Kamis, 11 Juni 2009

KEBERANIAN

KEBERANIAN

Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. 

(2Ti 1:7)

Kita seringkali mendengarkan kisah-kisah mengenai keberanian yang luar biasa. Misalnya, seorang satpam yang dengan berani menghadapi perampok sampai satpamnya terluka. Atau mengenai seorang wanita yang melawan penjambret. Kisah-kisah itu sangat dramatis dan mungkin tidak akan terjadi pada kita. Apakah kalau hal-hal yang laur biasa tidak terjadi pada kita, lalu kita tidak punya kesempatan untuk menyatakan keberanian kita? Tentunya tidaklah demikian
Setiap hari kita membuat pilihan yang menunjukkan sikap kita apakah seorang pemberani atau pengecut. Pada waktu kita diperhadapkan dengan pilihan antara yang benar dengan yang nyaman tapi salah, maka disini dibutuhkan keberanian untuk memilih yang benar. Pada waktu kita dihadapkan dengan pilihan untuk memilih antara memegang teguh firman Tuhan atau mengkompromikannya demi kenyamanan, keserakahan, maka disini juga dibutuhkan keberanian. Pada waktu kita memilih untuk percaya kepada Allah, maka disini juga dibutuhkan keberanian. 
Pilihan ini kita hadapai setiap harinya. Seringkali kita ternyata tidak punya keberanian menempuh jalan kebenaran dan kita lebih sering mengikuti arus. 
Jadi agama kristen adalah bukan agama bagi orang yang lemh /pengecut.
Ada beberapa bentuk dari keberanian 
Pertama, Keberanian untuk mengikuti Yesus
Kalau kita menutup mata kita dan kemudian kita dituntun oleh seseorang, maka disini dibutuhkan keberanian untuk melakukan hal tersebut. Sama halnya ketika kita mengikuti Yesus. Ada banyak hal yang belum kita ketahui. Kita hanya mengetahui sebatas yang dikatakan oleh Alkitab, namun kita mau mengikuti Yesus. Maka ini membutuhkan keberanian. Keberanian untuk mengikuti perintah-perintahnya yang radikal, yang bertentangan dengan dunia ini. Misalnya, Barangsiapa mau mengikuti Aku , Ia harus menyangkal diriNya , memikul salibnya dan mengikuti Aku. Tuhan Yesus bukan memberikan janji akan kaya, akan sehat kalau ikut Dia, melainkan akan menderita aniaya. Menurut sdr, seperti apakah orang yang mau ikut Dia? Mereka yang ikut Dia adalah orang yang berani. Berani mempercayakan dirinya kepada Kristus. Mereka yang menyerahkan dirinya untuk melayani Tuhan juga membutuhkan sebuah keberanian. Ini merupakan karakter yang langka. Karena banyak yang tidak mau mengambil bagian di dalam pelayanan. 
Kedua, Keberanian menjalin hubungan. Apakah yang dibutuhkan untuk menjalin sebuah pernikahan yang berhasil? Keberanian. Dibutuhkan keberanian luar biasa untuk mengatakan :” saya salah”, saya minta maaf. Dibutuhkan juga keberanian dalam memebsarkan anak. Anak kalau sudah mengatakan: saya benci kepada papa dan mama, mungkin orang tua tidak berani lagi untuk menegakkan otoritas dalam keluarganya. Atau orang tua akan menyerah, ketika anak sudah mulai berontak. Anak tentu tidak boleh mengintimidasi orang tuanya. Hal ini membutuhkan keberanian orang tua untuk menegakkan otoritasnya sebagai orang tua. 
Ketiga, Keberanian bersikap bermoral. Keberanian bersikap bermoral dibutuhkan dalam aktivitas kita sehari-hari. Untuk berkata jujur saja dibutuhkan keberanian untuk mengambil resiko atas kejujuran tersebut. Kalau saya berkata jujur, nanti langganan marah. Kalau saya bohong sedikit, mereka tidak akan tahu dan tentu tidak akan marah. Disini dibutuhkan keberanian. Keberanian untuk telat karena tidak melanggar peraturan lalulintas. Keberanian untuk melaporkan penghasilan kita yang sebenarnya kepada departemen pajak. Keberanian untuk mengatakan hal yang benar jika kita temukan hal-hal yang tidak benar. 
BAGAIMANA CARANYA BERTUMBUH DALAM KEBERANIAN?
Pertama, Cara untuk mengatasi rasa takut kepada kecoa adalah peganglah kecoa itu. Cara untuk mengatasi rasa takut menjadi liturgis adalah jadilah liturgis. Jadi cara untuk berani dalam kerohanian kita adalah lakukan keberanian itu. Jika kita takut untuk berkata jujur, maka berkata jujurlah. Jika kita takut untuk melakukan kebenran karena penuh resiko, maka lakukanlah kebenran yang beresiko terebut. Kalau kita sudah bisa mengatasi rasa takut, maka itu akan memberikan kepada kita sebuah keberanian. 
Kedua, cara untuk bertumbuh dalam keberanian adalah : bergaul dengan orang orang yang berani. Apda waktu kita bergaul dengan orang-orang yang berani berbuat jujur, maka kita juga akan terdorong untuk melakukan keberanian tersebut. Sebaliknya jika kita bergaul dengan orang-orang yang takut melakukan kebenaran maka kita juga akan menajdi takut. Baca 1 kor 15:33. Kita juga bisa bergaul dengan orang-orang berani dengan cara membaca biografi mereka, misalnya membaca biografi Daniel, Ester, Paulus yang walaupun takut tetap maju. Ini akan mendorong kita untuk berani berbeda dari dunia. 
Ketiga, Kita akan bertumbuh dalam keberanian jika kita membiarkan pikiran kita diubahkan. Seorang penerjun payung, kalau dia tidak merubah dulu pikirannya, maka dia tidak akan berani untuk terjun. Coba saja dia pikir yang aneh-aneh, atau memikirkan betapa tingginya peswat itu, maka dia pasti tidak akan berani untuk terjun. Pikirannya harus diubah dulu. Terjun itu menyenangkan, bisa melihat pemandangan. Tingkat keamanannya cukup baik karena ada parasutnya. Dll. Atau coba saja kalau seseorang masuk kekuburan, pasti dia akan bergidik karena dia sudah punya pikiran yang macam-macam. Pikiran tersebut harus disingkirkan dahulu, barulah dia berani. Berebda dengan yang rumahnya di daerah kuburan. Pikirannya sudah diubah, bahwa daerah itu enggak ada setan. Justru setannya yang takut dengan mereka, karena pagar kuburan juga dicuri oleh mereka. Jadi untuk membuat kita berani dalam kerohanian, ubahlah pikiran kita. Segala resiko terhadap tindakan berani yang kita lakukan, kita percaya bahwa Tuhan pasti bekerja dan akan memberikan yang terbaik untuk kita. Suatu hari saya ke Griya Jogya. Jogya Riau itu susa parkir. Saya sudah mau belok untuk amsuk Jogya, tetapi kemudian ada mobil lain serobot. Saya mau halangi dia, tetapi kemudian saya pikir, ah biarainlah kasih dia dulu saja yang masuk. Saya kemudian pikir, ah.......keserobot deh..enggak bisa dapat parkir nih. Tetapi ketika masuk parkir Jogya, eh....ada mobil yang baru keluar. Mobil di depan saya enggak dapat karena dia sudah lewatin mobil tersebut. Kita akan bertumbuh dalam keberanian kalau kita mau mengubah pikiran kita. Beriman kepada Tuhan yang sudah memberikan firmanNya kepada kita. 
Kita semua membutuhkan keberanian. Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan melainkan roh yang membangkitkan kekuatan.  
Pada tahun 1995, Coca-Cola melakukan eksperimen gila! Perusahaan itu invest $750.000 untuk menguji ketahanan rasa dan kualitas minuman ringan itu selama delapan hari di ruang angkasa. Semua itu ditujukan untuk kemajuan perusahaan itu. Artikel yang ditulis di koran-koran sebagai bentuk respons atas apa yang dilakukan Coca-Cola itu jelas ditujukan untuk mengundang tawa. Menaggapi hal itu, CEO Coca-Cola, Roberto Goizueta, mengatakan, "Jika Anda tidak bisa menjadi berbeda, Anda akan tergilas." Alhasil, Coca-Cola merajai pasar minuman ringan dan menjadi leader di bidangnya.* Begitulah seharusnya orang-orang Kristen; BERANI MENJADI BEDA!!!


Tidak ada komentar: