Minggu, 10 Januari 2010

Apakah yang tidak boleh anda kejar dan yang boleh anda kejar? ( 1 Tim 6:9-11)


 

Oleh Yohannis Trisfant, MTh


 


 

 
 

 
 

Pertama, Janganlah mengejar kekayaan.


 

1Ti 6:9 Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan

 
 


 

Paulus tidak mengutuk orang kaya. Apa yang dikutuk adalah keinginan untuk menjadi kaya. Orang yang memiliki keinginan untuk menjadi kaya akan jatuh ke dalam pencobaan. Dosa ini tidak pernah berjalan sendirian.

Keinginan untuk kaya akan jatuh ke dalam keinginan-keinginan yang lain. Orang yang haus kekayaan umumnya juga merindukan kehormatan, popularitas, kekuasaan, kemudahan, kepuasan dari keinginan daging, dan sebagainya. "Mereka yang keinginan untuk menjadi kaya akan dibisiki dengan berbagai bisiskan jahat lainnya.

Orang-orang yang hatinya set pada kekayaan hanya mengalami kerugian. Dia akan mengalami keruntuhan dan kebinasaan. Mereka akan seperti orang yang kehilangan pijakan dan jatuh ke dalam pencobaan dan jerat yang tidak masuk akal dan menyakitkan dan berakhir kepada kehancuran. Karena akar segala kejahatan adalah cinta uang. (1Ti_6: 10.)

 
 

Rasul tidak mengatakan bahwa cinta uang adalah satu-satunya akar dari semua kejahatan yang ada, tetapi itu adalah salah satu akar dari kejahatan. Ada akar atau sumber-sumber lain yang memunculkan banyak kejahatan, misalnya, "kepahitan" (Heb_12: 15; cf. Juga Jas_1: 15). Tetapi ketamakan ini, memang, sebuah akar "dari semua kejahatan," atau "dari segala kejahatan." Cinta uang inilah Ini menyebabkan laki-laki dengan sangat banyak kambing domba dan lembu sapi dalam perumpamaan nabi Natan, mencuri mencuri satu domba orang miskin. Cinta uang inilah yang membuat seorang penguasa muda yang kaya raya enggan untuk berpaling kepada Kristus,. Cinta uang inilah yang membuat orang kaya yang bodoh menipu dirinya sendiri dengan berpikir bahwa semuanya baik-baik saja, padahal dia tidak tahu bahwa pada malam itu jiwanya akan diambil. Cinta uang ini pulalah yang membuat orang kaya dalam perumpamaan Tuhan Yesus mengabaikan Lazarus miskin. Cinta akan uang inilah yang membuat Yudas mengkhianati gurunya dan bunuh diri. Cinta akan uang inilah yang membuat Ananias dan Safira berbohong, dan membuat orang kaya dalam kitab Yakobus melakukan penindasan dan mengeksploitasi orang-orang yang bekerja untuk mereka.

 
 

Karena memburu uanglah begitu banyak terjadi kerusakan dalam rumah tangga, anak-anak diabaikan, banyak yang mati mendadak, terjadi penipuan, perceraian, , perampokan, , pembunuhan, dan perang. Keinginan untuk kaya dalam hati manusia berdosa ini telah menimbulkan "banyak kepedihan"

 
 

Paulus mengatakan bahwa : Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. " Menyimpang dari iman" sama seperti planet-planet yang menyimpang dari orbit mengelilingi matahari. Penyimpangan sebuah plante dari orbitnya bisa berakibat fatal bagi planet tersebut.

Bintang, planet, dan bulan berputar pada sumbunya dan dalam sistemnya, dan alam semesta yang lebih besar bekerja secara teratur seperti pada roda gigi suatu mesin. Tata surya dan galaksi kita juga bergerak mengitari pusatnya masing-masing. Setiap tahun bumi dan tata surya bergerak 500 juta kilometer menjauhi posisi sebelumnya. Setelah dihitung, diketahui bahwa bila suatu benda langit menyimpang sedikit saja dari orbitnya, hal ini akan menyebabkan hancurnya sistem tersebut. Misalnya, marilah kita lihat apa yang akan terjadi bila orbit bumi menyimpang 3 mm lebih besar atau lebih kecil dari yang seharusnya.

 
 

"Selagi berotasi mengitari matahari, bumi mengikuti orbit yang berdeviasi sebesar 2,8 mm dari lintasannya yang benar setiap 29 km. Orbit yang diikuti bumi tidak pernah berubah karena penyimpangan sebesar 3 mm akan menyebabkan kehancuran yang hebat. Andaikan penyimpangan orbit adalah 2,5 mm, dan bukan 2,8 mm, orbit bumi akan menjadi sangat luas dan kita semua akan membeku. Andaikan penyimpangan orbit adalah 3,1 mm, kita akan hangus dan mati." (Bilim ve Teknik, Juli 1983).

Hal yang sama akan terjadi bila seseorang memburu uang. Dia akan menyimpang dari orbit imannya. Dan itu akan menyebabkan kehancuran diri dia. Sebelum dia hancur, dia menyiksa dirinya dengan berbagai bagai duka, seperti kebosanan, ketidakpuasan, kesedihan, iri hati, kebencian dan kematian. Dalam saku orang kaya yang yang bunuh diri ditemukan $ 30.000 dan ada surta yang bunyinya seperti ini:" "Aku telah menemukan selama hidup saya bahwa tumpukan uang tidak membawa kebahagiaan. Saya membunuh diri karena saya tidak dapat lagi menahan kesendirian dan kebosanan. Ketika saya seorang pekerja biasa di New York, saya merasa bahagia. Sekarang ketika saya memiliki jutaan , saya jauh lebih sering merasa sedih dan lebh suka mati. (Dikutip oleh WA Maier, For Better Tidak Untuk Lebih buruk lagi, hal 223).

 
 

1Ti 6:11 Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.

 
 

Jauhilah ambisi mengejar kekayaan.

Timotius didorong untuk menjauh dari hal-hal tadi , yakni mengejar kekayaan. Sebaliknya, Paulus mendorong Timotius untuk mengejar keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan. Hal inilah yang seharusnya dikejar oleh dia sebagai "hamba Allah." Setiap orang percaya hamba Allah. Dan sebagai hamba Allah, maka kita ahrus hidup sesuai dengan status kita dan seharusnya mengarah kepada kesalehan. Status kita adalah manusia Allah, hamba Allah dan bukan hamba Uang. Manusia Allah bukanlah mengejar uang tetapi mengejar keadilan, ibdaha, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.


 

Kata mengejar ini memiliki makna yang kuat. Mengejar memiliki makna berlari cepat, mencari dengan bersemangat dan sungguh-sungguh. Mengejar sampai ada sesuatu yang diperoleh; tidak pernah menyerah sampai telah mencapai tujuan kami. Hal-hal yang dikejar seperti itu adalah keadilan atau kebenaran. Ini berarti berarti benar dengan Tuhan. Ini adalah memiliki hati yang benar dengan Allah . Kebenaran berarti melakukan yang benar, yaitu, hidup persis seperti yang Allah inginkan kita jalani. Secara sederhana, orang yang benar adalah orang yang hidup benar, yang melakukan kewajibannya baik kepada Allah dan kepada manusia. Dia melakukan apa yang harus ia lakukan. Dia hidup dalam kehidupan yang benar, berjalan dengan benar di hadapan Allah dan manusia hari ke hari. Akibatnya, ia bebas dari rasa bersalah dan memiliki hati nurani yang bebas dari rasa bersalah. Kalau sdr bekerja mencari uang, lakukanlah di dalam kebenaran dan keadilan. Sdr betul-betul bebas dari rasa bersalah. Sdr dapat mempertanggungjawabkan ambisimu dihadapan Allah dan manusia. Sdr dapat mempertanggungjawabkan cara usahamu dihadapan Allah dan manusia. Sdr betul-betul hidup dalam kehidupan yang benar dalam segala usahamu dan pekerjaanmu.

 
 

Hal kedua yang perlu dikejar adalah, ibadah. Terjemahan yang lebih tepat adalah kesalehan. Jika kita hidup mengejar kebenaran, maka hasilnya adalah sebuah kehidupan yang saleh. Kesalehan berarti hidup dalam hormat dan takut akan Allah. Kita betul-betul sadar akan kehadiran Allah. Kesalehan berarti sama seperti Allah. Ini berarti kita berusaha untuk menjadi seperti Allah, berusaha memiliki juga karakter, sifat, dan perilaku Allah. Manusia Allah yang mengejar kesalehan, akan berusaha dengan sungguh-sungguh hidup serupa dengan Kristus.

Hal ketiga yang dikejar adalah pistis. . Dalam bahasa Yunaninya adalah iman. T Iman bisa berarti percaya dan bisa berarti setia. Manusia Allah mengejar iman, yang berartu belajar mempercayai Tuhan lebih dan lebih lagi. Bergantung kepada Allah dalam segala kebutuhan kita termasuk pekerjaan kitalah yang perlu kita lakukan. Mengejar kekayaan, atau mencontai kekayaan membuat kita tidak lagi bergantung kepada Allah. Ambisi dan kebergantungan kepada Allah tidak bisa berjalan bersama-sama. Tuhan ingin kita setia kepadanya dan bergantung kepadaNya.

 
 

Hal selanjutnya yang perlu dikejar adalah kasih kepada Allah dan kepada sesama (" (1Ti_1:5, 1Ti_1:14; 1Ti_2:15; 1Ti_4:12; 2Ti_1:7, 2Ti_1:13; 2Ti_2:22; 2Ti_3:10; Tit_2:2; cf. 1Th_3:12). Kesebaran dan kelemahlembutan.

 
 

Mengejar kelemahlembutan. Kelemahlembutan artinya menjadi lembut, , rendah hati, , perhatian. Kelemahlembutan memiliki keadaan pikiran yang rendah hati. Tapi ini tidak berarti orang tersebut lemah, pengecut. Hanya orang yang lemah lembut dapat mengasihi dan mencintai perdamaian. Karena itu, orang yang lemah lembut berjalan dengan rendah hati tanpa memandang status dan keadaan orang lain. Orang yang lemah lembut bergaul dengan orang miskin. Dia berkeinginan Dia keinginan untuk menjadi teman bagi semua orang dan untuk membantu semua sebisa mungkin. Jika seseorang menderita, kelemahlembutan dan melakukan langkah-langkah apa yang bisa untuk membantu. Jika ada kejahatan yang dilakukan, kelemahlembutan melakukan apa yang bisa dilakukannya untuk menghentikan kejahatan tersebut dan memperbaikinya.

 
 

Kelemahlembutan memiliki pengendalian diri yang kuat. Orang yang lemah lembut dapat menguasai nafsunya. Dia tidak membiarkan dirinya menjadi sakit hati, membalas dendam. Orang yang lemah lembut berarti dia telah mati untuk dirinya sendiri, untuk keinginan dagingnya , dan ia melakukan hal yang benar-persis apa yang Tuhan ingin lakukan.

 
 

Sikap yang lemah lembut seperti ini sangat bertentangan dengan sifat yang penuh kedagiingan. Sifat ini bertentangan dengan orang yang cinta uang. Jika sdr hari ini membutuhkan uang, maka janganlah mengejarnya dengan penuh nafsu. Bekerjalah tanpa diibakar oleh cinta uang. Rajinlah bekerja tanpa menyimpang dari iman. Lakukanlah pekerjaan atau usaha saudara di dalam kebenaran , kesalehan, iman, kasih, kesabaran dan kelembutan. Bekerjalah dengan cara-cara yang benar, dengan bergantung kepada Allah, denga kasih dan kesabaran dan dalam sebuah sikap yang mampu mengendalikan diri dan segala hawa nafsu saudara. Ingatlah apa yang dikatakan oleh Paulus dalam 1Ti 6:7-8 Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. (8) Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.

