lain supaya bisa melupakan penderitaan saya. Tetapi pertanyaanya adalah apakah yang menjadi penyebab dari penderitaan kita? Apakah yang menjadi penyebab dari ketidakbahagiaan kita, apakah yang menjadi penyebab dari kemalangan kita? Itu disebabkan karena kita tidak lapar dan haus akan kebenaran. Kita hanya lapar dan haus akan kebahagiaan, makanya kita tidak bahagia. Supaya kita bisa bahagia, maka kita mesti lapar dan haus akan kebenaran, sebab Alkitab mengatakan: " Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran. Mereka yang lapar dan haus akan kebenaran akan…………berbahagia. Inilah rahasia kebahagiaan , rahasia berkat yang Tuhan Yesus ajarkan kepada kita.
Orang-orang Kristen banyak yang keliru mengenai konsep mencari kebahagiaan ini. Kita mencari dan mengejar kebahagiaan yang tidak pernah kita bisa peroleh . kita berpikir bahwa kebahagiaan itu ada pada HP yang keluaran terbaru. Ketika kita melihat orang lain memakai Iphone kita menganggap bahwa dia itu bahagia, sehingga ada anak remaja di china yang menjual ginjalnya demi bisa membeli HP. Apakah dia bahagia? Hanya sementara. 3 bulan juga sudah bosan dengan HP terbarunya. Dahulu dia beli Iphone 3, sekarang sudah Iphone 6. Memangnya mau jual berapa ginjal untuk bsia mengikuti HP terbaru? Orang yang pakai Iphone itu juga tidak bahagia dan merasa diri kita lah yang bahagia. Atau terkadang kita merasa bahwa bahagia itu kalau kita punya banyak uang, atau kalau orang yang kita suaki juga suka kita. AKhirnya apa yang kita lakukan? Kita berusaha mendapatkan hal-hal yang kita rasakan akan membuat kita bahagia. Kita kejar itu, namun kita tetap tidak bahagia. ALkitab tidaklah mengatakan: berbahagialah mereka yang lapar dan haus akan uang. ALkitab juga tidak mengatakan: berbahagilah mereka yang lapar dan haus akan HP terbaru. Atau berbahagilah mereka yang lapar dan haus akan kasih saying orang lain. Tuhan Yesus berkata: berbahagilah mereka yang lapar dan haus akan kebenaran. Orang yang bahagia adalah mereka yang lapar dan haus akan kebenaran.
Lalu apakah itu kebenaran yang kita mesti sangat inginkan agar kita bahagia? Kebenaran yang dimaksud disini adalah kebenaran pribadi.
Kebenaran yang dimaksud adalah kekudusan pribadi, sebuah keinginan yang sangat besar untuk bebas dari dosa. Keinginan untuk bebas dari dosa sama artinya keinginan untuk hidup benar dengan Allah. Hal inilah yang menjadi masalah. Ketika kita tidak ada keinginan yang besar terhadap kebenaran, atau keinginan yang besar untuk hidup benar dengan Allah, maka kita akan menempuh jalan yang salah dalam hidup kita. Semua masalah dalam hidup kita terjadi karena kita tidak hidup benar dengan Allah. Semua masalah , ketidakbahagiaan hidup ini terjadi karena kita berbuat dosa.
Lapar dan haus akan kebenaran adalah sebuah keinginan untuk hidup kudus. Inilah defenisi dari lapar dan haus akan kebenaran. Mereka yang lapar dan haus akan kebenaran adalah mereka yang yang mau menjalankan semua ucapan bahagia ini dalam hidupnya.
Kekudusan dan kebahagiaan hidup itu berkaitan satu sama lain. Kita seringkali tertipu dan menganggap bahwa dosa itu adalah sesuatu yang membahagiakan. Sedangkan hidup kudus itu sesuatu yang menyengsarakan. Konsep ini terbalik. Dosa selalu mengakibatkan kesengsaraan, sedangkan kekudusan mengakitbatkan kebahagiaan.
Kalau saudara perhatikan ucapan bahagia ini, maka terlihat dengan jelas bahwa kita akan bahagia kalau kita rendah hati, kalau kita lemah lembut, murah hati, pembawa damai . Jikalau saudara sombong, maka saudara tidak akan bahagia sebab suatu waktu ada yang akan merendahkan diri saudara. Dan kalau ini terjadi, maka kebahagiaanmu hilang. Demikian juga kalau saudara suka bertengkar, kasar, maka saudara akan punya banyak musuh. Hidupmu tidak akan tenang. Saudara tidak akan bahagia kalau menganggap dirimu pandai dan orang lain bodoh. Sebab kalau suatu waktu saudara tahu bahwa orang lain lebih pintar dari saudara, maka saudara akan sakit hati dan hilanglah kebahagiaanmu itu. Saudara akan bahagia kalau saduara hidup dalam kebenaran , hidup dalam kesucian, rendah hati, lemah lembut, murah hati, pembawa damai
Lalu apakah maksudnya lapar dan haus? Itu berarti kebutuhan kita yang terdalam. Lapar adalah kebutuhan yang terdalam, demikian juga haus. Jadi makna dari lapar dan haus adalah sebuah keinginan yang sangat dalam. Keinginan ini akan membuat kita menderita jikalau tidak dipenuhi. Jikalau saudara lapar dan haus, dan saudara tidak mendapatkan makanan dan minuman, maka saudara akan merasakan penderitaan. demikian juga dnegan lapar dan haus akan kebenaran. Kita bukan hanya sekedar menginginka untuk hidup bagi Allah, kita bukan hanya sekedar menginginkan untuk hidup lepas dari dosa, tetapi itu merupakan sebuah keinginan yang sangat dalam sehingga kalau tidak terpenuhi maka kita akan merasakan penderitaan.
Lapar dan haus akan kebenaran ini sama juga dengan seseorang yang sangat menginginkan posisi atau kedudukan, sama seperti Prabowo, yang sangat ingin menjadi presiden. Dia gelisah kalau belum menjadi presiden, dia tidak bisa tinggal diam dan tenang . dia akan bekerja mati-matian bahkan akan berusaha terus walaupun lawan politiknya Joko wi, JK, sudah menang, ini terbukti. Pada waktu quick count, KPU, Mahkamah, PTUN, DPR. Jadi ada selalu keinginan yang besar untuk menjadi Presiden. Lapar dan haus akan kebenaran seperti itu, tetapi bukan lapar dan haus akan jabatan melainkan kebenaran. Kita akan berusaha sungguh-sungguh, mati-matian untuk bisa melakukan kebenaran, untuk bisa hidup dalam kekudusan
Pernah enggak saudara bersungguh-sungguh untuk melakukan meninggalkan dosa-dosamu, bersungguh sungguh hidup bagi Allah? .
Suatu hari sekretaris Presiden Abraham Lincon mengajukan permohonan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya. Ketika presiden menanyakan alasan pengunduran dirinya, sekretaris itu menjawab, "saya ingin membaktikan diri saya kepada Amerika dengan mati sebagai prajurit Amerika." Menanggapi perkataan itu presiden berkata, "Amerika tidak membutuhkan orang-orang yang mau mati untuk Amerika, tetapi Amerika membutuhkan orang-orang yang mau hidup untuk Amerika!"
Dalam benak banyak orang kristen, orang-orang yang hebat adalah para martir yang mati syahid karena memberitakan Injil dan membela kekristenan. Sedangkan mereka sendiri bukanlah siapa-siapa karena mereka tidak punya bukanlah martir-martir itu. Tetapi Alkitab mengatakan bahwa yang dibutuhkan Tuhan bukannya orang-orang yang mau mati untuk-Nya (apalagi orang-orang yang hanya memberikan persembahan dalam bentuk yang mati)! Yang dibutuhkan oleh Tuhan adalah orang-orang yang mau hidup bagi Tuhan. DIsinilah letak kebahagiaan saudara ketika saudara bersedia hidup bagi Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Orang yang lapar dan haus akan kebenaran akan bahagia. Kenapa? Karena mereka akan dipuaskan.
Salam
Pdt. Yohannis Trisfant.
Doa Bapa Kami: karena itu berdoalah demikian (Matius 6:9)
DOA BAPA KAMI: Karena itu berdoalah demikian (matius 6:9)
ini merupakan pengantar dari Doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Tuhan Yesus dalam kotbah di bukit.Doa Bapa kami ini diberikan untuk menjadi pola dari semua doa doa yang kita sampaikan kepada Tuhan. Bagaimanakah pola doa Bapa kami ini? pada hari ini, kita akan melihat secara sepintas pola Doa Bapa kami.
Allah disebut dipanggil sebagai Bapa. Memanggil Allah sebagai Bapa adalah sesuatu hal yang mengejutkan murid murid Tuhan Yesus. sebab, bagi bangsa Yahudi, mereka tidak memanggil Allah sebagai Bapa. Mereka tidak akan berani melakukan itu. Tetapi sekarang Tuhan Yesus mengajarkan mereka untuk memanggil Allah dengan sebutan Bapa. Dengan kata lain, murid murid dan kita diajarkan untuk datang ke hadirat Allah dengan sebuah konsep bahwa kita adalah anak-anak Allah dalam keluarga Allah . Pada saat kita berdoa, kita sedang datang da mencari kasih dari Bapa. Bukan hanya itu, Bapa yang kepadanya kita sampaikan doa kita adalah Bapa yang berdiam di sorga. artinya adalah Bapa itu memiliki kedaulatan , mandiri, Allah transendent. Kedua hal ini digabungkan dalam doa Bapa kami, yakni Allah yang dekat dengan kita, mengasihi kita seperti bapa yang dekat dengan anaknya dan Allah yang jauh dari kita, yang berdiam di sorga.
setelah itu, ada tiga permintaan yang berpusatkan kepada Allah. Ketiga permintaan ini, adalah sikap yang menyatakan bahwa si pendoa mengasihi Allah dengan segenap hati segenap jiwa dan segenap kekuatan (matius 22:37,38).
Permintaan pertama, adalah dikuduskanlah namaMu. Nama dalam Alkitab berarti pribadi, dan menguduskan nama Allah berarti mengakui Allah itu kudus melalui sikap yang hormat dan taat.
Permintaan kedua, adalah datanglah kerajaanMu. Kerajaan berarti Kuasa pemerintahanNya. Berdoa agar kerajaanNya datang adalah sebuah seruan agar ketuhananNya terlihat (menjadi nyata) dan ditaati dan anugerah keselamatannya dialami oleh semua manusia, sampai Kristus datang kembali dan membuat segala sesuatunya menjadi baru.
Permintaan ketiga " jadilah kehendakMu ", berarti bahwa semua perintah dan maksudNya secara sempurna tergenapi.
ALLAH TERLEBIH DAHULU, SETELAH ITU MANUSIA.
setelah tiga permintaan yang berpusatkan kepada Allah ini disampaikan, maka bagian kedua dari doa ini adalah permintaan yang berpusatkan kepada manusia. Mengapa permintaan yang berpusatkan Allah terlebih dahulu diucapkan? Hal ini mengingatkan kita bahwa permintaan atau doa kita adalah untuk meninggikan Allah dan untuk kemuliaan Allah. semangat dalam doa bukanlah untuk menundukkan kehendak Allah kepada kehendak kita. sebaliknya, adalah untuk menundukkan kehendak kita kepada kehendak Allah. Permintaan yang berpusatkan kepada manusia ini adalah meminta roti, meminta ampun, dan dilindungi dari pencobaan. semua kebutuhan kebutuhan manusia sudah masuk dalam tiga permintaan ini. Kebutuhan ini adalah kebutuhan materi, kebutuhan spiritual dan kebutuhan akan pimpinan dan pertolongan.
doa bapa kami diakhiri dengan pujian, karena Engkaulah yang empunya kerajaan, kuasa, dan kemuliaan. Pujian ini berarti bahwa Allah yang kita sembah memiliki Tahta di sorga, Allah yang sanggup melakukan apa yang kita minta karena Dia memiliki kuasa, dan Allah yang kita puji disini dan sekarang ini.
ALLAH MEMIMPIN PERCAKAPAN
Ketika kita berbicara kepada orang tua kita atau teman tentang masalah dan ketakutan yang sedang kita alami, mereka seringkali memimpin atau mengambil alih pembicaraan. Tujuannya apa? untuk membantu kita melihat secara jernih masalah yang sedang kita hadapi. Misalnya, coba ceritakan masalahmu............apa tujuanmu melakukan itu? saudara kenal enggak dengan dia? lalu kita pun menjawab pertanyaan pertanyaan dari teman kita itu.
Doa Bapa Kami juga memiliki model yang seperti ini. Doa Bapa Kami adalah serangkaian jawaban dari pertanyaan pertanyaan yang Allah ajukan kepada kita. Untuk mempertajam doa Bapa kami ini, kita perlu melihat pertanyaan pertanyaan yang ada dibalik doa Bapa kami ini
Pertama, menurutmu, Aku ini siapa? ( Bapa kami di dalam sorga)
Kedua, apakah yang paling saudara inginkan? dikuduskanlah namaMu, datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumis eperti di sorga
ketiga, Lalu apakah yang saudara akan minta sekarang yang sesuai dengan tujuan itu? Pemeliharaan (roti) pengampunan dan perlindungan (janganlah membawa kami dalam pencobaan)
keempat, Mengapa anda begitu yakin dan mantap dengan ketiga permintaan tadi? karena kami tahu, bahwa Tuhan mampu melakukan itu (karena Engkaulah yang memiiki kuasa) dan ketika Engkau melakukannnya maka akan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan. ( dan kemuliaan sampai selama lamanya).
pertanyaan pertanyaa ini mesti kita pahami sebelum menyampaikan doa Bapa kami. karena pertanyaan pertanyaan ini, sangat menyehatkan kita secara rohani ketika berdoa. seringkali ketika kita berdoa, kita merasa bhwa tidak ada yang mendengarkan doa kita.Padahal Allah sedang mendengarkan kita. Melalui pertanyaan pertanyaan ini, kita akan dibantu untuk menyadari bahwa Allah itu sedang bertanya kepada kita agar memberitahukan kepadaNya dengan jujur, apa yang kita pikirkan mengenai Dia, Apa yang kita inginkan dari Dia dan Mengapa kita menguinginkannya. Dengan pertanyaan pertanyaan ini, kita akan lebih sadar bahwa kita sedang berbicara kepada Bapa, kita akan lebih paham isi doa Bapa kami.
Yohannis Trisfant
ini merupakan pengantar dari Doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Tuhan Yesus dalam kotbah di bukit.Doa Bapa kami ini diberikan untuk menjadi pola dari semua doa doa yang kita sampaikan kepada Tuhan. Bagaimanakah pola doa Bapa kami ini? pada hari ini, kita akan melihat secara sepintas pola Doa Bapa kami.
Allah disebut dipanggil sebagai Bapa. Memanggil Allah sebagai Bapa adalah sesuatu hal yang mengejutkan murid murid Tuhan Yesus. sebab, bagi bangsa Yahudi, mereka tidak memanggil Allah sebagai Bapa. Mereka tidak akan berani melakukan itu. Tetapi sekarang Tuhan Yesus mengajarkan mereka untuk memanggil Allah dengan sebutan Bapa. Dengan kata lain, murid murid dan kita diajarkan untuk datang ke hadirat Allah dengan sebuah konsep bahwa kita adalah anak-anak Allah dalam keluarga Allah . Pada saat kita berdoa, kita sedang datang da mencari kasih dari Bapa. Bukan hanya itu, Bapa yang kepadanya kita sampaikan doa kita adalah Bapa yang berdiam di sorga. artinya adalah Bapa itu memiliki kedaulatan , mandiri, Allah transendent. Kedua hal ini digabungkan dalam doa Bapa kami, yakni Allah yang dekat dengan kita, mengasihi kita seperti bapa yang dekat dengan anaknya dan Allah yang jauh dari kita, yang berdiam di sorga.
setelah itu, ada tiga permintaan yang berpusatkan kepada Allah. Ketiga permintaan ini, adalah sikap yang menyatakan bahwa si pendoa mengasihi Allah dengan segenap hati segenap jiwa dan segenap kekuatan (matius 22:37,38).
Permintaan pertama, adalah dikuduskanlah namaMu. Nama dalam Alkitab berarti pribadi, dan menguduskan nama Allah berarti mengakui Allah itu kudus melalui sikap yang hormat dan taat.
Permintaan kedua, adalah datanglah kerajaanMu. Kerajaan berarti Kuasa pemerintahanNya. Berdoa agar kerajaanNya datang adalah sebuah seruan agar ketuhananNya terlihat (menjadi nyata) dan ditaati dan anugerah keselamatannya dialami oleh semua manusia, sampai Kristus datang kembali dan membuat segala sesuatunya menjadi baru.
Permintaan ketiga " jadilah kehendakMu ", berarti bahwa semua perintah dan maksudNya secara sempurna tergenapi.
ALLAH TERLEBIH DAHULU, SETELAH ITU MANUSIA.
setelah tiga permintaan yang berpusatkan kepada Allah ini disampaikan, maka bagian kedua dari doa ini adalah permintaan yang berpusatkan kepada manusia. Mengapa permintaan yang berpusatkan Allah terlebih dahulu diucapkan? Hal ini mengingatkan kita bahwa permintaan atau doa kita adalah untuk meninggikan Allah dan untuk kemuliaan Allah. semangat dalam doa bukanlah untuk menundukkan kehendak Allah kepada kehendak kita. sebaliknya, adalah untuk menundukkan kehendak kita kepada kehendak Allah. Permintaan yang berpusatkan kepada manusia ini adalah meminta roti, meminta ampun, dan dilindungi dari pencobaan. semua kebutuhan kebutuhan manusia sudah masuk dalam tiga permintaan ini. Kebutuhan ini adalah kebutuhan materi, kebutuhan spiritual dan kebutuhan akan pimpinan dan pertolongan.
doa bapa kami diakhiri dengan pujian, karena Engkaulah yang empunya kerajaan, kuasa, dan kemuliaan. Pujian ini berarti bahwa Allah yang kita sembah memiliki Tahta di sorga, Allah yang sanggup melakukan apa yang kita minta karena Dia memiliki kuasa, dan Allah yang kita puji disini dan sekarang ini.
ALLAH MEMIMPIN PERCAKAPAN
Ketika kita berbicara kepada orang tua kita atau teman tentang masalah dan ketakutan yang sedang kita alami, mereka seringkali memimpin atau mengambil alih pembicaraan. Tujuannya apa? untuk membantu kita melihat secara jernih masalah yang sedang kita hadapi. Misalnya, coba ceritakan masalahmu............apa tujuanmu melakukan itu? saudara kenal enggak dengan dia? lalu kita pun menjawab pertanyaan pertanyaan dari teman kita itu.
Doa Bapa Kami juga memiliki model yang seperti ini. Doa Bapa Kami adalah serangkaian jawaban dari pertanyaan pertanyaan yang Allah ajukan kepada kita. Untuk mempertajam doa Bapa kami ini, kita perlu melihat pertanyaan pertanyaan yang ada dibalik doa Bapa kami ini
Pertama, menurutmu, Aku ini siapa? ( Bapa kami di dalam sorga)
Kedua, apakah yang paling saudara inginkan? dikuduskanlah namaMu, datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumis eperti di sorga
ketiga, Lalu apakah yang saudara akan minta sekarang yang sesuai dengan tujuan itu? Pemeliharaan (roti) pengampunan dan perlindungan (janganlah membawa kami dalam pencobaan)
keempat, Mengapa anda begitu yakin dan mantap dengan ketiga permintaan tadi? karena kami tahu, bahwa Tuhan mampu melakukan itu (karena Engkaulah yang memiiki kuasa) dan ketika Engkau melakukannnya maka akan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan. ( dan kemuliaan sampai selama lamanya).
pertanyaan pertanyaa ini mesti kita pahami sebelum menyampaikan doa Bapa kami. karena pertanyaan pertanyaan ini, sangat menyehatkan kita secara rohani ketika berdoa. seringkali ketika kita berdoa, kita merasa bhwa tidak ada yang mendengarkan doa kita.Padahal Allah sedang mendengarkan kita. Melalui pertanyaan pertanyaan ini, kita akan dibantu untuk menyadari bahwa Allah itu sedang bertanya kepada kita agar memberitahukan kepadaNya dengan jujur, apa yang kita pikirkan mengenai Dia, Apa yang kita inginkan dari Dia dan Mengapa kita menguinginkannya. Dengan pertanyaan pertanyaan ini, kita akan lebih sadar bahwa kita sedang berbicara kepada Bapa, kita akan lebih paham isi doa Bapa kami.
Yohannis Trisfant
Rabu, 24 April 2013
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? (Roma 8:35)
Penulis: Pdt. Yohannis Trisfant
Ini adalah pertanyaan yang paling
puncak dari kelimat pertanyaan yang diajukan oleh paulus. Pertanyaan lima ini
seperti puncak dari sebuah anak tangga. Ini adalah anak tangga yang paling
tinggi. Paulus bertanya , “siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih
Kristus”? dan setelah itu ia mencoba
mencari jawaban dari sekelilingnya. Paulus memberikan contoh-contoh tentang
hal-hal yang bisa memisahkan kita dari kasih Kristus.
