Pdt. Johannis Trisfant, MTh
Ada satu dosa yang tidak bisa dihindari oleh siapapun di dalam
dunia, bahkan oleh orang kristen. Dosa apakah itu? Kesombongan. Ada sebuah Dosa
yang selalu dicemooh oleh siapapun di
dunia ini ketika ia melihat itu ada pada diri orang lain, dosa apakah itu?
Kesombongan.
Dosa inilah, yakni kesombongan yang sedang menguasai diri Haman. Hal
ini tercatat dengan begitu jelas di dalam Ester 5: 9-14 ini.
Haman baru saja pulang dari perjamuan Ratu Ester
dengan hati yang riang gembira. Dia keluar dari istana sambil berpikir:”Aku
baru saja menghadiri suatu makan malam pribadi dan bertemu dengan raja dan
ratu. Perjamuan itu benar-benar ekslusif, VVIP. Aku satu-satunya pejabat yang
diundang oleh raja. Benar-benar sebuah kehormatan. Bintangku sedang
terbit. Haman berjalan keluar istana
dengan kebanggaan dan ego. Dia siap meledak dalam kesombongan.
Tetapi ketika dia sampai di pintu gerbang istana
raja, mukanya langsung muram. Hari itu tidak seluruhnya bahagia. Disamping
kemuliaan itu, ternyata ada Mordekai yang menolak mengakui kekuasaan dan
otoritasnya. Kepuasan kesuksesannya diganggu oleh pemberontakan Mordekai. Haman
merasa dirinya diabaikan oleh Mordekhai, dirinya tidak diperhatikan oleh
Mordekhai dan ini membuat dia sangat membenci mordekhai.
Apa sebenarnya yang sedang terjadi pada diri
Haman? Mengapa dia begitu marah, kalau mordkheai tidak bangkit berdiri
menghormatinya? Apakah setiap orang akan marah jika tidak dihormati? Kalau
saudara masuk ke Bina Bakti dan tidak dihormati oleh Satpam, apakah saudara
lantas marah? Belum tentu khan? Kita mungkin kadang-kadang marah kalau sedang
sakit rohani kita.
Raja Daud pernah bukan hanya tidak dihormati,
tetapi juga dihina oleh Simei. Pada waktu itu, Absalom anak Daud, memberontak
sehingga terpaksa Daud dan tentaranya mengungsi. Ketika raja Daud dan
tentaranya telah sampai ke sebuah tempat yang bernama Bahurim, keluarlah dari sana seorang bernama Simei. Sambil mendekati raja, ia
terus-menerus mengutuk. Daud dan semua pegawai raja Daud dilemparinya dengan
batu, walaupun segenap tentara dan semua pahlawan berjalan di kiri kanannya.
Beginilah perkataan Simei: "Enyahlah, enyahlah, engkau penumpah darah,
orang dursila! TUHAN telah membalas kepadamu segala darah keluarga Saul, yang
engkau gantikan menjadi raja, TUHAN telah menyerahkan kedudukan raja kepada
anakmu Absalom. Sesungguhnya, engkau sekarang dirundung malang, karena engkau
seorang penumpah darah."
Jenderalnya Daud yang bernama abisai sangat marah,
dan berkata: Izinkanlah aku menyeberang
dan memenggal kepalanya." Tetapi raja Daud tidak mengizinkan mereka.(2Sa 16:5-12)
Namun berbeda dengan Haman. Walaupun Mordekhai
tidak mengutukinya, mordekhai hanya tidak mau sujud menyembahnya, sudah membuat
Haman sangat marah.
Mengapa Haman marah? Haman marah karena dosa
kesombongan sedang menguasainya. Kesombongan ini yang membuat dia marah ketika
melihat Mordekhai mengabaikannya.
Apa itu kesombongan? Bagaimana saudara tahu bahwa
diri saudara sudah sombong? Mudah. Kalau saudara ingin tahu seberapa sombongnya
diri saudara, maka tanyakanlah pertanyaan ini pada diri saudara sendiri.
- ”seberapa besar ketidaksukaan saya ketika orang lain mengabaikan diri
saya?”
- ”Seberapa besar ketidaksenangan saya, ketika orang lain tidak
memperhatikan saya?”
- ”Seberapa besar ketidaksukaan saya ketika orang lain merendahkan diri
saya? Atau bersikap pamer dihadapan saya?”
Semakin besar ketidaksukaan saudara ketika orang lain mengabaikan
dirimu, merendahkan dirimu, maka itu artinya, semakin besar kesombongan saudara
Haman sangat tidak suka ketika Mordekhai
mengabaikan dirinya. Haman juga sangat benci ketika Mordekhai tidak
memperhatikan dirinya yang sudah dijamu oleh raja dan ratu. Haman juga sangat
tidak suka ketika Mordekhai merendahkan dirinya dengan cara tidak mau bersujud
kepadanya. Seperti itulah kesombongan.
Kesombongan memang adalah dosa yang sangat halus.
Jangan berpikir bahwa hanya orang kaya dan berkedudukan tinggi, yang jatuh ke
dalam dosa ini. Orang miskin yang tidak punya kedudukan pun banyak yang jatuh
ke dalam dosa kesombongan.
Terkadang kita tidak mengerti mengapa kita marah
kepada orang yang tidak memperhatikan diri kita.
- Misalnya, kita ke gereja, dan orang-orang di gereja mengacuhkan diri
kita, tidak menegor diri kita.
- Kita kemudian marah dan mengatakan orang-orang gereja sombong.
- Benarkah seperti itu? Siapa yang sombong? Orang gereja atau diri kita?
- Kita marah karena
kesombongan dalam diri kita sedang bersaing dengan kesombongan orang lain.
- Semakin sombong
seseorang, maka orang itu akan semakin membenci kesombongan dalam diri
orang lain.,
- semakin saudara marah ketika orang gereja tidak memperhatikan saudara,
itu artinya kesombongan saudara sangat tinggi.
Kesombongan itu dosa yang halus. Seringkali kita
menuduh orang lain sombong, namun sebenarnya pada saat yang sama kita lebih
sombong dari orang lain itu.
Ketika orang-orang gereja mengabaikan diri kita,
dan kita tidak tersinggung dan tetap
datang ke gereja, maka kita adalah orang yang rendah hati.
Jadi
kesombongan itu bersifat kompetitif atau bersaing dengan orang lain.
Coba sdr perhatikan ayat 11´ Maka
Haman menceriterakan kepada mereka itu besarnya kekayaannya, banyaknya anaknya
laki-laki, dan segala kebesaran yang diberikan raja kepadanya serta kenaikan
pangkatnya di atas para pembesar dan
pegawai raja. (Est 5:11)
Perhatikan kalimat terakhir: diatas para pembesar dan pegawai raja. Kesombongan
itu bersifat kompetetif, atau bersaing.
- Apakah Haman senang
dengan kekayaannya? Cukup senang. Dia memiliki banyak kekayaan, sampai
bisa membayar raja 10.000 talenta perak untuk memusnahkan bangsa Yahudi.
Ini berarti Haman memiliki uang lebih 340.000 KG Perak.
- Apakah Haman
senang dengan anak-anak yang dimiliknya? Cukup senang. Sebuah Targum
Yahudi mengatakan bahwa Haman selain memiliki 10 anak, dia juga masih
memiliki 208 anak laki-laki lainnya.
- Apakah haman senang
dengan segala kebesaran yang diberikan kepadanya? Cukup Senang.
Namun hal yang paling membuat dia senang adalah karena kekayaannya
dan kebesarannya berada di atas pembesar lainnya. Haman bangga karena dia memiliki lebih daripada
apa yang dimiliki oleh teman sesama pejabat.
Haman bangga bukan semata-mata karena dia kaya, bukan karena dia dapat
kedudukan, melainkan karena dirinya lebih kaya dan lebih tinggi kedudukannya
dibandingkan dengan orang lain.
Seperti inilah sifat sombong itu, yakni bersaing, kompetetif. Jika
teman teman haman, sama kayanya dengan haman, maka tidak ada hal yang perlu
dsombongkan oleh Haman, Atau jika teman-teman Haman, punya kedudukan yang sama
tingginya dengan Haman, maka tidak ada juga hal yang perlu disombongkan oleh
Haman.
Orang yang kaya, apakah bangga semata-mata hanya
karena dirinya kaya? Enggak. Orang yang pintar apakah bangga semata-mata karena
dirinya pintar? juga tidak. Dan orang yang tampan, atau cantik, apakah bangga
semata-mata karena dirnya cantik dan tmapan? juga tidak.
Orang yang kaya bangga karena dirinya lebih kaya
dari orng lain. Orang yang pintar bangga karena dirinya lebih pintar dari orang
lain dan orang yang cantik ataupun gagah, bangga karena dirinya lebih cantik
atau lebih tampan dari orang lain.
Jika setiap orang di dunia ini sama kayanya, sama
pintarnya, dan sama cantiknya atau sama
tampannya, maka tidak ada yang perlu dibanggakan atau disombongkan.
Jadi perbandinganlah yang membuat anda bangga dan sombong. Saudara bangga karena bisa mengalahkan
orang lain. Unsur persaingan ini ada dalam kesombongan kita. Ketika unsur
persaingan ini hilang, maka hilang pulalah kesombongangan saudara.
Perhatikanlah ayat 12, perkatan Haman:
"Tambahan pula tiada seorangpun diminta oleh Ester, sang ratu, untuk
datang bersama-sama dengan raja ke perjamuan yang diadakannya, kecuali aku; dan
untuk besokpun aku diundangnya bersama-sama dengan raja. (Est 5:12)
Hanya aku yang diundang, yang lain tidak diundang. Wah………ini
membuatku bangga. Tetapi kalau semua diundang, …………..maka tidak membuat saya
merasa bangga. Kesombongan memiliki sifat yang seperti itu. Jadi
berhati-hatilah, ketika sdr mulai membandingkan dirimu dengan orang lain.
Kesombongan
pada hakikatnya memiliki sifat bersaing yang berbeda dengan dosa-dosa lainnya.
Jika dua orang pria bersaing memperebutkan seorang gadis. Mereka
akan bersaing memperebutkan gadis itu karena mereka ingin menikah dan mereka
merasa cocok dengan gaids itu. Apalagi gaids itu selesai keramas, kelihatan
sangat cantik. Persaingan mereka tidak memiliki unsur kesombongan. Mereka bersaing bukan untuk mengalahkan
lawan, melainkan untuk mendapatkan sang gadis poujaan hati.
Tetapi orang yang sombong akan merampas kekasih
dari diri anda, bukan karena dia menginginkan gadis itu, melainkan hanya untuk
membuktikan bahwa dirinya lebih tampan dan lebih hebat dari saudara.
Atau sebaliknya, seorang wanita sombong yang
merampas pacar orang lain, atau suami orang lain, bukan semata-mata karena
dorongan seksual, tetapi oleh karena ingin membuktikan bahwa dirinya lebih
cantik dan menarik dibandingkan pacar atau istri pria itu
Jadi dosa kesombongan itiu sangat jahat. Saudara
pasti tahu, apakah dosa ini ada dalam diri saudara atau tidak, yakni dengan
menguji motivasimu ketika mendekati seorang gadis atau pemuda.
Contoh yang lain adalah dalam hal ketamakan.
Ketamakan mungkin mendorong orang untuk bersaing mendapatkan uang yang banyak.
Tetapi orang yang sombong akan berusaha mendapatkan lebih banyak lagi sampai
dirinya melampui semua orang.
Ketamakan pasti akan membuat seseorang
menginginkan uang yang banyak agar bisa membeli rumah yang besar, makanan dan
minuman yang lebih mewah. Tetapi ketamakan hanya sampai disitu.
Masalahnya adalah seringkali ketamakan itu
digerakkan oleh kesombongan.
- Misalnya, seseorang sudah mendapatkan penghasilan sebesar Rp.
100.000.000 sebulan
- Mengapa orang yang
sudah mendapatkan Rp. 100.000.000 begitu bernafsu untuk mendapatkan lagi
Rp. 200.000.000 sebulan? Bukankah
Rp. 100.000.000 sebulan sudah lebih dari cukup? Dirinya bisa menikmati
kemewahan dengan Rp. 100.000.000 itu.
- Apa yang mendorong
orang tersebut ingin mendapatkan 200 juta bahkan 1 milliar sebulan? Apakah
semata-mata hanya karena ketamakan? Ternyata bukan.
- Kalau hanya ketamakan, dia akan berhenti pada satu titik.
Orang itu mengejar dengan tamak, uang yang banyak
bukan semata-mata karena ketamakan, melainkan karena kesombongan. Dirinya ingin
lebih kaya daripada orang kaya yang lain dan terlebih lagi dirinya ingin
berkuasa.
Itulah sebabnya, jarang sekali orang kaya itu
hanya puas dengn kekayaannya. Biasanya dia akan mencari cara bagaimana dirinya
bisa berkuasa dan lebih berkuasa.
- Ada yang mencari kuasa dengan cara bermain politik di pemerintahan,
supaya bisa mendapatkan kedudukan.
- Ada juga yang lebih halus yaitu melayani di yayasan-yayasan sosial
bahkan gereja untuk mendapatkan kekuasaan dan agar dihormati.
- Alasannya? Kekuasaan adalah seuatu yang benar-benar dinikmati oleh
kesombongan. Tidak ada sesuatupun yang membuat seseorang merasa superior
dari orang lain selain kemampuan untuk mengendalikan orang lain seperti
prajurit-prajurit mainan.
Apakah yang menyebabkan seorang gads yang cantik
mengoleksi banyak pacar? Tentunya bukan insting seksualnya. Tetapi karena
kesombongan. Dia ingin mengendalikan pacar-pacarnya itu dan menikmati kuasanya
atas pacar-pacarnya.
Kesombongan itu bersifat kompetitif atau bersaing. Jika saya adalah
orang sombong, maka selama masih ada satu orang di dunia ini yang lebih
berkuasa, atau lebih kaya, atau lebih pintar daripada saya, maka dialah saingan
saya atau musuh saya. Perhatikanlah sikap Haman dalam ayat 13.
Akan tetapi semuanya itu
tidak berguna bagiku, selama aku masih melihat si Mordekhai, si Yahudi itu,
duduk di pintu gerbang istana raja." (Est 5:13).
Haman berkata bahwa semuanya itu, yakni kekayaan, kebesaran yang
diberikan raja kepadanya serta kenaikan pangkatnya di atas para pembesar,
jamuan makan eksklusif bersama raja dan ratu, semuanya itu tidak berguna selama dia masih melihat si Mordkheai,
duduk di pintu gerbang istana raja.
Masih ada satu orang di istana, kecuali raja yang
tidak bisa dikuasai oleh Haman, yakni Mordekhai. Orang yang sombong seperti
ini, yakni ingin agar semua orang berlutut kepadanya, dan jika seseorang tidak
berlutut ,maka ini menjadi kekuatiran dan perhatian tunggalnya. Dan walaupun
mordekhai memang tidak kaya, dan tidak berkuasa, tetapi mordekhai tidak bias
dikuasai oleh Haman. Dan ini menjadikan Mordekhai menjadi saingan atau musuh
Haman.
Saingan yang seperti ini sulit dikalahkan. Uang
tidak bisa mengalahkan Mordekhai demikian juga jabatan. Oleh karena itu, jalan
satu-satunya untuk mengalahkan saingan ini adalah dengan membunuhnya.
Di ayat 14 , Haman dinasehati oleh istrinya dan
sahabat-sahabatnya untuk menyingkirekan Mordekhai:” "Suruhlah orang membuat tiang yang tingginya lima puluh hasta, dan
persembahkanlah besok pagi kepada raja, supaya Mordekhai disulakan orang pada
tiang itu; kemudian dapatlah engkau dengan bersukacita pergi bersama-sama
dengan raja ke perjamuan itu."
Haman sangat menyukai ide ini dan kemudian ia
menyuruh membuat tiang yang tingginya 50 hasta (75 kaki atau sekitar 25 meter).
