Mengapa Kekristenan menyebar sangat cepat di abad pertama?
Bukti sejarah menunjukkan bahwa Kekristenan menyebar
dengan sangat cepat selama abad pertama dan awal abad kedua. Ini menimbulkan
dua pertanyaan. Pertama, apa yang menjadi penyebab sehingga gerakan ini
menyebar ? dan kedua, apa yng membuat orang tertarik dengan kekristenan? Kekristenan di awal abad pertama, tidaklah
disebarkan melaui kekuatan. Justru kekuatan pemerintahan Romawi menentang
kekeristenn. Kekristenan baru diakui sebagai agama pada abad ke empat, sehingga
ini menimbulkan pertanyaan, apa yang membuat gereja bangkit demikian luar biasa? Sejarahwan mengatakan bahwa salah satu hal
yang dipakai dalam penyebaran
kekristenan adalah kotbah umum. Hal ini dicatat dalam perjalanan misi Paulus, di ksiah rasul. Namun kotbah di
tempat umum ini tidak banyak dilakukannya oleh Paulus sebab sesuadah dia
ditentang oleh masyarakat, dia tidak bisa lagi melakukannya. Hal yang sering
dipakai oleh Paulus dalam memberitakan Injil adalah berkotbah di rumah-rumah ibadat Yahudi. Ada faktor lain
yang membuat gereja mula mula berkembang secara luar biasa, yakni mereka
memiliki jaringan. Mereka memiliki lokasi lokasi yang khusus, dan menghindari
pertemuan pertemuan publik. Jika orang lain ingin bergabung dengan gereja mula
mula ini, itu karena mereka mendapatkan undangan dari teman atau keluarganya.
Orang kristen mula mula ini memakai rumah rumah untuk beribadah dan bersekutu
dan ada rasa saling memiliki satu sama lain serta mereka diikat oleh satu
sakramen .
Kekristenan juga menyebar melalui perdagangan. Para
murid murid Kristus menghadiri gereja rumah di kota kota dimana mereka sedang
berbisnis. Gereja mula mula berkembang walaupun tidak ada otoritas yang namanya
gedung gereja. Gedung gereja ada setelah
pertobatan Kaisar Konstantinus .
Mengapa begitu banyak masuk Kristen, meskipun kita
tahu bahwa penganiayaan sangat besar bagi og orang kristen pada waktu itu? Pada
aat itu kekristenn memberikan sebuah pengajaran yang baru tentang identitas dan
status. Kita tahu bahwa dalam budaya
Romawi, masyaraat sangatlah memandang status sosial. Kekristenn , Sebaliknya Kristen, sebaliknya, memandang semua orang
sama, yakni tidak ada orang Yahudi orang
Yunani, laki-laki atau perempuan, hamba atau orang merdeka "(Galatia
3:28). Komunitas Kristen mengembangkan sistem nilai yang memungkinkan orang
orang yang bergabung di dalamnya merasa berharga dan bernilai, walaupun dia
seorang budah, orang miskin atau
perempuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar