Senin, 18 Mei 2020

Jangan berbuat berdosa ketika menderita ( Ayub 7)


Senin 18 Mei 2020


Tidak semua penderitaan adalah akibat dosa. Ada penderitaan yang disebabkan oleh karena dosa kita tetapi ada juga yang bukan . Namun penderitaan juga bisa membuat orang berdosa. Kalau kita tidak merespon dengan bijak penderitaan kita bisa jatuh ke dalam dosa.

Ayub menderita bukan karena dosanya. Dia menderita karena diijinkan oleh Allah. Dalam penderitaan nya itu Ayub banyak berteologia bersama sama sahabat sahabatnya, khususnya topik tentang Allah, dosa, dan penderitaan.

Di dalam Ayub 7, Ayub berhenti berbicara kepada sahabat sahabat nya. Kini dia berbicara kepada Allah. Ayub mulai meragukan nilai nilai yang selama ini dia pegang. Hal ini membawa Ayub ke dalam bahaya dimana menganggap bahwa Allah tidak memperhatikan dia dan tidak adil terhadap dia. Kita tahu bahwa kelak Allah menegur Ayub (38:2)

Penderitaan yang kita alami mungkin saja bukan oleh karena dosa kita. Kita sudah hidup dengan baik dan taat kepada Tuhan tapi kita menderita. Namun hati hati , jangan sampai penderitaan itu membuat kita jatuh ke dalam dosa dengan menuduh Allah tidak adil terhadap kita

Doa

Bapa yang mengasihi kami, kami percaya bahwa dalam segala kesusahan kami ,pergumulan kami Engkau tetap mengasihi kami dan tidak ada yang dapat memisahkan kami dari kasihMu. Tolonglah kami agar jangan sampai berdosa kepada Engkau ketika kami menderita sebaliknya kami diberi hikmat untuk memahami penderitaan kami dan bertumbuh semakin serupa Kristus

Amin


Pdt. Yohannis Trisfant 

Rabu, 13 Mei 2020

Pengharapan yang terkandung dalam panggilanNya.(Ef 1:18)




Yohannis Trisfant, MTh

www. Mediakotbah.wordpress.com


Eph 1:18 Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus,.J.B Philips.


Ada dua hal yang bisa membuat kita bisa tenang menjalani hidup ini  Pertama, kebodohan. Koq bisa kebodohan bisa membuat kita tenang menghadapi berbagai masalah ? Saya berikan contoh, suatu hari ada seorang dari kampung naik pesawat, jalan-jalan keluar negeri, yakni ke Australia. Tiba-tiba diumumkan bahwa sebentar lagi  penumpang akan menghadapi turbulence“goncangan”. Itu semacam goncangan  badai di udara. Semua orang panik. Ada yang membaca doa. Ada yang memejamkan mata . ada yang pucat pasi. Tetapi, ada seseorang di situ tenang-tenang saja. Dia begitu tenang. Goncangan-goncangan yang kemudian terjadi, dianggap biasa. Mungkin juga dia sering naik truk shingga biasa berada di antara goncangan. Ya, dia biasa saja tidak cemas sedikit pun. Akhirnya turbulence pun reda.

Beberapa saat kemudian diumumkan bahwa pesawat akan melakukan pendaratan darurat. Semua penumpang ketakautan lagi. Dan begitu mendarat, semuanya selamat, semuanya gembira kecuali orang itu. Dia malah heran, tadi betitu kelihatan menderita, sekarang malah bergembira, semua orang saling berpelukan. Dia saja yang tidak berpelukan sama sekali. Kalaupun ikut berpelukan, dia tidak sebahagia yang lain. Mengapa? Karena pengumuman itu disampaikan dalam bahasa inggris dan dialah satu-satunya tidak paham bahasa inggris.

Itulah untungnya menjadi orang bodoh. Menjadi orang bodoh itu tidak mencemaskan masa depan karena dia tidak mengetahuinya. Orang bodoh tidak cemas tetapi akan langsung  celaka karena kebodohannya. Kalau saya tidak banyak mengerti situasi eknomi di negara ini, saya akan tenang-tenang saja, sampai tiba-tiba harga barang melonjak naik dan saya kesulitan mengatur keuangan.

Kita bisa tenang menjalani hidup ini dengan kebodohan. Namun pada zaman yang seperti ini, tidak mungkin kita tidak tahu apa-apa dengan apa yang terjadi di sekitar kita. Kalau pun, kita tidak mau tahu, orang lain akan memberitahu kita. Dan celakanya adalah kebodohan tidak melepaskan kita dari bahaya atau dari kesulitan.

Ada cara kedua menjalani hidup ini dengan segala tantangannya, yaitu memiliki pengertian. Untuk memiliki pengertian ini, caranya bukan dengan meminum jamu tolak angin, seperti iklan di TV yang mengatakan orang pintar minum tolak angin dan orang bodoh minum minyak angin. Pintar atau bodoh itu bukan soal minum tolak angin atau minum minyak angin. Tetapi dengan berdoa meminta pengertian. Paulus berdoa seperti ini untuk jemaat di Efesus:” Dan supaya Ia menjadikan MATA HATIMU TERANG, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya (Ef 1:18 ). Apa itu mata hati, sehingga Paulus  mendoakan agar terang? Jika saya berdoa, Tuhan. Jadikan mata hati saya terang, maka apakah yang sedang saya minta? Permintaan Paulus ini berhubungan dengan ayat.... 17, dimana dia meminta agar jemaat Efesus diberikan roh hikmat dan wahyu . Hikmat yang diminta oleh Paulus bukan hanya berhubungan dengan pikiran atau otak saja. Karena yang Paulus minta adalah mata hati menjadi terang. Mata hati memiliki hikmat dan wahyu. Kita tahu bahwa dalam PL, hati digambarkan sebagai tahta dari fisik, kerohanian dan kehidupan mental seseorang. Itu menunjuk kepada pusat dan sumber dari kehidupan fisik ( Mazmur 101:5; 103: 15; kis 14:17) dan seluruh hal batiniah yang ada di dalam diri kita termasuk perasaan, emosi ( Roma 1:24; 9:2; 2 kor 2:4)  kemauan ( 2 kor 9:7) dan pemikirannya ( Ef 1:18; w kor 4:6). 

Oleh sebab itu, Paulus berdoa agar, fisik, perasaan, emosi, kemauan, pemikiran dari jemaat di Efesus  diterangi dengan hikmat dan wahyu dari Allah. Bukan hanya otak mereka saja yang diterangi dengan hikmat dan wahyu dari Tuhan, melainkan juga emosinya, spiritualnya, sehingga mereka bisa melihat pengharapan yang ada dalam Kristus Yesus.  Kalau saya bahasakan dengan sederhana seperti ini, pikiran kita mengerti adanya penghatapan tersebut tetapi perasaan kita juga merasakan pengharapan itu, hati kita meyakini adanya pengharapan itu. Tanpa diterangi oleh Tuhan, Kita tidak akan dapat melihat adanya pengharapan kita di dalam Kristus.

Kita mungkin bertanya mengapa hati perlu diterangi oleh Tuhan agar bisa memiliki pengharapan? Bukankah mereka yang tidak percaya Tuhan pun juga memiliki pengharapan demi pengharapan di tahun baru ini, misalnya harapan agar diberkati secara materi dan kesehatan. Memang,  mereka yang tidak mengenal Tuhan juga memiliki harapan ini setiap tahun baru. Namun bukanlah jenis  pengharapan yang seperti itu yang di doakan oleh Paulus agar bisa dilihat dengan terang oleh jemaat Efesus.

Pengharapan yang di doakan oleh Paulus agar bisa dilihat dengan jelas oleh jemaat Efesus adalah pengharapan yang terkandung dalam panggilan Allah untuk mereka. Pengharapan yang selalu kita  harapkan dalam hidup kita setiap tahun yang baru adalah pengharapan hidup sehat, harapan usaha diberkati, harapan anak masuk kuliah, harapan dapat pacar, harapan beli rumah, dll sejuta harapan- harapan. Harapan kita tidak berbeda dengan harapan mereka yang belum percaya kepada Kristus. Harapan-harapan seperti ini tidaklah salah. Boleh saja kita memiliki harapan-harapan tersebut dan itu manusiawi, namun itu bukanlah harapan yang membutuhkan mata hati yang terang untuk bisa melihatnya. Walaupun mata hati seseorang masih gelap, dia masih bisa melihat harapan-harapan itu. Paulus berdoa agar mata hati kita bisa melihat pengharapan yang terkandung dalam PANGGILAN ALLAH buat kita.

Pengharapan ini bukanlah pengharapan akan panggilan kita melainkan pengharapan akan panggilan Allah untuk kita. Ada perbedaan antara panggilan kita dan panggilan Allah. Panggilan kita berhubungan dengan kita terpanggil menjadi apa, atau terpanggil untuk melakukan apa pada tahun ini. Panggilan kita lebih sempit pengertiannya dan berkaitan dengan cita cita, target, atau sasaran sasaran kita. Misalnya, pada tahun ini saya terpanggil untuk melakukan bisnis yang baru, atau pada tahun ini saya terpanggil untuk memasuki profesi sebagai guru, atau saya terpanggil untuk menjaga kesehatan,  Saya terpanggil untuk kerja di luar negeri.  

Namun, pengharapan  yang dimaksud disini bukanlah pengharapan akan terpenuhinya panggilan kita yang seperti itu. Kalau hanya pengharapan yang seperti ini tidak perlu mata hati yang terang untuk bisa melihat dan memenuhinya.  Yang dimaksud oleh Paulus dengan pengharapan yang membutuhkan mata hati yang terang untuk bisa melihatnya adalah pengharapan akan PANGGILAN ALLAH. pengharapan akan panggilan Allah ini berhubungan dengan panggilan di dalam keselamatan. Sebagaimana dikatakan dalam Efesus 4:4  satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu. Panggilan Allah ini adalah panggilan yang Allah berikan kepada umat pilihannya di dalam Kristus sebelum dunia dijadikan.  Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan- Nya (Ephesians 1:4).  Panggilan ini menjadi efektif dalam hidup kita melalui pemberitaan Injil (Roma 8:30). Pada waktu kita menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka disitulah kita menjadi orang-orang yang memiliki pengharapan

Hal hal yang terkandung dalam pengharapan ini adalah: keselamatan ( 1 tes 5:8), kebenaran ( Gal 5:5,) kebangkitan tubuh yang tidak akan binasa ( 1 kor 15:52-55)), kehidupan kekal ( tit 1:2; 3:7) dan kemuliaan Allah ( rom 5:2). Lihat juga Ef 1:12;  Roma  4:18; 5:5; 12:12; 1 kor 13:7.

Pengharapan akan panggilan Allah ini untuk mereka berhubungan dengan segala hal yang ada dalam Kristus, dimana ini merupakan tujuan final dari aktivitas keselamatan Allah di dalam Anaknya Ef 1:10. Pengharapan ini tidaklah dimiliki oleh orang orang non Yahudi sebelum mereka percaya ( Ef 2:12).lebih jauh lagi, Paulus menggambarkan juga bahwa pengharapan akan panggilan Allah ini adalah orang-orang percaya dapat berbagian dalam kemuliaan Allah ( Roma 5:2), pengharapan untuk bersama sama tampil dengan Kristus dalam kebesaranNya. Lihat terjemahan lain, Philips, Colossians 3:4 Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.

Pengharapan yang seperti ini yang seringkali kita abaikan. Kita lebih mengingat akan pengharapan pekerjaan yang diberkati, pengharapan akan kesembuhan, harapan kesuksesan. Dan itu yang selalu menjadi doa utama kita setiap tahun baru kita tidak ada bedanya dengan agama Busan, bisnis, Islam, dan atheis. 

Harapan-harapan kita banyak bersifat sementara dan materialistis dan tidak bersifat kekal dan spiritual. Tidaklah salah jika kita berharap pekerjaan diberkati, tubuh kita sehat. Anak anak kita sukses, namun jangan itu menjadi pengharapan terbesar kita di tahun 2914 ini. Sebab itu bukanlah pengharapan yang terbesar yang kita miliki. Itu bukanlah janji terbesar yang dijanjikan oleh Allah buat kita. Janji yang terbesar dan pengharapan terbesar yang kita miliki adalah pengharapan keselamatan, pengharapan kebangkitan tubuh, Pengharapan diubahkan semakin serupa dengan Kristus, pengharapan menerima kemuliaan kelak , pemgharapan yang bersifat rohani, pengharapan menerima segala kekayaan yang Allah sudah siapkan untuk kita sebagai anak anak Allah. Itulah pengharapan yangmesti kita miliki. 

Pengharapan yang seperti ini sudah dimiliki oleh jemaat Efesus, sebab hati mereka sudah diterangi oleh Roh Kudus. Dahulu  jemaat di Efesus memiliki hati yang gelap, dimana Paulus mengatakan bahwa pengertiannya gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. Ef 4:18. Sehingga mereka dapat dikatakan sebagai kegelapan. Ef 5:8  Namun oleh karya roh Kudus, jemaat Efesus mengalami pembaharuan yang sangat penting, dimana hari mereka telah diterangi oleh Roh Kudus sehingga mereka memiliki pengharapan akan keselamatan di dalam Kristus. Paulus mengatakan ini dalam Efesus 1:3-4, Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan- Nya.


Dan sekarang Paulus berdoa agar Allah menjadikan mata hati mereka TERANG, agar dapat mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa KAYANYA kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus. Artinya adalah agar jemaat Efesus dapat melihat dan mengerti dengan jelas tentang pengharapan mereka. Dalam kesibukan kita' seringkali kita tidak mengingat lagi pengharapan rohani yang kita miliki di dalam Kristus. Mata rohani kita di suramkan oleh apa yang sementara, di suramkan oleh yang bersifat materi. Kita tidak memikirkan perkara perkara yang di atas melainkan yang di bumi. Padahal pengharapan yang bersifat rohani ini adalah kekal, dan nilainya sangat besar , tidak bisa kita beli. 

Pengharapan yang kekal ini, akan kita nikmati kepenuhannya kelak dan kita sedang berjalan menuju ke sana. Semakin hari, kita semakin merasakan suasana surga. Kalau saudara sedang menuju ke Pantai Pangandaran, maka semakin lama perjalanan saudara akan semakin melihat tanda-tanda pantai . Pada awalnya, saudara tidak melihat pohon kelapan, tetapi ketika sudah dekat ke Pantai, maka mulai bermunculan pohon-pohon kelapa. Itu tandanya kita semakin dekat ke Pangandaran. Kalau saudara tidak ketemu dengan pohon kelapa, mungkin saudara salah jalan dan sedang berjalan menuju ke jawa tengah. Hal inilah juga yang seharusnya kita alami dalam perjalanan rohani kita menuju pengharapan kekal yang Tuhan sediakan buat kita. Semakin bertambahnya tahun, seharusnya semakin terlihat  tanda-tanda rohani dalam hidup kita. Kalau tidak ada, tanda-tanda spiritual itu, kita mungkin tidak sedang berjalan menuju ke sorga, tetapi menuju ke neraka. Pengharapan keselamatan, pengharapan kemuliaan yang kelak akan kita miliki, akan semakin jelas tanda-tandanya dalam hidup kita setiap hari. Perjalanan rohani kita akan semakin terang benderang karena kita sedang menuju terang yang besar, yaitu pengharapan akan panggilan Allah buat kita. Seperti yang dikatakan oleh Amsal  4:18

Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari.

Kita tahu bahwa sinar matahari sore mirip dengan sinar matahari pagi, namun memiliki perbedaan yang menyolok
·      Perbedaannya: sinar matahari sore, bersinar semakin lama semakin menuju kegelapan, bahkan sampai mencapai kegelapan yang sempurna. Dari jam 4 sore sampai jam 24.00 tengah malam. Dari terang menuju kegelapan yang sempurna
= seperti inilah hidup Saul. Bersinar, tetapi semakin lama semakin menuju kegelapan yang pekat
·      Sedangkan matahari pagi, akan bersinar semakin lma semakin terang sehingga mencapai terang yang sempurna pada siang hari. Dari jam 07.00 pagi sampai jam 12.00 siang. Dari terang yang biasa-biasa sampai mencapai terang yang luar biasa
Seperti inilah hidup orang kristen yang memiliki pengharapan akan kemuliaan, pengharapan akan keselamatan, yang memiliki pengharapan hidup kekal, yakni semakin hari kita semakin bercahaya
·      Paulus mengatakan: “meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari (2 Kor 4: 16)
·      Mazmur 92: 13-16 : “orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon; mereka yang ditanam di bait Tuhan akan bertunas di pelataran Allah kita. Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan, bahwa Tuhan itu benar, ….......

Seperti inilah orang-orang yang memiliki pengharapan akan panggilan Allah. Hidupnya menujukkan perubahan menuju ke pengharapan spiritual yang dimilikinya, yakni semakin tua semakin gemuk dan segar, semakin berbuah hidupnya.  Kehidupan rohani itu seperti air hidup, seperti mata air yang terus memancar sampai kepada hidup yang kekal (Yoh 4: 10-14). Secara jasmani, kita memang semakin hari semakin tua tetapi kita akan semakin jelas melihat kehadiran Allah dalam hidupnya. ini berarti semakin bertambahnya umur saya, perkara-perkara duniawi akan semakin dan semakin berkurang daya tariknya, hingga akhirnya menjadi sama sekali tidak menarik. Tubuh kita memang semakin hari semakin lapuk, tetapi Terang Kristus semakin bersinar dalam hati kita. Semakin hari, kita diubah semakin serupa dengan Kristus. Serupa dgn Kristus yg lemah lembut, mengampuni, mengasihi, yg berdoa, yg melayani dengan giat. Inilah pengharapan spiritual yang kita miliki dan seharusnya ini menjadi pengharapan utama dalam hidup kita di tahun 2014 ini.
Saudara mesti berdoa agar mata hati mu menjadi terang, sehingga saudara bukan hanya memandang kepada pengharapan-pengharapan yang sementara, seperti kesuksesan pekerjaan, karier, dll, tetapi agar mata hati kita menjadi terang dan mengarahkan hidup kita kepada pengharapan spiritual yang kita miliki di dalam Kristus., Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Rom 14:17). kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan (1Ti 6:11 )
Berharaplah supaya pada tahun ini saudara lebih hidup dalam kebenaran, lebih menikmati damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Berharap;ah agar tahun ini saudara semakin penuh kasih, memiliki kesabaran dan kelembutan. Berdoalah dan berharaplah agar tahun ini saudara semakin serupa dengan Kristus.  Untuk bisa melihat semua pengharapan itu, kita mesti berdoa agar mata hati kita diterangi oleh Roh Kudus.

Pengharapan spiritual kita yang seperti ini bukanlah pengharapan yang kosong, sebab Allah sendiri yang sedang mengerjakan pengharapan itu di dalam hidup kita.    C.S. Lewis memberikan sebuah gambaran yang menarik mengenai hidup kita. C.S. Lewis berkata seperti ini: bayangkan diri anda sebagai sebuah rumah tempat tinggal . Allah datang untuk membangun kembali rumah itu. Mula-mula, anda mungkin memahami apa yang sedang Ia lakukan. Ia memperbaiki saluran air, menambal genteng yang bocor, dan sebagainya. Anda tahu bahwa semua itu memang harus dilakukan sehingga anda tidak terkejut. Tetapi kemudian, Ia mulai mengetuk-ngetuk sekeliling rumah dengan sangat keras, dan anda menganggapnya tak masuk akal. Apa yang sedang Ia lakukan? Penjelasannya adalah, Ia sedang membangun rumah yang sama sekali berbeda dari apa yang anda pikirkan semula. Dia menambah bagian sayap disini, meletakkan lantai tambahan di sana, meninggikan menara dna membuat halaman. Semula anda pikir bahwa anda sedang dibangun menjadi sebuah pondok kecil yang manis; tetapi sebenarnya Ia sedang membangun sebuah istana. Ia bermaksud untuk datang dan mendiami istana itu sendiri.    
                                                                                                                                                                        
Allah sedang membangun istana di dalam diri saudara, Berharaplah agar istama itu semakin terbentuk pada tahun ini.


Mereka yang bisa melihat dengan jelas pengharapan kekal yang dimilikinya ini akan hidup selalu dengan penuh pengharapan dalam dunia ini. Dia tidak akan pernah berputus asa. Sebab jika Allah sudah menganugerahkan anaknya yang tunggal! masakan dia tidak menganugerahkan segala sesuatu kepada kita? Jika Allah sudah memberikan segala kekayaan sorgawi masakan Dia tidak menganugerahkan kebutuhan kita di bumi ini ? Dia bahkan memberikan lebih dari apa yang kita minta maupun doakan. Pengharapan kita dalam dunia ini adalah pengharapan yang berdasarkan kepada janji Allah buat kita. Ini adalah pengharapan yang diharapkan oleh seorang anak kepada bapanya. Sebuah pengharapan bahwa ketika dia meminta roti, tidak akan diberikan batu, atau ketika dia meminta ikan tidak akan diberikan kalajengking atau ular. Pengharapan kita selalu memiliki dasar sehingga bukanlah sebuah impian kosong.

 Jurgen Moltman dalam bukunya teologi pengharapan menulsikan seperti ini, bahwa ada yang mengatakan bahwa pengharapan itu hanyalah sebuah tipuan kebahagiaan dalam kesusahan manusia. Katanya, mengharapkan akan masa depan yang lebih baik sama saja dengan mengingat akan masa lampau yang baik. Semua itu hanya tipuan pikiran dan khayalan saja.


Ketika kami sedang makan, anak-anak saya bertanya, pap.....apa yang akan papa lakukan kalau papa punya uang 1 milliar?
Kalau papa punya uang satu milliar papa akan sumbangkan ke panti asuhan: Rp. 250 juta
Panti jompo Rp. 250 juta
Bantu anak anak untuk sekolah Rp.250 juta
Kasih ke ama: Rp. 250 juta
Lho, habis dong.terus bagian kita mana? Tanya anak-anak saya
Gampang: kita ngelamun lagi punya 1 milliar. Anak-anak saya terdiam sejenak, kemudian tertawa dan mengatakan: iya yah...
Artinya mereka mengerti bahwa lamunan itu bukan realita. Mau ngelamun punya uang sampai 100 triliun dollar sampai indonnesia inflasi, enggak apa-
Saudara tahu apa artinya ngelamun? Melamun itu berasal dari bahasa sunda, ngalamun
Ngalamun terdiri dari dua suku kata: yakni ngala dan moon
Ngala: dalam bahasa sunda artinya: mengambil
Moon artinya: bulan da;am bahasa Inggris
Jadi ngalamun artinya mengambil bulan.
Melamun itu tidak realistis, itu mimpi.

Itu bukan harapan, karena tidak ada dasar untuk berharap. Tuhan tidak menjanjikan saya memiliki uang yang seperti itu secara tidak terbatas , atau memiliki uang sesuai dengan lamunan saya. Kalau terjadi seperti itu, bisa -bisa uang tidak ada nilainya lagi. Lamuman itu hanya membuat senang sementara. Itu bukan pengharapan. Pengharapan bukanlah janji untuk mengambilkan bulan atau matahari untuk sang kekasih. Tetapi pengharapan adalah duduk di bawah sinar bulan dan sinar matahari. Pengharapan di dalam Tuhan bukanlah lamunan. Pengharapan bukanlah tipuan kebahagiaan dalam kesusahan manusia, karena dasar dari pengharapan kita di dunia ini adalah pengharapan spiritual yang kita miliki di dalam Kristus.  

Pengharapan memang akan menipu kita dengan kebahagiaan yang palsu kalau dasar pengharapan kita lemah. Jikalau dalam penderitaaan kita sekarang, kita mengharapkan kelak mendapatkan kebahagiaan namun dasar pengharapannya adalah pada mitos atau kepada manusia, maka pengharapan seperti itu  tidaklah kuat, dan dan kebahagiaannya hanyalah tipuan, atau hanya kebahagiaan sementara pada saat itu saja. Pengharapan adalah kebahagiaan yang dirasakan saat ini dan juga saat tibanya hal yang diharapkan itu. Pengharapan yang benar bukanlah sebuah tipuan yang memberikan kebahagiaan sementara kepada manusia. Alasannya adalah karena Allah yang dijadikan dasar pengharapan adalah Allah masa lalu, Allah masa kini dan Allah masa yang akan datang. Dia adalah Allah yang sama, yang memberi janji, yang berada di masa kini tetapi juga berada di masa lalu .Kalimat Tuhan Yesus yang mengatakan : "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. (21) Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Luk 6:20-21 Bukanlah kalimat-kalimat kosong yang menipu dengan pengharapan palsu, tetapi merupakan sebuah jaminan akan adanya kebahagiaan mereka kelak. Mereka bisa mengharapkan ini dari Tuhan.
Pengharapan dengan dasar yang kuat ini membuat hidup itu indah dan bukan sebuah tipuan, karena melalui pengharapan itu, manusia dapat menerima seluruh keberadaannya dan menemukan sukacita bukan hanya ketika dirinya sedang bersukacita tetapi juga ketika menderita, bukan hanya ketika bahagia tetapi juga ketika sakit.
·      Ini disebabkan karena di dalam janji Allah, kita bisa mengharapkan masa depan yang baik.
Itulah sebabnya, orang Kristen yang hidup tanpa pengharapan sudah tidak memiliki hidup. Mereka yang sudah tidak punya pengharapan adalah seperti orang yang hidup di dalam neraka, karena neraka adalah tempat yang menyakitkan dan tidak ada pengharapan untuk lepas dari kesakitan itu.

Jikalau saudara sedang berada dalam keputusasaan pada hari ini, berdoalah agar Tuhan membuka mata hatimu sehingga diterangi dan bisa melihat pengharapan mu yang sangat besar di dalam Tuhan.
Pengharapan kristen berbeda dengan pengharapan non Kristen. Orang Non kristen ketika sudah tidak punya lagi hal-hal yang bisa diharapkan baik itu dari orang lain maupun dari dirinya sendiri, dia sudah putus asa , kehilangan pengharapan. Hal ini berbeda dengan orang kristen. Ketika orang kristen sudah tidak punya lagi sumber-sumber yang bisa diharapkan dirinya tetap masih punya pengharapan. Walaupun tidak ada lagi manusia yang bisa diharapkan, bahkan termasuk diri kita, kita tetap masih punya pengharapan di dalam Tuhan. Jadi pengharapan kristen adalah sebuah pengharapan yang diletakkan kepada Tuhan, bahkan walaupun segala sesuatunya sudah nampak mustahil bagi manusia.
Misalnya, dalam peristiwa Abraham, tidak ada satupun situasi yang mendukung dimana Abraham dapat mengharapkan akan memiliki anak. Sarai sudah tidak bisa diharapkan karena sudah mati haid, bahkan dirinya pun sudah tua. Abraham sendiri berkata "Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?"(Kej 17:17).
Tetapi karena Abraham percaya kepada Allah, dia dapat percaya di dalam pengharapan. Roma 4:18 Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
Inilah yang kita sebut sebagai pengharapan Alkitabiah. Berharap kepada Allah, walaupun tidak ada lagi manusia yang bisa diharapkan, termasuk diri kita. Kita tidak memiliki sumber pengharapan yang lain, kecuali di dalam Allah saja. Pengharapan Alkitabiah, adalah sebuah kepercayaan kepada Allah yang hidup, yang bertindak dan intervensi di dalam kehidupan manusia dan yang dapat dipercaya akan menggenapi janjiNya. Pengharapan Alkitabiah semacam itu bukanlah sebuah temperamen manusia, juga tidak dikondisikan oleh kemampuan manusia. Pengharapan semacam itu, tidaklah bergantung kepada apa yang manusia miliki, atau, apa yang dapat dilakukan oleh dirinya sendiri, juga tidak bergantung kepada apa dapat orang lain lakukan untuknya. Tetapi pengharapan hanya kepada Allah saja.

