Kamis, 21 Januari 2010

Disiplin

Setiap orang yang sedang dalam latihan, menahan diri dalam segala hal. Ia melakukan itu karena ia ingin dikalungi dengan karangan bunga kejuaraan, yaitu bunga yang segera akan layu. Tetapi kita ini menahan diri dalam segala hal karena kita ingin dikalungi dengan karangan bunga yang tidak akan layu. (1Co 9:25)

1Co 9:25 Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.

PENTINGNYA DISIPLIN

Bisahkah sdr menyebutkan dengan cepat, 5 orang yang sdr kenal yang benar-benar disiplin dalam hidupnya?

Kalau kita perhatikan, ada orang-orang yang sukses dalam banyak hal. Mereka sukses dalam karier, sukses dalam berumah tangga, sukses dalam pelayanan. Kesehatan tubuhnya juga baik. Jika kita teliti orang-orang seperti ini, maka kita akan menemukan ada sebuah kesamaan yang membuat mereka berhasil, yakni mereka disiplin.

Sebaliknya ada orang-orang yang serba gagal. Gagal dalam pekerjaan, gagal dalam berkeluarga, gagal dalam kesehatan. Dan kalau kita teliti orang –orang itu, maka ada juga sebuah kesamaan, yakni tidak mereka mengabaikan disiplin. Pasti ada yang berkata:’ yah..saya memang membiarkan segalanya merosot sih.........saya sering menunda-nuda pekerjaan, .........saya kalau bersenang-senang tidak tahu waktu berhenti,..........sampai mengabaikan pekerjaan. Saya kurang disiplin berolah raga sehingga saya sakit-sakitan. Kurang disiplin makan buah atau sayuran. ........Saya tidak melewatkan waktu bersama keluarga. Semua itu berakar oada kurangnya disiplin.

Tidak ada hal yang lebih penting dalam manajemen diri dibandingkan dengan kedisiplinan. Selain pentingnya menemukan arah dan tujuan hidup yang jelas, kedisiplinan merupakan syarat mutlak untuk mencapai impian kita atau melaksanakan misi hidup kita. Kita harus disiplin dalam mengembangkan diri kita (lifetime improvements) dalam segala aspek, kita harus disiplin dalam mengelola waktu dan uang kita, kita harus disiplin dalam melatih keterampilan kita dalam setiap bidang yang kita pilih. Kita seharusnya belajar banyak dari orang-orang luarbiasa dalam sejarah umat manusia.

Semua orang kagum pada Mark Spitz, bintang Olimpiade tahun 1972 di Munich, Jerman. Waktu itu ia berhasil memperoleh tujuh medali emas serta memecahkan tujuh rekor dunia baru dalam olah raga renang. Adakah rahasia di balik keberhasilannya?

Ketika ditanya tentang rahasia keberhasilannya, Mark Spitz mengatakan, ”We all love to win, but how many people love to train?” – Kita semua menyukai kemenangan, tetapi tidak banyak dari kita yang menyukai latihan dengan penuh kedisiplinan. Semua orang melihat Mark Spitz menerima medali emas dengan penuh kekaguman. Namun, adakah yang memperhatikan bagaimana Mark Spitz harus melalui kedisiplinan dalam latihan keras sejak pagi, siang, sore, bahkan malam hari. Ternyata untuk mencapai prestasi tersebut Mark Spitz harus melalui latihan keras secara disiplin hari demi hari, bulan demi bulan, bahkan tahun demi tahun. Ia telah membayar terlebih dulu harga kesuksesannya.

Kita semua juga ingin memperoleh banyak kesuksesan dalam kehidupan kita. Tetapi maukah kita membayar terlebih dulu kesuksesan yang kita idam-idamkan itu? Karena untuk meraih kesuksesan kita dituntut untuk membangun sebuah kebiasaan, sebagaimana dikatakan oleh Aristoteles, seorang filsuf besar sepanjang zaman, bahwa kita adalah apa yang kita lakukan berulang-ulang (baca:secara disiplin).

Jadi, keunggulan bukanlah sebuah tindakan melainkan sebuah kebiasaan. Tidak ada cara lain untuk membangun sebuah kebiasaan kecuali melakukan sebuah tindakan secara terus-menerus berulang-ulang dengan disiplin. Melalui kedisiplinan kita dapat mengembangkan potensi dahsyat yang ada dalam diri kita. Kita harus menerapkan dan mempraktikkannya minimal dalam waktu 30 hari. Meskipun kadang-kadang perubahan atau manfaat dapat kita rasakan setelah beberapa hari mempraktikkannya, kita bisa memperoleh hasil yang lebih dahsyat setelah kita berhasil menjalankannya selama 90 hari. Setelah itu, kita bisa benar-benar merasakan manfaatnya.

Menurut John Maxwell, penulis buku Developing The Leader Within You, ada empat hal yang harus kita perhatikan untuk melakukan pengembangan diri secara disiplin sehingga dapat membangkitkan potensi dahsyat yang kita miliki. Empat hal tersebut adalah start with yourself – start early – start small – start now. Mulai dari diri sendiri – sesegera mungkin – sedikit demi sedikit – lakukan sekarang.

Kedisiplinan dalam pengembangan diri harus mulai dari diri kita sendiri. Ini berarti kita tidak bisa menyuruh orang lain melakukan latihan untuk kesuksesan kita. Contoh, untuk memperoleh medali emas olimpiade, Mark Spitz sendirilah yang harus berlatih – dia tidak bisa membayar orang lain untuk berlatih baginya.

Kedisiplinan harus dimulai lebih awal. Ini berarti kita harus segera memulai suatu kebiasaan baru tanpa menunggu keadaan menjadi sempurna. Kita bisa memulai latihan secara bertahap, sedikit demi sedikit. Yang terpenting adalah lakukan langkah pertama kita!

Kedisiplinan adalah syarat mutlak bagi setiap kita yang akan membangun sebuah kebiasaan baru. Setiap manusia baru akan memiliki sebuah kebiasaan baru ketika dia secara disiplin melakukan hal tersebut secara terus-menerus tidak pernah terputus selama sedikitnya 30 –90 hari.

Ketika menulis buku saya yang pertama, Self Management: 12 Langkah Manajemen Diri, saya sedang mengembangkan sebuah kebiasaan baru yang saya sebut dengan kebiasaan manusia milenium baru (Q Society). Sebuah kebiasaan yang didasarkan pada pengembangan kekuatan pikiran (mind power) untuk meningkatkan kesehatan fisik, emosi, mental, pikiran dan spiritual seseorang.

Saya menemukan banyak hal sulit ketika menjalankan program pribadi saya, di antaranya adalah disiplin diri. Anda bisa membayangkan kesulitan saya. Dulu, saya biasa tidur di atas jam 00:00 dan bangun pagi paling cepat pukul 08:00. Saya merasa nyaman dengan pola tidur saya seperti itu. Namun, saya harus mengubah zona kenyamanan saya dengan membiasakan diri tidur lebih awal dan bangun lebih awal (sekarang saya tidur sekitar pukul 21:00 dan bangun sekitar pukul 02:30 dinihari). Saya harus melawan rasa malas dan mengantuk saat saya bangun di pagi hari. Saya merasa seperti anak kecil yang disuruh melakukan hal yang tidak saya senangi. Tetapi itulah harga yang harus saya bayar untuk menjalani kehidupan sehat baik secara fisik, pikiran, dan spiritual.

Kata ‘disiplin’ atau ‘self-control’ berasal dari bahasa Yunani, dari akar kata yang berarti ”menggenggam” atau ”memegang erat”. Kata ini sesungguhnya menjelaskan orang yang bersedia menggenggam hidupnya dan mengendalikan seluruh bidang kehidupan yang membawanya kepada kesuksesan atau kegagalan.

Berikut saya mengutip tulisan John Maxwell tentang disiplin diri yang merupakan syarat utama bagi seorang pemimpin:

All great leaders have understood that their number one responsibility was for their own discipline and personal growth. If they could not lead themselves, they could not lead others. Leaders can never take others farther than they have gone themselves, for no one can travel without until he or she has first travel within. A leader can only grow when the leader is willing to ‘pay the price’ for it.

Apakah itu dispilin? Ada beberapa defenisi

Pertama, defisini dari DISIPLIN adalah kemampuan melalukan apa yang kamu TIDAK SUKA.

John Maxwell mendefinisikan ‘disiplin’ sebagai suatu pilihan dalam hidup untuk memperoleh apa yang kita inginkan dengan melakukan apa yang tidak kita inginkan. Setelah melakukan hal yang tidak kita inginkan selama beberapa waktu (antara 30 – 90 hari), ‘disiplin’ akhirnya menjadi suatu pilihan dalam hidup untuk memperoleh apa yang kita inginkan dengan melakukan apa yang ingin kita lakukan sekarang!! Saya

Dengan mencapai sebuah tingkat DISIPLIN maka kita berarti telah berhasil menguasai diri kita sendiri bisa membuat diri kita sendiri untuk melakukan hal-hal yang kita tidak suka.

Rupanya, secara alamiah kita cuma ingin melakukan hal-hal yang kita suka aja. Dan ini berbahaya [!!] untuk kita sendiri dan untuk orang lain.

makanya kita harus mengalahkan diri kita sendiri, kita harus berperang dengan diri kita sendiri supaya kita berhasil dan mau melakukan hal yang kita tidak suka tadi.

Lucunya, ketika kita melakukan hal yang tidak suka tadi, kita merasa jadi orang yang lebih baik, we feel better, karena kita telah MENANG! Kita telah berhasil mengalahkan diri sendiri, kita merasa lebih tinggi daripada mereka yang cuma bisa suka-suka melulu.

Dan ini berlaku di kehidupan kita, dilatih dari kita kecil hingga sekarang dalam berbagai bentuk dan format.

Bangun pagi ku terus mandi.

Berdo'a sebelum makan dan minum.

Menurut pada Ayah dan Ibu.

Pergi sekolah setiap hari.

Duduk manis di bangku kelas.

Mengerjakan PR [arrrrrrrgh!].

Baca alkitab

Ke gereja

Semuanya adalah bentuk latihan DISIPLIN dengan satu tujuan, membuat kita BIASA.

Ketika kita TIDAK BERPIKIR lagi ketika kita mengerjakan hal yang kita TIDAK SUKA maka, latihan DISIPLIN telah berhasil, dan apa yang kita tidak suka tadi telah menjadi KEBIASAAN.

Kita menjadi biasa, tanpa berpikir, mengerjakan hal yang kita tidak suka.

Rupanya, DISIPLIN memiliki kemampuan istimewa membuat kita berhenti berpikir dan menyelamatkan kita dari hidup cuma suka ria.

Kedua, defenisi kedua dari disiplin adalah kepuasan yang ditunda.

  • Anak makan nasi dengan kerupuk
  • Anak kerjakan PR dulu, kemudian baru boleh main
  • Disiplin saat teduh: 15 menit setiap hari: maka hari itu akan menjadi lebih baik
  • Memberikan waktu kepada anak VS melakukan hal yang menyenangkan diri sendiri
  • Disiplin olahraga: untuk sehat, langsing.
  • Disiplin makanan.
  • Disiplin belajar
  • Dsipilin latihan

Bagaimana menjalankan disiplin?

Dalam buku Developing the Leader Within You, John Maxwell menyatakan ada dua hal yang sangat sukar dilakukan seseorang. Pertama, melakukan hal-hal berdasarkan urutan kepentingannya (menetapkan prioritas). Kedua, secara terus-menerus melakukan hal-hal tersebut berdasarkan urutan kepentingan dengan disiplin.

Berikut beberapa hal yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan disiplin diri:

· Pertama, Perlu ada keputusan dini. Misalnya, sdr menyadari bahwa untuk bertumbuh dalam kerohanian, maka sdr wajib melakukan 3 hal ini: ibadah setiap minggu, Bersaat teduh setiap hari, melayani Tuhan. Sdr kemudian memutuskan bahwa ketiga hal ini sudah harus dilakukan tanpa perlu dipertimbangkan lagi. Sdr tidak perlu lagi menanyakan pada hari sabtu pagi:”besok ke gereja enggak yah? Perlu menyeter weker enggak? Siapa yang kotbah? Bagaimana cuacanya? ENGGAK USAH DIPIKIRIN LAGI. Keputusan itu sudah final, hanya lakukan saja. ATAU ketika bangun pagi setiap hari. Tentukanlah waktunya. Misalnya sdr mau saat teduh setiap pagi. Bangun tidur langsung saat teduh, enggak melakukan hal yang lain.

  • Kedua, Kita membutuhkan teman-teman persekutuan untuk mengingatkan diri kita, karena pencobaan itu panas dan kemalasan itu hangat
  • Ketiga, Arahkanlah pikiran kita kepada hasilnya. Kalau kita mengingatkan diri bahwa hasil daripada disiplin ini sangat besar, maka kita pasti akan berusaha untuk mendisiplin diri. Disiplin tanpa imbalan tidak akan menarik. Setiap orang yang sedang dalam latihan, menahan diri dalam segala hal. Ia melakukan itu karena ia ingin dikalungi dengan karangan bunga kejuaraan, yaitu bunga yang segera akan layu. Tetapi kita ini menahan diri dalam segala hal karena kita ingin dikalungi dengan karangan bunga yang tidak akan layu. (1Co 9:25). Ada imbalan yang Paulus harapkan dalam menerapkan disiplin.

· Hasil dari disiplin rohaniah adalah kehidupan rohani yang stabil, matang, kepuasan

· Hasil dari disiplin menjalin hubungan adalah pernikahan yang berhasil

· Hasil daripada disiplin olahraga adalah: tubuh yang lebih sehat, daya tahan terhadap penyakit, lebih irit biaya pengobatan, dapat bekerja leboh efektif

· Hasil dari disiplin dalam bidang keuangan adalah bebas dari hutang dan memiliki tabungan

· Hasil dari disiplin membuat laporan dalam pekerjaan adalah pekerjaan lebih lancar, keuangan lebih terkontrol

Imbalan disiplin itu besar , tetapi TIDAK SECARA LANGSUNG. Hasil dari disiplin itu tidaklah instan. Dunia ini selalu menghendaki yang instan, mudah. Akibatnya disiplin tidaklah disukai, karena hasilnya lama dan tidak mudah.

  • Kerohanian yang dewasa tidak bisa dibangun dalam tempo semalam. Ini butuh waktu dan jalannya tidak mudah, yakni melalui disiplin.
  • Pernikahan, hubungan dengan anak tidak bisa dibangun dengan baik dengan cara yang instan dan mudah.
  • Rekening dalam tabungan tidak bisa di peroleh langsung dalam jumlah yang banyak dan dalam tempo yang singkat. Ini butuh waktu dan jalannya tidak mudah.
  • Prestasi di sekolah

Buat jadwal kegiatan secara tertulis

Buat jadwal kegiatan secara tertulis (tempel jadwal kegiatan saya di dinding depan meja kerja saya di rumah).

Lakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang kita buat, tetapi jangan terlalu kaku. Jika perlu, kita dapat mengubah jadwal tersebut sesuai dengan kondisi dan situasi.

Berusahalah untuk senantiasa disiplin dengan jadwal program kegiatan yang sudah kita susun sendiri. Sekali kita tidak disiplin atau menunda kegiatan tersebut, akan sulit bagi kita untuk kembali melakukannya.

Keempat, mulai dengan disiplin yang kecil-kecilan

Penjelasan paling baik untuk filosofi mengenai bagaimana membangun disiplin diri adalah analogi. Disiplin diri itu seperti otot. Semakin Anda melatihnya, semakin kuat Anda. Semakin Anda tidak melatihnya, semakin lemah Anda.

Diperlukan otot untuk membangun otot. Maka dari itu, untuk membangun disiplin diri, kita memerlukan disiplin diri.

Cara untuk membangun disiplin diri analoginya sama dengan melakukan angkat beban untuk membangun otot. Ini berarti mengangkat beban sampai mendekati batas kemampuan/kekuatan. Perhatikan ketika Anda mengangkat beban, Anda mengangkat beban yang mampu Anda angkat. Anda memaksa otot-otot Anda sampai Anda tidak kuat lagi dan kemudian beristirahat.

Hampir sama, metode dasar untuk membangun disiplin diri adalah menjalani tantangan yang mampu Anda selesaikan, tapi untuk menyelesaikannya Anda harus bersusah payah dan mengerahkan segenap tenaga/kekuatan. Ini bukan berarti mencoba melakukan sesuatu dan gagal melakukannya setiap hari. Ini juga bukan berarti Anda harus melakukan sesuatu yang dapat dengan mudah Anda lakukan. Anda tidak akan mendapatkan kekuatan dengan mengangkat beban yang tidak mampu Anda angkat dan Anda juga tidak akan mendapatkan kekuatan dengan mengangkat beban yang terlalu ringan. Anda harus memulai dengan beban/tantangan yang dapat Anda angkat/jalani, tapi untuk melakukan hal itu, Anda harus bersusah payah sampai mendekati batas kekuatan Anda.

Latihan progresif berarti sekali Anda sukses, Anda menaikkan tingkat tantangannya setingkat lebih tinggi. Jika Anda tetap mengangkat beban dengan berat yang sama setiap waktu, Anda tidak akan bertambah kuat. Demikian halnya, jika Anda gagal menantang diri Anda sendiri dalam kehidupan, Anda tidak akan mampu untuk berdisiplin diri.

Adalah suatu kesalahan untuk memaksa diri Anda terlalu keras saat Anda membangun disiplin diri. Jika Anda mencoba mengubah hidup Anda dalam semalam dengan menetapkan lusinan tujuan untuk diri Anda sendiri dan keesokan harinya Anda berharap bisa memulai melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan-tujuan itu secara konsisten, Anda hampir pasti akan mengalami kegagalan. Hal itu sama seperti orang yang pergi ke tempat fitnes untuk pertama kalinya dan mencoba mengangkat beban tiga ratus kilogram. Anda hanya akan terlihat bodoh.

Jika Anda hanya mampu mengangkat sepuluh kilogram beban, Anda hanya bisa mengangkat sepuluh kilogram beban. Bukan sesuatu yang memalukan jika Anda memulai dari apa yang bisa Anda lakukan. Dengan latihan, Anda akan menjadi semakin kuat.

Sama halnya jika sekarang Anda sangat tidak disiplin, Anda masih dapat menggunakan sedikit disiplin yang Anda miliki untuk dilatih sehingga Anda dapat menjadi semakin disiplin. Semakin Anda disiplin, hidup Anda semakin mudah untuk dijalani. Tantangan yang pada mulanya terlihat mustahil bagi Anda untuk dijalani, akhirnya akan tampak seperti mainan anak-anak. Saat Anda semakin kuat, berat beban yang sama akan terasa semakin ringan.

Jangan bandingkan diri Anda dengan orang lain. Itu tidak akan menolong. Jika Anda berpikir bahwa Anda lemah, orang lain akan tampak lebih kuat. Sebaliknya, jika Anda berpikir bahwa Anda kuat, orang lain akan tampak lebih lemah. Tidak ada gunanya melakukan hal tersebut. Lihatlah kemampuan Anda sendiri dan bercita-citalah bahwa Anda akan semakin kuat saat Anda melatih diri. (t/Dian)

Untuk memperoleh semua hasil itu, JALANNYA TIDAK MUDAH. Imbalan disiplin ada di depan sdr. Imbalannya itu ada dalam jangkauan sdr. Imbalan itu bisa diraih asalkan sdr mau berusaha.

Bidang kehidupan manakah dari sdr yang membutuhkan disiplin? Kapankah anda akan mengambil langkah pertamanya?

Tidak ada komentar: