Kamis, 11 Juni 2009

Disiplin (Markus 1:35)

Disiplin (Markus 1:35)
Jika kita perhatikan orang-orang yang berhasil dalam bidang apapun, maka biasanya ada kualitas yang sama yang mereka miliki: DISIPLIN. Sebaliknya, jika kita perhatikan orang-orang yang gagal, maka kita akan menemukan juga hal yang sama yang mereka lakukan, yakni tidak disiplin. Mereka banyak menunda-nuda pekerjaan, dll. 
Dispilin adalah salah satu kualitas terpenting yang harus dimiliki oleh seseorang untuk bisa berhasil. Tetapi kualitas karakter ini terancam hilang. Orang tidak tahu bagaimana mengembangkan tingkat disiplin yang lebih tinggi dan bagaimana membuat disiplin itu menjadi efektif dalam hidupnya. 
Apakah itu dispilin? Displin adalah kepuasan yang ditunda.
• Anak makan nasi dengan kerupuk
• Anak kerjakan PR dulu, kemudian baru boleh main
• Disiplin saat teduh: 15 menit setiap hari: maka hari itu akan menjadi lebih baik
• Memberikan waktu kepada anak VS melakukan hal yang menyenangkan diri sendiri
• Disiplin olahraga: untuk sehat, langsing. 
• Disiplin makanan. 
Bagaimana menjalankan disiplin?
1. Perlu ada keputusan dini. Misalnya, sdr menyadari bahwa untuk bertumbuh dalam kerohanian, maka sdr wajib melakukan 3 hal ini: ibadah setiap minggu, Bersaat teduh setiap hari, melayani Tuhan. Sdr kemudian memutuskan bahwa ketiga hal ini sudah ahrus dilakukan tanpa perlu dipertimbangkan lagi. Sdr tidak perlu lagi menanyakan pada ahri sabtu pagi:”besok ke gereja enggak yah? Perlu menyeter weker enggak? Siapa yang kotbah? Bagaimana cuacanya? ENGGAK USAH DIPIKIRIN LAGI. Keputusan itu sudah final, hanya lakukan saja. ATAU ketika bangun pagi setiap hari. Tentukanlah waktunya. Misalnya sdr mau saat teduh setiap pagi. Bangun tidur langsung saat teduh, enggak melakukan hal yang lain. 

2. Kita membutuhkan teman-teman persekutuan untuk mengingatkan diri kita, karena pencobaan itu panas dan kemalasan itu hangat

3. Arahkanlah pikiran kita kepada hasilnya. Kalau kita mengingatkan diri bahwa hasil daripada disiplin ini sangat besar, maka kita pasti akan berusaha untuk mendisiplin diri. Disiplin tanpa imbalan tidak akan menarik. Setiap orang yang sedang dalam latihan, menahan diri dalam segala hal. Ia melakukan itu karena ia ingin dikalungi dengan karangan bunga kejuaraan, yaitu bunga yang segera akan layu. Tetapi kita ini menahan diri dalam segala hal karena kita ingin dikalungi dengan karangan bunga yang tidak akan layu. (1Co 9:25). Ada imbalan yang Paulus harapkan dalam menerapkan disiplin. 

• Hasil dari disiplin rohaniah adalah kehidupan rohani yang stabil, matang, kepuasan
• Hasil dari disiplin menjalin hubungan adalah pernikahan yang berhasil
• Hasil daripada disiplin olahraga adalah: tubuh yang lebih sehat, daya tahan terhadap penyakit, lebih irit biaya pengobatan, dapat bekerja leboh efektif
• Hasil dari disiplin dalam bidang keuangan adalahbebas dari hutang dan memiliki tabungan
• Hasil dari disiplin membuat laporan dalam pekerjaan adalah pekerjaan lebih lancar, keuangan lebih terkontrol

Imbalan disiplin itu besar , tetapi TIDAK SECARA LANGSUNG. Hasil dari disiplin itu tidaklah instan. Dunia ini selalu menghendaki yang instan, mudah. Akibatnya disiplin tidaklah disukai, karena hasilnya lama dan tidak mudah. Kerohanian yang dewasa tidak bisa dibangun dalam tempo semalam. Ini butuh waktu dan jalannya tidak mudah, yakni melalui disiplin. Pernikahan, hubungan dengan anak tidak bisa dibangun dengan baik dengan cara yang instan dan mudah. Rekening dalam tabungan tidak bisa di peroleh langsung dalam jumlah yang banyak dan dalam tempo yang singkat. Ini butuh waktu dan jalannya tidak mudah. Untuk memperoleh semua hasil itu, JALANNYA TIDAK MUDAH. Imbalan disiplin ada di depan sdr. Imbalannya itu ada dalam jangkauan sdr. Imbalan itu bisa diraih asalkan sdr mau berusaha. 
Bidang kehidupan manakah dari sdr yang membutuhkan disiplin? Kapankah anda akan mengambil langkah pertamanya? 

Tidak ada komentar: