Minggu, 31 Mei 2020

1 Juni 2020


Kasih setiaMu lebih baik dari pada hidup (Mzm 63:4)


Mzm 63:4 Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau. 

Kita mesti mengevaluasi kembali hidup kita, apakah kita lebih sering bersungut sungut, komplain kepada Allah ataukah memuji Allah. Banyak orang lebih sering komplain kepada Allah daripada memuji Allah dan bersyukur kepada Nya. Padahal kasih setia Tuhan itu kepada kita sangatlah besar. Daud memuji Allah dan mengatakan: Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup, 

Kasih setia Tuhan lebih baik daripada kehidupan, 

Kasih setia Tuhan lebih baik dari segala kenyamanan hidup
 
Kasih setia Tuhan lebih baik dari segala milik kita yang terbaik 

Kasih setia Tuhan lebih baik dari umur Panjang 

Kasih setia Tuhan lebih baik dari kemakmuran. 

Kasih setia Allah itu, menurut kodratnya sendiri dan dalam pandangan semua orang kudus, adalah lebih baik daripada hidup. 

Kasih setia-Nya adalah kehidupan rohani kita, dan kehidupan rohani itu lebih baik daripada kehidupan fana yang sementara ini.. Beribu-ribu kali jauh lebih baik mati dalam kemurahan Allah daripada hidup di bawah murka-Nya. 

Bagaimanakah saudara memandang hidup ini dan melihat Allah ? apakah kita seperti Daud, yang dapat mengatakan bahwa kasih setia Allah lebih daripada hidup, lebih daripada kehidupan itu sendiri? 

Doa 

Bapa di dalam sorga, ajarilah kami untuk bisa melihat hidup ini dari atas, dari terang firmanMu. Seringkali kami melihat hidup ini di dalam sudut pandang kami yang terbatas dan mengukur semuanya dari materi, kesehatan, kesuksesan, panjang umur. Sehingga ketika kami mengalami kerugian dan sakit maka kami meragukan kasih setiamu. Padahal kasih setiaMu kepada kami sangat besar. Kasih setiamu lebih daripada hidup kami sendiri. Tak berkesudahan kasih setia Mu TUHAN, tak habis-habisnya rahmatMu, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! 
Amin 


Pdt. Yohannis Trisfant 

Jumat, 29 Mei 2020

Berlindung sampai bahaya berlalu (Mzm 57:1-2)

Sabtu, 30 Mei 2020



Berlindung sampai bahaya berlalu (Mzm 57:1-2)



Mazmur 57:1 (TB) Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Jangan memusnahkan. Miktam Dari Daud, ketika ia lari dari pada Saul, ke dalam gua. (57-2) Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung; dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung, sampai berlalu penghancuran itu. 



Pada waktunya penghancuran akan berlalu. Ketika tiba waktunya, Permasalahan akan berakhir dengan baik, badai yang bertiup akan lenyap. Meskipun kita sekarang ada dalam kesusahan, tidak akan selamanya seperti itu. Hal ini akan terjadi kalau kita berlindung pada Allah, di dalam naunganNya. Inilah penghiburan yang kita miliki. 



Allah itu baik dan Dia adalah tempat berlindung kita ketika sedang berada di dalam bahaya. 


Daud menggambarkan dirinya berlindung dibawah naugan sayapnya Allah. Seperti anak ayam yang berlindung dibawah induknya. Ketika ada burung elang yang mengincar anak ayam, biasanya anak ayam langsung berlari ke bawah naugan sayap induknya. Dan ketika bahaya itu sudah berlalu, maka barulah mereka keluar. 

Seperti inilah yang seharusnya kita lakukan dalam hidup ini. Pada saat ada bahaya berlarilah ke dalam perlindungan Tuhan dan bernaunglah sampai bahaya itu berlalu



Saat ini, kita mungkin sedang menghadapi sebuah persoalan yang berat. Datang lah berlindung kepada Nya, sampai bahaya itu berlalu. Didalam naunganNya kita mendapatkan belas kasihanNya. 





Doa

Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku. Ketika aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku; Engkau mengulurkan tangan-Mu, dan tangan kanan-Mu menyelamatkan aku. Ya TUHAN, Engkaulah yang akan menyelesaikannya bagiku! Ya TUHAN, kasih setia-Mu untuk selama-lamanya; janganlah Kautinggalkan hambamu. 



Amin 



Pdt. Yohannis Trisfant

Kamis, 28 Mei 2020

Kesedihan kita disimpan oleh Allah (Mzm 56:9)

Jumat, 27 Mei 2020 

Kesedihan kita disimpan oleh Allah (Mzm 56:9)



Allah memperhatikan kita dengan penuh kasih. Dia bahkan menderita dalam penderitaan kita dan memahami akan kesesakan jiwa kita. Bukan hanya darah dari orang orang kudusnya yang berharga bagi Allah , tetapi air mata kita juga berharga bagi Allah . 

Mzm 56:9 Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan? 

Ada dua tempat dimana Allah menaruh air mata kita, yakni di dalam kirbatNya, di dalam sebuah wadah. Dan kedua, Allah menaruh air mata kita dalam daftarNya 

Hal ini berarti bahwa Allah akan mengingat dan terus melihat kembali air mata kita , seperti Paulus teringat pada air mata Timotius (2 Tim. 1:4), dan Allah tidak akan melupakan kesedihan umat-Nya. 

Apakah kesedihan kita pada hari ini? Allah mengingat akan hal itu. Kesedihan kita ada di hatiNya. Dia akan memberikan pertolongan kepada kita pada waktunya. 

Doa 
Kami bersyukur Tuhan karena kami tidak menanggung sendirian kesusahan, kesedihan kami. Tetapi kami tahu bahwa Allah menaruh perhatian yang penuh kasih kepada kami. Air mata kami, kesedihan kami ada dalam kirbatmu, dalam daftarMu, dimana Tuhan tidak melewatkan melupakan kesedihan kami. 

Pdt. Yohannis Trisfant 

Rabu, 27 Mei 2020

Dosa, penghalang sukacita (Mzm 51:12)

Kamis, 28 Mei 2020



Dosa, penghalang sukacita (Mzm 51:12)


Mzm 51:12 Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!


Kita mungkin pernah mengalami suatu keadaan dimana iman kita tidak bertumbuh. Batin kita, tidak merasakan sebuah sukacita dan semangat untuk melayani Tuhan . Salah satu hal yang perlu diperiksa adalah apakah ada dosa yang kita simpan dan tidak akui dihadapan Allah. 


Daud merasakan akan hal ini. Dia telah jatuh dalam perzinahan dengan Bathsheba. Selama dia menyimpan dosanya itu dan tidak ada pertobatan maka selama itu pula dia tidak mengalami sukacita. Yang dia alami hanyalah kegelisahan. 


Ketika nabi Natan menegur dia, dia sadar akan dosanya dan mengatakan dalam Mzm 51:12 Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!


Allah ingin agar kita mengalami kelimpahan hidup. tetapi dosa yang tidak diakui dan tidak adanya pertobatan akan menjadi penghambat dari berkat Tuhan tersebut . 


Mari kita akui dosa-dosa kita dihadapan Tuhan. Ketika kita bertobat, kita mungkin akan kehilangan banyak hal dalam dunia ini, tetapi kita akan mendapatkan berkat melimpah dari Allah, yakni sebuah sukacita hidup. 

Doa 

Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat. Bersihkanlah aku dari pada dosaku. Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali! 

Pdt. Yohannis Trisfant 

Selasa, 26 Mei 2020


Rabu, 27 Mei 2020

Apakah yang anda bawa pulang ? (Mazmur 49:18)


Mazmur 49:18 sebab pada waktu matinya semuanya itu tidak akan dibawanya serta, kemuliaannya tidak akan turun mengikuti dia. 

Seorang anak kecil yang bermain di tepi pantai menangis ketika mamanya mengajak dia balik kembali ke rumah. Dia menolak dan mengatakan: mama.......saya tidak mau pulang ke rumah karena saya tidak bisa membawa rumah rumahan yang sudah saya buat di pasir pantai ini. 

Betapa banyak tangisan yang manusia curahkan karena tidak dapat membawa rumah rumahan mereka ke dalam kekekalan. Berapa banyak tangisan dari manusia karena kemuliaannya di dunia ini harus dia tinggalkan. Firman Tuhan mengatakan dalam 

Mzm 49:18 sebab pada waktu matinya semuanya itu tidak akan dibawanya serta, kemuliaannya tidak akan turun mengikuti dia. 

Suatu waktu kita semua harus pulang , sama dengan anak kecil tadi yang main di pantai. Akan tiba waktunya kita harus berhenti dan pulang. 

Pikirkanlah apa yang akan kita bawa kelak ke dalam kekekalan, agar kita tidak pulang dengan tangan hampa. 

Doa 

Bapa di dalam sorga, kami menyadari bahwa banyak hal yang sia sia yang sudah kami lakukan selama ini. Kami mencari kemuliaan bagi diri kami, dan semua orang menyanjung kami. Tetapi sesungguhnya kami sedang berbuat baik hanya kepada diri kami sendiri. Suatu waktu semua itu akan kami tinggalkan. Tolonglah kami untuk melakukan hal yang bernilai kekal. Tuntunlah kami untuk senantiasa memiliki tujuan hidup memuliakan Tuhan. 

Pdt. Yohannis Trisfant