Dalam ayat 35, Ada tujuh kemungkinan
yang Paulus sebutkan sebagai bahaya yang dapat memisahkan kita dari kasih
Kristus, yaitu Penindasan, kesesakan , penganiayaan, kelaparan,
ketelanjangan, bahaya, pedang. Penindasan, kesesakan ,
penganiayaan, merupakan ancaman yang datang dari dunia, dari orang-orang yang membenci kekristenan.
Sedangkan kelaparan dan ketelanjangan adalah tidak adanya makanan, dan
pakaian. Orang kaya bangkrut, sampai
tidak ada makanan dan pakaian, atau seseorang tidak mendapatkan pekerjaan sehingga
tidak dapat membeli makanan dan pakaian, atau kegagalan dalam usaha sehingga
tidak bisa mencukupi kebutuhan pokok. Semuanya itu memang merupakan ancaman
bagi orang kristen.
Hal selanjutnya yang bisa mengancam orang kristen adalah
bahaya dan pedang. Bahaya apa? bahaya kecelakaan, penyakit, perampok
bersenjata, teroris, dll. Daftar bahaya ini bisa diperpanjang lagi. Semuanya
adalah penderitaan yang nyata-yang tidak menyenangkan, sulit untuk ditanggung,
menantang iman kita. Paulus mengetahui apa yang sedang dia bicarakan karena dia
sendiri mengalami hal itu dan sangat buruk sekali. Orang-orang kristen di
Roma juga mengalami penderitaan tersebut, dimana mereka dibakar dan
dijadikan obor-obor untuk menerangi taman istana Nero. Namun semuanya itu
pun tidak bisa memisahkan orang kristen dari kasih Kristus.
Paulus
yakin bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun
pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan
datang, (39) atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun
yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita
dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Kematian memang sangat ditakuti dan
merupakan pemisah yang paling besar, namun bagi orang-orang percaya yang ada
dalam Kristus, kematian bukan lagi sesuatu yang dapat memisahkan kita dari
kasih Kristus, sebaliknya, menjadi membawa kita lebih dekat kepada
Kristus. Kematian yang awalnya
adalah pemisah antara kita dengan Allah,
sudah menjadi penyatu antara diri kita dengan Kristus.
Bukan hanya kematian yang tidak bisa
memisahkan kita dari kasih Kristus,kehidupan pun tidak bisa memisahkan kita
dari kasih Kristus. Hidup itu lebih kejam daripada mati. itulah sebabnya
mengapa seringkali kita menyebut, kematian sebagai sebuah kelepasan atau
sebagai sebuah anugerah. Hidup juga bisa membawa pemisahan. Kemiskinan bisa
membawa pemisahan, status sosial juga membawa pemisahan, suku, ras juga membawa
pemisahan. Jadi hidup juga dapat membawa pemisahan atas manusia. Namun hidup
tidak pernah bisa memisahkan kita dari kasih Kristus
Saudara janganlah putus asa ketika
menghadapi masalah, sebab masalah-masalah itu tidak bisa memisahkan saudara
dari kasih Kristus.
Bahkan kita dikatakan “ lebih dari
pemenang”. Agak aneh kalau kita dikatakan sebagai pemenang, karena kita
digambarkan seperti domba. Domba mana bisa menjadi pemenang. Kalau singa , kita
bisa terima sebagai pemenang. Atau kalau ulat, kita bisa mengatakan ulat-ulat
adalah pemenang karena singa yang mati, dimakan oleh ulat, jenderal yang mati
juga dimakan oleh ulat, sehingga ulat memang adalah pemenang.Kalau domba? Mana
bisa sebagai pemenang. Domba adalah korban untuk dimakan, disate, di gule, atau
di rica-rica. Namun paulus mengatakan “ kita atau domba-domba Allah adalah
lebih dari pemenang. Jadi bukan hanya pemenang, tetapi lebih dari pemenang di
dalam Kristus. Kita adalah pemenang yang super.
Kita memang tidaklah kebal terhadap
pencobaan, tidak kebal terhadap tragedi. Namun kita dijanjikan kemenangan atas
semua itu. Janji Allah, bukanlah bahwa pencobaan tidak akan menyerang diri
kita, tetapi bahwa pencobaan tidak akan pernah memisahkan kita dari kasih
Allah.
Kasih ini adalah kasih Allah yang
secara luar biasa diperlihatkan di kayu salib (5:8; 8:32,37) dimana telah
dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus. Keyakinan kita bukanlah terletak
pada kasih kita kepada Kristus, karena kasih kita itu lemah, kecil dan
terbatas. Tetapi keyakinan kita terletak di dalam kasihNya kepada kita, kasih
yang tetap, setia dan selama lamanya.
Salam
Pdt. Yohannis Trisfant
Siapakah yang akan menghukum mereka? (Roma 8:33)
Penulis: Pdt. Yohannis Trisfant
Siapakah yang akan menghukum
mereka? (34) Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih
lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah
menjadi Pembela bagi kita?
Suatu
hari, diadakan pertemuan koruptor dari seluruh dunia. Mereka saling
membanggakan kelebihan mereka dalam korupsi. Berikut percakapan mereka.
Koruptor Negara C
|
:
|
Di negara saya, korupsi dilakukan di
bawah meja.
|
Sebab kalo ketahuan, pasti digantung.
|
||
Koruptor Negara N
|
:
|
Di negara saya, korupsi dilakukan di
atas meja.
|
Sebab sudah bukan hal yang aneh lagi.
|
||
Koruptor Negara A
|
:
|
Di negara saya, korupsi dilakukan bisa
di atas meja atau di bawah meja,
|
tergantung kebijakan politik negara
saya.
|
||
Koruptor Negara Indonesia
|
:
|
Mengapa kalian segitu saja bangga?
|
Di negara saya, korupsi bukan hanya di
atas meja atau di bawah meja,
|
||
MEJANYA PUN KAMI KORUPSI!!!!
|
Kalau ditanya, siapakah yang akan
menghukum koruptor di Indoensia? banyak yang pengen menghukum para koruptor,
KPK, saingan politiknya, dan masyarakat.
Kalau saudara ditanya, siapakah yang
akan menghukummu? Enggak ada. Saya orang
kristen yang baik, tidak punya musuh.
Saya juga bukan penjahat, bukan koruptor.
Walaupun kita bukan penjahat, masih
banyak orang yang ingin menghukum kita. Mereka yang iri hati ingin mencelakakan
kita. Perampok, penjambret ingin
merampsa milik kita. Virus, bakteri dapat membuat kita sakit. Iblis ingin
menghukum kita dengan cara mendatangkan celaka buat kita. Orang-orang Non Kristen juga akan menuduh
kita dan berkata, “dia tidak lebih baik dari saya? koq, Tuhan mengininkan dia
masuk ke dalam sorga, sedangkan saya masuk ke neraka?”
Lalu apa yang menjadi penolong kita?
Kristus lah yang menjadi penolong kita melalui kematianNya, kebangkitanNya,
pemuliannNya, dan melalui syafaatNya. Paulus mengatakan dalam ayat 34
bahwa Kristus menjadi pembela bagi kita. Tuhan Yesus tidaklah mengabaikan kita
setelah pekerjaan penebusanNya selesai. Dia masih memperhatikan diri kita,
bukan hanya nanti ketika pengadilan ilahi dilaksanakan tetapi juga sekarang
ini, di dunia ini. Dia menjadi perantara, atau juru syafaat bagi kita
Donald Barnhouse menjelaskan tentang
Kristus yang menjadi pembela kita seperti ini:” ketika kita memiliki masalah,
atau ketakutan dalam hati kita, maka ketakutan itu langsung diketahui oleh
Krisus, karena ketakutan kita itu menyentuh hatiNya, ketakutan kita itu membuat
Dia merasa menderita.
Jika kita mengalami kehilangan,
dukacita, penderitaan, maka itu akan segera tertulis dalam hati Kristus.
Mengapa bisa terjadi seperti itu? Karena Alkitab menuliskan:” KJV menerjemahkan
Yes 63:9, dalam segala penderitaan mereka, Dia menderita. Kristus merasakan segala kesusahan dan
penderitaan kita. Dia adalah pembela kita yang baik dalam segala kesusahan yang
kita alami. Oleh sebab itu kita tidak perlu kuatir. Dia akan memenuhi segala
keperluan kita menurut kekayaan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus Tuhan kita.
Ada sebuah syair pendek yang berbunyi
seperti ini: don’t worry be happy” Jangan kuatir, melainkan gembiralah dalam
segala persoalan yang saudara sedang hadapi karena kita memiliki Kristus
sebagai pembela kita dan penolong kita
Bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? (Roma 8:32)
Penulis: Pdt. Yohannis Trisfant
Kita bisa yakin bahwa Allah akan
menyuplai seluruh kebutuhan kita? Keyakinan itu dapat dilihat di kayu
salib. Salib itu merupakan jaminan
bahwa Allah akan terus bermurah hati kepada kita dan akan melanjutkan kemurahannya
tersebut, sebab Dia sudah memberikan pemberian yang paling besar, yakni AnakNya
sendiri.
Octavianus Winslow mengatakan: siapakah
yang menyerahkan Yesus sampai Dia mati di kayu salib? Bukan Yudas yang
menyerahkan Yesus dengan tujuan dapat uang 30 keping perak., juga bukan Pilatus
yang menyerahkan Yesus akrena takut dengan orang banyak, dna juga bukan
pemimpin yahudi yang menyerahkan Yesus karana iri hati, Tteapi yang menyerahkan
Yesus adalah Allah Bapa, karena Dia mengasihi kita. Itulah jaminan yang paling
besa rakan kemurahan Allah yang akan diberikan kepada kita. Paulus
memakai argumen dari yang paling besar ke yang paling kecil. Yang paling besar
adalah Kristus dan itu telah diberikan kepada kita, sehingga Paulus bertanya,
bagaimana mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita
bersama-sama dengan Dia? Karena Allah sudah memberikan pemberian yang paling
besar, maka kita dijamin akan menerima kemurahan-demi kemurahan setiap hari
dari Allah.
Seorang Guru sekolah minggu bertanya
kepada murid-murid SM, “apakah ada dari
janji-janji Allah yang tidak dipenuhi oleh Allah? Jika anak-anak bisa menemukan
maka akan diberikan uang oleh lause sebesar : Rp. 1 juta. Hadiahnya kurang
besar. Seharusnya, diberikan janji 1 milliar, karena tidak ada janji Tuhan yang
tidak akan diberikan atau digenapi, sebab seperti yang dikatakan dalam Roma 8:
32, Ia, yang tidak menyayangkan
Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah
mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan
Dia? Kalau Allah sudah memberikan AnakNya, maka Ia akan
mengaruniakan segala sesuatu kepada kita. Ayat ini merupakan Cek kosong untuk
segala kebutuhan kita. Saudara cukup menuliskan di atas cek kosong itu
kebutuhan saudara dan kemudian menyerahkan kepada Tuhan.
Saudara bisa menuliskan di atas cek itu dan minta kekuatan
untuk mengalahkan pencobaan, maka Allah akan memberikan kita kekuatan untuk
mengalahkan pencobaan tersebut. (1 Kor
10:13)
Saudara bisa menuliskan di atas cek itu dan minta Dia
menolongmu dalam menghadapi masalah, maka Dia akan menyertai saudara senantiasa
(Mat 28:20)
Saudara bisa menulsikan di atas cek itu kebutuhan saudara
akan pekerjaan, akan keuangan, kesehatan, damai sejahtera, maka Dia akan
menolong memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan
kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. (Fil 4:19)
Jelas sekali, bahwa kalau Allah suda memberikan Yesus
Kristus, sebagai pemberian yang paling besar, maka Dia akan memberikan
pemberian yang jauh lebih kecil dari itu, seperti yang dikatakan oleh John
Stott: kayu salib itu membuktikan bahwa Allah itu murah hati.
Jika seorang kaya sudah memberikan kepada saudara satu
milliar, maka dia pasti tidak akan keberatan kalau saudara meminta dibayarin
makan di mie acay, karena saudara hari itu ketinggalan dompet. Seperti inilah
Allah kita.
Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang
menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan
segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? Segala sesuatu
adalah semua hal yang kita butuhkan untuk membuat kita semakin serupa dengan
Kristus.
Salam
Pdt. Yohannis Trisfant
Langganan:
Postingan (Atom)
-
Jumat, 26 Juni 2020 HARTA ITU BERSAYAP (AMSAL 23:4-5) Amsal 23:4-5 (TB) Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini. Ka...
-
PUTUS ASA (Ayub 6:8-9) Dalam bukunya Le Suicide (1987) Durkheim merumuskan dan menguraikan secara gamblang tiga tipe bunuh diri yaitu bun...
-
Oleh : Pdt. Yohannis Trisfant Anda tidak perlu berteriak dengan sangat keras. Dia lebih dekat dengan kita daripada yang kita pikirkan. (B...