Kamis, 10 September 2020

Dimanakah kasih saudara ? (Yun 1:13)

Jumat, 11 september 2020

Dimanakah kasih saudara ? (Yun 1:13)


Yun 1:13 Lalu berdayunglah orang-orang itu dengan sekuat tenaga untuk membawa kapal itu kembali ke darat, tetapi mereka tidak sanggup, sebab laut semakin bergelora menyerang mereka.

Setelah Yunus mengatakan di ayat 12, bahwa gelombang itu disebabkan oleh karena dirinya dan Yunus meminta agar dia dilemparkan saja ke dalam laut supaya badai reda. Lalu apakah Nahkoda dan awak kapal lantas langsung melemparkan Yunus ke dalam laut? Enggak. Di ayat 13, mereka masih berusaha mendayung kapal itu dengan sekuat tenaga untuk membawa kapal itu kembali ke darat, tetapi mereka tidak sanggup, sebab laut semakin bergelora menyerang mereka. 

Kita lihat disini bahwa orang-orang yang tidak mengenal Allah masih punya hati Nurani, masih punya belas kasihan, dimana mereka tidak tega untuk melemparkan Yunus ke dalam badai yang sedang mengamuk. 

Seharusnya Yunus dan kita merasa malu dengan kondisi ini. Orang-orang yang tidak mengenal Tuhan lebih punya kasih daripada orang yang mengatakan dirinya mengenal Allah. Yunus benci kepada bangsa Kafir, tetapi bangsa bangsa kafir itu justru melakukan hal yang sebaliknya, mereka merasa kasihan kepada Yunus. Yunus ingin agar bangsa kafir binasa, dalam hal ini Niniwe, tetapi bangsa kafir di kapal tersebut ingin dia selamat. Yunus ingin agar bangsa Niniwe dihukum oleh Allah , tetapi bangsa kafir yang ada di kapal tidak ingin Yunus dihukum Allah dalam badai yang sedang mengamuk

Allah ingin agar kita mengasihi mereka yang terhilang, dan agar mereka diselamatkan. Kiranya Allah memberikan kepada kita belas kasihanNya


Doa

Tuhan, kiranya belas kasihanMu memenuhi hati kami sehingga kami dapat mengasihi siapapun itu. Jauhkanlah dari pada kami hati yang jahat yang ingin melihat kebinasaan orang orang yang tidak kami sukai, sebaliknya, kiranya kasih Kristus yang menguasai hati kami


Pdt. Yohannis Trisfant

Rabu, 09 September 2020

Pertobatan adalah berbalik arah (Yun 1:9-12

Kamis, 10 September 2020


Pertobatan adalah berbalik arah (Yun 1:9-12)

Yun 1:9-12 Sahutnya kepada mereka: "Aku seorang Ibrani; aku takut akan TUHAN, Allah yang empunya langit, yang telah menjadikan lautan dan daratan." (10) Orang-orang itu menjadi sangat takut, lalu berkata kepadanya: "Apa yang telah kauperbuat?" --sebab orang-orang itu mengetahui, bahwa ia melarikan diri, jauh dari hadapan TUHAN. Hal itu telah diberitahukannya kepada mereka. (11) Bertanyalah mereka: "Akan kami apakan engkau, supaya laut menjadi reda dan tidak menyerang kami lagi, sebab laut semakin bergelora." (12) Sahutnya kepada mereka: "Angkatlah aku, campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kamu lagi. Sebab aku tahu, bahwa karena akulah badai besar ini menyerang kamu."

Saudara tidak bisa berbicara tentang kasih Allah dan pada waktu yang sama juga lari dari Dia. Setelah adanya badai yang dahsyat ini, Yunus menyadari bahwa kemanapun dia pergi, dia tidak bisa menghindar dari Allah . Tetapi sebelum dia kembali kepada Allah maka dia mesti berhenti menuju ke arah yang bertentangan dengan kehendak Allah. Dia harusnya menuju ke Timur, dan sekarang dia sedang menuju ke Barat. Oleh karena itu dia mesti berhenti menuju ke Barat. Itulah sebabnya dia berkata di ayat 12 sahutnya kepada mereka: "Angkatlah aku, campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kamu lagi. Sebab aku tahu, bahwa karena akulah badai besar ini menyerang kamu." Namun Yusun belum sampai kepada pertobatan yang sejati 

Pertobatan sejati adalah berhenti dari arah yang bertentangan dengan kehendak Tuhan dan berbalik menuju ke arah yang Tuhan kehendaki. 

Apakah yang Allah telah nyatakan kepada saudara ? Jikalau saudara menginginkan kuasa dan kasih Allah dalam hidupmu, maka saudara harus meresponi tanggungjawab yang Allah berikan kepada saudara. Saudara tidak dapat mengatakan: bahwa saudara percaya kepada Allah namun pada waktu yang sama saudara juga melawan kehendakNya. Saudara mesti berhenti melakukan hal yang berlawanan dengan kehendak Allah. Setelah berhenti melakukan hal yang berlawanan dengan kehendak Tuhan , maka langkah selanjutnya adalah berjalan searah dengan Tuhan . 



Doa

Bapa di dalam sorga, jikalau ada hal-hal yang bertentangan yang sudah kami lakukan selama ini, maka kami ingin menghentikannya pada hari ini. Kami tidak akan lagi berjalan dan hidup dalam arah yang bertentangan dengan kehendakMu. Sebaliknya kami akan berjalan dalam arah yang seturut dengan kehendakMu


Pdt. Yohannis Trisfant

Selasa, 08 September 2020

Hati Nurani yang tidak bersuara (Yun 1:5)

Rabu, 9 September 2020 


Hati Nurani yang tidak bersuara (Yun 1:5)


Yun 1:5 Awak kapal menjadi takut, masing-masing berteriak-teriak kepada allahnya, dan mereka membuang ke dalam laut segala muatan kapal itu untuk meringankannya. Tetapi Yunus telah turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah dan berbaring di situ, lalu tertidur dengan nyenyak. 

Yunus ini hebat. Ombak menderu demikian dahsyat, tetapi dia bisa tidur. Dia lari dari Tuhan tetapi dia bisa tenang-tenang. Dia tidak taat kepada Tuhan, namun hati Nuraninya tidak terganggu. Adakah orang yang seperti ini? Melakukan kejahatan tetapi hati Nuraninya tidak terganggu? Ada. Ketika sudah melakukan kejahatan yang berulang-ulang, hati Nuraninya sudah tidak lagi bersuara. 

Tetapi bagaimana dengan orang yang baru sekali tidak taat, dan hati nuraninya tidak berbunyi memperingatkan dia? Hal seperti ini bisa saja terjadi kalau konsep yang diterimanya selama ini salah. Konsep Yunus selama ini adalah Niniwe adalah bangsa yang jahat, dan diluar israel itu kafir.. Oleh karena itulah hati Nuraninya tidak terganggu ketika dia lari dari panggilan Allah . 

Kita mesti berhati hati dan jangan mengukur segala sesuatu dari hati Nurani. Ketika tidak ada perasaan bersalah dalam diri kita, itu bukan ukuran bahwa kita sudah melakukan hal yang benar. Kita seharusnya menjadikan Firman Tuhan sebagai standar tingkah laku kita, dan standard Firman Tuhan yang menuntun kita dalam mengambil keputusan. 


Doa 

Tuhan Yesus kiranya FirmanMu senantiasa menjadi penuntun kami dalam hidup ini. Kami berdoa agar hati Nurani kami dikuasai oleh konsep-konsep Firman Tuhan sehingga hati nurani kami merasakan seperti yang FirmanMu tuliskan. Jangan sampai hati Nurani kami menjadi rusak karena tidak menaatiMu’ 

Pdt. Yohannis Trisfant

Senin, 07 September 2020

Dampak dosa kepada sekitar kita (Yun 1:4)

Selasa, 8 September 2020 

Dampak dosa kepada sekitar kita (Yun 1:4)


Yun 1:4 Tetapi TUHAN menurunkan angin ribut ke laut, lalu terjadilah badai besar, sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur. 


Dosa Yunus mengakibatkan Tuhan menurunkan angin ribut ke laut dan terjadilah badai yang besar. Kapal yang ditumpangi Yunus hampir terpukul hancur. Kita tahu bahwa angin ribut ini bukan terjadi secara kebetulan, tetapi diturunkan oleh Tuhan sendiri. Tuhan yang mengirim angin ribut di kapal Yunus untuk menghukum Yunus. 

Namun yang kasihan adalah Nahkoda dan awak kapalnya. Mereka tidak berdosa tetapi menerima dampak dari dosa Yunus. Nahkoda dan awak kapa sangat ketakutan sampai mereka semuanya berteriak-teriak kepada allahnya, dan mereka membuang ke dalam laut segala muatan kapal itu untuk meringankannya. Tetapi ombak tetap tidak tenang. 

Kita melihat disini bahwa dosa kita memiliki dampak kepada orang sekitar kita. Ketidaktaatan kita mengakibatkan dampak buruk kepada orang orang di sekitar kita, baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung. Suami yang melakukan dosa perzinahan akan mempengaruhi secara langsung hubungan nya dengan istrinya dan akan berdampak buruk kepada anak-anaknya. Ketika Tuhan menghukum suami yang berzinah tersebut maka hukuman ini pun pasti akan memiliki dampak kepada keluarga dekat, dan semua keluarganya. Mereka semua akan mendapat malu. 

Oleh sebab itu, berhati-hatilah. Dosa pribadi memiliki dampak sosial. Berpikirlah seratus kali sebelum melakukan dosa, karena dampaknya merusak, bukan hanya merusak diri kita, tetapi merusak orang-orang yang kita kasihi 

Doa 

Tuhan yang Kudus, ampunilah dosa dosa kami. Kami seringkali tidak menyadari bahwa dosa kami bukan hanya sebuah dosa pribadi tetapi juga memiliki dampak merusak secara sosial. Berikan kepada kami pertolonganMu untuk hidup dalam kekudusan. Kami pun yakin bahwa kekudusan kami akan memberikan dampak sosial kepada sekeliling kami 

Pdt. Yohannis Trisfant

Minggu, 06 September 2020

Tidak mungkin lari dari hadapan Tuhan (Yunus 1:3)

Senin, 7 September 2020


Tidak mungkin lari dari hadapan Tuhan (Yunus 1:3)


Yun 1:3 Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN.

Yunus mengetahui bahwa Allah memiliki tugas yang khusus untuknya, tetapi dia tidak mau melakukan itu. Ketika Allah memberikan perintah kepada dia untuk memberitakan Firman Tuhan kepada Niniwe, Yunus lari ke Tarsis. Niniwe itu berada di Timur sedangkan Tarsis ada di barat. Yunus ini pintar-pintar bodoh. Dia tahu Timur dan barat terpisah jauh, tetapi apakah dia tidak tahu bahwa Tuhan itu ada di Timur dan juga ada di Barat?

Lari dari hadapan Tuhan, menghindari panggilan Tuhan atas hidup kita, adalah tindakan yang bodoh. Kita tidak mungkin bisa lari dari Tuhan. Ada harga yang mesti kita bayar kalau kita lari dari panggilan Tuhan. Seperti Yunus, harga yang mesti dia bayar adalah dia ditelan dalam perut ikan. 

Oleh karena itu jauh lebih baik taat kepada Tuhan dari awal, daripada taat kemudian setelah dihukum oleh Tuhan. Terlalu mahal harga dari ketidaktaatan kita


Doa

Tuhan yang berdaulat dan berkuasa atas alam semesta dan atas hidup kami, terpujilah namaMu dan kuduslah panggilanMu atas kami. Jikalau kami telah lari dari panggilan Tuhan dan tidak menaati perintahMu selama ini, ampunilah kami. Terlalu mahal harga dari ketidaktaatan kami. Kami ingin taat kepada kehendakMu


Pdt. Johannis Trisfant

KASIH YANG AKTIF (MATIUS 5:43-48)