Selasa, 06 Oktober 2020

Bagaimanakah kita menaikkan doa-doa ratapan kita? (1)

Rabu, 7 Okt 2020

Bagaimanakah kita menaikkan doa-doa ratapan kita? (1)

Hab 1:12-13  Bukankah Engkau, ya TUHAN, dari dahulu Allahku, Yang Mahakudus? Tidak akan mati kami. Ya TUHAN, telah Kautetapkan dia untuk menghukumkan; ya Gunung Batu, telah Kautentukan dia untuk menyiksa 

Bagaimanakah menaikkan doa ratapan ? 

Pertama,  memanggil Allah dengan panggilan yang akrab.
Habakuk memanggil dengan sebuatan yang akrab dalam Hab 1: 12   Bukankah Engkau, ya TUHAN, dari dahulu Allahku, Yang Mahakudus?  Dia menyebut Tuhan sebagai Allahnya. Sebuah panggilan yang akrab.  

Kedua,  memberitahukan kepada Allah isi hati saudara.

Memberitahukan kepada Allah bagaimana masalah hidup kita dan seperti apakah masalah tersebut. Ini sama seperti seorang anak kecil yang datang  kepada papanya untuk menarik perhatian dari papanya.    

Dalam Hab 1:12 Bukankah Engkau, ya TUHAN, dari dahulu Allahku, Yang Mahakudus? Tidak akan mati kami. Ya TUHAN, telah Kautetapkan dia untuk menghukumkan; ya Gunung Batu, telah Kautentukan dia untuk menyiksa.  

Habakuk disini memberitahukan isi hatinya kepada Tuhan. Dia mengatakan bahwa Tuhan itu Allah yang suci dan kekal, Allah  pelindungnya. Namun mengapa Tuhan memilih bangsa Babel untuk menghukum kami?  Habakuk tidaklah komplain karena Tuhan menghukum bangsa Israel sebab memang bangsa ini berbuat dosa. Tetapi yang dia pertanyakan adalah mengapa Allah memakai orang Kasdim untuk menghukum bangsa Israel. Padahal bangsa Babel atau Kasdim itu tidak lebih baik dari bangsa Israel. Itulah yang dinyatakan oleh Habakuk dalam ayat 12. 

Sapalah Allah dengan mengatakan, Bapa di dalam sorga. Dan beritahukanlah kepada Nya isi hati saudara. Sama seperti seorang anak yang datang kepada papanya

Doa

Bapa kami di dalam sorga, inilah kami dengan segala pergumulan yang sedang kami alami. Kami tidak sanggup menanggungnya seorang diri. Kami membutuhkan pertolonganMu dan membutuhkan Tuhan sendiri , Allah kami, Bapa kami sebagai tempat dimana kami mencurahkan isi hati kami

Pdt. Johannis Trisfant

Tidak ada komentar: