Sabtu, 19 Maret 2016

Mengapa kekristenan menyebar cepat di abad pertama?


 Mengapa Kekristenan menyebar sangat cepat di abad pertama?

Bukti sejarah menunjukkan bahwa Kekristenan menyebar dengan sangat cepat selama abad pertama dan awal abad kedua. Ini menimbulkan dua pertanyaan. Pertama, apa yang menjadi penyebab sehingga gerakan ini menyebar ? dan kedua, apa yng membuat orang tertarik dengan kekristenan?  Kekristenan di awal abad pertama, tidaklah disebarkan melaui kekuatan. Justru kekuatan pemerintahan Romawi menentang kekeristenn. Kekristenan baru diakui sebagai agama pada abad ke empat, sehingga ini menimbulkan pertanyaan, apa yang membuat gereja bangkit demikian  luar biasa?  Sejarahwan mengatakan bahwa salah satu hal yang dipakai dalam  penyebaran kekristenan adalah kotbah umum. Hal ini dicatat dalam perjalanan misi  Paulus, di ksiah rasul. Namun kotbah di tempat umum ini tidak banyak dilakukannya oleh Paulus sebab sesuadah dia ditentang oleh masyarakat, dia tidak bisa lagi melakukannya. Hal yang sering dipakai oleh Paulus dalam memberitakan Injil adalah berkotbah  di rumah-rumah ibadat Yahudi. Ada faktor lain yang membuat gereja mula mula berkembang secara luar biasa, yakni mereka memiliki jaringan. Mereka memiliki lokasi lokasi yang khusus, dan menghindari pertemuan pertemuan publik. Jika orang lain ingin bergabung dengan gereja mula mula ini, itu karena mereka mendapatkan undangan dari teman atau keluarganya. Orang kristen mula mula ini memakai rumah rumah untuk beribadah dan bersekutu dan ada rasa saling memiliki satu sama lain serta mereka diikat oleh satu sakramen .

Kekristenan juga menyebar melalui perdagangan. Para murid murid Kristus menghadiri gereja rumah di kota kota dimana mereka sedang berbisnis. Gereja mula mula berkembang walaupun tidak ada otoritas yang namanya gedung gereja.  Gedung gereja ada setelah pertobatan   Kaisar Konstantinus .

Mengapa begitu banyak masuk Kristen, meskipun kita tahu bahwa penganiayaan sangat besar bagi og orang kristen pada waktu itu? Pada aat itu kekristenn memberikan sebuah pengajaran yang baru tentang identitas dan status.  Kita tahu bahwa dalam budaya Romawi, masyaraat sangatlah memandang status sosial. Kekristenn , Sebaliknya  Kristen, sebaliknya, memandang semua orang sama, yakni tidak ada orang Yahudi  orang Yunani, laki-laki atau perempuan, hamba atau orang merdeka "(Galatia 3:28). Komunitas Kristen mengembangkan sistem nilai yang memungkinkan orang orang yang bergabung di dalamnya merasa berharga dan bernilai, walaupun dia seorang budah, orang miskin  atau perempuan.

Tidak ada komentar: