Rabu, 04 Desember 2024

Hidup Sepenuhnya dalam Kristus (Kolose 2:6)


https://youtu.be/rSwwzGvx7hc

 


Kol 2:6  Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.

 

Dalam perjalanan iman kita, seringkali kita tergoda untuk mencari kepuasan dan solusi dari berbagai sumber. Dunia menawarkan begitu banyak jalan, filosofi, dan pemikiran yang mengkilap, namun Firman Tuhan dalam Kolose 2:6 mengingatkan kita akan kebenaran sederhana namun mendalam: "Hidupmu tetap di dalam Dia."

Menerima Kristus bukan sekadar momen sesaat atau pengakuan bibir, melainkan komitmen seumur hidup. Ini berarti menjadikan Dia pusat dari setiap napas, setiap keputusan, setiap impian. Seperti pohon yang mengalirkan nutrisi dari akarnya, kita pun dipanggil untuk mengalirkan kehidupan dari hubungan intim dengan Kristus.

Hidup dalam Kristus menuntut ketergantungan penuh. Bukan pada kepintaran diri sendiri, bukan pada sistem atau strategi duniawi, melainkan sepenuhnya pada bimbingan dan kuasa-Nya. Setiap langkah kita dijadikan pernyataan iman, setiap pilihan menjadi kesaksian tentang kedaulatan-Nya.

Tantangan akan selalu datang. Ajaran-ajaran palsu, godaan duniawi, dan tekanan lingkungan akan berusaha mengalihkan fokus kita. Namun, ketika kita berakar kuat dalam Kristus, kita akan tetap teguh. Seperti pohon yang tak tergoyahkan di tengah badai, iman kita akan menjadi benteng yang kokoh.

Pertumbuhan rohani adalah proses berkelanjutan. Kita dipanggil untuk terus bertumbuh, belajar, dan mendalami pengenalan akan Kristus. Bukan sekadar pengetahuan teologis, melainkan relasi yang hidup dan dinamis. Setiap hari adalah kesempatan untuk semakin menyerupai Dia dalam pikiran, sikap, dan tindakan.

Praktisnya, hidup dalam Kristus berarti menaklukkan setiap aspek kehidupan pada kehendak-Nya. Dalam pekerjaan, keluarga, pergaulan, hingga mimpi-mimpi pribadi. Bukan dengan ketakutan, melainkan keyakinan akan pemeliharaan-Nya yang sempurna.

Hari ini, mari kita membuat pilihan radikal: hidup sepenuhnya dalam Kristus. Bukan sekadar pengakuan, melainkan transformasi total. Jadikan Dia pusat, sumber, dan tujuan setiap langkah perjalanan iman kita.

 

Doa Respon:

 

Ya Tuhan Yesus, kami datang kepada-Mu dengan hati terbuka. Tolong tanamkan akar iman kami dengan kuat di dalam diri-Mu. Bantulah kami untuk senantiasa hidup di dalam-Mu, tidak terombang-ambing oleh ajaran dan godaan dunia. Jadikan kami teguh, bertumbuh, dan sepenuhnya bergantung kepada-Mu. Amin.

 

Johannis Trisfant

GKIm Ka Im Tong, Bandung

 

Selasa, 03 Desember 2024

Terhubung dalam Roh, Teguh dalam Iman (Kolose 2:5)


 

https://youtu.be/j7cFa6TWU-U

 

 

Kol 2:5  Sebab meskipun aku sendiri tidak ada di antara kamu, tetapi dalam roh aku bersama-sama dengan kamu dan aku melihat dengan sukacita tertib hidupmu dan keteguhan imanmu dalam Kristus.

 

Nats ini memberikan gambaran indah tentang keintiman rohani yang melampaui batasan fisik. Paulus, terhalang jarak, menyatakan kehadirannya "dalam roh" di tengah jemaat Kolose. Ini bukan sekadar ungkapan sentimental, melainkan penegasan kuat tentang ikatan dalam tubuh Kristus yang tak terpisahkan oleh jarak geografis. Kehadiran rohani ini menjadi sumber penghiburan dan kekuatan bagi jemaat yang tengah menghadapi tekanan ajaran sesat.

 

Sukacita Paulus atas "ketertiban" dan "keteguhan iman" jemaat menunjukkan dua hal penting. Pertama, "ketertiban" mengindikasikan struktur dan disiplin rohani dalam kehidupan bersama mereka. Ini mencerminkan kedewasaan iman yang terwujud dalam praktik hidup yang teratur dan selaras dengan ajaran Kristus. Kedua, "keteguhan iman" menunjukkan kokohnya fondasi iman mereka di tengah badai pengajaran palsu. Mereka tidak mudah terombang-ambing oleh filsafat Yunani, legalisme Yahudi, atau mistisisme yang mencoba menyusup ke dalam iman Kristen.

 

Konteks Kolose saat itu dipenuhi oleh ajaran-ajaran yang mencampuradukkan kebenaran dengan kepalsuan, menawarkan "pengetahuan rahasia" yang menjanjikan kedewasaan rohani. Di tengah gempuran ideologi menyesatkan inilah, keteguhan iman jemaat Kolose menjadi sangat berharga. Pujian Paulus menjadi peneguhan atas perlawanan mereka terhadap ajaran-ajaran yang mengikis kemurnian Injil.

 

Kehadiran Paulus "dalam roh" juga merupakan bentuk dukungan pastoral yang signifikan. Meskipun tidak hadir secara fisik, dukungan doanya dan perhatiannya memberikan kekuatan bagi jemaat. Ia mengingatkan mereka bahwa perjuangan melawan ajaran sesat bukanlah perjuangan sendirian. Mereka terhubung dalam satu tubuh Kristus, di mana setiap anggota saling menguatkan dan mendukung. Hal ini mengajarkan kita tentang pentingnya doa dan solidaritas dalam menjaga kemurnian iman di tengah tantangan zaman.

Doa Respon:

Ya Tuhan, terima kasih atas keterhubungan rohani yang mempersatukan kami dalam Kristus. Ampuni kami jika imanku goyah dan mudah terpengaruh ajaran sesat. Kuatkan kami untuk teguh berdiri di atas kebenaran firman-Mu. Bantulah kami untuk hidup dalam ketertiban dan disiplin rohani, menjadi saksi-Mu yang setia. Dalam nama Yesus, Amin.

 

Johannis Trisfant

GKIm Ka Im Tong, Bandung

 

Senin, 02 Desember 2024

Menolak Tipuan Kata-kata Indah (Kolose 2:4)


 

https://youtu.be/-teAA0aMlcE


Kol 2:4  Hal ini kukatakan, supaya jangan ada yang memperdayakan kamu dengan kata-kata yang indah.

 

 

Kolose 2:4 adalah peringatan Paulus kepada jemaat Kolose agar tidak mudah diperdaya oleh ajaran sesat yang sering disampaikan dengan kata-kata yang indah dan argumen yang tampak logis. Paulus menyadari bahwa keindahan retorika bisa menjadi alat yang efektif untuk menyesatkan mereka yang tidak berakar dalam Kristus.

Pada masa itu, jemaat Kolose menghadapi ancaman dari ajaran-ajaran yang menggabungkan filsafat Yunani, tradisi Yahudi, dan mistisisme. Guru-guru palsu menawarkan "pengetahuan rahasia" yang seolah-olah dapat membawa kedewasaan rohani. Paulus memperingatkan bahwa ajaran-ajaran seperti ini, meskipun tampak menarik, akan menjauhkan mereka dari kebenaran Kristus.

Apa yang Dimaksud “Kata-kata yang Indah”?

Paulus menyebut "kata-kata yang indah" untuk menggambarkan argumen persuasif yang sering kali dihiasi dengan retorika cerdas dan meyakinkan. Namun, keindahan kata-kata ini tidak menjamin kebenaran. Sebaliknya, kata-kata tersebut sering menjadi selubung untuk kebohongan yang merusak. Paulus menegaskan bahwa segala hikmat dan pengetahuan sejati hanya ditemukan dalam Kristus (Kolose 2:3).

Peringatan ini tetap relevan di era modern. Akses terhadap berbagai informasi melalui media sosial dan internet memberikan tantangan besar. Banyak ajaran atau ideologi baru yang terdengar logis dan memikat, namun bertentangan dengan Alkitab. Oleh karena itu, jemaat perlu memiliki kemampuan discernment—penilaian rohani—untuk membedakan kebenaran dari kepalsuan.

 

Doa Respon

Ya Tuhan, ampuni dosa-dosa kami yang telah memisahkan kami dari-Mu. Kami menyesal dan berbalik dari kesalahanku. Terima kasih telah mengutus Yesus Kristus untuk menebus kami. Kami percaya kepada-Nya sebagai Juru Selamatku. Bersihkan hati kami dan penuhilah dengan Roh Kudus-Mu. Bantulah kami untuk hidup sesuai kehendak-Mu dan menjadi saksi kasih-Mu. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.

 

Johannis Trisfant

GKIm Ka Im Tong, Bandung

Minggu, 01 Desember 2024

Hikmat Sejati dalam Kristus (Kolose 2:3)


https://youtu.be/6dS3gMotHCg

 

Kolose  2:3  sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan.

 

Dalam kehidupan yang penuh tantangan dan kompleksitas, kita sering kali mencari jawaban dari berbagai sumber. Dunia menawarkan begitu banyak perspektif, filosofi, dan pemikiran yang mengklaim dapat memberikan solusi terdalam bagi pergumulan hidup kita. Namun, Firman Tuhan melalui Paulus dalam Kolose 2:3 mengingatkan kita akan sumber hikmat yang sejati: Yesus Kristus.

Hikmat bukanlah sekadar kumpulan pengetahuan intelektual atau kecerdasan akademis. Hikmat sejati adalah pengertian mendalam yang memampukan kita memahami kehendak Allah dan menjalani hidup sesuai rencana-Nya. Di dalam Kristus, tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan yang kita perlukan.

Betapa seringkali kita tergelincir mencari kebijaksanaan dari sumber-sumber duniawi - media sosial, pendapat umum, atau bahkan pemikiran sendiri. Kita lupa bahwa Kristus adalah sumber utama dan definitif dari segala pengertian. Dia bukan sekadar pemberi hikmat, melainkan hikmat itu sendiri.

Ketika kita menempatkan Kristus sebagai pusat, segala sesuatu menjadi jernih. Keputusan-keputusan sulit, pergumulan batin, tantangan hubungan - semua dapat ditemukan jawabannya ketika kita bersandar pada-Nya. Bukan berarti semua masalah langsung hilang, tetapi kita mendapatkan perspektif ilahi yang melampaui pemahaman manusia.

Praktisnya, ini berarti kita perlu senantiasa bersekutu dengan Kristus melalui doa, firman-Nya, dan hubungan pribadi. Kita diundang untuk terus-menerus menggali hikmat-Nya, bukan sekadar membaca Alkitab sebagai rutinitas, melainkan sungguh-sungguh mencari kehendak-Nya.

Hari ini, mari kita memilih untuk tidak tersesat dalam berbagai ajaran yang menawarkan kebijaksanaan palsu. Percayalah bahwa di dalam Kristus, tersedia segala yang kita perlukan untuk hidup yang memuliakan Allah.

 

Doa Respon:

 

Ya Tuhan Yesus, terima kasih atas hikmat-Mu yang sempurna. Kami bersyukur bahwa segala kebenaran dan pengertian tersembunyi di dalam diri-Mu. Ampuni kami ketika kami mencari hikmat dari sumber lain. Tuntun kami untuk senantiasa bergantung dan percaya hanya kepada-Mu sebagai sumber hikmat sejati. Dalam nama-Mu, amin.

 

Johannis Trisfant

GKIm Ka Im Tong, Bandung

 

Jumat, 29 November 2024

Dikuatkan dan Dipersatukan dalam Kasih" (Kolose 2:2)


                             

https://youtu.be/ZafYC_zOUyE

 

Kol 2:2  supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus,

 

 

Dalam Kolose 2:2, Paulus mengungkapkan tujuan utamanya bagi jemaat: “Agar hati mereka dikuatkan dan mereka dipersatukan dalam kasih.” Ayat ini menunjukkan pentingnya fondasi yang kokoh di dalam hati dan kesatuan dalam kasih untuk menghadapi tantangan kehidupan rohani. Paulus, sebagai rasul, memahami bahwa iman yang kuat dan komunitas yang penuh kasih adalah kunci untuk bertahan dari ajaran-ajaran yang menyesatkan.

 

1. Penguatan Hati untuk Fondasi yang Teguh

Hati, dalam pengertian Alkitab, adalah pusat kehidupan manusia—tempat di mana pikiran, perasaan, dan kehendak bersatu. Paulus menekankan pentingnya penguatan hati karena dari situlah motivasi dan tindakan seseorang berasal. Tanpa penguatan rohani yang sejati, seseorang akan mudah terombang-ambing oleh pengaruh dunia. Penguatan hati bukan hanya soal pengetahuan intelektual, tetapi juga iman yang mengakar kuat di dalam Kristus, sehingga jemaat mampu menghadapi tantangan dengan keyakinan teguh.

 

2. Persatuan dalam Kasih sebagai Benteng Jemaat

Kasih yang dimaksud Paulus adalah kasih yang bersumber dari Kristus, bukan sekadar perasaan emosional. Kasih ini menyatukan jemaat sebagai satu tubuh yang saling mendukung dan menjaga. Ketika kasih menjadi dasar hubungan di antara anggota jemaat, mereka tidak hanya dikuatkan secara individu, tetapi juga sebagai komunitas. Kesatuan dalam kasih menjadikan gereja tempat yang aman untuk bertumbuh dan bertahan dari ajaran palsu.

 

3. Pengetahuan tentang Kristus sebagai Misteri Allah

Paulus ingin jemaat memahami bahwa segala hikmat dan pengetahuan sejati hanya ditemukan di dalam Kristus. Misteri Allah, yaitu Kristus, adalah pusat dari seluruh rencana penebusan. Dengan memahami kebenaran ini, jemaat tidak perlu mencari kebijaksanaan di luar Injil. Ini menjadi pengingat bahwa hanya Kristus yang mampu memberikan jawaban sejati untuk kehidupan rohani kita.

 

Aplikasi untuk Hidup Kita

Kolose 2:2 mengajarkan pentingnya membangun hati yang kuat dalam iman dan menjaga persatuan dalam kasih. Sebagai jemaat, kita dipanggil untuk saling menguatkan, mendukung, dan berpegang teguh pada kebenaran Kristus. Dengan demikian, kita mampu menghadapi tantangan iman dan menjadi saksi yang hidup bagi dunia.

 

Doa:

 

Tuhan, kuatkan hati kami dan persatukan kami dalam kasih-Mu. Bimbing kami untuk memahami kebenaran-Mu yang sejati di dalam Kristus dan hidup dalam kasih yang memuliakan nama-Mu. Amin.

 

 

Johannis Trisfant

GKIm Ka Im Tong, Bandung

 

Kamis, 28 November 2024

Perjuangan Demi Iman yang Kuat" (Kolose 2:1)


https://youtu.be/MgLpRAkfQQw?si=0NgPRICR1bvh-D_y

Perjuangan Demi Iman yang Kuat" (Kolose 2:1)


Kol 2:1  Karena aku mau, supaya kamu tahu, betapa beratnya perjuangan yang kulakukan untuk kamu, dan untuk mereka yang di Laodikia dan untuk semuanya, yang belum mengenal aku pribadi,



Pernahkah Anda merasa peduli terhadap seseorang yang belum pernah Anda temui? Inilah hati Paulus dalam Kolose 2:1, ketika ia berkata, “Karena aku ingin, supaya kamu tahu, betapa hebat perjuanganku untuk kamu dan untuk mereka yang di Laodikia dan untuk semua orang yang belum mengenal aku secara pribadi.” Ayat ini menggambarkan dedikasi Paulus, yang tidak hanya melayani jemaat yang ia kenal, tetapi juga mereka yang jauh dari jangkauannya.

1. Perjuangan yang Melampaui Jarak
Kata “perjuangan” yang digunakan Paulus berasal dari bahasa Yunani agon, yang menggambarkan usaha intensif seperti seorang atlet atau prajurit. Perjuangan Paulus tidak bersifat fisik, tetapi rohani. Ia berjuang melalui doa, pengajaran, dan kepedulian untuk memastikan jemaat tetap teguh dalam iman, meskipun ia tidak hadir secara fisik. Ini menunjukkan bahwa pelayanan sejati tidak dibatasi oleh jarak, melainkan ditentukan oleh hati yang penuh kasih.

2. Kepedulian terhadap Jemaat yang Belum Dikenal
Paulus tidak hanya peduli pada jemaat yang ia bangun, tetapi juga mereka yang belum pernah bertemu dengannya. Ia memahami bahwa setiap orang percaya adalah bagian dari tubuh Kristus, dan tugasnya adalah menjaga kesatuan dan kekuatan rohani mereka. Ini menjadi teladan bagi kita untuk memiliki hati yang luas dalam pelayanan, di mana kita mendoakan dan mendukung saudara seiman di mana pun mereka berada.

3. Doa sebagai Bagian dari Perjuangan
Paulus berjuang dalam doa yang terus-menerus, memohon agar Allah menguatkan jemaat, melindungi mereka dari ajaran sesat, dan memberi hikmat untuk memahami kebenaran sejati di dalam Kristus. Perjuangan ini menunjukkan bahwa pelayanan tidak hanya membutuhkan kerja keras, tetapi juga ketergantungan penuh pada Tuhan melalui doa.

4. Tujuan Perjuangan Paulus
Paulus ingin jemaat bersatu dalam kasih dan memiliki pengertian penuh tentang Kristus. Ia menekankan bahwa segala kebijaksanaan dan pengetahuan sejati ada di dalam Kristus, bukan dalam ajaran-ajaran yang menyesatkan. Hal ini relevan bagi kita untuk terus berpegang pada kebenaran Injil dan tidak tergoda oleh kebijaksanaan dunia yang tampak menarik.

Doa:

Tuhan, ajar kami memiliki hati seperti Paulus, yang berjuang bagi saudara seiman dengan kasih dan doa. Berikan kami hikmat untuk tetap teguh dalam kebenaran-Mu dan menjadi berkat bagi tubuh Kristus. Amin.


Johannis Trisfant
GKIm Ka Im Tong, Bandung

Rabu, 27 November 2024

"Berjuang dengan Kekuatan Tuhan" (Kolose 1:29)


 

https://youtu.be/bbgSpD7WYN8

 

"Berjuang dengan Kekuatan Tuhan" (Kolose 1:29)

 

Kol 1:29  Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku.

 

 

Pernahkah Anda merasa lelah ketika berusaha menjalani panggilan Tuhan? Mungkin Anda melayani di gereja, bekerja keras untuk keluarga, atau menjaga iman di tengah dunia yang penuh tantangan. Rasul Paulus memahami perasaan itu. Dalam suratnya, ia berkata, “Itulah sebabnya aku berjerih lelah dan berjuang menurut kuasa-Nya yang bekerja dengan kuat di dalam aku.” Kata-kata ini menunjukkan semangat yang luar biasa dalam melayani Tuhan, tetapi juga mengingatkan bahwa kekuatan untuk melayani datang dari Allah, bukan diri kita sendiri.

 

1. Kerja Keras yang Berbuah Kekal

Paulus menggunakan istilah “berjerih lelah” untuk menggambarkan usaha berat yang ia lakukan dalam pelayanan. Ia tidak hanya berkhotbah atau mengajar, tetapi juga menghadapi bahaya perjalanan, penganiayaan, dan bahkan pemenjaraan. Namun, Paulus memahami bahwa kerja kerasnya bukanlah sia-sia, karena ia berjuang untuk membawa jemaat kepada kedewasaan rohani. Dalam hidup kita, apakah kita berusaha sepenuh hati dalam panggilan yang Tuhan percayakan kepada kita?

 

2. Perjuangan dengan Ketekunan

Kata “berjuang” yang digunakan Paulus berasal dari kata Yunani agonizomai, yang menggambarkan perjuangan seperti seorang atlet dalam pertandingan. Hidup sebagai orang percaya memang seperti perlombaan atau peperangan rohani. Paulus menghadapi ajaran sesat, serangan dari luar, dan pergumulan batin. Namun, ia tetap maju dengan ketekunan, karena ia tahu bahwa Tuhan adalah sumber kekuatannya.

 

3. Kuasa Tuhan yang Menopang

Paulus menyadari bahwa semua usahanya tidak mungkin berhasil tanpa kuasa Tuhan. Ia berkata bahwa kekuatan Allah bekerja dengan kuat di dalam dirinya. Ini menjadi pelajaran bagi kita: meskipun kita harus bekerja keras, keberhasilan sejati dalam pelayanan atau kehidupan hanya mungkin terjadi jika kita bersandar pada Tuhan. Dalam kelemahan kita, kuasa Allah menjadi sempurna (2 Korintus 12:9).

 

Penutup

Renungan ini mengingatkan kita bahwa pelayanan yang sejati membutuhkan kerja keras, ketekunan, dan pengorbanan. Namun, semua itu hanya akan membawa hasil yang kekal jika dilakukan dalam kuasa Tuhan. Saat Anda merasa lelah atau putus asa, ingatlah bahwa Tuhan menyediakan kekuatan untuk melanjutkan perjalanan.

 

Doa:

Tuhan, mampukan saya untuk berjerih lelah dan berjuang dalam panggilanku dengan kuasa-Mu. Berikan saya ketekunan untuk tetap setia dan keyakinan bahwa Engkau menopangku di setiap langkah. Amin.

 

 

 

Johannis Trisfant

GKIm Ka Im Tong, Bandung

Di Balik Kedok Kesalehan (Kolose 2:23)