Kita tahu bahwa setiap pengharapan berdasarkan kepada sesuatu. Bila seseorang mengharapkan masa depan yang baik, pasti dia punya dasar di dalam pengharapannya itu. Mungkin dia sudah mengikuti program pensiun, sehingga masa tuanya bisa terjamin. Pengharapan kristen berdasarkan kepada Allah saja. Kita tidak bisa berharap hanya kepada uang pensiun, sebab uang pensiun bisa dipakai untuk pensisun, bisa juga dipakai untuk pengobatan kita, kalau kita sakit. Masa tua yang terjamin tidak bisa diandalkan pada sumber-sumber manusia, tetapi hanya kepada Allah. Ada faktor-faktor yang tidak terduga bisa terjadi.   Segala sesuatu yang kita miliki bisa berubah. Tetapi Allah dan janjiNya tidak pernah berubah. Manusia yang kita sandari bisa berubah. Alam bisa berubah, perhitungan manusia bisa meleset. .Perusuhaan yang kita andalakan sebagai pengahrapan kita juga bisa berubah. Situasi bisa berubah. Sedangkan Allah tidaklah berubah. Kita akan banyak kecewa kalau kita menaruh pengharapan kita kepada hal-hal lain di luar Allah dan bukan hanya kecewa, tetapi akan mencelakakan hidup kita

Titanic, kapal terbesar di era awal abad ke 20. mampu mengangkut 3000 penumpang dari Inggris ke Amerika Serikat. Memiliki teknologi tercanggih saat itu. Pemiliknya, mengatakan:”
“Jangankan tujuh samudera, bahkan Tuhan pun tidak akan mampu menenggelamkan kapal ini!”
Maka di sebuah malam yang dingin, di pelayaran perdananya, kapal ini menabrak sebuah gunung Es.
Kapal besar ini pun tenggelam membawa ribuan penumpangnya, beserta kesombongan yang dibawanya

Tancredo Neves (Presiden Brazil)

Selagi kampanye, ia berkata:  "Bila mendapat 500.000 suara dari anggota partai saya, maka tidak ada yang dapat mendepak saya dari posisi Presiden, BAHKAN TUHAN SENDIRI." Akhirnya, ia mendapat lebih dari 500.000 suara, tapi SEHARI sebelum peresmian jabatannya, ia sakit dan mati.

Mungkin pada tahun ini, saudara memiliki cukup banyak persediaan materi, usaha juga diprediksi akan baik, kesehatan juga sudah general chek up dan kata dokter baik, namun janganlah sombong dan mengabaikan Tuhan dalam hidupmu. Tetaplah menaruh pengharapanmu HANYA kepada Tuhan.
Walaupun saudara memiliki teman yang bisa membantu, atau kepandaian ataupun uang yang banyak, janganlah menaruh pengharapanmu kepada semua itu. Teman tidak selamanya bersedia membantu, demikian juga kepandaian bukan jaminan kita akan berhasil, uang yang banyak juga bisa habis. Tetapi Tuhan itu setia terhadap janjiNya dan Dia berkuasa melaksanakan janjiNya.Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia Heb 10:23. Dia adalah sumber pengharapan, kita dan akan memenuhi  kita dengan segala sukacita dan damai sejahtera dan dengan  kekuatan Roh Kudus saudara berlimpah-limpah dalam pengharapan. Rom 15:13

Pengharapan kita dalam dunia ini berdasarkan kepada pengharapan kita menerima kemuliaan kelak. Pengharapan jasmani kita berdasarkan kepada pengharapan spiritual kita. Kita memiliki pengharapan dalam pekerjaan, dalam kehidupan kita sekarang ini karena kita sudah memiliki pengharapan yang kekal. Pengharapan kekal, pengharapan menerima kemuliaan kelak menjadi dasar dari harapan harapan kita dalam dunia ini. kita bisa menaruh harapan kepada Allah karena saat ini kita telah menjadi anak Allah. Kita bisa menaruh harapan kepada Allah karena kita sekarang adalah milik Allah.

Dalam Katekismus Heidelberg yang diterbitkan oleh Ursinus pada tahun 1563 dan banyak dipakai di gereja-gereja Eropah, pada pertanyaan pertama, ditanyakan seperti ini
“Apakah satu-atunya penghiburan bagimu, baik dalam kehidupan maupun kematian?
Jawab: Bahwa aku, dengan segenap jiwa dan tubuhku, dalam hidup maupun mati, bukanlah milikku sendiri, melainkan milik Juruselamatku yang setia Yesus Kristus. Yang dengan darahNya yang tak ternilai harganya telah sepenuhnya melunasi segala hutang dosaku dan melepaskan aku dari segala kuasa Iblis. Ia juga memelihara aku sehingga tanpa kehendak BapaKu yang di sorga, tak sehelai rambut pun akan jatuh dari kepalaku: sebaliknya, segala sesuatu mendatangkan keselamatan bagiku. Maka oleh Roh KudusNya, Ia juga meyakinkan aku akan hidup yang kekal dan menjadikanku rela dan taat untuk hidup bagi Dia


Penghiburan buat kita menjalani hidup ini adalah kita ini milik Tuhan dan memiliki pengharapan

Rabu, 22 April 2020

Kala Batu Penjuru dibuang (Markus 12:1-12)


Johannis Trisfant



Suatu ketika, saudara melihat seorang Haji menceburkan seorang pdt di jalan yang sedang banjir. Apakah yang saudara akan lakukan. Apalagi yang diceburkan itu adalah pdt. Yohannnis Trisfant. Langsung marah?  Atau ah…..biarin aja lah. Kapan lagi lihat pdt. Yohannis diceburkan ke jalan yang kebanjiran.
Atau kalau suatu hari umat Islam sedang menggendong seorang pdt. Apakah orang islam itu langsung marah dna mengatakan Pdt. Tidak tahu diri?
Kita tentu mesti mengerti latar belakangnya sampai bisa terjadi peristiwa itu. Latar belakangnya seperti ini
Pendeta naik Haji
Seorang haji bertetangga baik dengan seorang pendeta, rumah mereka berada disebuah lembah dan pada musim penghujan sering kebanjiran. Suatu ketika, hujannya cukup deras, sehingga air cukup tinggi. Karena Pak Haji badannya tinggi besar, dalam perjalanan menuju tempat pengungsian, ia menggendong Pak Pendeta agar tidak tenggelam.
"Apakah Pak Haji pernah mendengar seorang pendeta naik haji?" tanga Pak Pendeta.
"Ah, yang benar saja Pak Pendeta, mana ada?" jawab Pak Haji.
"Lah, yang saya lakukan ini, apa?" kata Pak Pendeta lagi.
"Wah, kalau berita tentang seorang haji membaptis pendeta, apakah Pak Pendeta sudah pernah melihat?" balas Pak Haji
"Ah, yang benar saja, Pak Haji!"
"Pak Pendeta tidak percaya? coba lihat ini!" jawab Pak Haji seraya melepaskan gendongannya.
Setelah kita tahu ceritanya, maka kita akan maklum kenapa si pendeta Jo tadi digendong sama haji dan kenapa haji itu menceburkan Pdt. Jo ke dalam air.
Sama halnya dengan tema kita pada hari ini dalam minggu pra paskah adalah kala batu penjuru dibuang. Apa maksudnya kala batu penjuru dibuang? Kalimat kala batu penjuru dibuang disampaikan oleh Tuhan Yesus dalam kaitan dengan perumpamaan tentang penggarap penggarap kebun anggur dan juga sebagai sebuah kutipan dari mazmur 118:22. Kita tidak bisa langsung memahami maksudnya kalau lepas dari konteksnya.
Apakah maksudnya kala batu penjuru dibuang? Dari kata membuang saja kita bisa paham bahwa ini merupakan sebuah penolakan. Menolak apa? Dari konteksnya adalah menolak untuk bertobat, menolak untuk menerima anugerah Allah.
Menolak untuk bertobat
Siapakah yang menolak untuk bertobat?  Pemimpin pemimpin agama pada waktu itu, para pelayan pelayan di bait Allah dan termasuk bangsa Israel. Perumpamaan ini ditujukan oleh Tuhan Yesus  kepada para pemimpin pemimpin agama Yahudi  dan juga kepada bangsa Israel .
Tuhan Yesus menceritakan perumpamaan ini tentu karena ada sesuatu yang terjadi sebelumnya. Pada saat itu para pemimpin agama Yahudi selalu mencari cari kesalahan Tuhan Yesus.  Para Pemimpin Yahudi ini sudah menjadi BPK: yakni Badan Pencari Kesalahan Tuhan Yesus .
Misalnya, Ketika Yesus memasuki Yerusalem pada hari Minggu palem, ia menerima pujian dari orang-orang. Namun hal ini membuat pemimpin pemimpin agama menjadi marah. Kemarahan ini semakin menjadi jadi ketika Tuhan Yesus mengusir para penjual dari bait Allah.  Kalau tadinya tekanan darah para pemimpin agama ini 140 /90 kini menjadi naik menjadi 160 / 100. Oleh sebab itu ketika Tuhan Yesus suatu hari berjalan jalan dihalaman bait Allah , imam, imam kepala itu dan ahli ahli Taurat ini dengan kemarahan yang dipendam   menuntut agar Yesus memberitahu mereka dengan kuasa manakah Dia melakukan pengusiran tersebut.  Pertanyaan ini hendak menjatuhkan Kristus dan menuduh Dia sebagai guru palsu, sebagai  penghujat, atau perusak hukum.  Ini akan  mendiskreditkan Yesus di depan mata orang-orang dan menunjukkan bahwa para pemimpin agama  adalah pembela  agama yang benar dari Israel. Namun Kristus menjawab dengan cerdik dan balik bertanya :  Baptisan Yohanes itu dari sorga atau dari manusia ? Kalau mereka berkata itu dari sorga maka pertanyaannya adalah mengapa mereka tidak menerima Yohanes sebagai nabi dan mengapa tidak menerima Yesus sebagai Mesias, sebab Yohanes mengabarkan tentang Mesias.  Tetapi sebaliknya, jika mereka menjawab bahwa baptisan Yohanes adalah dari manusia maka berarti mereka menolak Yohanes dan Yesus dan tentu saja mereka tidak berani menolak Yohanes karena orang banyak berpikir bahwa Yohanes adalah seorang nabi. Akhirnya mereka menjawab tidak tahu. Mereka tidak bisa menjebak Kristus dan ini membuat kebencian itu semakin menjadi jadi. Mereka semakin menjadi marah, benci, BT, Keki, semuanya menjadi satu  dan membuat mereka semakin berusaha menangkap dan membunuh Yesus.  Inilah yang menjadi latar belakang, kemudian Tuhan Yesus menceritakan perumpamaan penggarap penggarap kebun anggur dalam markus 12 ini. 
Kisah perumpamaan Tuhan Yesus ini ditujukan kepada para pemimpin agama yahudi, dimana di dalam ayat 12, mereka menyadari bahwa diri mereka lah yang dimaksudkan dalam perumpamaan penggarap kebun anggur. Diri mereka lah sebagai penggarap penggarap kebon anggur yang memukuli hamba hamba yang diutus oleh pemilik tanah dan diri mereka lah yang digambarkan sebagai penggarap penggarap yang membunuh anak si pemilik kebon anggur, sebab mereka memang rencana untuk menangkap dan membunuh Kristus . Mereka sadar bahwa mereka lah juga yang dimaksud oleh Kristus sebagai tukang bangunan yang membuang batu dan kemudian batu tersebut menjadi batu penjuru.
Perumpamaan ini diawali oleh Tuhan Yesus dengan mengatakan 
"Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Kalau kita perhatikan kalimatnya, maka sebenarnya ini merupakan sebuah nyanyian kebun anggur yang dituliskan dalam  Yes  5: 1-7,  tujuh ratus tahun sebelumnya.
Isa 5:1-7  Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian kekasihku tentang kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur.  (2)  Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam.  (3)  Maka sekarang, hai penduduk Yerusalem, dan orang Yehuda, adililah antara Aku dan kebun anggur-Ku itu.  (4)  Apatah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggur-Ku itu, yang belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam?  (5)  Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu: Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis, dan melanda temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak;  (6)  Aku akan membuatnya ditumbuhi semak-semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi, sehingga tumbuh puteri malu dan rumput; Aku akan memerintahkan awan-awan, supaya jangan diturunkannya hujan ke atasnya.  (7)  Sebab kebun anggur TUHAN semesta alam ialah kaum Israel, dan orang Yehuda ialah tanam-tanaman kegemaran-Nya; dinanti-Nya keadilan, tetapi hanya ada kelaliman, dinanti-Nya kebenaran tetapi hanya ada keonaran.
Nyanyian kebun anggur ini adalah sebuah peringatan kepada bangsa Israel sebelum hari hari pembuangan yang mereka alami.   Allah memperingatkan orang yang tidak taat bahwa ia akan membuang kebun anggurnya ke  bangsa-bangsa lain.
Jadi sama seperti dalam Yesaya 5, ketika Yesus mengatakan perumpamaan ini, Israel adalah kebun anggur nya Yahweh.   Namun ada unsur baru yang ditambahkan  Yesus, yaitu adanya penggarap penggarap kebun anggur. Para Penggarap ini adalah para pemimpin agama, dimana Yesus sedang berbicara kepada mereka saat itu.  Pemilik sebenarnya dari tanah, adalah YHWH, yang telah menyewakan kebun anggurnya ke tangan penyewa atau kepada para pemimpin agama. 
Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh hamba hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka. Mar 12:2.

Apakah yang dilakukan oleh penggarap penggarap ini?  Mereka menolak hamba hamba yang diutus oleh si pemilik kebun anggur tersebut. Apa yang mereka lakukan kepada hamba hamba tersebut ?

-         Hamba yang pertama, mereka pukuli dan disuruh pergi dengan tangan hampa ( 12:3)
-         Hamba yang kedua, mereka  pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan. (12:5) 
-         Dan hamba yang lainnya ada yang dipulul dan ada juga yang dibunuh. (12: 6)

Ini berarti ada lebih dari tiga hamba yang diutus oleh si pemilik tanah. Mungkin puluhan hamba. Penggarap ini tidak mau membagi hasil kebun anggur tersebut dan memukuli, membunuh para utusan di pemilik kebun anggur.

