Sabtu, 18 Mei 2024

KASIH YANG AKTIF (MATIUS 5:43-48)


Pdt. Johannis Trisfant

 

Mat 5:43-48  Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.  (44)  Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.  (45)  Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.  (46)  Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?  (47)  Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian?  (48)  Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."

 

C.G Montefiore, seorang sarjana Yahudi menyebut perikop ini sebagai  bagian yang sentral dan paling terkenal dari seluruh kotbah di bukit.  Bagian ini penuh dengan etika kristiani yang praktis. Orang yang sangat jarang ke gereja pun tahu akan kebenaran-kebenaran ini dan mereka sering mempermalukan orang kristen yang rajin ke gereja tetapi tidak memiliki kasih

 

Istilah ”kamu telah mendengar firman”  mungkin lebih baik diterjemahkan dengan: ”kamu telah mendengar tradisi.” Hal yang ditentang oleh Tuhan Yesus bukanlah Alkitab atau firman Allah melainkan tradisi atau perintah-perintah lisan yang diberikan kepada “nenek moyang”. Perintah-perintah  itu diajarkan oleh ahli-ahli Taurat di sinagoge-sinagoge.

 

Apakah yang diajarkan oleh para rabi dalam tradisi tradisi mereka? Mereka mengajarkan:” kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. (5:43). Ini merupakan pemerkosaan hukum yang tiada taranya. Mereka telah menyelewengkan firman Allah yang tertulis dalam Imamat 19:18.

 

Imamat 19:18 berbunyi seperti ini Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN.

 

Para rabi ini menafsirkan bahwa yang dilarang dalam Im 19:18 adalah jangan menuntut balas dan menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsa. Menurut mereka hukum itu tidak menyatakan apa-apa mengenai musuh atau orang-orang asing. Jadi saya  boleh membenci musuh saya. Sedangkan mengasihi sesama adalah mengasihi keluarga, teman-teman sebangsa.

 

Itulah sebabnya, perintah dalam Imamat 19:18 mereka tafsirkan: kasihilah sesamamu dan bencilah musuhmu. Mereka mengabaikan perintah dalam Im  19:34 

 

Orang asing yang tinggal padamu harus sama bagimu seperti orang Israel asli dari antaramu, kasihilah dia seperti dirimu sendiri, karena kamu juga orang asing dahulu di tanah Mesir; Akulah TUHAN, Allahmu.

 

Dan mereka juga tidak mau memperhatikan bahwa ada perintah lain yang mengatur hubungan dengan musuh, misalnya:”

 

Ams  25:21  Jikalau seterumu lapar, berilah dia makan roti, dan jikalau ia dahaga, berilah dia minum air.

 

Tuhan Yesus menentang tradisi-tradisi yang telah menyelewengkan firman Tuhan.

 

Tuhan mengatakan:” Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

 

Kasihilan musuhmu seharusnya terungkap dalam perbuatan-perbuatan kita, dalam ucapan-ucapan kita dan dalam doa-doa kita.

 

  1. Kasih yang sejati, termasuk kepada musuh bukan hanya sebuah perasaan saja, melainkan memberikan sesuatu, pertolongan bahkan pengorbanan kepada musuh kita.

 

    • Dostoyevsky, seorang pengarang besar Rusia mengatakan:” kasih dalam kenyataan itu lebih dahsyat daripada kasih dalam khayalan.”

 

    • Kalau musuh kita berusaha merugikan diri kita dan bahkan berniat mencelakakan diri kita, maka itu artinya saya harus berusaha supaya musuh saya itu jangan sampai mengalami kerugian ataupun kecelakaan.

 

    • Etika kristen ini diajarkan Tuhan Yesus kepada kita, bukanlah hal yang berada di awan-awan.

 

    • Sebabnya adalah kita sendiri sudah mengalami hal yang serupa itu dari Tuhan Yesus.

 

    • Ketika kita masih seteru, Tuhan Yesus mati untuk mendamaikan diri kita dengan Allah. (Rom 5:10).

 

    • Tuhan Yesus telah memberikan kepada kita kebaikan, walaupun kita berbuat jahat kepadaNya.

 

    • Jika Ia mengorbankan diriNya bagi musuh-musuhNya, demikian juga kita harus mengorbankan diri kita bagi musuh-musuh kita.

 

  1. Mengasihi musuh bukan hanya melalui perbuatan, tetapi juga melalui kata-kata.

 

    • Bila musuh kita menyumpahi kita supaya  celaka, maka kita harus membalasnya dengan mengatakan ”semoga Allah menurunkan berkat dari Sorga untuknya.”
    •  Bagi pedagang, kita mungkin seringkali disumpahi oleh orang yang jengkal dengan kita.
    • Mungkin dia mengatakan:’ mudah-mudahan suatu hari kamu bangkrut, atau mudah-mudahan tokomu terbakar.
    • Jangan membalas, dengan kata-kata kutukan:” mudah-mudahan, kamunya yang terbakar. Tetapi balaslah dengan mengatakan:” mudah-mudahan tokomu laris dan kiranya Tuhan memberkati mu.
    • Saya yakin suasana hati saudara akan berbeda jikalau membalas kutukan dnegan berkat.
    • 1Pe 3:9  dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat

 

  1. Kata-kata berkat untuk musuh saudara bukan hanya diucapkan kepadanya, melainkan ucapkanlah itu juga kepada Allah.

 

    • Dengan kata lain:” DOAKANLAH MUSUHMU. Dalam Ayat 44 dituliskan, berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
    • Chrysostomus: ”kewajiban untuk berdoa bagi musuh-musuh kita sebagai puncak pengendalian diri kita yang tertinggi”.
    • Doa untuk musuh merupakan puncak kasih yang tertinggi.
    • Bonhoefer:” inilah perintah yang tertinggi.”.
    • Melalui doa kita menemui musuh kita, berdiri disampingnya dan memohon berkat untuknya kepada Allah.
    • Melalui doa kasih kita kepada musuh yang kita benci dapat ditingkatkan.
    • Memang sulit bagi kita berdoa bagi musuh kita jikalau kita tidak mengasihinya. Namun jika kita memaksakan diri untuk mulai berdoa bagi musuh kita, maka doa itu akan meningkatkan kasih kita kepadanya.
    • Jikalau saudara terus berdoa untuk musuh saudara, maka saudara pasti akan melihat bahwa akhirnya saudara bisa mengasihinya.
    • Kita harus mulai berdoa bagi musuh kita, walaupun saudara belum bisa mengasihinya.
    • Jika sdr melakukan ini, maka sdr akan mengalami terobosan kasih.
    • Kasih itu akan muncul, mungkin mula-mula seperti hujan. Awalnya hanya rintik-rintik, tetapi lama-kelamaan akan menjadi hujan kasih yang deras.

 

Mengasihi musuh berbeda dengan mengasihi keluarga, atau pacar, atau teman dekat.

 

Kasih kita kepada keluarga, teman, atau pacar datang dengan sendirinya. Kita tidak perlu mengusahakan kasih itu. Itu muncul dari hati. Tetapi mengasihi musuh tidak bisa timbul sendiri dari hati. 

 

Kasih kepada musuh harus diusahakan. Kasih kepada musuh adalah hasil daripada kehendak, bukan hasil daripada perasaan. Kasih kepada muush bukanlah sesuatu yang alamiah akan muncul. Karena tidak mungkin kita akan secara alamiah mengasihi musuh. Kasih kepada musuh kita lakukan dengan kesengajaan.

 

Kita mesti membedakan antara mengasihi dan menyukai seseorang. Kita menyukai atau menyayangi beberapa orang dan tidak memiliki perasaan yang sama terhadap orang lain.

Penting untuk kita ketahui bahwa rasa suka yang alamiah ini bukanlah dosa ataupun suatu kebajikan.

  • Sama halnya, misalnya, saudara menyukai jengkol, tetapi saya tidak suka. Apakah saya berdosa karena tidak suka jengkol? Tentunya tidak.
  • Atau misalnya, saya menyukai steak, dan saudara tidak suka steak. Apakah saudara berdosa karena tidak menyukai steak? Tentunya juga tidak.
  • Rasa suka atau tidak suka bukan dosa, itu merupakan sebuah fakta.
  • Memang apa yang selanjutnya kita lakukan dengan perasaan itu bisa menjadi dosa atau kebajikan. Misalnya sdr tidak suka dengan orang itu, kemudian sdr berharap dia celaka, dia stroke, dia mati. Nah ini yang menjadi dosa.
  • Yang jelas, kita tidak mungkin memaksakan diri kita menyukai jengkol yang kita tidak suka.

 

Sama halnya bagaimana mungkin saya bisa memaksakan diri menyukai orang itu, padahal kenyataannya dia tidak menyenangkan. Bagaimana mungkin, saya menganggap orang itu tidak terlalu jahat, padahal dia memang sangat jahat.

 

Mengasihi tidak berarti saya harus menyukainya. Bagaimana mungkin, saya mengatakan, dia orang yang sangat menyenangkan, padahal kenyataannya tidak menyenangkan dan saya tidak suka dengan caranya, gayanya, omongannya, perbuatannya. 

 

Namun walaupun saya tidak suka dengannya, saya tetap bisa mengasihinya. Kita mengasihi orangnya dan tidak menyukai perbuatannya. Kita bisa mengasihinya dengan cara mengharapkan yang baik untuknya., berharap bahwa dia tidaklah terus menerus jahat, berharap agar dia bisa berubah, berharap agar dia diberkati oleh Tuhan.

 

Itulah yang dimaksud oleh Alkitab dengan mengasihi sesamamu, mengasihi musuhmu, yakni mengharapkan yang baik untuknya.

 

Mengasihi musuh atau sesama bukan dengan cara mengatakan bahwa orang itu menyenangkan padahal kenyataannya tidak menyenangkan.

  • Tetapi mengasihi berarti mendoakan dirinya. Inilah yang dilakukan oleh Tuhan Yesus ketika berada di atas kayu salib, mendoakan orang-orang yang tidak menyenangkan, yang penuh dengan kebencian, yang penuh dengan dosa.
  • Mengasihi berarti mengharapkan hal-hal yang baik dialami oleh sesama kita bahkan musuh kita. 

 

Hal ini juga diajarkan dalam Perjanjian Lama.

 

”Apabila engkau melihat lembu musuhmu atau keledainya yang sesat, maka segeralah kaukembalikan binatang itu. Apabila engkau melihat rebah keledai musuhmu karena berat bebannya, maka janganlah engkau enggan menolongnya. Haruslah engkau rela menolong dia dengan membongkar muatan keledainya. Kel 23:4,5.”

 

Tuhan Yesus juga mengajarkan mengenai hal ini dalam kotbah di bukit

Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Mat 5:43,44  .

 

Dan di dalam Injil Luk 6:27 Tuhan Yesus berkata:”  Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;

 

demikian juga dalam Luk 6:35  Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan.

 

Seperti inilah mengasihi musuh. Walaupun saudara tidak suka dengannya,.  Saudara harus melakukan kebaikan untuknya.

 

Saudara  tidak perlu menunggu sampai rasa suka itu timbul untuk melakukan kebaikan. Mengasihi itu bukan soal perasaan suka atau tidak suka. Mengasihi adalah masalah kehendak. Lakukan perbuatan baik untuk musuhmu, doakan dirinya.

 

Itulah kasih. Rasa suka akan timbul dikemudian hari, setelah kita berulang-ulang melakukan kebaikan kepada orang yang kita tidak sukai.

 

Selama kita hidup dengan prinsip-prinsip dunia kita tidak akan bisa mengasihi musuh kita dengan perbuatan, perkataan dan doa.  Dunia ini hanya mengajar kita untuk mengabaikan musuh kita, dan  membalas dendam terhadap musuh kita.  Hanya kerajaan Allah yang dapat memberikan kepada kita motivasi yang kuat untuk mengasihi musuh. 

Ketika kita mengasihi musuh, maka itu membuktikan bahwa diri kita adalah anak Allah.

 

Matius 5:45  Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. 

 

Bapa Sorgawi baik kepada semua orang. Kasih ilahi yang umum diberikan kepada semua orang, sama rata, baik itu untuk orang jahat maupun bagi orang benar.

 

Matahari tidaklah bersinar secara alamiah, tetapi Allah lah yang membuatnya terbit setiap pagi. Matahari bersinar ataupun hujan turun merupakan kehendak Bapa.

 

Bapa surgawi menerbitkan matahariNya untuk menyinari orang yang baik dan yang jahat. Dia juga menurunkan hujannya untuk orang yang benar dan yang tidak benar.

 

Rabbi Yoshua bin Nehemia, sering bertanya seperti ini: ”Pernahkah engkau melihat hujan yang hanya jatuh pada ladang orang baik dan tidak pada ladang orang jahat? Pernahkah engkau melihat matahari hanya bersinar pada bangsa Israel, yang benar dan tidak, pada bangsa lain yang tidak benar?  Allah menyinarkan matahariNya, baik kepada bangsa Israel maupun kepada bangsa-bangsa lain, karena Allah itu baik kepada semua orang dan bangsa.

 

Banyak guru Yahudi sangat tersentuh dengan kebaikan Allah yang tidak membeda-bedakan orang jahat dan orang baik.

 

Ada sebuah cerita dikalangan para rabi Yahudi, mengenai hancurnya tentara Mesir di laut Teberau.

  • Ketika itu, bangsa Mesir mengejar bangsa Israel dan kemudian Allah menenggelamkan bangsa Mesir, sedangkan bangsa Israel diselematkan oleh Allah.
  • Setelah bangsa Mesir itu tenggelam, lalu para malaikat pun menyanyikan nyanyian kemenangan.
  • Namun setelah Allah mendengarkan nyanyian para malaikat itu, Tuhan bukannya senang.
  • Malahan dengan sedih  Tuhan mengatakan :” Hasil kerja tanganKu tenggelam di laut, namun engkau menyanyi dengan sukacita dihadapanKu. 

 

Begitu besar kasih Allah kepada ciptaanNya, sehingga Dia tidak pernah merasa senang kalau ada ciptaan tanganNya yang mengalami kehancuran. Seperti inilah kasih Allah itu.

 

Di dalam Dia ada kebajikan bagi semua orang, termasuk bagi orang-orang jahat.

 

Kita harus memiliki kasih yang seperti itu. Itu menjadi sebuah bukti bahwa kita adalah anak-anak Bapa yang di sorga.

 

Kita harus rajin melakukan kasih yang seperti ini.

 

Bukan supaya kita menjadi anak Allah, tetapi karena diri kita adalah anggota kerajaan Allah, sehingga sangat penting buat kita melakukan kasih Bapa yang aktif.

 

 

Kita harus mengasihi seperti Allah, bukan seperti manusia karena kita adalah anak Allah.

 

Manusia hanya mengasihi orang yang mengasihi dirinya. Jika kita mengasihi seperti manusia maka kita sama saja dengan orang-orang yang tidak mengenal Allah.  Matius 5:46 menuliskan,

 

(46) Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? 

 

(47)  Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian? 

 

Saudara perhatikan, bahwa pemungut cukai juga bisa mengasihi. Dan orang yang tidak mengenal Allah juga bisa memberi salam hangat.

 

Namun mereka hanya mengasihi dan memberi salam kepada orang-orang yang mengasihi diri mereka atau yang menjadi saudara mereka. 

 

Tidak ada yang hebat dengan kasih mereka.

 

Pemungut cukai hanya bisa mengasihi orang yang rajin membayar pajak. Tetapi mereka yang menghindar dari pajak, akan dibenci oleh mereka.

 

Orang-orang yang tidak mengenal Allah bisa memberi salam hangat kepada papa, mama, adik, kakak, atau terman-teman akrab mereka. Tetapi mereka tidak akan memberikan salam hangat, bahkan tidak akan menoleh kepada orang yang telah menyakiti hati mereka.

 

Seperti inikah yang saudara lakukan? Jikalau kita seperti ini, maka Tuhan Yesus memberikan pertanyaan di dalam ayat 47: ”apakah lebihnya daripada perbuatan orang lain?” Apakah bedanya kita sebagai anak-anak Allah dengan mereka yang tidak mengenal Allah.

 

Tidak cukup kalau orang kristen hanya menyerupai orang-orang bukan kristen. Kita dipanggil untuk melampaui mereka dalam hal kebajikan.

 

Hidup keagamaan kita harus lebih benar dari orang-orang Farisi dan kasih kita harus lebih besar dari orang-orang yang tidak mengenal Allah.

 

Bonhoefer mengatakan : ”yang membuat orang kristen berbeda dari manusia-manusia biasa adalah kekhususannya, lain dari yang lain, yang luar biasa, yang melebihi, yang melampaui.

 

Kita bukanlah manusia biasa. Orang non kristen hidup dalam kewajaran, yakni mengasihi orang yang mengasihi mereka. Sedangkan orang kristen hidup melampui kewajaran, yakni mengasihi musuh. Ini merupakan tabiat ilahi.

 

Alfred Plummer mengatakan:

 

”membalas kebaikan dengan kejahatan adalah tabiat Iblis, membalas kebaikan dengan kebaikan adalah tabiat manusiawi, membalas kejahatan dengan kebaikan adalah tabiat ilahi.

 

Dunia ini adalah dunia yang suka membalas. Tabiat Non Kristen adalah tabiat membalas.

 

Kalau kamu jahat kepada saya, maka saya juga akan membalasnya dengan kejahatan. Sebaliknya, kalau kamu baik kepada saya, saya juga akan membalasnya dengan kebaikan.

 

Jadi balas dendam dan balas budi adalah tabiat duniawi. Akan tetapi tabiat ini tidak berlaku dalam kerajaan Allah.

 

Tabiat seperti itu adalah perilaku orang-orang berdosa, perilaku orang-orang kafir dan pemungut cukai.

 

Tetapi kita mesti lebih dari itu. Kita bukan hanya memberikan pipi kiri kita untuk ditampar, melainkan juga berusaha mengasihi orang yang telah menampar diri kita.

è Inilah lebihnya kasih kristen. 

 

Kasih kita tidaklah ditentukan oleh kecantikan ataupun daya tarik obyeknya. Saudara mengasihi secara aktif, bukan menunggu untuk dikasihi. Kasih kita tidaklah hanya ditujukan kepada mereka yang dapat membalas kasih kita. Kasih kita diberikan dengan sebuah pemahaman bahwa Allah telah terlebih dahulu mengasihi kita.

 

 Kemudian Tuhan Yesus menutup ajarannya tentang kasih ini dengan mengatakan :’

 

 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."

 

Tuhan Yesus hendak mengajarkan bahwa umat Allah harus menyontoh Allah dan bukan menyontoh manusia.

 

Konsep bahwa umat Allah harus menyontoh Allah bukanlah konsep yang baru.

  • Di dalam PL,  secara khusus dalam kitab Imamat, lebih kurang terdapat lima kali perintah seperti ini:” Akulah Tuhan Allahmu, haruslah kamu kudus, sebab Aku ini kudus. ( Im 11:44,45;  19:2;  20:7,26 ).
  • Namun disini dalam Perjanjian Baru ini, Kristus memanggil kita bukan untuk kudus, melainkan untuk menjadi sempurna.

Maksud Tuhan Yesus memanggil kita untuk sempurna, sama seperti Bapa yang di sorga adalah sempurna, bukan berarti bahwa kita dituntut untuk hidup kudus tanpa dosa.

  • Alasannya adalah kita masih membutuhkan doa Bapa Kami yang berbunyi, Ampunilah kami akan kesalahan kami. Kita masih bisa saja berbuat dosa.

 

Maksud Tuhan Yesus mengatakan bahwa kita harus sempurna, adalah sebuah kesempurnaan yang berkaitan dengan kasih. Karena konteks ayat ini berbicara mengenai kasih.

  • Hendaklah kamu sempurna di dalam kasih seperti Bapa, yang mengasihi semua orang.

 

Kata Yunani untuk sempurna adalah teleios.

  • Binatang yang dianggap cocok untuk korban bagi Allah, yaitu binatang yang tanpa cacat dan cela disebut teleios.
  • Orang yang telah mencapai kedewasaannya secara penuh disebut teleios, artinya orang itu tidak lagi muda atau setengah dewasa.
      • Contohnya saya: sudah tidak muda lagi, tetapi sudah dewasa. Ini disebut teleios (sempurna).
  • Seorang mahasiswa yang telah mencapai tarap pengetahuan yang matang mengenai bidang studinya, disebut teleios; artinya ia bukanlah mahasiswa pemulaan yang sama sekali belum memiliki pemahaman sama sekali tentang hal tersebut.
      • Mahasiswa yang teleios (matang), bukan mahasiswa tahun pertama atau tahun kedua, tetapi mahasiswa yang sudah berada di tingkat akhir. Sudah berada di tahun ke empat.
      • Kalau mahasiswa yang sudah 8 tahun di kampusnya tidak lulus, lulus bukan matang, tetapi sudah busuk. 

 

Dengan kata lain, bagi orang Yunani, kesempurnaan adalah keberfungsian.

 

Sesuatu disebut sempurna kalau sesuatu itu sepenuhnya berfungsi sesuai dengan tujuan yang terkandung di dalam rencana, pola dan pembuatannya.

 

Sesuatu disebut teleios , kalau sesuatu itu sepenuhnya berfungsi sesuai dengan tujuannya yang asli.

  • Misalnya, suatu hari, di rumah kita ada skrup yang kendor dan kita ingin mengencangkannya.
  • Kita lalu mencari obeng, tetapi obengnya hilang.
  • Lalu kemudian kita pergi membeli obeng.
  • Kita membeli obeng yang kira-kira cocok dengan skrup yang akan dikencangkan.
  • Setelah sampai di rumah, kita mengenakan obeng tadi ke skrup tadi dan ternyata cocok dan pas, sehingga skrupnya kokoh kembali.
  • Nah.......obeng tadi disebut teleios atau sempurna, karena obengnya tadi benar-benar memenuhi maksud dan tujuan saya membelinya.
  • Obeng itu sudah berfungsi seperti yang saya maksudkan.
  • Walaupun obeng tadi, warnanya kurang pas, tetapi dia sudah berfungsi sesuai dengan yang saya maksudkan.

 

Orang kristen disebut teleios (sempurna) seperti Bapa yang sempurna, jika sudah berfungsi seperti yang Bapa maksudkan, yakni menyatakan kasih kepada orang yang memusuhi saya, kepada orang yang jahat dan kepada semua orang.

 

ILUSTRASI

 

Seorang wanita berkulit hitam yang telah renta dengan pelahan bangkit berdiri di suatu ruang pengadilan di Afrika Selatan.

  • Umurnya kira-kira 70, di wajahnya tergores penderitaan yang dialaminya bertahun-tahun.

 

Di depan, di kursi terdakwa, duduk Mr. Van der Broek, ia telah dinyatakan bersalah telah membunuh anak laki-laki dan suami wanita itu.

 

Beberapa tahun yang lalu laki-laki itu datang ke rumah wanita itu.

  • Ia mengambil anaknya, menembaknya dan membakar tubuhnya.
  • Beberapa tahun kemudian, ia kembali lagi. Ia mengambil suaminya.

 

Dua tahun wanita itu tidak tahu apa yang terjadi dengan suaminya.

 

Kemudian, van der Broek kembali lagi dan mengajak wanita itu ke suatu tempat di tepi sungai.

  • Ia melihat suaminya diikat dan disiksa.
  • Mereka memaksa suaminya berdiri di tumpukan kayu kering dan menyiramnya dengan bensin.
  • Kata-kata terakhir yang didengarnya ketika ia disiram bensin adalah, “Bapa, ampunilah mereka.”

 

Belum lama berselang, Mr. Van den Broek ditangkap dan diadili. Ia dinyatakan bersalah, dan sekarang adalah saatnya untuk menentukan hukumannya.

 

Ketika wanita itu berdiri, hakim bertanya, “Jadi, apa yang Anda inginkan? Apa yang harus dilakukan pengadilan terhadap orang ini yang secara brutal telah menghabisi keluarga Anda?”

 

Wanita itu menjawab, “Saya menginginkan tiga hal.

  • Pertama, saya ingin dibawa ke tempat suami saya dibunuh dan saya akan mengumpulkan debunya untuk menguburkannya secara terhormat.”
  • Setelah berhenti sejenak, ia melanjutkan, “Suami dan anak saya adalah satu-satunya keluarga saya. Oleh karena itu permintaan saya kedua adalah, saya ingin Mr. Van den Broek menjadi anak saya. Saya ingin dia datang dua kali sebulan ke ghetto (perumahan orang kulit hitam) dan melewatkan waktu sehari bersama saya hingga saya dapat mencurahkan padanya kasih yang masih ada dalam diri saya.”
  • “Dan, akhirnya,” ia berkata, “permintaan saya yang ketiga. Saya ingin Mr. Van den Broek tahu bahwa saya memberikan maaf bagi dia karena Yesus Kristus mati untuk mengampuni.
  • Begitu juga dengan permintaan terakhir suami saya. Oleh karena itu, bolehkah saya meminta seseorang membantu saya ke depan hingga saya dapat membawa Mr. Van den Broek ke dalam pelukan saya dan menunjukkan padanya bahwa dia benar-benar telah saya maafkan.”

 

Ketika petugas pengadilan membawa wanita tua itu ke depan, Mr. Van den Broek sangat terharu dengan apa yang didengarnya hingga pingsan.

 

Kemudian, mereka yang berada di gedung pengadilan – teman, keluarga, dan tetangga – korban penindasan dan ketidakadilan serupa – berdiri dan bernyanyi "Amazing grace, how sweet the sound that saved a wretch like me. I once was lost, but now I'm found. 'Twas blind, but now I see.

 

Wanita yang memberikan kasih melalui perkataan, dan perbuatan ini, kita sebut teleios. Dia sudah memenuhi maksud Tuhan menjadikannya sebagai manusia baru yang berbeda dari dunia ini, yang lebih dari dunia ini.

 

Kiranya kitapun , boleh menjadi teleios, sempurna dalam kasih, lebih dari dunia ini, memiliki tabiat ilahi dan bukan tabiat manusiawi. Amin

 

 

Pdt. Johannis Trisfant

KECONGKAKAN MENDAHULUI KEHANCURAN (ESTER 5: 9-14)

 

Pdt. Johannis Trisfant, MTh

 

Ada satu dosa yang tidak bisa dihindari oleh siapapun di dalam dunia, bahkan oleh orang kristen. Dosa apakah itu? Kesombongan. Ada sebuah Dosa yang selalu dicemooh oleh siapapun  di dunia ini ketika ia melihat itu ada pada diri orang lain, dosa apakah itu? Kesombongan.

 

Dosa inilah, yakni kesombongan yang sedang menguasai diri Haman. Hal ini tercatat dengan begitu jelas di dalam Ester 5: 9-14 ini.

Haman baru saja pulang dari perjamuan Ratu Ester dengan hati yang riang gembira. Dia keluar dari istana sambil berpikir:”Aku baru saja menghadiri suatu makan malam pribadi dan bertemu dengan raja dan ratu. Perjamuan itu benar-benar ekslusif, VVIP. Aku satu-satunya pejabat yang diundang oleh raja. Benar-benar sebuah kehormatan. Bintangku sedang terbit.  Haman berjalan keluar istana dengan kebanggaan dan ego. Dia siap meledak dalam kesombongan.

Tetapi ketika dia sampai di pintu gerbang istana raja, mukanya langsung muram. Hari itu tidak seluruhnya bahagia. Disamping kemuliaan itu, ternyata ada Mordekai yang menolak mengakui kekuasaan dan otoritasnya. Kepuasan kesuksesannya diganggu oleh pemberontakan Mordekai. Haman merasa dirinya diabaikan oleh Mordekhai, dirinya tidak diperhatikan oleh Mordekhai dan ini membuat dia sangat membenci mordekhai.

Apa sebenarnya yang sedang terjadi pada diri Haman? Mengapa dia begitu marah, kalau mordkheai tidak bangkit berdiri menghormatinya? Apakah setiap orang akan marah jika tidak dihormati? Kalau saudara masuk ke Bina Bakti dan tidak dihormati oleh Satpam, apakah saudara lantas marah? Belum tentu khan? Kita mungkin kadang-kadang marah kalau sedang sakit rohani kita. 

Raja Daud pernah bukan hanya tidak dihormati, tetapi juga dihina oleh Simei. Pada waktu itu, Absalom anak Daud, memberontak sehingga terpaksa Daud dan tentaranya mengungsi. Ketika raja Daud dan tentaranya telah sampai ke sebuah tempat yang bernama  Bahurim, keluarlah dari sana seorang  bernama Simei. Sambil mendekati raja, ia terus-menerus mengutuk. Daud dan semua pegawai raja Daud dilemparinya dengan batu, walaupun segenap tentara dan semua pahlawan berjalan di kiri kanannya. Beginilah perkataan Simei: "Enyahlah, enyahlah, engkau penumpah darah, orang dursila! TUHAN telah membalas kepadamu segala darah keluarga Saul, yang engkau gantikan menjadi raja, TUHAN telah menyerahkan kedudukan raja kepada anakmu Absalom. Sesungguhnya, engkau sekarang dirundung malang, karena engkau seorang penumpah darah."

 

Jenderalnya Daud yang bernama abisai sangat marah, dan berkata:  Izinkanlah aku menyeberang dan memenggal kepalanya." Tetapi raja Daud tidak mengizinkan mereka.(2Sa 16:5-12)

 

Namun berbeda dengan Haman. Walaupun Mordekhai tidak mengutukinya, mordekhai hanya tidak mau sujud menyembahnya, sudah membuat Haman sangat marah.

 

Mengapa Haman marah? Haman marah karena dosa kesombongan sedang menguasainya. Kesombongan ini yang membuat dia marah ketika melihat Mordekhai mengabaikannya.

 

Apa itu kesombongan? Bagaimana saudara tahu bahwa diri saudara sudah sombong? Mudah. Kalau saudara ingin tahu seberapa sombongnya diri saudara, maka tanyakanlah pertanyaan ini pada diri saudara sendiri.

  • ”seberapa besar ketidaksukaan saya ketika orang lain mengabaikan diri saya?”
  • ”Seberapa besar ketidaksenangan saya, ketika orang lain tidak memperhatikan saya?”
  • ”Seberapa besar ketidaksukaan saya ketika orang lain merendahkan diri saya? Atau bersikap pamer dihadapan saya?”

 

Semakin besar ketidaksukaan saudara ketika orang lain mengabaikan dirimu, merendahkan dirimu, maka itu artinya, semakin besar kesombongan saudara

 

Haman sangat tidak suka ketika Mordekhai mengabaikan dirinya. Haman juga sangat benci ketika Mordekhai tidak memperhatikan dirinya yang sudah dijamu oleh raja dan ratu. Haman juga sangat tidak suka ketika Mordekhai merendahkan dirinya dengan cara tidak mau bersujud kepadanya. Seperti itulah kesombongan.

 

Kesombongan memang adalah dosa yang sangat halus. Jangan berpikir bahwa hanya orang kaya dan berkedudukan tinggi, yang jatuh ke dalam dosa ini. Orang miskin yang tidak punya kedudukan pun banyak yang jatuh ke dalam dosa kesombongan.

 

Terkadang kita tidak mengerti mengapa kita marah kepada orang yang tidak memperhatikan diri kita.

  • Misalnya, kita ke gereja, dan orang-orang di gereja mengacuhkan diri kita, tidak menegor diri kita.
  • Kita kemudian marah dan mengatakan orang-orang gereja sombong.
  • Benarkah seperti itu? Siapa yang sombong? Orang gereja atau diri kita?
  • Kita marah karena kesombongan dalam diri kita sedang bersaing dengan kesombongan orang lain.
  • Semakin sombong seseorang, maka orang itu akan semakin membenci kesombongan dalam diri orang lain.,
  • semakin saudara marah ketika orang gereja tidak memperhatikan saudara, itu artinya kesombongan saudara sangat tinggi. 

 

Kesombongan itu dosa yang halus. Seringkali kita menuduh orang lain sombong, namun sebenarnya pada saat yang sama kita lebih sombong dari orang lain itu.

 

Ketika orang-orang gereja mengabaikan diri kita, dan kita  tidak tersinggung dan tetap datang ke gereja, maka kita adalah orang yang rendah hati.

 

Jadi kesombongan itu bersifat kompetitif atau bersaing dengan orang lain.

 

Coba sdr perhatikan ayat 11´ Maka Haman menceriterakan kepada mereka itu besarnya kekayaannya, banyaknya anaknya laki-laki, dan segala kebesaran yang diberikan raja kepadanya serta kenaikan pangkatnya di atas para pembesar dan pegawai raja. (Est 5:11)

 

Perhatikan kalimat terakhir: diatas para pembesar dan pegawai raja. Kesombongan itu bersifat kompetetif, atau bersaing.

  • Apakah Haman senang dengan kekayaannya? Cukup senang. Dia memiliki banyak kekayaan, sampai bisa membayar raja 10.000 talenta perak untuk memusnahkan bangsa Yahudi. Ini berarti Haman memiliki uang lebih 340.000 KG Perak.

 

  • Apakah Haman senang dengan anak-anak yang dimiliknya? Cukup senang. Sebuah Targum Yahudi mengatakan bahwa Haman selain memiliki 10 anak, dia juga masih memiliki 208 anak laki-laki lainnya.

 

  • Apakah haman senang dengan segala kebesaran yang diberikan kepadanya? Cukup Senang.

 

Namun hal yang paling membuat dia senang adalah karena kekayaannya dan kebesarannya berada di atas pembesar lainnya. Haman bangga karena dia memiliki lebih daripada apa yang dimiliki oleh teman sesama pejabat.

 

Haman bangga bukan semata-mata karena dia kaya, bukan karena dia dapat kedudukan, melainkan karena dirinya lebih kaya dan lebih tinggi kedudukannya dibandingkan dengan orang lain.

 

Seperti inilah sifat sombong itu, yakni bersaing, kompetetif. Jika teman teman haman, sama kayanya dengan haman, maka tidak ada hal yang perlu dsombongkan oleh Haman, Atau jika teman-teman Haman, punya kedudukan yang sama tingginya dengan Haman, maka tidak ada juga hal yang perlu disombongkan oleh Haman.

 

Orang yang kaya, apakah bangga semata-mata hanya karena dirinya kaya? Enggak. Orang yang pintar apakah bangga semata-mata karena dirinya pintar? juga tidak. Dan orang yang tampan, atau cantik, apakah bangga semata-mata karena dirnya cantik dan tmapan? juga tidak.

 

Orang yang kaya bangga karena dirinya lebih kaya dari orng lain. Orang yang pintar bangga karena dirinya lebih pintar dari orang lain dan orang yang cantik ataupun gagah, bangga karena dirinya lebih cantik atau lebih tampan dari orang lain.

 

Jika setiap orang di dunia ini sama kayanya, sama pintarnya, dan sama cantiknya atau sama  tampannya, maka tidak ada yang perlu dibanggakan atau disombongkan. 

 

Jadi perbandinganlah yang membuat anda bangga dan sombong. Saudara bangga karena bisa mengalahkan orang lain. Unsur persaingan ini ada dalam kesombongan kita. Ketika unsur persaingan ini hilang, maka hilang pulalah kesombongangan saudara.

 

Perhatikanlah ayat 12, perkatan Haman: "Tambahan pula tiada seorangpun diminta oleh Ester, sang ratu, untuk datang bersama-sama dengan raja ke perjamuan yang diadakannya, kecuali aku; dan untuk besokpun aku diundangnya bersama-sama dengan raja. (Est 5:12)

 

Hanya aku yang diundang, yang lain tidak diundang. Wah………ini membuatku bangga. Tetapi kalau semua diundang, …………..maka tidak membuat saya merasa bangga. Kesombongan memiliki sifat yang seperti itu. Jadi berhati-hatilah, ketika sdr mulai membandingkan dirimu dengan orang lain.

Kesombongan pada hakikatnya memiliki sifat bersaing yang berbeda dengan dosa-dosa lainnya.

 

Jika dua orang pria bersaing memperebutkan seorang gadis. Mereka akan bersaing memperebutkan gadis itu karena mereka ingin menikah dan mereka merasa cocok dengan gaids itu. Apalagi gaids itu selesai keramas, kelihatan sangat cantik. Persaingan mereka tidak memiliki unsur kesombongan. Mereka bersaing bukan untuk mengalahkan lawan, melainkan untuk mendapatkan sang gadis poujaan hati.

 

Tetapi orang yang sombong akan merampas kekasih dari diri anda, bukan karena dia menginginkan gadis itu, melainkan hanya untuk membuktikan bahwa dirinya lebih tampan dan lebih hebat dari saudara.

 

Atau sebaliknya, seorang wanita sombong yang merampas pacar orang lain, atau suami orang lain, bukan semata-mata karena dorongan seksual, tetapi oleh karena ingin membuktikan bahwa dirinya lebih cantik dan menarik dibandingkan pacar atau istri pria itu

 

Jadi dosa kesombongan itiu sangat jahat. Saudara pasti tahu, apakah dosa ini ada dalam diri saudara atau tidak, yakni dengan menguji motivasimu ketika mendekati seorang gadis atau pemuda.

 

Contoh yang lain adalah dalam hal ketamakan. Ketamakan mungkin mendorong orang untuk bersaing mendapatkan uang yang banyak. Tetapi orang yang sombong akan berusaha mendapatkan lebih banyak lagi sampai dirinya melampui semua orang.

 

Ketamakan pasti akan membuat seseorang menginginkan uang yang banyak agar bisa membeli rumah yang besar, makanan dan minuman yang lebih mewah. Tetapi ketamakan hanya sampai disitu.

 

Masalahnya adalah seringkali ketamakan itu digerakkan oleh kesombongan.

  • Misalnya, seseorang sudah mendapatkan penghasilan sebesar Rp. 100.000.000 sebulan
  • Mengapa orang yang sudah mendapatkan Rp. 100.000.000 begitu bernafsu untuk mendapatkan lagi Rp. 200.000.000 sebulan?  Bukankah Rp. 100.000.000 sebulan sudah lebih dari cukup? Dirinya bisa menikmati kemewahan dengan Rp. 100.000.000 itu.
  • Apa yang mendorong orang tersebut ingin mendapatkan 200 juta bahkan 1 milliar sebulan? Apakah semata-mata hanya karena ketamakan? Ternyata bukan.
  • Kalau hanya ketamakan, dia akan berhenti pada satu titik.

 

Orang itu mengejar dengan tamak, uang yang banyak bukan semata-mata karena ketamakan, melainkan karena kesombongan. Dirinya ingin lebih kaya daripada orang kaya yang lain dan terlebih lagi dirinya ingin berkuasa.

 

Itulah sebabnya, jarang sekali orang kaya itu hanya puas dengn kekayaannya. Biasanya dia akan mencari cara bagaimana dirinya bisa berkuasa dan lebih berkuasa.

  • Ada yang mencari kuasa dengan cara bermain politik di pemerintahan, supaya bisa mendapatkan kedudukan.
  • Ada juga yang lebih halus yaitu melayani di yayasan-yayasan sosial bahkan gereja untuk mendapatkan kekuasaan dan agar dihormati.
  • Alasannya? Kekuasaan adalah seuatu yang benar-benar dinikmati oleh kesombongan. Tidak ada sesuatupun yang membuat seseorang merasa superior dari orang lain selain kemampuan untuk mengendalikan orang lain seperti prajurit-prajurit mainan.

 

Apakah yang menyebabkan seorang gads yang cantik mengoleksi banyak pacar? Tentunya bukan insting seksualnya. Tetapi karena kesombongan. Dia ingin mengendalikan pacar-pacarnya itu dan menikmati kuasanya atas pacar-pacarnya.

 

Kesombongan itu bersifat kompetitif atau bersaing. Jika saya adalah orang sombong, maka selama masih ada satu orang di dunia ini yang lebih berkuasa, atau lebih kaya, atau lebih pintar daripada saya, maka dialah saingan saya atau musuh saya. Perhatikanlah sikap Haman dalam ayat 13.

 

Akan tetapi semuanya itu tidak berguna bagiku, selama aku masih melihat si Mordekhai, si Yahudi itu, duduk di pintu gerbang istana raja." (Est 5:13).

 

Haman berkata bahwa semuanya itu, yakni kekayaan, kebesaran yang diberikan raja kepadanya serta kenaikan pangkatnya di atas para pembesar, jamuan makan eksklusif bersama raja dan ratu, semuanya itu tidak berguna selama dia masih melihat si Mordkheai, duduk di pintu gerbang istana raja.

 

Masih ada satu orang di istana, kecuali raja yang tidak bisa dikuasai oleh Haman, yakni Mordekhai. Orang yang sombong seperti ini, yakni ingin agar semua orang berlutut kepadanya, dan jika seseorang tidak berlutut ,maka ini menjadi kekuatiran dan perhatian tunggalnya. Dan walaupun mordekhai memang tidak kaya, dan tidak berkuasa, tetapi mordekhai tidak bias dikuasai oleh Haman. Dan ini menjadikan Mordekhai menjadi saingan atau musuh Haman.

 

Saingan yang seperti ini sulit dikalahkan. Uang tidak bisa mengalahkan Mordekhai demikian juga jabatan. Oleh karena itu, jalan satu-satunya untuk mengalahkan saingan ini adalah dengan membunuhnya.

 

Di ayat 14 , Haman dinasehati oleh istrinya dan sahabat-sahabatnya untuk menyingkirekan Mordekhai:” "Suruhlah orang membuat tiang yang tingginya lima puluh hasta, dan persembahkanlah besok pagi kepada raja, supaya Mordekhai disulakan orang pada tiang itu; kemudian dapatlah engkau dengan bersukacita pergi bersama-sama dengan raja ke perjamuan itu."

 

Haman sangat menyukai ide ini dan kemudian ia menyuruh membuat tiang yang tingginya 50 hasta (75 kaki atau sekitar 25 meter). 25 meter itu, 6 tingkat.

  • Mungkin di mall  , di setinggi lantai 3   
  • Tiangnya setinggi lantai 3 dan kemudian Mordekhai akan disulakan di tiang itu.
  • Ini merupakan cara penghukuman orang Persia, dimana sebuah galah ditusukkan ke dalam tubuh dan kemudian tubuh tersebut digantung pada tiang yang tingginya 25 meter.
  • Ini adalah kematian yang menyedihkan, memalukan dan menyiksa.
  • Ini mirip dengan penyaliban orang-orang Romawi.
  • Orang Romawi mempelajari cara membunuh orang dengan menyiksa di kayu salib dari orang Fenisia, sedangkan orang Fenisia mempelajarinya dari orang Persia.
  • Jadi nenek moyang hukuman salib adalah dari orang Persia.
  • Hanya orang Persia tidaklah memaku tangan korban.
  • Tubuh korban ditusuk kemudian di gantung.

 

Haman hendak menggantung Mordkehai dengan ketinggian 25 meter atau setinggi laintai 3 IP,  karena kebencian Haman terhadap Mordekahi saudah amat dalam. Jadi hanya kematian yang menyakitkan dari Mordekhailah yang bisa memuaskan kesombongan Haman. Kesombongan Haman mesti dipuaskan dengan kematian yang memalukan dari Mordekkhai.

 

Kesombongan adalah perseteruan. Kesombongan lah yang menjadi penyebab utama dari kesengsaraan umat manusia. Kesombonganlah yang menjadi penyebab hancurnya sebuah bangsa dan hancurnya sebuah keluarga.

 

Kejahatan-kejahatan lainnya terkadang bisa mempersatukan orang.

  • Orang-orang mabuk, masih bisa bersatu dan bersenda gurau.
  • Demikian juga para pelacur, masih bisa bersatu.
  • Penjudi juga masih bisa bersatu.

Tetapi orang-orang yang sombong tidak akan pernah bisa bersatu.

 

Penyebab perpecahan di gereja, adalah kesombongan. Ada orang-orang tertentu merasa dirinya lebih dan ingin lebih dari orang lain, sehingga akhirnya timbul perpecahan.

 

Demikian juga perceraian dalam rumah tangga lebih banyak disebabkan oleh karena kesombongan pasangan suamia istri. Jika ada kerendahan hati, maka tidak perlu terjadi perceraian.

 

Demikian juga halnya, dalam dunia pekerjaan. Kesombongan menjadi penyebab seorang karyawan mengfitnah teman kerjanya. Kesombongan juga yang menjadi penyebab seorang pengusaha menghancurkan usaha temannya.

 

Haman hendak mempermalukan Mordekhai dengan kematian yang memalukan untuk memuaskan kesombongannya.

 

Tetapi ada satu hal yang dilupakan oleh Haman, bahwa Allah itu hadir dalam setiap tingkah laku manusia.

 

Francis Schaeffer :” Ia ada dan Ia tidak berdiam diri.” Janganlah pernah meragukan kehadiran Allah.

 

Dan kalau saudara baca di pasal-pasal selanjutnya, betapa sangat ironis nasib orang sombong. Orang yang sombong bukan hanya melawan manusia tetapi juga melanwan Tuhan. Tuhan lah yang akan menentang orang sombong. Saudara mesti ingat ini baik-baik.

 

Perhatikanlah hidup Haman. Haman sedang berada di luar istana mendirikan tiang gantungan yang tinggi untuk membunuh Mordekhai. Namun pada tengah malam, di dalam istana, Raja sedang memikirkan untuk menghormati Mordekhai. Sungguh Ironis.

 

Allah sedang bekerja tanpa diketahui oleh Haman. Allah sedang bekerja untuk merendahkan Haman. Dan akhirnya kita tahu bahwa tiang yang setinggi 25 meter itu, akhirnya menjadi tempat gntungan haman, bukan Mordekhai. Bukan Mordekhai yang digantung tetapi Haman yang digantung. 

 

Allah itu bekerja menentang orang-orang yang congkak.

 

Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.. Kesombongan mengakibatkan kehancuran; keangkuhan mengakibatkan keruntuhan. (Pro 16:18)

 

Orang angkuh akan direndahkan; orang yang rendah hati akan dipuji. (Pro 29:23)

 

Jika seseorang congkak atau sombong, maka hal itu akan menjadi awal dari kejatuhannya. Haman telah mengalami ini. Akibat dari keangkuhan adalah: Allah akan segera menghukum keangkuhan.

  • Herodes: ketika Herodes membantai bayi , membunuh rasul Yakobus, Allah tidak langsung menghukumnya. Tetapi ketika Herdodes berpidato dan dan rakyatnya mengatakan :’ ini suara Allah, bukan suara manusia”, dia seketika itu juga ditampar oleh malaikat Tuhan (Kis12:23)
  • Nebukadnesar menyombongkan dirinya, dan pada saat itu juga dia dihukum oleh Tuhan, bertingkah laku sepert binatang.

 

Keangkuhan merupakan dosa yang menyebabkan kejatuhan malaikat dalam dosa (Yes 14:13-14)

 

Keangkuhan ini pula yang menyebabkan kejatuhan Adam dan Hawa: ”setan berkata: Allah tahu bahwa hari dimana engkau memakannya matamu akan terbuka, dan engkau menjadi sama seperti Allah” (Kej 3:5)

 

  • Konon, pada suatu perkampungan di Syiria ada seorang petani yang sangat percaya diri dengan kekuatannya
  • Suatu malam, petani ini pulang ke rumahnya dengan melintasi jalanan pekuburan sebagai ganti jalan lain yang biasa dilewati para penduduk desa sewaktu pergi pagi dan pulang sore.
  • Para penduduk desa telah memperingatkan petani itu akan berbagai resiko sewaktu melintasi jalan pekuburan di malam hari.
  • Akan tetapi, petani yang sombong dengan kekuatan fisiknya ini sama sekali tidak menghiraukan peringatan mereka. Bahkan, dia nekat untuk melintasi jalanan pekuburan itu sendirian tanpa ditemani seorang pun dari penduduk desa.
  • Secara kebetulan ada seorang petani dari desa lain melewati jalan yang sama menuju desanya yang bersebelahan.
  • Dia kemalaman di jalan sehingga terpaksa melewati jalan pekuburan itu untuk bisa sampai ke desanya secara pintas.
  • Dia berjalan tergopoh-gopoh, namun tak kunjung sampai di ujung jalan.
  • Terlihat oleh kedua matanya, pintu gerbang kuburan yang besar yang di atasnya tertancap obor kecil sehingga membuatnya gembira dan mengusir rasa takutnya.
  • Dia semakin mempercepat langkahnya menuju pintu gerbang itu.
  • Di tengah-tengah langkahnya itu, tiba-tiba dia sedikit terpeleset dan terperosok ke dalam kubang kubur yang masih menganga yang dipersiapkan untuk penghuni baru.
  • Diselimuti rasa takut dan cemas, dia mencoba berteriak dan dengan suara lantang memanggil para pejalan sambil meminta pertolongan.
  • Namun, tiada seorang pun memenuhi panggilannya. Lalu dengan segala cara, dia berupaya keluar dari kubangan itu tanpa hasil.
  • Dalam kondisi seperti itu, dia pun menyerah kepada nasib.
  • Malam itu, dia memutuskan untuk tidur di dalam lubang kuburan.
  • Beberapa saat dia masih duduki di pojok liang kubur hingga terserang kantuk dan akhirnya tidur karena kelelahan.
  • Setelah beberapa saat, si petani yang sombong memasuki lokasi kuburan.
  • Dia menyusuri jalan seperti biasanya. Akan tetapi, Tuhan menghukum kesombongan dia, sehingga dia terperosok ke dalam lubang yang sama di mana petani lain terjatuh di dalamnya.
  • Dia kemudian mengerahkan segenap daya untuk bisa terbebas dari lubang kubur.
  • Rasa takut dan cemas yang telah menggerogoti seluruh pikirannya.
  • Berulang kali dia coba untuk bisa keluar dari lubang itu, tapi tetap gagal.
  • Pada saat itulah, petani yang lain terbangun. Dia berdiri menghampiri temannya untuk membisiki telinga-nya, "Aku sudah berusaha keluar dari kubur ini sebelummu, hai tuanku, tapi aku tak berhasil. Marilah kita melewati malam kita bersama-sama."
  • Belum selesai petani yang malang ini menyelesaikan kata-katanya itu, langsung saja  petani yang sombong itu tersungkur ke atas tanah kuburan itu dalam kondisi sekarat karena saking takutnya. Dia kena serangan jantung.
  • Dia mengira si penghuni kuburlah yang membisikkan kata-kata itu ke telinganya.

 

Tuhan pasti menghukum saudara kalau saudara sombong. Dan cara penghukuman Tuhan itu bermacam-macam

 

Kita semua sedang dicobai oleh dosa kesombongan ini. Saudara jangan memandang remeh dosa ini. Ini merupakan dosa yang sangat besar dan akibatnya juga fatal

 

Ketidaksucian, kemarahan, ketamakan, kemabukan, dosa seksual dan semua dosa, tidak ada artinya bila dibandingkan dengan kesombongan.

 

Kesombongan menghasilkan semua kejahatan lain. Dosa-dosa lain dihasilkan melalui kedagingan kita. Tetapi dosa kesombongan datang langsung dari neraka.

 

Dosa kesombongan jauh lebih tersembunyi dan lebih mematikan. Dosa kesombongan ini menyusup masuk tepat ke dalam pusat dari kehidupan kegamaan kita.

 

Kesombonganlah yang membuat malaikat menjadi Iblis. Kesombongan ini pulalah yang merubah Haman menjadi seperti Iblis.

 

Dosa kesombongan adalah nenek moyangnya dosa-dosa lainnya. Itulah sebabnya, kesombongan seringkali dipakai oleh guru dan orang tua untuk mengalahkan kejahatan-kejahatan yang lebih sederhana.

  • Misalnya ada seorang anak yang sangat penakut dan kurang percaya diri..
  • Kemudian orang tuanya atau gurunya akan berkata kepada anak itu: ”kamu sebenarnya seorang anak yang hebat, pintar, punya banyak kemampuan. Kamu bisa mengalahkan teman-temanmu yang lain. Katakan pada dirimu, aku hebat, aku bisa melebihi teman-teman ku. Aku luar biasa”
  • Hal seperti ini banyak dipakai oleh pendidikan-pendidikan kristen yanag mengadopsi prinsip psikologi dan mengabaikan prinsip firman Tuhan. 
  • Berusaha membangun harga diri anak tetapi tanpa sadar para guru dan orang tua sedang menyuntikkan racun kesombongan di dalam anak itu.
  • Untuk jangka pendek cara seperti ini bisa mengobati tetapi untuk jangka panjuang menghacurkan. Ingat kesombongan adalah awal dari kehancuran.

 

Ini sama halnya, mengalahkan ketidakpercayaan diri dengan kesombongan. Itu sama saja kita sedang membangun kesombongan di dalam diri anak itu.

 

Iblis tertawa ketika para guru dan orang tua melakukan tindakan itu. Iblis akan puas melihat anak-anak saudara atau saudara sendiri menjadi lebih berani, lebih  menguasai diri, lebih PD, namun pada saat yang sama Iblis sedang menegakkan kesombongan di dalam diri saudara dan anak-anak saudara.  

 

Saudara atau anak saudara akan sembuh dari sebuah penyakit yang remeh, tetapi saudara sedang menyuntikkan sebuah penyakit yang lebih berat, yakni kesombongan.

 

Hal ini sama halnya dengan menyembuhkan bercak-bercak merah di kulit, tetapi sebagai gantinya saudara memberikan penyakit kanker kepada anak sdr. Sebab kesombongan adalah kanker spiritual, yang memakan habis kasih saudara, memakan habis perasaan cukup sdr, dan memakan habis akal sehat saudara.

 

Rendah diri, masih bisa masuk surga, tetapi orang yang sombong pasti masuk ke neraka, karena dirinya melawan manusia dan Allah.

 

Bagaimanakah mengalahkan kesombongan dalam diri kita?

Haman sudah tidak sempat menghalau dosa kesombongan ini keluar dari dirinya. Dia keburu hancur oleh dosa ini. Demikian juga dengan Herodes. Herdoes tidak sempat merendahkan dirinya, dia ditampar oleh malaikat Allah.