25 meter itu, 6 tingkat.
- Mungkin di mall , di setinggi
lantai 3
- Tiangnya setinggi lantai 3 dan kemudian Mordekhai akan disulakan di
tiang itu.
- Ini merupakan cara penghukuman orang Persia, dimana sebuah galah
ditusukkan ke dalam tubuh dan kemudian tubuh tersebut digantung pada tiang
yang tingginya 25 meter.
- Ini adalah kematian yang menyedihkan, memalukan dan menyiksa.
- Ini mirip dengan
penyaliban orang-orang Romawi.
- Orang Romawi
mempelajari cara membunuh orang dengan menyiksa di kayu salib dari orang
Fenisia, sedangkan orang Fenisia mempelajarinya dari orang Persia.
- Jadi nenek moyang hukuman salib adalah dari orang Persia.
- Hanya orang Persia
tidaklah memaku tangan korban.
- Tubuh korban
ditusuk kemudian di gantung.
Haman hendak menggantung Mordkehai dengan ketinggian 25 meter atau
setinggi laintai 3 IP, karena kebencian
Haman terhadap Mordekahi saudah amat dalam. Jadi hanya kematian yang menyakitkan dari
Mordekhailah yang bisa memuaskan kesombongan Haman. Kesombongan Haman mesti
dipuaskan dengan kematian yang memalukan dari Mordekkhai.
Kesombongan adalah perseteruan. Kesombongan lah
yang menjadi penyebab utama dari kesengsaraan umat manusia. Kesombonganlah yang
menjadi penyebab hancurnya sebuah bangsa dan hancurnya sebuah keluarga.
Kejahatan-kejahatan lainnya terkadang bisa
mempersatukan orang.
- Orang-orang
mabuk, masih bisa bersatu dan bersenda gurau.
- Demikian juga para pelacur, masih bisa bersatu.
- Penjudi juga
masih bisa bersatu.
Tetapi orang-orang yang sombong tidak akan pernah bisa bersatu.
Penyebab perpecahan di gereja, adalah kesombongan. Ada orang-orang
tertentu merasa dirinya lebih dan ingin lebih dari orang lain, sehingga
akhirnya timbul perpecahan.
Demikian juga perceraian dalam rumah tangga lebih banyak disebabkan
oleh karena kesombongan pasangan suamia istri. Jika ada kerendahan hati, maka tidak perlu terjadi
perceraian.
Demikian juga halnya, dalam dunia pekerjaan.
Kesombongan menjadi penyebab seorang karyawan mengfitnah teman kerjanya.
Kesombongan juga yang menjadi penyebab seorang pengusaha menghancurkan usaha
temannya.
Haman hendak mempermalukan Mordekhai dengan
kematian yang memalukan untuk memuaskan kesombongannya.
Tetapi ada satu hal yang dilupakan oleh Haman, bahwa Allah itu hadir dalam
setiap tingkah laku manusia.
Francis Schaeffer :” Ia ada dan Ia tidak berdiam diri.” Janganlah pernah meragukan kehadiran
Allah.
Dan kalau saudara baca di pasal-pasal selanjutnya,
betapa sangat ironis nasib orang sombong. Orang yang sombong bukan hanya
melawan manusia tetapi juga melanwan Tuhan. Tuhan lah yang akan menentang orang
sombong. Saudara mesti ingat ini baik-baik.
Perhatikanlah hidup Haman. Haman sedang berada di
luar istana mendirikan tiang gantungan yang tinggi untuk membunuh Mordekhai.
Namun pada tengah malam, di dalam istana, Raja sedang memikirkan untuk
menghormati Mordekhai. Sungguh Ironis.
Allah sedang bekerja tanpa diketahui oleh Haman.
Allah sedang bekerja untuk merendahkan Haman. Dan akhirnya kita tahu bahwa
tiang yang setinggi 25 meter itu, akhirnya menjadi tempat gntungan haman, bukan
Mordekhai. Bukan Mordekhai yang digantung tetapi Haman yang digantung.
Allah itu bekerja menentang orang-orang yang
congkak.
Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.. Kesombongan
mengakibatkan kehancuran; keangkuhan mengakibatkan keruntuhan. (Pro 16:18)
Orang
angkuh akan direndahkan; orang yang rendah hati akan dipuji. (Pro 29:23)
Jika seseorang congkak atau sombong,
maka hal itu akan menjadi awal dari kejatuhannya. Haman telah mengalami ini. Akibat dari keangkuhan adalah: Allah akan segera menghukum keangkuhan.
- Herodes: ketika Herodes membantai bayi ,
membunuh rasul Yakobus, Allah tidak langsung menghukumnya. Tetapi ketika
Herdodes berpidato dan dan rakyatnya mengatakan :’ ini suara Allah, bukan
suara manusia”, dia seketika itu juga ditampar oleh malaikat Tuhan (Kis12:23)
- Nebukadnesar menyombongkan dirinya, dan pada saat
itu juga dia dihukum oleh Tuhan, bertingkah laku sepert binatang.
Keangkuhan merupakan dosa yang menyebabkan
kejatuhan malaikat dalam dosa (Yes 14:13-14)
Keangkuhan ini pula yang menyebabkan kejatuhan
Adam dan Hawa: ”setan berkata: Allah tahu bahwa hari dimana engkau memakannya
matamu akan terbuka, dan engkau menjadi sama seperti Allah” (Kej 3:5)
- Konon, pada suatu perkampungan di Syiria ada seorang petani yang
sangat percaya diri dengan kekuatannya
- Suatu malam, petani ini pulang ke rumahnya dengan melintasi jalanan
pekuburan sebagai ganti jalan lain yang biasa dilewati para penduduk desa
sewaktu pergi pagi dan pulang sore.
- Para penduduk desa telah memperingatkan petani itu akan berbagai
resiko sewaktu melintasi jalan pekuburan di malam hari.
- Akan tetapi, petani yang sombong dengan kekuatan fisiknya ini sama
sekali tidak menghiraukan peringatan mereka. Bahkan, dia nekat untuk
melintasi jalanan pekuburan itu sendirian tanpa ditemani seorang pun dari
penduduk desa.
- Secara kebetulan ada seorang petani dari desa lain melewati jalan yang
sama menuju desanya yang bersebelahan.
- Dia kemalaman di jalan sehingga terpaksa melewati jalan pekuburan itu
untuk bisa sampai ke desanya secara pintas.
- Dia berjalan tergopoh-gopoh, namun tak kunjung sampai di ujung jalan.
- Terlihat oleh kedua matanya, pintu gerbang kuburan yang besar yang di
atasnya tertancap obor kecil sehingga membuatnya gembira dan mengusir rasa
takutnya.
- Dia semakin mempercepat langkahnya menuju pintu gerbang itu.
- Di tengah-tengah langkahnya itu, tiba-tiba dia sedikit terpeleset dan
terperosok ke dalam kubang kubur yang masih menganga yang dipersiapkan
untuk penghuni baru.
- Diselimuti rasa
takut dan cemas, dia mencoba berteriak dan dengan suara lantang memanggil
para pejalan sambil meminta pertolongan.
- Namun, tiada seorang pun memenuhi panggilannya. Lalu dengan segala
cara, dia berupaya keluar dari kubangan itu tanpa hasil.
- Dalam kondisi seperti itu, dia pun menyerah kepada nasib.
- Malam itu, dia memutuskan untuk tidur di dalam lubang kuburan.
- Beberapa saat dia masih duduki di pojok liang kubur hingga terserang
kantuk dan akhirnya tidur karena kelelahan.
- Setelah beberapa saat, si petani yang sombong memasuki lokasi kuburan.
- Dia menyusuri jalan seperti biasanya. Akan tetapi, Tuhan menghukum
kesombongan dia, sehingga dia terperosok ke dalam lubang yang sama di mana
petani lain terjatuh di dalamnya.
- Dia kemudian mengerahkan segenap daya untuk bisa terbebas dari lubang
kubur.
- Rasa takut dan cemas yang telah menggerogoti seluruh pikirannya.
- Berulang kali dia coba untuk bisa keluar dari lubang itu, tapi tetap
gagal.
- Pada saat itulah, petani yang lain terbangun. Dia berdiri menghampiri
temannya untuk membisiki telinga-nya, "Aku
sudah berusaha keluar dari kubur ini sebelummu, hai tuanku, tapi aku tak
berhasil. Marilah kita melewati malam kita bersama-sama."
- Belum selesai
petani yang malang ini menyelesaikan kata-katanya itu, langsung saja petani yang sombong itu tersungkur ke
atas tanah kuburan itu dalam kondisi sekarat karena saking takutnya. Dia
kena serangan jantung.
- Dia mengira si penghuni kuburlah yang membisikkan kata-kata itu ke
telinganya.
Tuhan pasti menghukum saudara kalau saudara
sombong. Dan cara penghukuman Tuhan itu bermacam-macam
Kita semua
sedang dicobai oleh dosa kesombongan ini. Saudara jangan memandang remeh dosa
ini. Ini merupakan dosa yang sangat besar dan akibatnya juga fatal
Ketidaksucian, kemarahan, ketamakan, kemabukan,
dosa seksual dan semua dosa, tidak ada artinya bila dibandingkan dengan
kesombongan.
Kesombongan menghasilkan semua kejahatan lain.
Dosa-dosa lain dihasilkan melalui kedagingan kita. Tetapi dosa kesombongan
datang langsung dari neraka.
Dosa kesombongan jauh lebih tersembunyi dan lebih
mematikan. Dosa kesombongan ini menyusup masuk tepat ke dalam pusat dari
kehidupan kegamaan kita.
Kesombonganlah yang membuat malaikat menjadi
Iblis. Kesombongan ini pulalah yang merubah Haman menjadi seperti Iblis.
Dosa kesombongan adalah nenek moyangnya dosa-dosa
lainnya. Itulah sebabnya, kesombongan seringkali dipakai oleh guru dan orang
tua untuk mengalahkan kejahatan-kejahatan yang lebih sederhana.
- Misalnya ada
seorang anak yang sangat penakut dan kurang percaya diri..
- Kemudian orang
tuanya atau gurunya akan berkata kepada anak itu: ”kamu sebenarnya seorang
anak yang hebat, pintar, punya banyak kemampuan. Kamu bisa mengalahkan teman-temanmu yang
lain. Katakan pada dirimu, aku hebat, aku bisa melebihi teman-teman ku. Aku luar biasa”
- Hal seperti ini banyak dipakai oleh pendidikan-pendidikan kristen
yanag mengadopsi prinsip psikologi dan mengabaikan prinsip firman
Tuhan.
- Berusaha membangun harga diri anak tetapi tanpa sadar para guru dan
orang tua sedang menyuntikkan racun kesombongan di dalam anak itu.
- Untuk jangka pendek cara seperti ini bisa mengobati tetapi untuk
jangka panjuang menghacurkan. Ingat kesombongan
adalah awal dari kehancuran.
Ini sama halnya, mengalahkan ketidakpercayaan diri dengan
kesombongan. Itu sama saja
kita sedang membangun kesombongan di dalam diri anak itu.
Iblis tertawa ketika para guru dan orang tua
melakukan tindakan itu. Iblis akan puas melihat anak-anak saudara atau saudara
sendiri menjadi lebih berani, lebih
menguasai diri, lebih PD, namun pada saat yang sama Iblis sedang
menegakkan kesombongan di dalam diri saudara dan anak-anak saudara.
Saudara atau anak saudara akan sembuh dari sebuah
penyakit yang remeh, tetapi saudara sedang menyuntikkan sebuah penyakit yang
lebih berat, yakni kesombongan.
Hal ini sama halnya dengan menyembuhkan
bercak-bercak merah di kulit, tetapi sebagai gantinya saudara memberikan
penyakit kanker kepada anak sdr. Sebab kesombongan adalah kanker spiritual,
yang memakan habis kasih saudara, memakan habis perasaan cukup sdr, dan memakan
habis akal sehat saudara.
Rendah diri, masih bisa masuk surga, tetapi orang
yang sombong pasti masuk ke neraka, karena dirinya melawan manusia dan Allah.
Bagaimanakah mengalahkan kesombongan dalam diri kita?
Haman sudah tidak sempat menghalau dosa
kesombongan ini keluar dari dirinya. Dia keburu hancur oleh dosa ini. Demikian
juga dengan Herodes. Herdoes tidak sempat merendahkan dirinya, dia ditampar
oleh malaikat Allah.
Sebelum dosa ini lebih menghacnurkan diri kita
bahkan mematikan diri kita, segeralah tangani dosa ini. Cara untuk menangani
dosa kesombongan adalah
Pertama, sadarilah dan akui bahwa diri saudara
sombong. Mengatasi kesombongan bukanlah dengan cara menganggap diri saudara
rendah hati. Jika saudara menganggap diri saudara sudah rendah hati, maka
sebenarnya saat itu saudara sombong. Akuilah kesombonganmu dihadapan Allah.
Mintalah ampun dan mohonlah agar Tuhan memberikan kerendahan hati buat diri
saudara
Kedua, fokuskan hidupmu kepada Allah. .
Agustinus, Bapa Gereja, mengatakan:” dosa adalah percaya sebuah kebohongan
bahwa engkau menciptakan dirimu sendiri, bergantung kepada dirimu sendiri dan
dapat menopang dirimu sendiri.
Orang sombong bersikap seperti ini. Dia menjalani hidupnya diseputar
dirinya sendiri. Dia menipu dirinya sendiri.
Janganlah membangun kehidupanmu itu disekitar dirimu. Tetapi
bangunlah disekitar Allah.
Janganlah menceritakan tentang keberhasilanmu, kepintaranmu, tentang
kekayaanmu, seperti yang dilakukan oleh Haman dalam ayat 11.
Jika orang lain mengabaikan saudara, tidak menghormati saudara atau
saudara tidak dianggap penting, janganlah marah. Saudara juga tidak perlu
memberikan reaksi ketika tidak memperoleh pujian yang pantas anda terima
Bukankah kita tidak lagi membangun hidup kita di sekitar diri kita. Saudara
tidak perlu merasa dirimu penting. Hidup kita tidak lagi berfokus kepada diri
kita tetapi kepada Allah.
Ketika orang lain dimuliakan, mendapatkan
keberhasilan: bersukacitalah. Mengapa
harus sedih. Hidup kita diarahkan untuk kemuliaan Allah, bukan untuk kemuliaan
diri kita. Kita tidak kalah ketika orang lain dimuliakan, karena kita tidak
pernah berkompetisi adu kesombongan. Hidup kita difokuskan kepada Allah. Bahkan
sebaliknya, buatlah hidup orang lain berhasil agar nama Tuhan dipermuliakan.
Janganlah membandingkian diri saudara dengan orang lain, tetapi
bandingkanlah dengan Allah. Lakukan yang terbaik bukan sebagai sebuah
persaingan dengan orang lain. Demikian juga, lakukanlah sesuatu bukan demi pujian atau sanjungan, tetapi
demi kemuliaan Tuhan.
Jikalau saudara melakukan kesalahan, akuilah
kesalahan saudara, tidak perlu bereaksi ketika orang mengkritik. Sambutlah
kritik dan berkati mereka yang mengutuki saudara. Bukankah hidup ini difokuskan
kepada Allah dan bukan kepada kemuliaan diri sendiri?
Albert Einstein suatu saat mengatakan seperti ini:”cara untuk melepaskan diri dari kesombongan adalah bekerjalah. Kita
memang dapat dicobai untuk memikirkan mengenai kehebatan kita, dan ini
berbahaya. Cara terbaik untuk menghindari kesombongan adalah bekerjalah.
Bekerjalah, dan belajarlah terus, lakukan itu
untuk kemuliaan Tuhan, maka saudara akan dapat melawan dosa kesombongan, dan
saudara akan terhindar dari kehancuran hidup. Fokuskanlah dirimu kepada Allah
dan bukan kepada dirimu sendiri.