 
 

Jika pada hari ini saudara sudah diberikan oleh Tuhan kekayaan, maka pakailah kekayaanmu itu di dalam kebenaran , kesalehan, iman, kasih, kesabaran dan kelembutan. Jangan memakainya untuk mencelakakan orang, untuk menghia orang lain, untuk menyombongkan diri, atau untuk memuaskan ahwa nafsu. Pakailah untuk dengan benar dan bertanggungjawab dihadapan Tuhan. Pakailah uang saudara di dalam kesalehan dna menjadi berkat bagi orang lain juga. Jangan mengandalkan uangmu untuk menjalani hidup. Firman Tuhan mengatakan bahwa dalam Luk 12:15 : "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."

 
 

Didaerah Ufa, hiduplah seorang petani bernama Ilyas.

  • Ayahnya meninggal du ia ketika Ilyas baru setahun menikah.
  • Ilyas mendapatkan sedikit warisan: 7 ekor kuda betina, 2 ekor sapi dan 20 ekor kambing
  • Namun Ilyas adalah seorang petani ulet. Lambat laun hartanya bertambah
  • Ia dan istrinya bekerja dari pagi sampai sore, bangun lebih awal dan tidur lebih lambat dari orang lain.
  • Setiap tahun dia bertambah kaya
  • Ilyas hidup makmur selama 35 tahun.dan mendapatkan sangat banyak keuntungan.
  • Kini dia telah memiliki 200 ekor kuda, 150 ekor sapi dan 1000 ekor kambing
  • Buruh-buruh lelaki menggembalakan ternaknya sementara buruh-buruh wanita memerah susu kuda dan sapi
  • Singkatnya, Ilyas memiliki segalanya dan itu membuat iri hati banyak orang
  • Ilyas angat baik hati, setia tamu yang datang dari jauh, dia menyuguhkan, gulai kambing dan susu kuda, teh.

Ilyas memiliki 2 anak lelaki dan seorang anak perempuan.

  • semuanya telah menikah.
  • Ketika Ilyas masih miskin, anak-anak lelakinya membantunya mengawasi ternah, tetapi setelah ia kaya, anak-anaknuya berbuat semaunya, bahkan salah satu anaknya mulai mabuk-mabukan
  • Anak sulungnya tewas dalam sebuah keributan
  • Anaknya yang lain menikahi seorang perempuan yang sombong dan mulai membangkang pada ayahnya
  • Akhirnya ia diusir dari keluargnya

sejak peristiwa itu, kesehatan Ilyas mulai memburuk

* Kambing-kambingnya diserang penyakit dan banyak yang mati

* paceklik membuat membuat keadaan makin parah

* Ternaknya banyak yang mati kelaparan

* Kian lama dia kian bertambah miskin

* pada usia 70 tahun, terpaksa dia menjual semua harta miliknya, termasuk ternaknya

* ilyas betul-betul terpuruk dalam kemiskinan, tidak ada yang tersisa di masa tuanya,

sehingga dia dan istrinya harus hidup menumpang dan bekerja untuk orang lain

Seorang tetangganya, Madsyah , merasa kasihan kepada kedua orang tua ini

  • Tetangganya ini bukanlah orang yang terlalu kaya, namun dia hidup berkecukupan dan wataknya baik
  • Dia teringat akan kebaikan-kebaikan Ilyas pada masa lalu dan dia ingin membantu ilyas dan istrinya
  • Dia mengatakan," tinggallah bersamaku ilyas. Bawalah istrimu, bekerjalah di kebunku dan rawatlah ternakku
  • Saya akan mencukupi kebutuhan hidup kalian

ilyas sangat berterimah kasih atas tawaran tetangganya itu. Keduanya pun tinggal dan bekerja di rumha tetangganya itu

  • Pada mulanya memang teras asulit bagi Ilyas tinggal di rumah tetangganya, namun lama-kelamaan mereka terbiasa, karena tetangganya itu baik hati
  • Tetangganya ini merasa ikut sedih dengan kemalangan yang menimpa Ilyas dan istrinya

Pada suatu hari, ada banyak tamu di rumah bapak Madsyah dan mereka dijamu

  • Bapak Madsyah memperkenal Ilyas kepada mereka dan dengan bisik-bisik dia mengatakan bahwa dahulu , Ilyas adalah orang yang sagat kaya
  • tamunya mengatakan, " kami pernah mendengar namanya, sangat terkenal
  • tamu-tamunya snagat terkejut bahwa orang yang paling kaya, sekrang jatuh miskin dan sekarang bekerja dan hidup di rumah Madsyah
  • Tamunya berkata, " hidup memang seperti roda kadang diatas, kadang dibawah. Pasti Ilyas sangat sedih sekarang
  • temannya mengatakan,": belum tentu. Coba kita tanya dia
  • Lalu Ilyas pun dipanggil dan bercakap-cakap
  • seorang tamu berkata," pasti kamu sedih dan terkenang dengan masa lalumu yang hebat. Betapa malang nasibmu
  • Ilyas tersenyum dan berkata," Jika aku yang berkata kepadamu tentang kebahagiaan dan ketidakbahgaiaan, kamu pasti tidak percaya. Lebih baik tanya istriku
  • Kemudian istrinya berkata, " selama 50 tahun kami mencari kebahagiaan dan gagal menemukannya. Kini pada tahun kedua kami hidup sebagai orang upahan, kami justru menemukan kebahagiaan sejati dan tidak memerlukan apapu lagi

Tamu-tamunya keheranan akan jawaban itu, begitu pula Mdsyah.

  • Tamunya heran dan bertanya, " apa yang membuatmu berbahagia?

Isti Ilyas menjawab: ketika kami kaya raya, kami tak pernah merasakan kebahagiaan

  • Tak ada waktu untuk bercakap-cakap, tak ada waktu untuk bepikir ttg jiwa kami, tak ada waktu untuk berdoa pada Tuhan
  • Kami punya snagat banyak kecemasan
  • Kalau kedatangan tamu, kami cemas tak bisa menjamu mereka dengan baik
  • Kami cemas tidak bisa memperlakukan pekerja dengan baik
  • Jika hendak tidur, kami cemas, takut jangan-jangan ternak kami dimakan oleh binatang buas
  • Tidur kami tidak nyenyak
  • Kecemasan yang satu berganti dengan kecemasan yang lain
  • Kami sering bertengkar. Suamiku berpendapat begini, saya berpendapat begitu
  • Kami jauh dari Tuhan dan tidak merasakan kebahagiaan. Kami sibuk dan cemas

Lalu sekarang bagaimana?

  • Kini kami bangun pagi berasama dan berbicara dari hati ke hati, kami tak pernah lagi bertengkar, karena tak ada lagu yang perlu dicemaskan
  • Kami hanya perlu melayani majikan kami dengan baik untuk membuat majikan kami senang dan makanan tersedia buat kami
  • Jika kami kedinginan, ada selimut, dan selalu ada makanan buat kamiu
  • Dan hal yang paling penting adalah kami banyak waktu untuk berpikir tentang jiawa kami dan berdoa kepada Tuhan, lebih dekat dengan Tuhan
  • Kami menemukan kebahagiaan sejati setelah lima puluh tahun mencarinya

Tamu-tamunya tertawa, namun Ilyas menjawab, :jangan tertawa. Ini bukan lelucon, tetapi inilah kehidupan.

  • Kami dahulu begitu bodoh dan menangis ketika kehilangan kekayaan, tetapi Tuhan membukakan kebenaran buat kami
  • Bahwa sebenarnya kebahgaiaan itu adalah ketika kita lebih dekat kepada Tuhan

Tamu-tamu yang mendengarkan perkataan itu berhenti tertawa dan ada yang berkata:' betapa bijaknya perkataan itu

Janganlah memburu memburu uang, TETAPI kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.


 


 

Tidak ada komentar: