Rabu, 24 April 2013

Siapakah yang akan menghukum mereka? (Roma 8:33)

Penulis: Pdt. Yohannis Trisfant



  
Siapakah yang akan menghukum mereka?  (34)  Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?  
Suatu hari, diadakan pertemuan koruptor dari seluruh dunia. Mereka saling membanggakan kelebihan mereka dalam korupsi. Berikut percakapan mereka.
Koruptor Negara C
:
Di negara saya, korupsi dilakukan di bawah meja.
Sebab kalo ketahuan, pasti digantung.
Koruptor Negara N
:
Di negara saya, korupsi dilakukan di atas meja.
Sebab sudah bukan hal yang aneh lagi.
Koruptor Negara A
:
Di negara saya, korupsi dilakukan bisa di atas meja atau di bawah meja,
tergantung kebijakan politik negara saya.
Koruptor Negara Indonesia
:
Mengapa kalian segitu saja bangga?
Di negara saya, korupsi bukan hanya di atas meja atau di bawah meja,
MEJANYA PUN KAMI KORUPSI!!!!

Kalau ditanya, siapakah yang akan menghukum koruptor di Indoensia? banyak yang pengen menghukum para koruptor, KPK, saingan politiknya, dan masyarakat.
Kalau saudara ditanya, siapakah yang akan menghukummu?  Enggak ada. Saya orang kristen yang baik, tidak punya musuh.  Saya juga bukan penjahat, bukan koruptor.
Walaupun kita bukan penjahat, masih banyak orang yang ingin menghukum kita. Mereka yang iri hati ingin mencelakakan kita. Perampok, penjambret  ingin merampsa milik kita. Virus, bakteri dapat membuat kita sakit. Iblis ingin menghukum kita dengan cara mendatangkan celaka buat kita.  Orang-orang Non Kristen juga akan menuduh kita dan berkata, “dia tidak lebih baik dari saya? koq, Tuhan mengininkan dia masuk ke dalam sorga, sedangkan saya masuk ke neraka?”
Lalu apa yang menjadi penolong kita? Kristus lah yang menjadi penolong kita melalui kematianNya, kebangkitanNya, pemuliannNya, dan melalui syafaatNya. Paulus mengatakan dalam ayat 34 bahwa Kristus menjadi pembela bagi kita. Tuhan Yesus tidaklah mengabaikan kita setelah pekerjaan penebusanNya selesai. Dia masih memperhatikan diri kita, bukan hanya nanti ketika pengadilan ilahi dilaksanakan tetapi juga sekarang ini, di dunia ini. Dia menjadi perantara, atau juru syafaat bagi kita
Donald Barnhouse menjelaskan tentang Kristus yang menjadi pembela kita seperti ini:” ketika kita memiliki masalah, atau ketakutan dalam hati kita, maka ketakutan itu langsung diketahui oleh Krisus, karena ketakutan kita itu menyentuh hatiNya, ketakutan kita itu membuat Dia merasa menderita.
Jika kita mengalami kehilangan, dukacita, penderitaan, maka itu akan segera tertulis dalam hati Kristus. Mengapa bisa terjadi seperti itu? Karena Alkitab menuliskan:” KJV menerjemahkan Yes 63:9, dalam segala penderitaan mereka, Dia menderita.  Kristus merasakan segala kesusahan dan penderitaan kita. Dia adalah pembela kita yang baik dalam segala kesusahan yang kita alami. Oleh sebab itu kita tidak perlu kuatir. Dia akan memenuhi segala keperluan kita menurut kekayaan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus Tuhan kita.
Ada sebuah syair pendek yang berbunyi seperti ini: don’t worry be happy” Jangan kuatir, melainkan gembiralah dalam segala persoalan yang saudara sedang hadapi karena kita memiliki Kristus sebagai pembela kita dan penolong kita

Bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? (Roma 8:32)


 

Penulis: Pdt. Yohannis Trisfant

Kita bisa yakin bahwa Allah akan menyuplai seluruh kebutuhan kita? Keyakinan itu dapat dilihat di kayu salib.   Salib itu merupakan jaminan bahwa Allah akan terus bermurah hati kepada kita dan akan melanjutkan kemurahannya tersebut, sebab Dia sudah memberikan pemberian yang paling besar, yakni AnakNya sendiri. 
Octavianus Winslow mengatakan: siapakah yang menyerahkan Yesus sampai Dia mati di kayu salib? Bukan Yudas yang menyerahkan Yesus dengan tujuan dapat uang 30 keping perak., juga bukan Pilatus yang menyerahkan Yesus akrena takut dengan orang banyak, dna juga bukan pemimpin yahudi yang menyerahkan Yesus karana iri hati, Tteapi yang menyerahkan Yesus adalah Allah Bapa, karena Dia mengasihi kita. Itulah jaminan yang paling  besa rakan kemurahan Allah yang akan diberikan kepada kita. Paulus memakai argumen dari yang paling besar ke yang paling kecil. Yang paling besar adalah Kristus dan itu telah diberikan kepada kita, sehingga Paulus bertanya, bagaimana mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? Karena Allah sudah memberikan pemberian yang paling besar, maka kita dijamin akan menerima kemurahan-demi kemurahan setiap hari dari Allah.  
Seorang Guru sekolah minggu bertanya kepada murid-murid SM,  “apakah ada dari janji-janji Allah yang tidak dipenuhi oleh Allah? Jika anak-anak bisa menemukan maka akan diberikan uang oleh lause sebesar : Rp. 1 juta. Hadiahnya kurang besar. Seharusnya, diberikan janji 1 milliar, karena tidak ada janji Tuhan yang tidak akan diberikan atau digenapi, sebab seperti yang dikatakan dalam Roma 8: 32,  Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?  Kalau Allah sudah memberikan AnakNya, maka Ia akan mengaruniakan segala sesuatu kepada kita. Ayat ini merupakan Cek kosong untuk segala kebutuhan kita. Saudara cukup menuliskan di atas cek kosong itu kebutuhan saudara dan kemudian menyerahkan kepada Tuhan.
Saudara bisa menuliskan di atas cek itu dan minta kekuatan untuk mengalahkan pencobaan, maka Allah akan memberikan kita kekuatan untuk mengalahkan pencobaan tersebut.  (1 Kor 10:13)
Saudara bisa menuliskan di atas cek itu dan minta Dia menolongmu dalam menghadapi masalah, maka Dia akan menyertai saudara senantiasa (Mat 28:20)
Saudara bisa menulsikan di atas cek itu kebutuhan saudara akan pekerjaan, akan keuangan, kesehatan, damai sejahtera, maka Dia akan menolong memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. (Fil  4:19)

Jelas sekali, bahwa kalau Allah suda memberikan Yesus Kristus, sebagai pemberian yang paling besar, maka Dia akan memberikan pemberian yang jauh lebih kecil dari itu, seperti yang dikatakan oleh John Stott: kayu salib itu membuktikan bahwa Allah itu murah hati.
Jika seorang kaya sudah memberikan kepada saudara satu milliar, maka dia pasti tidak akan keberatan kalau saudara meminta dibayarin makan di mie acay, karena saudara hari itu ketinggalan dompet. Seperti inilah Allah kita.
Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?  Segala sesuatu adalah semua hal yang kita butuhkan untuk membuat kita semakin serupa dengan Kristus.

Salam

Pdt. Yohannis Trisfant



Jika Allah dipihak kita, siapakah yang akan melawan kita? (Roma 8:31)


Oleh: Pdt. Yohannis Trisfant


Calvin mengatakan bahwa ayat ini sangat penting buat kita dalam menghadapi berbagai macam pencobaan. Jika Allah tidak berada di pihak saudara, maka walaupun semua orang tersenyum kepada saudara dan bersedia membantumu, maka saudara tidak akan berhasil dalam hidupmu. Sebaliknya, walaupun semua orang menentang saudara asalkan Allah berada dipihakmu, maka tidak ada yang bisa melawan saudara. Firman Tuhan mengatakan seperti ini
Psa 23:4  Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

Psa 3:6  (3-7) Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang siap mengepung aku.

Calvin berkata:  Tak ada kuasa dibawah langit atau diatas langit yang dapat menahan tangan Allah.
Jika paulus hanya bertanya seperti ini: siapakah yang akan melawan kita? maka akan banyak jawaban yang muncul. sebab sangat banyak musuh yang mencoba menelakakan diri kita. Saudara perhatikan ayat 35 . Ayat 35 merupakan katalog atau kumpulan musuh-musuh yang mengancam orang-orang kristen, yakni  Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang. Orang-orang yang menganiaya dunia, dosa yang berdiam di dalam diri kita, kematian,  Iblis merupakan musuh-musuh yang mengancam orang-orang kristen.  Dunia, kedagingan, dan Iblis bersama-sama berbaris menentang orang-orang kristen dan musuh-musuh itu terlalu kuat bagi kita. Seringkali malapetaka juga adalah musuh yang mengancam diri kita. Jikalau paulus hanya menanyakan pertanyaan itu, siapakah yang akan melawan kita?  maka akan muncul banyak jawaban.
Tetapi paulus tidaklah menanyakan pertanyaan yang naif seperti itu. Inti dari pertanyaannya adalah pada kata "jika". Jika Allah dipihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Tidak setiap orang mengalami bahwa Allah ada dipihaknya, sebab terkadang Allah menentang atau melawan orang tersebut.  Banyak kali dalam perjanjian lama, Allah berkata: :"Aku akan menjadi lawanmu. (Nah 2:13; 3:5; Yer 50:31; 51:25). Kalimat-kalimat itu memang diucapkan kepada bangsa bangsa seperti Asyur,  Babel, Mesir, Tirus, Sidon dan Edom. Namun kalimat itu juga pernah diucapkan kepada bangsa Israel, umat Allah karena ketidaktaatan mereka dan karena penyembahan berhala yang mereka lakukan.  Tuhan berfirman dalam Im  26:17  “Aku sendiri akan menentang kamu, sehingga kamu akan dikalahkan oleh musuhmu, dan mereka yang membenci kamu akan menguasai kamu, dan kamu akan lari, sungguhpun tidak ada orang mengejar kamu”  Yeh 5:8  sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Lihat, Aku, ya Aku sendiri akan menjadi lawanmu dan Aku akan menjatuhkan hukuman kepadamu di hadapan bangsa-bangsa. Kalimat ini juga diucapkan melawan gembala gembala dan nabi nabi yang palsu.   Sebab itu, beginilah firman Tuhan ALLAH, oleh karena kamu mengatakan kata-kata dusta dan melihat perkara-perkara bohong, maka Aku akan menjadi lawanmu, demikianlah firman Tuhan ALLAH (Yeh 13:8).
Namun ini bukanlah dalam kasus Roma 8:31, sebab situasi dimana  paulus mengatakan kalimat ini adalah, Allah dipihak kita. Mengapa dipihak kita, karena Dia sudah menentukan, memanggil kita, membenarkan kita dan memuliakan kita.  Dalam kondisi yang seperti ini siapakah yang akan melawan kita? semua kuasa di neraka mungkin akan menentang kita, tetapi mereka tidak pernah berhasil , sebab Allah berada disisi kita.  
Mengapa kalau kita disertai Tuhan, saya seringkali mengalami kesalahan dan bukan kemenangan. Kita mesti memahami apa artinya disertai Tuhan. Disertai Tuhan itu bukan berarti Tuhan mengikuti kita seperti pengawal pribadi mengikuti saudara kemana pun saudara pergi dan mengalahkan semua lawan lawanmu. Tuhan itu bukan pengawal pribadi kita yang mengikuti ke manapun kita pergi dan melindungi apa pun yang kita lakukan. Disertai oleh Tuhan adalah kita mengikuti Tuhan, bukan Tuhan mengikuti diri kita. Kalau disertai oleh Tuhan, maka kita akan mengalami kemenangan demi kemenangan


Salam" 

Pdt. Yohannis Trisfant



Jumat, 15 Juli 2011

BAHAYA HIPNOTIS

Penulis: Pdt. Yohannis Trisfant, MTh

Sumber: www.kotbah.org

Trend baru zaman ini.
Pada zaman yang penuh dengan tekanan dan ketegangan ini, banyak orang mencari berbagai macam cara untuk mengatasi tekanan dan ketegangan mereka. Ketika muncul sebuah cara yang mengklaim sebagai cara aman, maka cara tersebut akan diserbu oleh masyarakat, termasuk orang-orang Kristen. Salah satu hal yang dianggap sebagai solusi masalah hidup adalah hipnotis. Hipnotis, saat ini menjadi gaya hidup masyarakat perkotaan untuk mengatasi persoalan-persoalan hidup orang kota. Para ahli hipnotis sendiri mengklaim bahwa hipnotis dapat menolong mereka yang ingin kurus, yang ingin berhenti merokok, yang depresi, yang terikat oleh narkoba. Hipnotis juga dipakai untuk menghilangkan rasa takut, membangkitkan rasa percaya diri. Jangankan orang awam, beberapa dokter gigi juga memakai hipnotis agar supaya pasien tenang menjalani pengobatan gigi.
Hipnotis dianggap sebagai cara yang aman dan ilmiah dalam menolong masalah-masalah hidup manusia, karena hipnotis memakai teknik sugesti. Pasien akan disugesti dan dibawa dalam keadaan tidur hipnosa. Dalam kondisi ini, pasien akan diberikan sugesti-sugesti untuk mengatasi persoalan mereka. Misalnya mereka akan disugesti bahwa rokok itu berbahaya bagi kesehatan, atau disugesti bahwa mereka tidak suka makan banyak. Setelah sugesti itu, pasien tidak akan menyukai rokok dan tidak suka makan banyak. Ini akan menolong pasien untuk berhenti merokok dan menjalani diet agar kurus. Hipnotis juga dapat dipelajari secara pribadi dengan melatih konsentrasi dan sugesti diri, untuk meningkatkan kepercayaan diri, mengatasi rasa takut dan mengatasi persoalan-persoalan dosa yang mengikat manusia.
Banyak orang Kristen yang juga ikut-ikutan mempelajari hipnotis dan memberikan diri dihipnotis untuk mengatasi persoalan-persoalan mereka. Ada juga yang masih ragu-ragu, apakah boleh dihipnotis dan mempelajari hipnotis untuk mengatasi persoalan kita?

Bahaya Hipnotis
Walaupun ahli hipnotis membungkus hipnotis sebagai sesuatu yang ilmiah, namun hipnotis bertentangan dengan iman Kristen. Hipnotis bertentangan dengan iman Kristen karena tidak sesuai dengan nilai-nilai kristiani dalam mengatasi persoalan dan karena hipnotis mengandung bahaya-bahaya. Ada beberapa bahaya mempelajari hipnotis maupun dihipnotis.
1. Hipnotis dapat membuka pikiran untuk mempercayai apa saja, termasuk dusta. Seorang yang terhipnotis dapat disugestikan sebuah kebohongan dan dia akan memegang kebohongan itu sebagai sebuah kebenaran. Sugesti yang diberikan bukanlah kebenaran atau fakta mengenai keadaan pasien. Pasien yang memang suka rokok disugesti bahwa dirinya tidak suka rokok. Pasien yang memang penakut disugesti bahwa dirinya berani. Akhirnya dalam pikiran pasien terdapat fantasi hasil sugesti dan setelah dihipnotis, pasien tidak bisa membedakan antara fantasi dengan kenyataan.
2. Hipnotis adalah usaha untuk menguasai diri melalui sugesti, baik itu oleh orang lain maupun oleh diri kita. Sebuah usaha yang berada di luar karya Roh Kudus. Padahal penguasaan diri adalah karya Roh Kudus di dalam diri orang percaya (Gal 5:22-23). Ketika kita mengikuti pimpinan Roh Kudus, Dia akan memberikan kita kuasa untuk mengontrol diri kita. Dosa diatasi dengan menyerahkan diri kepada Allah dan bukan dengan menyerahkan diri kepada ahli hipnotis atau menyerahkan diri kepada diri sendiri. (Yak 4:6,7; 1 Kor 6:9-12;Roma 6:12-12). Sebagai orang percaya , fokus kita adalah kepada Kristus, dan bukan kepada diri kita sendiri atau kepada hal-hal lain (Ibr 12:2). Jawaban persoalan kita bukan di dalam diri kita, melainkan di dalam Kristus (Matius 11:28)

3. Hipnotis membuka “ pintu hati” atau “pintu pikiran“ kita kepada serangan kuasa kegelapan. Dalam hipnotis, bukan hanya ahli hipnotis yang akan mengubah sikap dan tingkah laku kita, tetapi iblis pun mau juga merubah diri kita sesuai dengan keinginannya. Dengan memberikan diri dihipnotis, maka kita berada dalam keadaan emosi yang tidak stabil, tidak aman dan akan memberikan kesempatan kepada Iblis untuk menguasai diri kita. Hipnotis memberikan kemungkinan kepada kerasukan setan.

4. Hipnotis bukanlah sains, tetapi merupakan bagian integral dari okultisme selama ribuan tahun. Banyak teknik yang digunakan dalam hipnotis mirip dengan sistem mistik dan okultisme. Profesor Psikiater, Thomas Szasz mengatakan bahwa hipnotis adalah “ilmu pengetahuan gadungan” . Yoga, Zen dan metode penyembuhan timur di dalam banyak aspek memiliki kesamaan mendasar dengan hipnotis. Dan hal yang perlu diketahui mengenai Yoga adalah, tujuan utamanya adalah kesatuan dengan Allah. Kesatuan ini dicapai bukan melalui Kristus melainkan melalui meditasi.

5. Hipnotis adalah pelanggaran terhadap hak Allah. Tidak seorang pun yang memiliki hak untuk menguasai pikiran dan kehendak seseorang. Hanya Allah dan orang itu sendiri yang memiliki hak untuk menguasai piikiran dan kehendaknya. Praktek hipnotis merupakan pelanggaran etika Kristen.

Akhir dari tulisan ini adalah pertimbangkanlah nasehat Petrus:”Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” (1Pe 5:8).

KEPUSTAKAAN

Brown, David L. The Dangers of Hypnosis, mengutip dari Many Lives, Many Loves by Gina Cerminara;WmMorrow and Company, 1963.
Kroger, William and Fezler, William. Hypnosis and Behavior Modification:Imagery Conditioning. Philadelphia: J. B. Lippincott Co., 1976.

Martin and Bobgan Deidre, Hypnosis: Medical, Scientific, or Occultic? California:EastGate Publishers

Szasz, Thomas. The Myth of Psychotherapy. Garden City: Anchor Press/Doubleday, 1978.

W. Provonsha, Jack Mind Manipulation: A Christian Ethical Analysis. Online Ethics Library: www.ilu.edu/ilu/bioethics

PENULIS
Yohannis Trisfant, MTh.
Saat ini melayani di GKIm Amanat Kristus, BANDUNG

Sabtu, 20 Februari 2010

SABAT! (Kel 20:9-11).

Tujuan: Sabat akan menolong kita untuk tidak burn out.

Oleh Pdt. Yohannis Trisfant.

Ada sebuah studi yang dilakukan beberapa tahun yang lalu terhadap beberapa tentara. Dalam penelitian itu, diperoleh bahwa setelah 7 hari berturut-turut bekerja keras, kinerja prajurit menurun. Namun hal yang menarik adalah, bahwa meskipun tingkat kinerja prajurit jatuh, para prajurit itu sendiri tidak menyadarinya. Mereka pikir mereka masih bekerja pada tingkat yang maksimum.

Sangatlah Jelas, bahwa ketika orang-orang bekerja siang malam, setiap hari dan selama berminggu minggu dan berbulan-bulan, maka tingkat kinerja mereka terus turun dan pekerja menjadi emosional dan mereka menjadi jenuh. Kalau sudah burn out, maka meskipun ada hari libur, hari libur tersebut tidaklah membantu banyak. Mengapa? Sebab pada hari libur, mereka masih mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang lain. Misalnya, pada hari libur, mereka masih mencuci motor, mencuci mobil, main game seharian sampai tegang. Bukan Facebook sampai capek atau ke dugem sampai subuh. Akhirnya ketika besok masuk kerja atau masuk ke sekolah, bukannya menjadi segar, malahan semakin loyo. Ada juga yang memakai hari sabatnya untuk terus bekerja...belajar supaya bisa berhasil.

Allah tidak ingin kita hidup dengan cara seperti itu. Dalam Perjanjian Lama, ketika Allah memberikan Sepuluh Perintah Allah kepada Musa, Ia berkata ...

Kel 20:9-10 enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, (10) tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.

Pada saat Tuhan memerintahkan agar kita beristirahat, maka ini sama seriusnya ketika Tuhan mengatakan: "Jangan mencuri, jangan berbohong, atau jangan melakukan perzinahan,". Kita kadangkala menganggap bahwa kita dapat mengabaikan perintah memelihara sabat ini tanpa ada konsekuensi atas ketidaktaatan kita. Kita seringkali mengatakan :"saya sibuk", Saya terlalu banyak bekerja,sibuk melayani, sibuk belajar dari hari senin sampai hari senin. Kita seringkali tidak menganggap serius perintah Tuhan untuk memelihara sabat ini.

Pernah seorang pengkhotbah berkata bahwa ia tidak pernah mengambil satu hari pun untuk libur karena iblis tidak pernah mengambil satu hari libur ... dan selain itu, pendeta ini berkata, "Aku nanti akan beristirahat ketika saya sudah masuk ke surga!" Pernahkan saudara memperhatikan kehidupan Kristus? Dalam pelayananNya selama 3 tahun, Tuhan Yesus mengambil kurang lebih 10 kali "liburan" “retreat”. Dia seringkali pergi ke tempat-tempat yang sunyi, menyingkir dari roang banyak. Tuhan Yesus juga selalu memelihara hari sabath. Bahkan Tuhan sendiri setelah selesai menciptakan dikatakan bahwa Dia beristirahat pada hari ketujuh. Jadi pertanyaannya adalah: siapa yang saudara akan ikuti? Iblis yang tidak pernah istirahat? Ataukah Tuhan Yesus yang memiliki saat-saat istirahat.

Jadi perintah keempat, "Ingatlah hari Sabat,"sama pentingnya dengan sembilan hukum lainnya. Bahkan, perintah untuk menguduskan hari sabat berisi 94 kata, dimana jauh lebih banyak daripada perintah yang lain. Tuhan sangat merinci hukum ke empat ini supaya kita dapat melakukannya dengan benar dan taat. Namun amat disesalkan bahwa kita seringkali mengabaikan nasihat Tuhan bagi kita untuk menguduskan hari sabat. Dan akibatnya adalah: kita kehilangan visi mengenai prioritas rohani kita.

Di dalam Markus 2:27 Tuhan Yesus mengatakan seperti ini:" : "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat. Jadi hari sabat itu adalah untuk kita, untuk kepentingan kita. Apakah saudara mau memakai hari sabtu sebagai hari sabat, atau hari minggu sebagai hari sabat, atau mungkiin hari senin sebagai hari sabat, itu tidaklah penting. Hal yang penting adalah prinsip sabath itu dijalankan. Sabat atau istirahat itu untuk saudara. Ada tiga manfaat Sabat

PERTAMA, ISTIRAHAT

Kata "Sabat" diambil dari bahasa Ibrani yang berarti secara hurufiah adalah istirahat. Dalam Perjanjian Lama dan dalam Yudaisme hari-hari Sabat dimulai saat matahari terbenam pada hari Jumat malam dan berlangsung hingga matahari terbenam hari Sabtu. Oleh sebab itu, Sabat kita harus menjadi hari dimana kita menyisihkannya untuk beristirahat. Ini harus menjadi hari istirahatnya kita. Betul betul istrihatlah. Artinya, tidurlah lebih banyak dari biasanya. Makanlah dengan lebih santai, tidak terburu-buru seperti biasanya. Jangan terlalu capek pada hari sabat. Jangan terlalu banyak mikir yang berat-berat. Jangan cari pekerjaan tambahan dan uang tambahan. Jangan tambah dengan Les pelajaran. Pokoknya, pada hari sabat, istirahatlah. Bersenang-senanglah dengan keluarga. Lakukan hal yang ringan-ringan aja. Jangan lakukan sesuatu yang membuat stress. Sadar atau tidak sadar, saudara perlu hari untuk mengisi bahan bakar untuk jiwa dan fisik saudara.

Kaluaran 20:11 berbunyi seperti ini:" Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya. Mengapa Tuhan beristirahat pada hari ketujuh? Apakah karena Dia lelah, maka Dia beristirahat? Tentu tidak. Tuhan beristirahat pada hari ketujuh bukan karena dia lelah dan perlu mengumpulkan tenaga. Dia beristirahat karena merayakan pekerjaanNya yang sudah selesai. Hari sabat atau hari istirahat kita juga harus sama: yakni sebagai sebuah kesempatan untuk bersukaria dalam kepuasan karena telah menyelesaikan satu minggu dengan bekerja keras dan dengan jujur.

Pada saat saudara makan siang di foodcourt, mungkin seringkali kita makan dengan terburu-buru, karena sebentar lagi akan masuk jam kerja, atau ada janji dengan orang lain. Namun berbeda kalau saudara makan di “All You Can Eat”, saudara pasti tidak akan tergesa-gesa makannya. Saudara akan makan perlahan, menikmati dan makan sebanyak mungkin (ingat kolestrol). Mengapa cara makannya berbeda? Karena harganya mahal. Mesti kembali modal nih. Tetapi yang paling penting adalah karena saudara ingin santai dan menikmati makanan. Sabat kita seperti itu. Saudara sudah bekerja keras selama seminggu dan sekarang tibalah harinya dimana saudara akan beristirahat, merayakan hasil kerja saudara dan menikmatinya. Inilah tujuan pertama sabat. Sabat diadakan untuk manusia, untuk memberikan istirahat kepada tubuh dan jiwa kita.

KEDUA, REFLEKSI

Hari Sabat lebih dari sekadar hari tidak aktif. Itu lebih dari sekadar hari istirahat. Sabat adalah hari dimana kita memeriksa diri kita sendiri, memeriksa hidup kita, memeriksa kembali tujuan kita, memeriksa kembali prioritas kita. Ini kesempatan bagi kita untuk berpikir tentang apa yang baik, yang benar yang sudah kita lakukan minggu lalu. Kesempatan bagi kita untuk mengevaluasi kembali apa yang buruk yang kita kerjakan minggu lalu. Mungkin ada yang perlu diperbaiki kembali dalam minggu ini. Dan banyak hal lain lagi saudara perlu refleksi. Mungkin hubungan dengan istri, suami, anak, orang tua yang mesti direfleksi kembali. Sabat juga merupakan kesempatan untuk memikirkan minggu ini: “Apa yang saudara ingin capai”? Kemana saudara ingin pergi? Saudara ingin menjadi apa? Sabat merupakan kesempatan buat kita untuk berpikir serius mengenai diri dan memberikan pertimbangan yang serius. Mungkin saudara yang menjadi majelis di gereja atau aktivis akan bertanya seperti ini, bagaimana mungkin saya bisa rekfleksi kalau saya di gerejanya sampai sore karena rapat, latihan dll. Hal seperti itu mesti dibicarakan dengan "yang berwenang", supaya rapat, latihan jangan di hari minggu, tetapi di hari lain, karena kita hanya punya hari minggu untuk refleksi dan menjadi sabatnya kita

Saudara mungkin pernah mendengarkan mengenai Lee Iacocca? Lee Iacocca adalah anak imigran yang kakeknya datang dari Italia untuk mencari pembaharuan dan perbaikan hidup di Amerika. Keberhasilan karir Iacocca, tidak terlepas dari kerja keras yang dilakukannya, dari salesman biasa sampai ke jenjang presiden direktur, dari industri otomotif “Ford”, Dia bekerja selama delapan tahun sebagai CEO Ford Automotif Industry. Namun dia dipecat oleh Henry Ford sang pemilik, karena Henry Ford takut,Iacocca lebih populer dari dirinya, apalagi lacocca telah menciptakan mobil Ford yang monumental yaitu “Mustang”.Apakah setelah dipecat karirnya berakhir di situ? Ternyata tidak! Iacocca akhirnya berhasil juga menjadi Presiden Direktur di perusahaan otomotif yang menjadi saingan Ford, yaitu perusahaan otomotif Chrysler. Dalam meniti karirnya di Chrysler, Iacocca telah membuat perusahaan tersebut memetik laba penjualan yang sangat besar.

Apakah rahasia suksesnya? Mungkin banyak jawabannya. Tetapi menurut saya, rahasia sukses dari lacocca adalah pada komitmennya untuk tinggal di rumah setiap akhir pekan bersama keluarga, pergi ke gereja dan menghabiskan waktu untuk refleksi setiap hari minggu. Bukankah firman Tuhan mengatakan dalam kitab Mazmur "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah." (Mazmur 46:10). Dan nabi Yesaya mengatakan:" dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu. (Yes 30:15). Ingatlah akan hal ini, bahwa hal yang utama dalam hidup adalah peliharalah hal yang utama. Ingat dan kuduskanlah hari sabat.

KETIGA, PEMBARUAN

Orang-orang modern sangat gila kerja. Sehingga muncullah sebuah "penyakit sosial" yang baru, yaitu penyakit kecanduan kerja. Atau lebih dikenal sebagai "workaholic". Orang-orang yang mengidap penyakit ini melihat "bekerja" sebagai satu-satunya, bahkan segala galanya dalam kehidupan mereka.. "Beristirahat" bagi mereka adalah "siksaan". Penyia-nyian waktu yang tak terampunkan. Apakah bekerja melampaui batas tidak membuat mereka lelah? Tentu saja! Tapi kelelahan pun mereka tekan, supaya bisa bekerja lebih lama. Kelelahan ditekan dengan minum multivitamin, kratingdaeng, extra Joss, dll. Dengan gaya hidup yang seperti itu, produktivitas pasti meningkat hebat. Tapi dampak buruknya kesehatan menurun dan lebih cepat mati. Bukan hanya mati di usia muda, kehidupan keluarga juga terbaikan. Suami, istri hanya memikirkan pekerjaannya dan tidak menyisihkan waktu bagi pasangan dan anak-anak. Anak-anak banyak yang bertumbuh liar, karena tak pernah merasakan perhatian dan tak pernah menikmati kasih sayang orang tua mereka. Kecuali barangkali diberi uang atau dibelikan "play station", untuk mengalihkan perhatian dan membungkam protes mereka.

Hari Minggu, bagi banyak orang, adalah satu-satunya hari di mana mereka bisa bangun siang dan tidak melakukan apa-apa, setelah seminggu lamanya mereka memacu tenaga melampaui batas. Karena itu, bagi orang-orang ini, ke gereja dianggap rugi dan tak ada manfaatnya. Mereka berpikir daripada tidur di gereja, lebih baik tidur di rumah. Dalam kondisi itu, spiritual mereka semakin parah, miskin dan tidak punya kekuatan untuk menghadapi tantangan kehidupan modern yang luar biasa berat. Padahal orang-orang modern saat ini sangat membutuhkan pembaruan spiritual untuk menghadapi tantangan hidup. Akhirnya banyak yang bunuh diri karena depresi.

Tuhan memberikan sabat supaya kita memiliki kesempatan untuk pembaruan spiritual. Pada masa gereja mula-mula, sabat melambangkan sebuah pembaharuan. Kita tahu bahwa sabat dalam Perjanjian Lama dilakukan oleh orang-orang Yahudi pada hari sabtu. Pada saat orang-orang Yahudi menjadi kristen mereka tetap ke sinagoge pada hari sabtu. Namun disamping itu mereka juga berkumpul bersama pada hari minggu, untuk berbibadah. Ketika gereja-gereja sudah mulai bertumbuh dimana orang-orang Non Yahudi juga termasuk di dalamnya, maka orang-orang kristen ini lalu menyadari bahwa mereka tidak harus memakai budaya Yahudi dan hukum Yahudi untuk menjadi orang kristen. Oleh karena itulah mereka tidak lagi memakai hari sabtu sebagai hari sabat tetapi mereka bertemu bersama pada hari pertama minggu itu, memperingati kebangkitan Yesus dari kematian. Dalam gereja mula-mula, hari minggu itu adalah hari kebangkitan, hari pembaharuan. Kemudian sejak sekitar abad keempat, hari Sabat orang Kristen telah dirayakan secara resmi pada hari Minggu. Kaisar Romawi Konstantin menjadikan hari minggu sebagai sebuah kebiasaan resmi untuk ke gereja.

Jadi Sabat kita harus menjadi kesempatan bagi kita untuk mengalami pembaruan. Tentu saja, cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan ke gereja. Pujian, doa , kotbah akan membawa kita menjadi lebih dekat dengan Allah. Pada saat kita meninggalkan ruangan ibadah, semangat dan harapan kita sudah diperbaharui. Waktu yang kita berikan untuk ke gereja sangatlah kecil. Hanya kurang dari 1 persen dari seluruh waktu kita sepanjang minggu. Namun waktu yang sedikit itu, adalah waktu terpenting dalam hidup saudara. Jangan disia-siakan waktu terpenting tersebut. Bahkan setelah waktu untuk ke gereja, jadikanlah waktu selanjutnya di hari minggu untuk diperbaharui oleh Tuhan dengan lebih banyak berdoa dan membaca firman Tuhan, mendengarkan suara Tuhan yang berbicara kepada hati kita.

Di Virginia Barat, terdapat tambang batubara, dimana pemilik tambang mempekerjakan penambang selama enam hari seminggu. Mereka boleh istirahat pada hari ketujuh. Suatu hari ada yang berkunjung ke pertambangan tersebut dan bertemu dengan pemilik. Mereka mengatakan kepada pemilik, untuk apa memberikan waktu istirahat sehari kepada pekerja. Kerja saja selama 7 hari seminggu. Sang pemilik pertambangan berkata: " saya tidak mempekerjakan penambang pada hari minggu, untuk kebaikan mereka sendiri- bukan untuk kebaikan saya. Mereka berada di dalam gelap di dalam pertambangan selama enam hari. Oleh sebab itu mereka membutuhkan waktu sehari di tempat terang untuk mencegah mereka dari kebutaan.

Seperti inilah fungsi sabat buat kita. Setelah seminggu kita berada dalam kegelapan, kita harus meluangkan waktu untuk berada dalam terang Anak Allah, Yesus Kristus, agar diri kita jangan menjadi buta rohani. Jadi gereja ada untuk saudara. Bukan gereja yang membutuhkan kehadiran diri kita, tetapi kitalah yang membutuhkan gereja.

KESIMPULAN

Allah memberikan kepada saudara hari Sabat. Allah tidaklah bermaksud untuk menjadikan hari sabat sebagai hari penindasan di mana saudara tidak bisa berbuat apa-apa dan terikat pada sekelompok aturan dan peraturan konyol. Dia memberikan kita hari Sabat untuk membantu kita menjalani kehidupan yang lebih terfokus, lebih produktif, dan lebih terpusat pada diriNya. Ketiga prinsip sabat yakni -istirahat, refleksi, dan pembaruan-membantu kita menjaga kehidupan kita agar tetap berada di dalam jalur. Oleh sebab itu, jangan abaikan sabat. Peliharalah hari sabatmu. Ini untuk kebaikanmu saudara sendiri dan untuk kemuliaan-Nya.

Salam dari Pdt. Yohannis Trisfant.

God Bless You

KASIH YANG AKTIF (MATIUS 5:43-48)