Ini merupakan sebuah gambaan yang diberikan oleh Tuhan  tentang bangsa Israel dalam Perjanjian Lama, dimana Tuhan  berulang kali mengirim nabi nabinya supaya mereka bertbat namun mereka ditolak, dibunuh. Tuhan berkata seperti ini :

Jer 7:25-28  Dari sejak waktu nenek moyangmu keluar dari tanah Mesir sampai waktu ini, Aku mengutus kepada mereka hamba-hamba-Ku, para nabi, hari demi hari, terus-menerus,  (26)  tetapi mereka tidak mau mendengarkan kepada-Ku dan tidak mau memberi perhatian, bahkan mereka menegarkan tengkuknya, berbuat lebih jahat dari pada nenek moyang mereka.  (27)  Sekalipun engkau mengatakan kepada mereka segala perkara ini, mereka tidak akan mendengarkan perkataanmu, dan sekalipun engkau berseru kepada mereka, mereka tidak akan menjawab engkau.  (28)  Sebab itu, katakanlah kepada mereka: Inilah bangsa yang tidak mau mendengarkan suara TUHAN, Allah mereka, dan yang tidak mau menerima penghajaran! Ketulusan mereka sudah lenyap, sudah hapus dari mulut mereka."

Disini Tuhan Yesus menegur mereka bahwa mereka itu tegar tengkuk, dan tidak mau bertobat. Orang yang menolak untuk bertobat itu akan semakin lama semakin kejam. Perhatikanlah apa yang dilakukannya oleh mereka yang menolak untuk bertobat ini. Mereka awalnya hanya memukul, kemudian mereka membunuh, dan bukan hanya itu. Ketika tuan taah ini mengirim anaknya, anaknya juga dibunuh dan ditaruh dimana? Di luar kebun anggur. Artinya sudah dibunuh, tidak dikubur, jenasah tersebut dibiarkan dimakkan hewan. Mereka semakin kejam dan jahat. Hati yang tidak mau bertobat akan semakin kejam dan jahat. Hati kita tdak berada dalam keadaan yang sama dari hari ke hari.  Kalau kita bertoba, maka hati kita akan semakin diperbaharui semakin baik. Namun kalau kita tidak bertobat, maka hati kita akan semakin bertambah jahat dan kejam. Jangan pelihara sebuah dosa di dalam kehidupanmu. Dosa itu akan semakin bertambah besar, dna membuat saudara semakin bertambah jahat. Jangan mengeraskan hati, sebab jikalau kita mengeraskan hati maka suatu hari hati kita akan menjadi keras dan jahat.

Anak saya yang kecil SD kelas 5 suatu hari minta dibeilkan jam weker. Kokonya dna kami juga mengatakan enggak usah beli weker, pakai alarm HP saja . Tetapi dia tetap ingin weker , karena katanya supaya bisa bangun pagi dan tidak usah dibangunkan. Jadilah kami membelika dia weker. Dan di hari pertam jm wekernya bunyi dan da bngun dengan kaget. Efektif juga jam weker membangunkan dia. Biasanya dia susah dibangunkan.  Tetapi itu berlangung hanya hari pertama dan kedua saja. Hari ketiga ketika jamnya bunyi dia padamkan dan setelah itu tidur lagi. Setelah beberapa kali dia melakukan itu, maka suatu hari saya mendengarkan jamnya bunyi terus  tetapi dia tetap tidur. Jam weker bunyi, dia tetap tidur. Weker sudah bukan lagi alarm yang bisa membangunkan dia tetapi sudah menjadi musik yang membuat dia tidur dengan nyenyak.
Sama dengan dosa atau atau hati yang tidak mau bertobat. Ketika kita menutup hati kita terhadap peringatn dari Tuhan , maka itu  semakin membuat  hati nurani kita semakin bertambah keras. Dan kalau itu terus dilakukan maka hati kita suatu hari tidak akan berbicara lagi dan kita akan menjadi orang yang jahat dan kejam.  

Mereka yang tidak mau bertobat bukan hanya kejam, tetapi juga bodoh. Kenapa bodoh? Sebab mereka menyangka bahwa dengan membunuh anaknya si pemilik tanah maka akan membuat mereka mewarisi tanah kebun anggur tersebut. bodoh.!!! bagaimana  mungkin bisa mewarisi tanah tersebut , khan ada bapaknya. Bapaknya akan kirim pasukan lah untuk membinasakan para penggarap itu.si pemilik tanah ini orang berduit dan berkuasa .  Ini sama bodohnya kalau orang orang di Kalijodoh mau melawan ahok pada saat penggusuran, sebab tanah itu milik negara dan ada tentara dan polisi yang akan mengawal penggusuran tersebut. kalau pun sendainya para penggarap tanah ini berpikr bahwa mungkin bapaknya sudah mati, maka  ini pun bodoh, sebab mereka hanya menudga duga.
Orang yang tidak mau bertobat itu sama seperti ini. Suka menduga duga. Ah….tdk apa apalah saya melakukan dosa ini, dosa itu, saya kira, saya akan aman aman saja dan baik baik saja. Lihatlah mereka yang melakukan seks bebas atau seks sesama jenis. Enggak apa apa lah. Saya kira paling paling rasa bersalah yang ada. Namun betapa kagetnya dia karena bukan hanya rasa bersalah yang muncul tto juga Aids.
Kenapa walaupun  hukuman dari pengedar narkoba adalah hukuman mati namun tetap saja ada orang yang nekat melakukan itu? Sebabnya adalah mereka bodoh dan berpikir saya aka lolos. Teman saya tertangkap tetapi saya akan lolos. Namun kenyataannya mereka tertangkap dan dihukm mati. Jadi hati yang tidak mau bertobat bukan hanya kejam tetapi juga bodoh. Inilah yang dikatakan oleh Amsal, sebagai orang bebal.
Hati yang tidak mau bertobat bukan hanya kejam, bodoh  tetapi juga tidak memakai kesempatan bertobat yang diberikan kepada nya.,
Kalau kita perhatikan tuan si pemilik tanah ini yang beruang ulang mengirimkan hamba hambanya, walaupun hamba hambanya itu ada yang disiksa dan ada yang dibunuh. Dia tidak lah langsung mengirimkan pasukan untuk membinasakan penggarap penggarap tersebut. Si pemilik kebun anggur ini mengirimkan bukan 1 dan juga bukan 2, atau 3 hamba, tetapi sangat banyak hamba hamba yang dia kirimkan. Ini artinya, tuan si pemilik kebun anggur ini sangatlah panjang sabar. Mana ada pemilik tanah yang begitu sabar? Kalau Ahok sebagai pemilik tanah, pasti sekali saja dia sudah kirim Polda. Kalau daeng Asiz sebagai pemilik tanah, dia sudah kirim preman. …… Namun inilah gambaran dari Tuhan yang panjang sabar.
Dan kasih yang besar ini bukan hanya dengan mengirimkan hamba hamba kepada penggarap tersebut, tetapi juga mengirimkan anaknya. Klimaks dari perumpamaan itu datang dalam 12: 6: “Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya yang kekasih. Akhirnya ia menyuruh dia kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani.
Pemilik tanah ini mengirim anaknya bukan untuk menghukum penggarap pengarap, tetapi untuk menyadarkan mereka agar mereka membagi hasil tanah. Tujuannya supaya mereka bertobat. . Apa ada petani waras yang akan melakukan  hal ini dan mengirimkan anaknya kepada penyewa tersebut? Ini adalah sebuah pertanyaan layak ditanyakan. Namun seperti inilah wujud dari kasih Allah yang tidak pernah kenal lelah itu .  Berkali kali dan sampai susah dihitung , Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk bertobat.
Tetapi orang yang bebal, yang tidak mau bertobat, akan terus mempermainkan kesempatan itu untuk bertobat bahkan sampai mati pun tetap tidak mau bertobat. Apakah ada orang seperti itu? Ada. Bahkan mungkin diantara kita.
PERTOBATAN RAJA BOHONG
Mukio menggunakan hidupnya untuk menipu dan berbohong. Sampai-sampai orang sekampung menjulukinya sebagai Raja Pembohong.
 Suatu hari Mukio sakit dan merasa ajalnya sudah dekat. Ia meminta kerabat dan teman-temannya untuk datang mendekat, ia hendak menyampaikan wasiat.
Dengan nafas yang tersengal-sengal Mukio berkata, “Maafkan aku, kalau aku selama ini suka berbohong dan menipu. Tetapi sekarang ajalku sudah mendekat, dan tidak mungkin lagi aku berbohong. Aku menyimpan harta karun di dalam peti dan aku kubur di bawah pohon mangga di depan rumah. Uhuk..uhuk……” lalu Mukio mati.
Semua orang segera menuju tempat yang disebutkan oleh Mukio dalam pesan terakhirnya. Mereka menggali dan benar, mereka menemukan sebuah peti. Tak sabar semua orang ingin melihat harta karun seperti apa yang disimpan oleh Mukio. 
Ketika peti dibuka, ternyata hanya ada selembar kertas yang bertuliskan: “INI ADALAH KEBOHONGANKU YANG TERAKHIR KALI.”
Berapa kali peringatan lagi yang kita butuhkan untuk bertobat? Jangan membawa kekerasan hati kita sampai ke dalam lubang kubur.  Manusia mati sekali dan sesudah itu dihakimi. Jangan mempermainkan kesabaran Tuhan . Masa anugerah tidak akan terus kita nikmati. Ada waktunya dimana anugerah itu ditarik oleh  Tuhan . dan ini terjdi ketika penggarap penggarap tersebut membunuh Anak dari si Pemilik tanah.
Sang pemilik tanah kemudian  datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain. Mar 12:9.

Penggara pengarap ini dibinasakan karena  mereka tidak mau bertobat. Dan kebun anggur dipercayakan kepada orang lain. Ini merupakan sebah nubuatan tentang nasib Yerusalem, nasib bait Allah. Ketika Yesus mengatakan bahwa tanah tersebut akan diberikan kepada orang lain, maka ada dua hal yang Tuhan hendak katakan . pertama, Yerusalem akan ditempati oleh orang Romawi- dimana Romawi  akan  menghancurkan Yerusalem karena pemberontakan mereka pada tahun 70 M.  dan yang kedua, adalah  ketika Yesus berbicara tentang warisan yang diberikan kepada orang lain, dia mengacu pada berkat-berkat Kerajaan Allah yang diberikan kepada bangsa non Yahudi.  Yesus baru saja memberi kita gambaran perjalanan sejarah penebusan. Israel akan dipotong dan sebagai hasilnya, Injil akan disebarkan kepada bangsa-bangsa, dimana bangsa bangsa lain akan menerima  Injil dengan sukacita yang besar. Paul menjelaskan ini dalam hal yang sama di
Rom 11:11  Maka aku bertanya: Adakah mereka tersandung dan harus jatuh? Sekali-kali tidak! Tetapi oleh pelanggaran mereka, keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain, supaya membuat mereka cemburu.
Tuhan bisa saja mengambil pelayanan yang kita kerjakan selama ini kalau kita tidak mengerjakannya dengan baik dan setia dan memberikan itu kepada orang lain. Oleh sebab itu: mari kita kerjakan pelayanan Tuhan dengan serius di kebun anggurnya Tuhan. Mari kita lakukan pelayanan di gereja Tuhan ini untuk kemuliaan Tuhan . mari kita bangun pelayanan di sini dengan emas dan bukan dengan kayu. 

Dan Tuhan Yesus juga  mengutip Mazmur 118: 22  sebagai tambahan peringatan bahwa   bahwa Pribadi yang Para pemimpin agama  tolak akan  ditinggikan oleh Allah. 
Penolakan mereka terhadap batu pondasi yaitu Kristus, dengan cara membuangnya, telah dibalik oleh Tuhan .  Markus 12: 10 merupakan kutipan dari Mazmur  118: 22, dimana dikatakan  disebut salah satu batu pondasi untuk bait Allah  yang telah ditolak untuk digunakan sebagai  dasar, namun kemudian digunakan sebagai batu penjuru untuk sebuah bangunan. Batu ini awalnya direncanakan untuk digunakan sebagai batu fondasi, tetapi akhirnya menjadi batu yang paling terlihat. Jadi meskipun Israel  menolak Kristus , Dia akan tetap memenuhi peran mulia yang telah diberikan Allah kepadanya. Dengan kata lain, meskipun Yesus akan ditolak oleh Israel,  Allah akan membela Dia sedemikian rupa sehingga seluruh Israel akan tahu bahwa Yesus adalah Anak Allah. Terserah  Israel taat atau tidak kepada Yesus, Tuhan akan membalikkan keadaan. Dan Kristus akan terlihat bukan hanya oleh bangsa Israel saja tetapi oleh seluruh bangsa sebab Kristus telah menjadi batu penjuru yang terletak diatas bangunan dan dapat disaksikan oleh siapa pun itu.
Anugrah yang telah ditolak oleh Israel diberikan kepada bangsa bangsa lain. Kala batu penjuru ditolak, maka batu penjuru itu diberikan kepada bangsa bangsa lain. Kala anugerah Tuhan ditolak, maka anugerah itu akan dibagikan kepada  bangsa bangsa lain. Pekerjaan Tuhan tidak mungkin gagal. Tak seorang pun dapat menghalangi pekerjaan Tuhan . Kekerasan hati manusia yang tidak mau bertobat , tidak dapat menghalangi pekerjaan Tuhan . Kalau kita tidak becus melaksanakan pekerjan Tuhan , pekerjaan Tuhan tidak akan digagalkan oleh kita. Tuhan akan memakai orang lain untuk melaksanakan rencanaNya sampai Tujuan Allah di dalam dunia ini tercapai
Saya yakin, bahwa kita ingi terus tetap berbagian dalam rencana Tuhan di dunia ini. Oleh sebab itu mari kita bertobat dan lebih sungguh sungguh lagi melayani Tuhan . Jangan mempermainkan kemurahan hati Tuhan kepada kita. Namun biarlah anugerah Tuhan itu yang terus menggerakkan kita untuk memuliakan Tuhan dalam pelayanan  

Ujian kehidupan


KASIH YANG AKTIF (MATIUS 5:43-48)