 

Sebelum dosa ini lebih menghacnurkan diri kita bahkan mematikan diri kita, segeralah tangani dosa ini. Cara untuk menangani dosa kesombongan adalah

 

Pertama, sadarilah dan akui bahwa diri saudara sombong. Mengatasi kesombongan bukanlah dengan cara menganggap diri saudara rendah hati. Jika saudara menganggap diri saudara sudah rendah hati, maka sebenarnya saat itu saudara sombong. Akuilah kesombonganmu dihadapan Allah. Mintalah ampun dan mohonlah agar Tuhan memberikan kerendahan hati buat diri saudara

 

Kedua, fokuskan hidupmu kepada Allah. .

Agustinus, Bapa Gereja, mengatakan:” dosa adalah percaya sebuah kebohongan bahwa engkau menciptakan dirimu sendiri, bergantung kepada dirimu sendiri dan dapat menopang dirimu sendiri.

 

Orang sombong bersikap seperti ini. Dia menjalani hidupnya diseputar dirinya sendiri. Dia menipu dirinya sendiri.

 

Janganlah membangun kehidupanmu itu disekitar dirimu. Tetapi bangunlah disekitar Allah.

 

Janganlah menceritakan tentang keberhasilanmu, kepintaranmu, tentang kekayaanmu, seperti yang dilakukan oleh Haman dalam ayat 11.

 

Jika orang lain mengabaikan saudara, tidak menghormati saudara atau saudara tidak dianggap penting, janganlah marah. Saudara juga tidak perlu memberikan reaksi ketika tidak memperoleh pujian yang pantas anda terima Bukankah kita tidak lagi membangun hidup kita di sekitar diri kita. Saudara tidak perlu merasa dirimu penting. Hidup kita tidak lagi berfokus kepada diri kita tetapi kepada Allah. 

 

Ketika orang lain dimuliakan, mendapatkan keberhasilan:  bersukacitalah. Mengapa harus sedih. Hidup kita diarahkan untuk kemuliaan Allah, bukan untuk kemuliaan diri kita. Kita tidak kalah ketika orang lain dimuliakan, karena kita tidak pernah berkompetisi adu kesombongan. Hidup kita difokuskan kepada Allah. Bahkan sebaliknya, buatlah hidup orang lain berhasil agar nama Tuhan dipermuliakan.

 

Janganlah membandingkian diri saudara dengan orang lain, tetapi bandingkanlah dengan Allah. Lakukan yang terbaik bukan sebagai sebuah persaingan dengan orang lain. Demikian juga, lakukanlah sesuatu bukan demi pujian atau sanjungan, tetapi demi kemuliaan Tuhan. 

 

Jikalau saudara melakukan kesalahan, akuilah kesalahan saudara, tidak perlu bereaksi ketika orang mengkritik. Sambutlah kritik dan berkati mereka yang mengutuki saudara. Bukankah hidup ini difokuskan kepada Allah dan bukan kepada kemuliaan diri sendiri?

 

Albert Einstein suatu saat mengatakan  seperti ini:”cara untuk melepaskan diri dari kesombongan adalah bekerjalah. Kita memang dapat dicobai untuk memikirkan mengenai kehebatan kita, dan ini berbahaya. Cara terbaik untuk menghindari kesombongan adalah bekerjalah.

 

Bekerjalah, dan belajarlah terus, lakukan itu untuk kemuliaan Tuhan, maka saudara akan dapat melawan dosa kesombongan, dan saudara akan terhindar dari kehancuran hidup. Fokuskanlah dirimu kepada Allah dan bukan kepada dirimu sendiri.

Senin, 29 November 2021

Mengenal Bapa dengan benar (Efesus 1:17)


Efesus  1:17   dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.

Apakah isi permintaan doa dari Paulus untuk jemaat Efesus? Perhatikan ayat 17, dia mengatakan “ dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar”.
Sebuah permohonan yang sangat luar biasa. Mengapa permohonan ini luar biasa? Karena jemaat ini sudah percaya kepada Tuhan Yesus  dan telah di materai oleh Roh Kudus, Roh Kudus telah menjadi jaminan bagi mereka sampai mereka memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan. Mereka sudah kaya secara rohani. Namun Paulus masih belum sepenuhnya puas dengan kondisi mereka. Dia masih meminta kepada Allah agar mereka memiliki pengenalan akan Allah.  Kita biasanya berpikir bahwa kita  tidak perlu mendoakan orang-orang yang telah mengalami berkat yang begitu besar.  Kita hanya mendoakan mereka yang lemah imannya, dan kurang baik kerohaniannya. 

Tetapi disini Rasul Paulus tidak berpikir seperti itu. Walaupun jemaat Efesus sudah hebat imannya, sudah kaya secara rohani, Paulus tidak puas dengan kondisi mereka. Paulus masih mendoakan mereka dan meminta sebuah permohonan khusus untuk mereka, yakni agar mereka mengenal Allah dengan benar. Dia menginginkan mereka untuk mengetahui lebih banyak dan lebih banyak tentang kekayaan kasih karunia Tuhan yang tak ada habisnya. 

Inilah yang seharusnya ada dalam doa-doa kita, yakni kita tidak pernah puas meminta kepada Allah hal-hal rohani baik bagi diri kita maupun bagi orang lain. Jangan hanya puas sampai kepada memiliki iman saja dan jaminan keselamatan. Pertobatan bukanlah akhir, itu hanyalah awal;  Pertobatan  hanya langkah pertama. Itu  sama dengan kelahiran. Kelahiran seorang anak bukanlah akhir, itu adalah awal dari hidupnya. Kita dan semua orang Kristen masih harus terus memanjat kepada ketinggian kehidupan Spiritual dan menikmati puncak gunung Spiritual kita. Ada masih banyak hal yang sangat indah dalam kehidupan rohani orang Kristen, yang kita belum masuki. Tuhan melarang  kita untuk berhenti dalam perjalanan rohani kita, Kita harus semakin tinggi mendaki kehidupan rohani itu. Tuhan tidak mau kita hanya sampai pada tahapan pertobatan awal saja (Ibr  6:1-2). Kehidupan Kristen itu tinggi, dalam, panjang dan lebar. Di dalamnya ada banyak kemuliaan, anugerah dan kasih yang luar biasa dari Tuhan 

Sering kali orang Kristen berpikir bahwa kehidupan Kristen itu hanya terbagi dua saja, yakni pertobatan dan setelah itu pengudusan. Kita hanya berdoa, agar anak kita, teman kita, jemaat kita dikuduskan Tuhan. Agar mereka hidup kudus. 
Permintaan ini tentu saja ok dan benar, tetapi  bukan ini yang pertama diminta oleh Paulus. Hal yang Paulus minta adalah agar Tuhan memberikan Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Ini luar biasa. Mengapa luar biasa karena permintaan ini tidak berpusat kepada manusia tetapi berpusat kepada Allah . 

Banyak sekali doa kita berpusat kan kepada manusia, Kita meminta agar keluarga kita bahagia, diberi tubuh yang sehat diberkati pekerjaannya, hidupnya baik.  Doa Paulus disini berbeda. Dia mengawali doanya dengan meminta bagi jemaat Efesus sebuah permintaan yang berpusatkan kepada Allah  Dia tidak meminta untuk kebahagiaan jemaat Efesus, dia juga tidak meminta agar jemaat Efesus kudus, tetapi yang dia minta adalah mereka memiliki Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dia mengawali dengan permohonan ini karena kebutuhan utama kita adalah mengenal Tuhan 


Doa

Bapa di dalam sorga, berikanlah kepada kami hati yang ingin terus mengenal-Mu. Kami ingin bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kami. Kiranya hari ini kami dapat bertumbuh dalam pengenalan kami akan Tuhan. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. 


Johannis Trisfant
GKIm Ka Im Tong, Bandung

Rabu, 01 September 2021

Allah dipihak kita. (Roma 8:31-32)


 
Rom 8:31-32  Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?  (32)  Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?

Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Mengapa Paulus demikian yakin bahwa Allah dipihak kita ? Paulus yakin bahwa Allah dipihak kita karena walaupun kita telah berdosa, namun Kristus menebus kita, membenarkan kita, memberikan kehidupan di dalam Roh dan menguduskan kita. Itu semuanya adalah bukti bahwa Allah berada dipihak kita. Dan kalau Allah dipihak kita, maka siapakah yang akan melawan kita? Ini bukan berarti bahwa tidak ada yang akan menentang orang-orang Kristen karena disertai Allah.  Ini bukan berarti bahwa tidak akan ada bahaya bagi orang Kristen yang disertai Allah. Paulus tahu dari pengalamannya sendiri bahwa perlawanan terhadap orang-orang percaya itu banyak, bervariasi dan terus menerus. Yang Paulus maksudkan adalah:  tidak ada "hal" atau musuh yang bisa menghancurkan orang percaya, atau menghadang umat Allah. Walaupun ada musuh, ada bahaya tetapi kalau Allah dipihak kita, maka musuh atau bahaya itu tidak bisa melawan kita. 

Calvin mengatakan bahwa ayat ini sangat penting buat kita dalam menghadapi berbagai macam pencobaan. Jika Allah tidak berada di pihak saudara, maka walaupun semua orang tersenyum kepada saudara dan bersedia membantumu, maka saudara tidak akan berhasil dalam hidupmu. Sebaliknya, walaupun semua orang menentang saudara asalkan Allah berada dipihakmu, maka tidak ada yang bisa melawan saudara. Firman Tuhan mengatakan seperti ini
Mazmur  23:4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
Mazmur 3:6 Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang siap mengepung aku.
Calvin berkata: Tak ada kuasa di bawah langit atau diatas langit yang dapat menahan tangan Allah. 

Tidak setiap orang mengalami bahwa Allah ada dipihaknya, sebab terkadang Allah menentang atau melawan orang tersebut. Banyak kali dalam perjanjian lama, Allah berkata: :"Aku akan menjadi lawanmu. (Nah 2:13; 3:5; Yer 50:31; 51:25). Kalimat-kalimat itu memang diucapkan kepada bangsa-bangsa seperti Asyur, Babel, Mesir, Tirus, Sidon dan Edom. Namun kalimat itu juga pernah diucapkan kepada bangsa Israel, karena ketidaktaatan mereka dan karena penyembahan berhala yang mereka lakukan. Tuhan berfirman dalam Im 26:17 “Aku sendiri akan menentang kamu, sehingga kamu akan dikalahkan oleh musuhmu, dan mereka yang membenci kamu akan menguasai kamu, dan kamu akan lari, sungguhpun tidak ada orang mengejar kamu” Yeh 5:8 sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Lihat, Aku, ya, Aku sendiri akan menjadi lawanmu dan Aku akan menjatuhkan hukuman kepadamu di hadapan bangsa-bangsa.

Namun ini bukanlah dalam kasus Roma 8:31, sebab situasi dimana Paulus mengatakan kalimat ini adalah, Allah dipihak kita. Mengapa dipihak kita, karena Dia sudah menentukan, memanggil kita, membenarkan kita dan memuliakan kita. Dalam kondisi yang seperti ini siapakah yang akan melawan kita? semua kuasa di neraka mungkin akan menentang kita, tetapi mereka tidak pernah berhasil, sebab Allah berada disisi kita.
Crysostom, berkata: Bahkan rencana dari orang-orang jahat terhadap kita bisa diubah oleh Allah menjadi sebuah mahkota kemenangan kita!
Siapa pun yang melawan kita tidak ada apa-apanya. Kita memiliki kemenangan dan sukacita di dalam kehidupan kita. Tak ada lagi yang perlu kita takuti, karena semua musuh sudah dikalahkan oleh Kristus. Kita lebih dari pemenang karena Allah berada dipihak kita.
Saudara mungkin bertanya apa buktinya bahwa Allah dipihak kita ? Jangan-jangan kita hanya geer saja, mengaku ngaku, Allah dipihak kita. Bukti yang mutlak bahwa Allah dipihak kita terlihat di dalam roma 8:32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama- sama dengan Dia? Bukti bahwa Allah ada dipihak kita adalah Dia menyerahkan Anak-Nya bagi kita. Itulah jaminan yang paling besar akan kemurahan Allah yang akan diberikan kepada kita. 

Paulus memakai argumen dari yang paling besar ke yang paling kecil. Yang paling besar adalah Kristus dan itu telah diberikan kepada kita, sehingga Paulus bertanya, bagaimana mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? Karena Allah sudah memberikan pemberian yang paling besar, maka kita dijamin akan menerima kemurahan- demi kemurahan setiap hari dari Allah. Ia akan mengaruniakan segala sesuatu kepada kita. "segala sesuatu" itu adalah berkat keselamatan, berkat akhir zaman yang kelak yang kita  akan terima, namun juga berkat masa kini. Di tengah-tengah perlawanan yang keras dari musuh-musuh kita (8:31), Allah memberikan kepada kita segala sesuatu untuk kebaikan kita (8:28). Kita bisa yakin bahwa Allah akan menyuplai seluruh kebutuhan kita. Keyakinan itu dapat dilihat di kayu salib. Salib itu merupakan jaminan bahwa Allah akan terus bermurah hati kepada saudara dan akan melanjutkan kemurahannya tersebut, sebab Dia sudah memberikan pemberian yang paling besar, yakni Anak-Nya sendiri.  John Stott: kayu salib itu membuktikan bahwa Allah itu murah hati.  Jika seorang kaya sudah memberikan kepada saudara satu juta, maka dia pasti tidak akan keberatan kalau saudara meminta dibayarin makan mie ayam di pinggir jalan. Crysostom berkata: "Mengapa kita bisa meragukan tentang barang bergerak, ketika Anda memiliki Tuhan?" Kesusahan apa pun yang saudara alami, saudara tidak kalah. Jangan terlalu cepat putus asa. Saudara masih memiliki Tuhan yang ada dipihak saudara. saudara masih memiliki Tuhan yang sudah memberikan pemberian yang terbesar untuk saudara, masakan Dia tidak akan menolongmu dalam masalah yang saudara hadapi saat ini, Itu terlalu kecil bagi Allah.


Doa

Bapa di dalam sorga, kami dapat dengan yakin berkata: "Tuhan adalah Penolongku. aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" Kami percaya bahwa kami dipelihara dalam kekuatan Allah karena iman kami  sementara kami menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.  Kami Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kami seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Teguhkanlah iman kami ya Tuhan. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa


Johannis Trisfant
GKIm Ka Im Tong, Bandung

Minggu, 29 Agustus 2021

Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita (Roma 8:28)


Rom 8:28  Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Firman Tuhan mengatakan bahwa Allah turut bekerja. Ini artinya, Allah terus menerus, dengan penuh semangat dan tujuan aktif bekerja untuk kepentingan kita. Allah ikut campur dalam kehidupan kita untuk mendatangkan kebaikan. 

Memang kebaikan dalam pandangan Allah tidak selalu tampak baik bagi kita dan tidak selalu dapat diterima oleh kita,  sebab kita cenderung menilai kebaikan itu hanya dari sudut pandang duniawi, atau kebaikan yang  bersifat bendawi. Kalau mobil kita awalnya cuma 1, tetapi setelah menjadi kristen menjadi 3 mobil, maka kita katakan Allah itu baik. Kalau motormu, dulunya butut, kemudian ganti yang baru: kita mengatakan Tuhan itu baik. Tetapi kalau sebaliknya: motor baru diganti menjadi butut: kita berkata Tuhan itu tidak baik. Kalau kita bebas dari penyakit, selalu punya simpanan uang di bank, hidup dalam rumah mewah dan memakai barang-barang bermerek, serta bisa liburan ke bali/luar negeri….. maka itulah yang kita anggap kebaikan. Sudut pandang yang  seperti itu adalah pandangan yang materialistis. 
kenyamanan disamakan dengan kebaikan
keberhasilan disamakan dengan kebaikan
kesenangan disamakan dengan kebaikan

Lalu apa yang dimaksud dengan kebaikan dalam Roma 8:28 ini? ini adalah pertanyaan penting untuk dijawab dan berhubungan dengan rencana kekal Allah. Karena jika baik itu berarti kaya, maka teks ini tidak benar. Sebab banyak orang  kristen tidak  diberikan kekayaan duniawi. Atau kalau kebaikan itu berarti sehat, maka teks ini juga tidak benar, sebab tidak semua orang  kristen itu sehat. Sama halnya, kebaikan juga tidak berarti sukses atau mendapat pujian, karena Allah banyak meminta orang  kristen untuk menderita. Kalau kebaikan kita samakan dengan kaya, sehat, sukses, maka teksnya bisa berbunyi seperti ini
kita tahu sekarang bahwa allah turut bekerja  dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kekayaan, kesehatan, kesuksesan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. 

Paulus bisa marah kalau kita ganti kata kebaikan dengan kata: kekayaan, kesehatan, kesuksesan, sebab paulus tdk kaya, tdk sehat, tdk sukses dalam pandangan dunia. Jika kebaikan itu bukan berarti kekayaan, kesehatan, sukses atau dihargai, lalu apa artinya kebaikan dalam roma 8:28 ini? Jawabannya yg terdapat dalam ayat berikutnya.

Roma 8: 29-30 " sebab semua orang yang dipilihnya dari semula, mereka juga ditentukannya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran anaknya, supaya ia anaknya itu, menjadi yang sulung diantara banyak saudara. dan mereka yang ditentukannya dari semula, mereka itu juga dipanggilnya. dan mereka yang dipanggilnya, mereka itu juga dibenarkannya. dan mereka yang dibenarkannya, mereka itu juga dimuliakannya

Inilah kebaikan yg dimaksud dalam roma 8:28: yaitu kita menjadi serupa dengan Kristus atau dengan kata lain  dibuat seperti Kristus. Inilah kebaikan yang paling tinggi yang  Tuhan rencanakan untuk saudara, yaitu menjadi serupa dengan sang pencipta dan mendapatkan  kemuliaan kelak. 

Doa

Tuhan, Engkau turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kami yang mengasihi Engkau, yaitu bagi kami yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Kalau saat ini kami memiliki berbagai macam pergumulan hidup, kami percaya bahwa Tuhan mengijinkan hal ini sebagai sarana untuk membentuk kami menjadi serupa dengan Kristus . sehingga kelak kami akan  menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. Beirkanlah kepada kami hikmat untuk memahami akan hal ini.  Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa


Johannis Trisfant
GKIm Ka Im Tong, Bandung

Di Balik Kedok Kesalehan (Kolose 2:23)