Senin, 12 Oktober 2020

Selasa, 13 Oktober 2020

Iman yang penuh sukacita

 

Orang bisa melihat Habakuk  termasuk orang yang aneh dalam arti tertentu, yaitu dia bisa bersukacita walaupun banyak masalah dan penderitaan.  Kalau saudara melihat orang yang bangkrut atau yang rugi 1 miliar, kemudian dia  tertawa tawa, apakah tanggapan saudara? Atau kalau saudara suatu hari melihat temanmu ada masalah dengan suami/istrinya, dan kena penyakit kusta lagi, dan bangkrut, lalu kemudian dia senyum senyum sendirian? Apakah yang saudara akan lakukan? Saudara mungkin akan bawa dia ke panti rehabilitasi. 

Habakuk mengalami  kondisi yang juga  buruk namun dia tidak lah gila ketika mengatakan kalimat kalimat ini

Hab 3:17  Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang,

Hab 3:18-19  namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.  (19)  ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.  

Dalam pandangan dunia, Habakuk ini aneh. Ini sebenarnya tidak aneh, tetapi hebat, luar biasa. Habakuk mengerti bahwa hukuman Allah akan datang atas umat Israel dan itu tidak bisa dihindarkan bahkan dia sendiri pun akan mengalami kesusahan itu yakni tidak adanya bahan makanan pokok. Namun, dia akan hidup. Dia akan tetap bersukacita. Dia akan naik ke tempat yang tinggi di bumi ini. Bukankah ini merupakan kebangkitan iman yang dialami oleh nabi Habakuk? 

Apakah saudara menemukan bahwa dia membicarakan tentang sebuah pengharapan adanya hidup setelah musuh melakukan hal yang paling jahat atas Israel ?  pasti imannya mengharapkan akan hal itu, bahwa akan ada kehidupan bagi bangsa Israel setelah musuh selesai melakukan penghancuran atas diri mereka. Dia mengatakan imannya ini dalam Habakuk 2: 4 bahwa orang benar akan hidup oleh karena iman. Namun bukan pengharapan akan adanya pemulihan ini yang membuat nabi Habakuk bersukacita, melainkan karena Tuhan sendiri. Tuhan lah yang membuat dia bersukacita. Dia telah belajar bahwa dia dapat kehilangan semua berkat materi, kenyamanan, namun dia tetap bersukacita oleh karena imannya di dalam Yahweh.  


Transisi dari komplain kepada ucapan syukur dan sukacita dari nabi Habakuk merupakan pekerjaan  Allah yang berdaulat. Kita sulit menjelaskan akan perubahan Habakuk ini, dari sudut pandang mana pun, kecuali bahwa ini adalah pekerjaan  Allah atas diri Habakuk . sebabnya adalah tidak mungkin orang yang kehilangan harta benda dapat bersukacita. Tidak mungkin orang yang ditimpa malapetaka dapat bersukacita. 

Kiranya Tuhan menolong kita yang sedang berada dalam masalah berat pada hari ini untuk tetap bisa bersorak-sorak. Kita tidak mungkin tetap bisa bersorak sorak dalam penderitaan kita jikalau bukan Tuhan yang memberikan kita anugerah untuk itu. 

Doa

Tuhan, penderitaan kami tidak akan dapat kami tanggung jikalau Engkau tidak memberikan kepada kami kekuatan untuk menanggungnya. Kami dapat kuat hanya karena Engkau. Sukacita dan damai sejahtera yang Tuhan berikan melampaui segala kesusahan kami karena sukacita dan damai sejahtera kami ada di dalam Engkau

Pdt. Johannis Trisfant

Tidak ada komentar: