Minggu, 12 Oktober 2014

Runtuhnya tembok pemisah (Kis 10:1-48)

Oleh : Pdt. Yohannis Trsifant

Tidak Ada Orang
Selama berpuluh-puluh tahun Universitas Nebraska hanya menerima pria sebagai mahasiswanya. Kemudian ada peraturan baru yang merubah hal tersebut. Universitas itu kini menerima juga wanita sebagai mahasiswinya.

Tapi ada seorang guru besar yang sangat tidak setuju akan perubahan itu. Dia adalah Dr. Robertson, kakek Lincoln yang menganut diskriminasi wanita secara fanatik. Akibatnya, dalam mengajar, Dr. Robertson tidak pernah mengacuhkan para mahasiswinya. Baginya, kaum wanita dianggap tidak pernah ada di dalam kelasnya. 

Dr. Robertson selalu memulai pelajaran dengan ucapan "tuan-tuan yang terhormat" kepada mahasiswanya.

Suatu ketika, hanya ada seorang mahasiswa yang hadir di kelas, sementara mahasiswinya cukup banyak. Tapi Dr. Robertson tetap tenang dan mengawali pelajaran dengan ucapan "tuan yang terhormat".
Tibalah suatu hari, dimana tidak ada seorang pun mahasiswa yang hadir. Dr. Robertson masuk ke dalam kelas lalu melihat ke sekeliling. Ruangan kelas hanya dipadati oleh para mahasiswi. Lalu ia berseru:
"Oh, tidak ada orang di sini pagi ini!!!"Kemudian ia berbalik keluar tanpa memberikan pelajaran.

Zaman modern saja masih ada diskriminasi, apalagi zaman kuno, dan apalagi bagi bangsa Yahudi. Petrus tentu sudah bergumul dengan hal ini.
Kita tahu di dalam pasal sebelumnya bahwa Petrus telah menanggapi dengan berani terhadap tantangan penyakit dan kematian; ia sudah dengan iman menyembukan Eneas dan membangkitkan Dorkas (9:32-43)dna sekarang dalam Kis 10:1-48 ini dia menemui tantangan yang baru yakni tantangan diskriminasi ras dan agama.

Penulis Injil Lukas sudah mencatat bahwa Petrus cukup terbuka dan tidak ngotot dengan kebudayaan Yahudinya. Hal ini dinyatakan secara Implisit oleh Lukas dalam Kis 9:43. Setelah Petrus menyembuhkan Eneas dan membangkitkan Dorkas, maka Petrus tinggal beberapa hari di Yope, di rumah seorang penyamak kulit, yakni Simon. Apakah saudara tahu Siapa itu penyamak kulit? Penyamak kulit itu adalah pengolah kulit binatang. Penyamak kulit bersentuhan dengan hewan mati. Mereka mengubah kulit hewan menjadi kulit. Tentu saja hewan yang diambil kulitnya adalah hewan mati, bukan hewan hidup. Itulah sebabnya mereka dianggap najis. Tapi Petrus mengabaikan hal ini. Ini menunjukkan bahwa Pterus sudah siap untuk wahyu yang akan diberikan kepadanya dalam kis 10, yakni pergi ke orang-orang non Yahudi dan membaptiskan Kornelius.

Pada saat kita membaca Kisah 10 ini, maka kita mesti ingat bahwa Tuhan Yesus telah memberikan Petrus kunci kerajaan surga, dalam arti Petrus akan membuka pintu kerajaan surga untuk orang-orang Yahudi pada hari Pentakosta, ketika dia berkotbah dan 3000 orang bertobat dan kemudian Petrus dan Yohanes diutus ke Samaria untuk melayani orang-orang Samaria. (Kis 8: 14 dst). Sekarang Allah akan memakai Petrus lagi untuk membuka kerajaan sorga untuk bangsa-bangsa lain; dengan menginjili dan membaptis Kornelius, orang pertama dari bangsa Non Yahudi yang bertobat (Kis 15: 7).

Walaupun Kornelius dikatakan takut akan Allah dalam arti dia menerima monoteisme dan standard etika orang Yahudi, tetapi belum menjadi penganut agama Yahudi dan belum disunat. (10:35; 13: 16,26). Ia masih seorang yang kafir, orang luar dan belum masuk ke dalam ikatan perjanjian Allah dengan Israel.

Bagi bangsa Israel, ada sebuah jurang pemisah yang sangat jauh dan dalam antara diri mereka dengan non Yahudi. Bukan berarti perjanjian lama membaginya seperti itu. Alkitab Perjanjian Lama menegaskan bahwa Allah memiliki tujuan bagi mereka. Ketika Allah memilih dan memberkati Abraham, maka Allah bermaksud untuk memberkati semua bansga di muka bumi. Tuhan juga akan mencurahkankan RohNya kepada semua bangsa.Namun bangsa Israel memutar doktrin pemilihan menjadi sebuah kebanggaan diri mereka. Mereka menjadi membanggakan rasnya dan membenci bangsa Non Yahudi dan menganggap mereka sebagai anjing. Bahkan orang Yahudi dilarang keras untuk masuk rumah seorang bangsa non Yahudi. (10:28). Hubungan yang akrab dengan bangsa Non Yahudi itu dilarang. Dan seorang Yahudi yang saleh tidak akan duduk semeja dengan orang non Yahudi.

Konsep ini tertanam dengan sangat kuat dalam pikiran orang-orang Yahudi. Hal seperti ini tentunya harus diatasi sebelum bangsa bangsa lain masuk ke dalam komunitas Yahudi dan sebelum gereja menjadi multi budaya dna multi rasial.

Petrus telah menjadi alat Tuhan dalam menyatakan kehendak Tuhan bahwa Allah menghendaki bangsa Non Yahudi diselamatkan. Allah menghendaki tembok pemisah itu mesti diruntuhkan.

Ada dua kali Alkitab menyatakan dengan jelas akan hal ini

Pertama, adalah pernyataan Tuhan kepada Kornelius dan Petrus

Pernyataan pertama Tuhan berikan kepada Kornelius yakni pad jam tiga sore. Pada waktu itu seorang malaikat masuk ke rumahnya. Kornelius sangat kaget dan takut, karena tiba-tiba ada orang di dalam rumahnya. Dan itu bukan manusia tetapi malaikat. Malaikat itu mengatakan bahwa

"Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat engkau. (5) Dan sekarang, suruhlah beberapa orang ke Yope untuk menjemput seorang yang bernama Simon dan yang disebut Petrus. (6) . Ia menumpang di rumah seorang penyamak kulit yang bernama Simon, yang tinggal di tepi laut." (7)

Malaikat itu tidak memberitakan Injil kepada perwira tersebut ; hak istimewa itu dipercayakan kepada rasul Petrus.

Setelah malaikat yang berbicara kepadanya itu meninggalkan Kornelius, maka dipanggilnya dua orang hambanya beserta seorang prajurit yang saleh dari orang-orang yang selalu bersama-sama dengan dia. (8) Dan sesudah ia menjelaskan segala sesuatu kepada mereka, ia menyuruh mereka ke Yope.

Sekarang masalahnya adalah bagaimana Tuhan akan berurusan dengan Petrus? Petrus adalah seorang Yahudi dan diikat oleh aturan-aturan atau tradisi-tradisi bahwa mereka tidak boleh masuk ke rumah Non Yahudi. Bagaimana Petrus bisa mengatasi masalah SARA?

Tuhan yang menghendaki agar keselamatan bukan hanya kepada bangsa Yahudi saja, menangani Petrus dua puluh satu jam kemudian, yakni sekitar tengah hari, pada keesokan harinya, ketika ketiga orang itu berada dalam perjalanan dan sudah dekat kota Yope, kira-kira pukul dua belas tengah hari, naiklah Petrus ke atas rumah untuk berdoa. (Act 10:9)

Act 10:10-17 Ia merasa lapar dan ingin makan, tetapi sementara makanan disediakan, tiba-tiba rohnya diliputi kuasa ilahi. (11) Tampak olehnya langit terbuka dan turunlah suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya, yang diturunkan ke tanah.

Ada penafsir yang berspekulasi mengatakan bahwa Petrus bukan melihat sebuah kain lebar turun dari langit, melainkan ia melihat sebuah kapal (karena dia berada dipinggir pantai) , dimana kapal itu membawa muatan binatang binatang haram. Namun Alkitab jelas mengatakan bahwa langit terbuka dan binatang-binatang haram itu berada diatas kain lebar dan turun ke tanah.

(12) Di dalamnya terdapat pelbagai jenis binatang berkaki empat, binatang menjalar dan burung. (13) Kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata: "Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!" (14) Tetapi Petrus menjawab: "Tidak, Tuhan, tidak, sebab aku belum pernah makan sesuatu yang haram dan yang tidak tahir." (15) Kedengaran pula untuk kedua kalinya suara yang berkata kepadanya: "Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram." (16) Hal ini terjadi sampai tiga kali dan segera sesudah itu terangkatlah benda itu ke langit.

Penglihatan ini membuat Petrus bingung, dan bertanya-tanya dalam hatinya, apa arti penglihatan itu. Ketika dia sedang bingung , di muka pintu orang-orang yang disuruh oleh Kornelius sudah tiba (Kis 10:17) dan yang berusaha mengetahui di mana rumah Petrus.

Roh Kudus juga berkata kepadanya bahwa
"Ada tiga orang mencari nya.

Di disuruh ......., turunlah ke bawah dan berangkatlah bersama-sama dengan mereka, jangan bimbang, sebab Tuhan yang menyuruh mereka ke mari."

Lalu turunlah Petrus ke bawah dan berkata kepada orang-orang itu: "Akulah yang kamu cari; apakah maksud kedatangan kamu?" (22) Jawab mereka: "Kornelius, seorang perwira yang tulus hati dan takut akan Allah, dan yang terkenal baik di antara seluruh bangsa Yahudi, telah menerima penyataan Allah dengan perantaraan seorang malaikat kudus, supaya ia mengundang engkau ke rumahnya dan mendengar apa yang akan kaukatakan." (23)

Kita bisa melihat betapa sempurnanya pekerjaan Allah itu. Semuanya tepat pada waktunya. Dia berbicara bukan hanya kepada Kornelius tetapi juga kepada Petrus. Penglihatan itu terjadi tepat ketika utusan Kornelius tiba di rumah dimana Petrus menginap. Ketika Petrus sedang berdoa dan mendapatkan penglihatan, , orang-orang dari Kornelius yang mendekati kota (9-16); Ketika Petrus sedang bingung tentang arti dari apa yang dilihatnya, mereka sudah tiba di rumahnya (17-18); ketika Petrus sedang berpikir tentang penglihatan itu, Roh mengatakan kepadanya bahwa orang-orang sedang mencari dia dan dia tidak perlu ragu untuk pergi bersama mereka (19-20); dan ketika Petrus turun dan memperkenalkan diri kepada mereka, mereka menjelaskan kepadanya tujuan kunjungan mereka (21-23). 

Aplikasi
Allah menyatakan kehendaknya demikian jelas untuk menyelamatkan bangsa non Yahudi. Tembok pemisah tersebut yakni haram dan Halal diruntuhkan oleh Allah. Halangan bagi orang-orang Kristen Yahudi melakukan misi kepada Non Yahudi adalah karena mereka menganggap bahwa non Yahudi itu najis dna makanannya juga najis. Kalau saudara sebagai orang Yahudi dan kemudian berkunjung memberitakan Injil kepada Non Yahudi, saudara bisa saja disuguhkan makanan atau minuman. Nah makanan dan minuman ini, bisa saja mengandung minyak babi. Inilah yang dijaga oleh orang-orang Yahudi, sehingga mereka tidak akan mau masuk ke rumah bangsa kafir. mereka takut makanan dan munumannya haram. Oleh sebab itulah maka Allah terlebih dahulu menyatakan bahwa tidak ada makanan yang haram. Semua boleh dimakan, sehingga kalau Petrus ke rumah kornelius dia tidak usah ragu-ragu untuk makana dan minum disana. Dan ini juga sebagai sebuah simbol bahwa Petrus tidak boleh mengatakan orang itu najis atau tidak tahir (10:28).

Hukum makanan haram dan halal, adalah hukum yang berlaku pada sebuah kurun waktu tertentu dan itu bukan hukum moral yang mengikat sepanjang zaman. Mengapa Tuhan memberikan larangan makan makanan haram dalam Perjanjian Lama? Masalahnya bukan hanya masalah kesehatan, tetapi itu adalah masalah menjaga identitas bangsa Israel. Bangsa Israel mesti membatasi pergaulannya dengan bangsa -bansga kafir waktu itu agar mereka jangan ikut serta dalam penyembahan berhala mereka. Godaan untuk menyembah berhala bangsa kafir bisa terjadi lewat makan-makan bersama. Dari makan bersama, bisa ngobrol bersama, dan bisa tukar pikiran mengenai ilah, masing-masing. Hal ini bisa menjadi pencobaan yang berbahaya bagi bangsa Israel. Oleh sebab itulah mereka dilarang untuk makan makanan haram yang biasa dikonsumsi oleh bangsa kafir. Ini untuk menjaga indentitas mereka dan menjaga agar jangan sampai mereka iktu serta dalam penyembahan berhala mereka.


Hukum ini dipelihara sampai ketika Kristus datang ke dalam dunia ini, dimana Kristus mengatakan bahwa semua makanan itu halal ( Markus 7:19; lih Roma 14:14; 1 Tim 4:4). Tembok pemisah yang selama ini ada antara bangsa Yahudi dengan kafir yaitu makanan haram, telah diruntuhkan. Setelah ini diruntuhkan maka bangsa Yahudi dapat duduk dan masuk rumah bangsa kafir untuk memberitakan Injil kepada mereka. Jikalau ini tidak dirobohkan maka kita tidak akan pernah dapat mendengarkan injil, sebab orang Yahudi tidak akan mau bersama-sama bangsa kafir sebab mereka najis dan makanannya juga najis. Oleh sebab itulah makanan tidak ada lagi yang haram. Sate babi tidak lagi haram, tetapi harum. Makanan haram yang menjadi pemisah sudah cukup masanya untuk dilarang.

Allah yang meruntuhkan tembok pemisah itu. Apakah yang sekarang menjadi tembok pemisah antara diri saudara dengan orang lain sehingga saudara tidak dapat memberitakan Injil kepada mereka? Suku, seringkali menjadi penghalang dalam pemberitaan Injil. Kalau zaman sekarang kebencian antara orang Tionghoa dan pribumi sudah berkurang banyak. Saya jarang sekali mendengar anak anak kampung teriakan orang tionghoa, cina-cina. Dulu kalau saya jalan dan ketemu dengan anak-anak pribumi: mereka meneriaki saya seperti ini: cina loleng, cilla pajanya. Itu bahasa makassar yang artinya: cina loleng pantatnya mengkilap. (saya herang koq tahu yah).

Ada juga gelar seperti ini: cina loleng makan babi sekaleng (yah.gelar ini mah wajar, saya maka babinya bukan lagi sekaleng tetapi sudah berkaleng-kaleng. Sejak kecil sampai sekarang ini.

makian seperti ini sudah jarang saya dengar, tetapi kadang-kadang masih ada dan dilakukan oleh mereka yang kurang berpendidikan atau RASIS. Akhirnya, ada sebuah tembok antara Tionghoa dan Pribumi. Dan sampai sekarang tembok itu susah dirubuhkan, khususnya dikalangan orang Tionghoa dan dikalangan pengikut FPI dan Rhoma Irama.

Ada banyak akar pahit dalam sejarah hidup orang Tionghoa dan Pribumi di Indonesia ini, sehingga butuh waktu yang panjang untu memperbaiki itu. Akibatnya adalah penginjilan oleh orang Tionghoa kepada Pribumi itu tidak mudah dilakukan. Ataupun sebaliknya, penginjilan orang non Tionghoa kepada orang Tionghoa juga sulit dilakukan. Hal ini sama dengan antara orang Yahudi dan orang Samaria.

Sekarang ini, tembok pemisah itu masih ada sisa sisanya. Walaupun tidak sekeras dahulu. Kalau saudara jalan-jalan ke Mall, ada mal-mall yang sedikit sekali orang Tionghoa disana. Ada mall-mall yang banyak orang Tiongho'disana, demikian juga universitas. Ada universitas yang sedikit bahkan tidak ada ada orang-orang Tionghoa , sebaliknya ada universitas yang penuh dengan orang-orang Tionghoa.

Semua itu menunjukkan masih ada tembok pemisah. Apa yang salah dari semua fakta tersebut?

Ngga ada yang salah, baik itu Tionghoa, Jawa, Batak atau suku lainnya. Yang salah adalah Otak kita semua.

Otak manusia suka mencap orang lain.

Ini bukan masalah Chinese, Batak, Ambon, jawa, atau suku… Ini masalah sifat dan perilaku… Malas, sombong, mental kacung, dan sebagainya itu SIFAT, bukan RAS… Orang Tionghoa juga ada yang malas, orang non Tionghoa juga banyak yang rajin. Ngga semua orang Tionghoa itu kaya secara materi, ada kok yang menjadi nelayan, petani, buruh bahkan pedagang kaki lima.

Alkitab dengan jelas menyatakan kepada kita agar jangan mengatakan bahwa orang-orang lain itu najis, haram. Kita mesti belajar untuk mengasihi orang lain dan memberitakan injil kepada mereka juga. Injil bukan hanya diberitakan kepada suku Tionghoa saja melainkan juga kepada suku-suku yang lain.

Tembok pemisah sudah dihancurkan oleh Allah, oleh sebab itu jangan bangun lagi tembok tersebut. Injil Kristus itu melintasi suku dan bangsa. Jangan pilih-pilih orang kalau mau bersaksi. Siapa pun yang bertemu dengan saudara jika ada kesempatan beritakanlah Injil.

Dalam penginjilan, Tuhan menghendaki agar tembok pemisah itu diruntuhan. Tuhan ingin agar suku dan bangsa-bangsa yang lain juga diselamatkan. Tuhan menyatakan kehendakNya ini bukan hanya melalui penglihatan melainkan juga melalui baptisan Roh Kudus.

Ketika Petrus sedang menjelaskan Injil kepada Kornelius sekeluarga, maka turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. (45) Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, (46) sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah. Lalu kata Petrus: (47) "Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?"

Petrus menyadari bahwa Allah sudah menerima orang-orang non Yahudi ini dalam kerajaanNya. Hal ini dinyatakan dengan turunnya Roh Kudus. Mereka yang menyertai Petrus benar-benar takjub dengan peristiwa itu. Mereka tidak bisa menyangkal apa yang dilihat oleh mata mereka dan apa yang didengar oleh telinga mereka. Hal seperti ini pernah terjadi di hari Pentakosta. Peristiwa itu adalah sebuah rekonsiliasi antara Yahudi dan bukan Yahudi. Tuhan sudah bekerja lebih dahulu, Masakan dia sebagai pelayan Tuhan tidak menerima mereka? Oleh sebab itulah dia menerima mereka ke dalam gereja melalui baptisan air. Di ayat (48) Lalu ia menyuruh mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus. .Act 10:44-48 . Karena mereka sudah diterima oleh Allah, maka mereka boleh dibaptis dengan air.

Bagaimana mungkin dia menolak memberikan tanda baptisan, padahal mereka sudah mengalami kelahiran baru itu? Chrysostom mengatakan bahwa dengan memberikan Roh Kudus kepada Kornelius dan seisi rumahnya sebelum pembaptisan mereka, maka disini Tuhan memberi Petrus sebuah megale apologia (alasan yang kuat atau pembenaran) untuk memberi mereka baptisan air.

Allah menyatakan kehendakNya ini dengan jelas, bahwa orang-orang Non Yahudi juga membutuhkan keselamatan. Pertama, melalui penglihatan kornelius dan petrus dan kedua, dengan turunny'Roh Kudus atas kornelius dan seisi rumahnya.


Kita hanya perlu melakukan apa yang menjadi bagian kita yakni memberitakan injil kepada seluruh suku dan bangsa. Segala tembok penghalang akan disingkirkan oleh Allah. Kita hanya perlu percaya kepada Allah . Jangan takut ketika ada tembok penghalang yang besar untuk memberitakan Injil

Kalau saya jadi Petrus saya agak gemetaran juga pi ke kornelius. Bukan karena saya takut dengan makanannya yang ada babi, itu....saya suka...Saya gentar karena menginjili perwira tinggi Italia. Siapa itu perwira tinggi italia? Dia adalah kapten kepala di wilayah Kaesarea. Dia memiliki 100 tentara di daerah itu. John Calvin mengatakan ini setara dengan marsekal atau jenderal di TNI AD. Kotbah di depan jenderal da dig dug. Saya pernah kotbah di kantor polisi. Kalau enggak salah: polres. Semua yang hadir adalah polisi. Tegang juga. Inilah salah satu tembok penghalang. Ketika kita melihat dia jabatannya tinggi atau galak, atau lebih tua dari kita, kita takut memberitakan Injil kepada dia. Mengapa? Karena dibatasi oleh pikiran kita, kekuatiran kita, padahal belum tentu seperti yang kita pikirkan. Karena Petrus dan Kornelius sudah tahu bahwa tidak ada lagi tembok pemisah antara dirinya dengan orang lain maka mereka berusaha menghilangkan semua penghalang itu. Perhatikanlah apa yang dilakukan oleh Kornelius ketika Petrus datang ke rumahnya. Pada saat Petrus masuk ke rumahnya, Kornelius langsung berlutu di depan Petrus. Sebenarnya ini tidaklah pantas dilakukan oleh seorang perwira tinggi Italia kepada orang yang berada di bawah jajahannya. Jabatannya merupakan sebuah tembok pemisah dengan Petrus, namun dia sudah merobohkan penghalang itu karena dia tahu bahwa Tuhan menghendaki dirinya mendengar berita dari Petrus. Demikian juga dengan Petrus, dia pun mematahkan tabu tradisional untuk memasuki rumah seorang kafir. Petrus juga menolak dirinya disembah seolah-olah dia adalah dewa dan menolak memandang kornelius sebagai anjing.

Singkirkanlah pikiran kotak kotak dari pikiran kita. Saya status sosialnya tinggi, sedangkan dia rendah. Saya beda suku dengan dia. Saya beda agama dengan dia. Saya lebih tua dari dia. Saya lebih muda dari dia. Saya cakep dia jelek. Saya jelek dia cakep.

Penghalang penghalang seperti itu harus disingkirkan kalau kita ingin efektif bagi kerajaan Allah.

Suatu hari kami sekeluarga mengajak mama mertua saya jalan-jalan. kemudian kami jemput. Ketika mama mertua saya sudah naik ke mobil, kemudian anak yang yang kelas 4 SD langsung tanya : Yamma, ada dosa enggak? Dia tanya itu berulang-ulang sampai mertua saya mengak dia orang berdosa. kemudian anak saya itu: mengatakan bahwa yamma mesti percaya kepada Tuhan Yesus agar dosanya diampuni. Anak saya kemudian, menyuruh saya bicara, : ayoh pap.ngomong. Saya pun menyampaikan , menegaskan apa yang sudah disampaikan oleh anak saya ini.

Bagi anak saya itu, tembok pemisah usia itu tidak ada. Kita jangan dibatasi oleh pikiran atau ketakutan kita. Yang kita butuhkan bukan hanya keberanian untuk memberitakan Injil melainkan pertobatan dari pikiran yang memandang rendah orang lain atau memandang rendah diri sendiri. Kisah rasul 10 ini adalah kisah pertobatan siapa? Saudara mungkin menjawab kisah pertobatan kornelius. Itu memang benar. Kisah ini adalah kisah pertobatan kornelius. Namun kisah ini juga adalah kisah pertobatan Petrus. Petrus bertobat dari pandangannya selama ini yang memandang orang non Yahudi itu sebagai anjing, kafir, najis. Dan mulai saat itu dia menjadi rasul untuk bangsa bangsa non Yahudi. Kita juga mesti bertobat dari sikap yang memandang rendah orang lain, bertobat dari benteng-benteng yang kita bangun selama ini. Jangan sampai Injil dihalangi oleh tembok tembok pemisah itu.

Yohannis Trisfant

Jumat, 10 Oktober 2014

BAPA KAMI YANG DI SORGA (Matius 6:9)

Oleh:Pdt. Yohannis Trisfant

Vitalitas doa terletak dalam visi bahwa Allah menyuruh kita berdoa. Seandainya Allah membuat doa itu enggak ada artinya, apakah ini menjadi masalah untuk saudara ? Pasti masalah. Sebuah buku yang berjudul Pendoa-pendoa yang besar di alkitab menuliskan bahwa tanda yang besar dari pendoa pendoa besar dalam Alkitab atau dimanapun itu adalah mereka mengekspresikan sebuah kesadaran yang benar akan Allah. Mereka ketika berdoa, sadar akan kebesaran Allah itu dan menyatakan dalam doa doa mereka.

Doa Bapa kami ini membawa kita kepada kebesaran Allah yang kita sembah. Istilah "Bapa kami" berbicara tentang kualitas dan kedalaman kasih Allah kepada umat tebusanNya. Bapa yang sempurna akan memeliharakan dengan sempurna anak anakNya. Sedangkan kalimat " yang di sorga", menyadarkan diri kita bahwa Allah Bapa, besar-kekal, tak terbatas, Mahakuasa. Sehingga kallimat "Bapa kami yang di sorga " menyadarkan kita akan kasih Allah yang tidak berubah, yang tak terbatas dan tujuannya yang pasti jadi. Doa yang ditopang oleh pemikiran seperti ini tidak akan menjadi doa yang membosankan dan kosong.

PENYEMBAHAN
pengetahuan akan kebesaran Allah seharusnya membuat kita merendahkan diri dan menyembahNya. Doa bapa kami bermaksud mengajar kita bukan hanya untuk meminta sesuatu, tetapi juga untuk menyembah Allah sebagaimana adanya Dia dan untuk menguduskan namaNya di dalam hati kita. Mengetahui bahwa Allah Bapa kita berada di dalam sorga, akan menambah kekaguman kita, sukacita kita dan adanya hak khusus sebagai anak anak Allah yang diberikan sambungan Hotline untuk langsung berkomunikasi denganNya. Walaupun Dia adalah Tuhan atas seluruh alam semesta yang begitu banyak urusannya, namun kita diberikan sambungan khusus hotline untuk menghadap kepadanya. Bisa anda bayangkan betapa sibuknya Allah. Coba kalau saudara jadi Tuhan yang memerintah alam semesta ini, betapa luar biasa sibuknya anda. Allah kita walaupun begitu sibuk, namun Dia memberikan sambungan Hotline agar kita bisa menghadap kepadaNya dan meminta sesuatu. Dia selalu punya waktu untuk kita. Dia selalu memberikan perhatian penuh terhadap permohonan kita. Luas biasa. Namun kita mesti mengambil kesempatan ini

Ada dua cara yang bisa saudara lakukan dalam doamu untuk mengambil berkat berkat Allah ini
pertama, pikirkanlah akan kebesaran Allah, Sang Pencipta yang kekal, yang berdiam dalam terang yang tak terhampiri (1 Timotius 6:16), yang sangat jauh.
Pikirkanlah pertanyaan salomo 2 Tawarikh 6:18 Tetapi benarkah Allah hendak diam bersama dengan manusia di atas bumi? Sesungguhnya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langitpun tidaklah dapat memuat Engkau, terlebih lagi rumah yang kudirikan ini. apakah jawaban Allah? Allah menjawab :' Isa 57:15 Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.

Allah yang tak terhampiri ini, yang bersemayam di tempat tinggi, bersedia bersama sama dengan kita yang sudah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Kedua, pikirkanlah mengenai Allah sebagai Bapa dan ingatkan dirimu bahwa Dia ada di sorga, dimana Dia tidak terbatas, Dia Mahakuasa, lebih daripada ayah kita yang berada di dalam dunia ini. Tidak ada Bapa yang lebih perhatian, Bapa yang lebih bijaksana dan lebih murah hati daripada Allah Bapa di sorga.

Pikirkanlah dua hal ini dalam doa saudara seperti sebuah pendulum yang berayun ke kiri dan ke kanan.
Dia adalah Bapaku dan Dia adalah Allah yang berada di dalam sorga
Dia adalah Allah yang berada di dalam sorga dan Dia adalah Bapaku
Genggamlah kebenaran ini atau biarlah kebenaran ini menggenggam diri saudara dan beritahukanlah perasaan saudara terhadap kebenaran ini kepada Allah.


Yohannis Trisfant

Senin, 06 Oktober 2014

Doa dan karakter Allah ( Lukas 11:5-8)

Oleh : Pdt. Yohannis Trisfant

Anda tidak perlu berteriak dengan sangat keras. Dia lebih dekat dengan kita daripada yang kita pikirkan. (Brother Lawrence)

Lukas 11:5-8 Lalu kata-Nya kepada mereka: "Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, (6) sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; (7) masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. (8) Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya.


Doa yang efektif berhubungan dengan respon kita terhadap kehadiran Allah, dan terhadap sifat-sifat Allah. Perumpamaan dalam Lukas 11: 5-8 ini kepada kita, bahwa Allah itu terhormat sehingga manusia dapat yakin bahwa doanya akan dijawab oleh Tuhan.
Doa mempertaruhkan nama Allah, sifat Allah. Oleh sebab itulah kita dapat berdoa dengan penuh keyakinan bahwa doa kita akan dijawab oleh Tuhan. Hal-hal inilah yang menjadi jaminan buat kita ketika berdoa, yakni bahwa doa mempertaruhkan integritas Allah.

Kita akan melihat penjelasannya dari perumpamaan yang terdapat dalam Lukas 11: 5-8 ini.


Kita mungkin pernah mengalami peristiwa ini. Kedatangan tamu pada malam hari. Bukan tamu yang tak diundang. Tamu dari jauh. Di Timur Tengah, kebanyakan tamu tiba di tujuan pada tengah malam, karena mereka mengadakan perjalanan pada malam hari untuk menghindari panas terik matahari. Namun kondisi kita berbeda dengan mereka yang hidup di Timur Tengah pada zaman itu. Jika kita kedatangan tamu pada malam hari kita tidak akan kesulitan mencari makanan untuk tamu kita, sebab ada kulkas, dan sampai tengah malam pun masih ada penjual makanan. Di Bandung saja ada nasi kuning tengah malam.ada perkedel tengah malam, ada bubur tengah malam, ada Nasi goreng dan Mie Goreng masih banyak yang berjualan. Tetapi di Timur Tengah pada saat perumpamaan ini diceritakan tidak ada penjual makanan di tengah malam, belum ada Kulkas. Tidak ada mie instan. Orang yang kedatangan tamu pada tengah malam ini bingung. Pemilik rumah pasti panik:

"Wah........gawat........ kamar untuk tinggal ada, tetapi tamunya belum makan, dan saya tidak punya persediaan roti untuk dihidangkan. Masakan tamu ini tidak disuguhkan makanan? Nanti tamunya tidak bisa tidur dalam kondisi perut lapar. Dan kalau pun tamu saya tidak lapar, saya tetap mesti menjamunya. Ini sudah kebiasaan di Timur Tengah. Tamu tidak bisa dicuekin. Nanti saya akan dianggap tuan rumah yang tidak ramah terhadap tamu. Pokoknya saya akan usahakan agar tamunya merasa terkesan dengan sambutan dan keramahtamahan saya. Mungkin teman saya dan juga tetangga saya masih punya persediaan roti, saya akan pinjam rotinya dulu, besok baru saya ganti. Saya akan pinjam 3 roti. 3 roti sudah lebih dari cukup. Saya saja sekali makan hanya satu roti."

Kira-kira seperti itu kepanikan dari orang yang kedatangan tamu tengah malam ini. Dia kemudian segera mengambil inisiatif yakni pergi ke rumah sahabatnya, ke tetangganya. Apa yang dia lakukan? Dia memanggil-manggil temannya atau tetangganya yang sedang tidur, "kawan, pinjamkanlah kepadaku roti tiga buah." Pada saat orang ini datang ke rumah tetangganya, tentangganya sedang apa? Sudah tidur. Pintu dan jendela sudah ditutup, dan anak-anaknya pun sudah tidur. Rumah di Israel secara khusus di desa, kecil dan hanya memiliki 1 ruangan yang digunakan sebagai ruang tamu, ruangan makan dan kamar Tidur. Setting rumah mereka Three in One. Satu ruangan dengan tiga fungsi. Kalau kita bandingkan dengan di Indonesia, ini merupakan rumah tipe RSSSS(rumah sangat sederhana semakin sengsara). Rumah di desa Israel juga hanya memiliki satu pintu yang dibiarkan terbuka sepanjang hari. Dan kalau sudah malam, kepala keluarga akan menutup pintu dengan memakai sebuah palang kayu yang disilangkan. Kita bisa membayangkan, bahwa kalau pintu dibukakan, maka akan sulit sekali karena tempat tidur tersebar di lantai dan kalau pintu dibuka menerima tamu, anak-anak pasti terbangun, mereka akan kena angin malam. Itulah sebabnya, ketika tetangganya datang memanggilnya meminta roti dia merasa keberatan. Tetangga yang sedang tidur ini pasti menggerutu,
"Ah.....tetangga ini menganggu saja."
"Bagaimana saya bisa bangun dan memberikan roti? nanti anak-anakku terbangun. Tetapi kalau saya tidak bangun dan memberikan roti, nanti tidak enak.Akhirnya tetangga ini bangun juga dan memberikan roti kepada sahabatnya, yang bertetangga dengan dia.

Tuhan Yesus berkata dalam Lukas 11:5


Lalu kata-Nya kepada mereka: "Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti (Luk 11:5)." Terjemahan dalam versi bahasa inggris, bunyinya seperti ini:
KJV: "Which of you shall have a friend, and shall go unto him at midnight, and
say unto him, Friend, lend me three loaves."
ASV : "Which of you shall have a friend, and shall go unto him at midnight, and
say to him, Friend, lend me three loaves"
RSV: "And he said to them, "Which of you who has a friend will go to
him at midnight and say to him, `Friend, lend me three loaves"

Dalam terjemahan KJV, ASV, RSV, memakai frase "which of you, "siapakah diantara kamu." Kalimat seperti ini seringkali dipakai oleh Tuhan Yesus dalam berkotbah. Misalnya dalam Lukas 14:5 Kemudian Ia berkata kepada mereka: "Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?"Jawabannya pasti : tidak seorangpun diantara kita yang tidak segera menarik anaknya keluar atau lembunya kalau terperosok kedalam sebuah sumur.
Demikian juga dalam Lukas 15:4; "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Jawabannya adalah pasti tidak seorangpun diantara kita yang kalau mempunyai seratus ekor domba dan jikalau kehilangan seekor lantas tidak mencarinya. Pasti dicari.
Kalimat "siapa diantara kamu juga dipakai dalam Lukas 17:7 "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!. Jawabannya adalah tidak seorangpun diantara kita yang kalau mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak akan berkata, mari segera makan.
Dan kembali dalam perumpamaan ini Tuhan Yesus mengatakan siapakah diantaramu yang memiliki seorang teman dan kemudian datang kepadanya pada tengah malam dan berkata: "Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara.........ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya

Pasti tidak ada seorangpun teman yang akan menolak mengabulkan permintaan sahabatnya yang datang kepadanya pada tengah malam untuk minta tolong.

Saudara coba saja minta tolong kepada sahabatmu pada tengah malam. Jikalau dia dengarkan ketukanmu, maka pasti dia akan bangun dan menolongmu

Jikalau tetangga ini tidak mau bangun dan menolong sahabatnya yang mengetuk tengah makam, maka dia akan merusak nama baiknya.

Dia akan dianggap sebagai seseorang yang tidak mau menolong orang lain. Nanti tetangganya akan mengatakan bahwa dia tidak ramah. Nama nya akan rusak."

Memang betul, bahwa jikalau dia tidak bangun akan membuat dirinya kelak dipermalukan. Perhatikanlah perkataan Tuhan Yesus dalam ayat 8:

"sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya."

Walaupun dia malas bangun, namun dia akan bangun juga dan memberikan roti itu kwpada sahabatnya. Mengapa dia tetap bangun dan harus bangun? Jawabannya adalah pada kalimat " karena sikapnya yang tidak malu itu"

Sikap siapa yang tidak malu? apakah orang yang mengetok pintu yang tidak malu? ataukah orang yang tidur yang tidak malu?

Ada 2 tafsiran mengenai sikap yang tidak malu ini. Pertama, ada yang mengatakan bahwa orang yang mengetok pintu yang tidak malu. Dia tentunya merasa malu datang mengetok pintu malam-malam untuk minta roti. Sikap yang tidak malu untuk minta ini kemudian berubah menjadi ketekunan. Dia terus menerus mengetok sampai pintu dibukakan. Namun masalahnya adalah kata yunani untuk malu (anaideia) tidak pernah memiliki arti ketekunan. Jadi bukanlah si pengetuk pintu yang tidak tahu malu. Kedua, ada yang mengatakan bahwa orang yang sedang tidur lah yang sikapnya yang tidak malu. Dalam arti apakah sikapnya yang tidak tahu malu? Kalau dia tetap tidak mau buka pintu dan memberikan roti kepada tentangganya, maka dia benar-benar tidak tahu malu. Dia akan di bicarakan dimana-mana, dipermalukan sebagai orang yang tidak mau menolong tentangga. Dan cerita itu akan terdengar di seluruh desa pada pagi harinya. Kemanapun dia pergi di seluruh desa, dia akan merasa malu, orang-orang akan mencibirnya. Nah...untuk menghindari malu yang seperti itulah, maka walaupun berat dia berusaha bangun, membuka pintu dan memberikan apa yang diperlukan oleh tentangganya. Saya lebih setuju dengan pandangan ini. Sehingga ayat 8 ini kalau kita terjemahkan secara bebas, bunyinya seperti ini, "Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena untuk menghindari dipermalukan pada esok harinya, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya." Jadi untuk mempertahankan integritasnya, nama baiknya, dia bangun juga dan memberikan semua yang diperlukan oleh tetangganya itu.
 Apakah pengajaran doa yang diajarkan dalam bagian ini? Doa itu berhubungan dengan natur Allah, integritas Allah, nama baik Allah, karakter Allah. Perumpamaan ini mengajarkan kepada pendengar pada waktu itu, seperti ini: "Ketika kamu ke rumah tetanggamu pada tengah malam minta tolong dan dia sedang tidur, pintu sudah terkunci, anak-anaknya sudah tidur, apakah tetanggamu akan menolak menolongmu? Tidak mungkin. Mengapa? karena tetanggamu adalah orang yang sudah memiliki integritas, nama baik dan dia tidak mau merusak integritasnya, nama baiknya itu dengan menolakmu. Misalnya nih......kita tidak membicarakan soal kasih. Walaupun tetanggamu tidak memiliki kasih, dia pasti akan menolongmu demi menjaga integritasnya." Allah yang kepada-Nya kita memohon, berdoa memiliki integritas, nama baik, karakter yang jauh lebih baik daripada manusia berdosa. Allah tidak akan merusak integritas, karakternya, dengan cara menolak memberi kita pertolongan. Dan lebih lagi, Dia adalah Bapa kita yang penuh kasih. Oleh sebab itulah kita dapat berdoa dengan penuh keyakinan. Kalau tetangga saja yang tidak menyukai kita, mau menolong kita kalau datang kepadanya pada tengah malam, maka lebih lagi, Allah akan mendengarkan doa kita.
Doa itu berhubungan dengan natur Allah, integritas Allah, janji Allah, nama baik Allah. Semua dipertaruhkan ketika kita berdoa. Jikalau saudara tidak direspon oleh Tuhan, maka itu menurunkan integritas Allah, nama baik Allah, janji Allah. Tentu saja permintaan kita ini berada dalam koridor " tidak meminta untuk memuaskan hawa nafsu". Tuhan lah yang mengundang kita berdoa. Tuhanlah yang memberikan janji akan menjawab doa kita. Semua itu sudah merupakan alasan yang kuat untuk berdoa dengan yakin. Tanpa janji Allah, saudara tidak memiliki apa-apa dan saudara bukan apa-apa. Dengan janji Allah, Firman Allah, saudara memiliki sebuah keyakinan yang kokoh untuk berdoa dengan yakin. Jaminan bagi janji Allah adalah diri Allah sendiri. Allah berdiri di belakang janji-Nya. Allah tidak mungkin bersumpah demi bait-Nya atau demi ibu-Nya, karena Dia tidak punya ibu. Bait Allah tidak cukup kudus untuk menegaskan sumpah-Nya Tuhan. Ia bersumpah atau berjanji demi integritas-Nya sendiri. Ia menggunakan kodrat ilahi-Nya sebagai jaminan kekal. Kita dapat mempercayai Allah, karena Ia telah berjanji demi keberadaan-Nya sendiri. Tidak mungkin Allah mendustai kita. Jawaban Tuhan atas doa-doa kita sudah merupakan sebuah hukum. Kita seringkali melihat bahwa jawaban doa adalah sebuah mujizat. Namun sebenarnya sebuah hukum. Jawaban doa adalah sesuatu yang biasa, yang seharusnya terjadi. Sama seperti tetangga akan menolong tetangganya yang datang tengah malam, sudah merupakan hukum dan hal yang biasa. Justru kalau dia tidak tolong, maka itu tidak biasa atau aneh. Demikian jugalah ketika kita datang kepada Tuhan yang sudah mengundang kita untuk berdoa dan Dia menjawab maka itu juga sudah sebuah hukum.
Jadi pemahaman kita akan Allah sangatlah mempengaruhi apakah kita berdoa dengan yakin ataukah tidak? Doa kita akan efektif berkaitan dengan pemahaman kita akan Allah. Segala sesuatu dalam hidup Kristiani kita bergantung pada pengetahuan yang cukup mengenai siapa Allah. Ada Allah sebagaimana keadaan-Nya yang sebenarnya dan ada Allah sebagaimana keadaan-Nya menurut pemahaman manusia. Seringkali kita berdoa kepada Allah bukan sebagaimana keadaaan-Nya yang sebenarnya, tetapi sebagaimana keadaan-Nya menurut pemahaman kita. Jika konsep kita mengenai Allah itu salah, maka tindakan kita ketika berdoa juga salah. Pengetahuan yang kurang mengenai Allah akan menghasilkan iman yang kurang dan ketidakyakinan dalam doa. Karakter Allah membangkitkan iman kita. Jadi iman dan doa adalah respon kita terhadap karakter Allah. Kita datang berdoa kepadaNya, karena diundang, karena ada janji oleh sebab itu datanglah dengan penuh keyakinan. Dia akan menjawabmu, sebab itu mempertaruhkan integritas dan karakter Allah, nama baik Allah.
Ada seorang pria berusaha menyeberangi sungai St. Lawrence yang beku di Kanada. Orang ini tidak yakin apakah es itu kuat menopang dirinya. Dia kuatir bahwa es itu akan hancur ketika dia menginjaknya. Maka dia memakai satu tangannya untuk menekan es itu. Setelah dia yakin bahwa es itu tidak hancur, kemudian dia berjalan sambil berlutut menyeberangi es yang membeku itu. Akhirnya dengan susah payah dan penuh kekuatiran dia berhasil sampai ditengah-tengah sungai yang membeku itu dengan cara merangkak. Kemudian dia mendengarkan, ada suara dibelakangnya. Ketika dia menoleh, ternyata sebuah kereta kuda menyeberangi sungai yang membeku itu. Kereta kuda itu langsung menginjak es yang membeku tersebut dan ternyata tidak hancur. Kereta itu terus berjalan dengan cepat melewatinya. Lalu apa yang dilakukan oleh orang ini? Dia hanya bisa bengong dengan wajah yang berubah menjadi merah tua saking malunya.
Orang yang menyeberangi sungai es itu tidak mengenal kekuatan es tersebut dan akibatnya adalah dia menyeberang dengan merangkak. Namun kemudian dia sadar bahwa dirinya sudah melakukan kekeliruan yang sangat besar dan memalukan, ketika kereta kuda yang lebih berat dari dirinya berlari dengan kencang diatas sungai es tadi. Dirinya salah menilai kekuatan sungai es tersebut dan akibatnya adalah dia menyeberangi secara tidak efektif.
Hal seperti ini seringkali terjadi dalam kehidupan doa orang kristen. Berdoa tetapi tidak paham kepada siapa dirinya berdoa. Dia berdoa kepada Allah menurut apa yang dia pahami mengenai Allah. Akibatnya seperti orang yang tadi merangkak diatas es yang kuat, dirinya penuh kekuatiran dan tidak efektif di dalam berdoa. Doa kita akan efektif ketika kita memahami karakter Allah yang berintegritas.

Salam
Pdt. Yohannis Trisfant.

Jumat, 26 September 2014

LAPAR DAN HAUS AKAN KEBENARAN

Mat 5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran. Orang yang seperti ini adalah orang yang benar-benar bahagia. Seluruh dunia saat ini sedang mencari kebahagiaan. Setiap orang ingin bahagia. Inilah yang menjadi motivasi dalam setiap tindakan dan ambisi manusia. Setiap orang berusaha mencari kebahagiaan tetapi mereka tidak bisa mendapatkan kebahagiaan tersebut. Mengapa? Sebab manusia tidak memahami teks ini: berbahagialah mereka yang lapar dan haus akan kebenaran.
Manusia tidak lapar dan haus akan kebenaran, melainkan lapar dna haus akan kebahagiaan. Banyak orang lapar dan haus akan berkat, lapar dan haus akan kebahagiaan. Kita seeringkali menempatkan kebahagiaan dan berkat itu sebagai satu hal yang kita sangat inginkan, yang kita kejar dan celakanya adalah kita seringkali tidak mendapatkan berkat maupun kebahagiaan tersebut.
Apakah yang dikatakan oleh Alkitab mengenai kebahagiaan atau berkat ini? Jangan menjadikan kebahagiaan itu sebagai hal yang saudara cari atau kejar. Kebahagiaan adalah hasil daripada ketika kita mencari sesuatu.
Prinsip ini berlaku baik itu di dalam gereja ataupun di luar gereja. Dunia ini sedang mencari kebahagiaan . Ini yang kita sebut sebagai maniak kesenangan. Hal ini dikejar oleh setiap manusia baik itu tua, atau pun muda. Mereka menjadikan kebahagiaan sebagai tujuan mereka. Namun hal yang menyedihkan adalah mereka tidak mendapatkan kebahagiaan tersebut. Hal ini sama dengan seekor singa
ada seekor anak singa bertanya kepada ibunya"Dimanakah kebahagiaan?
Sang ibu menjawab,"Kebahagiaan terletak pada ekormu! "
Lalu si anak singa itu terus mengejar ekornya sendiri tapi tdk bisa ia dapatkan,lalu ia berkata kpd ibunya"saya tdk bisa mendptkan kebahagiaan saya"
Sang ibu tertawa dan berkata "Kau tdk perlu mengejar nya,karena ketika kau berjalan, kebahagiaanmu akan selalu mengikutimu".

Kebahagiaan itu tidak bisa dikejar. Jika kita haus dna lapar akan kebahagiaan, kita tidak akan pernah mendapatkan kebahagiaan itu. Mengapa? Sebab jikalau saudara menempatkan kebahagiaan di menggantikan kebenaran, maka saudara tidak aka mendapatkan kebahagiaan tersebut. Artinya adalah janganlah mengejar kebahagiaan melainkan kejarlah kebenaran. Inilah yang menjadi pesan yang besar dari Alkitab dari awal sampai akhir. Saudara akan benar-benar bahagia jikalau saudara mencari kebenaran. Letakkanlah kebahagiaan itu di tempat kebenaran, maka saudara tidak akan pernah mendapatkan kebahagiaan tersebut.
Dunia ini sudah jatuh ke dalam kesalahan yang utama dan mendasar. Misalnya: seseorang sakit dan penyakit itu membuatnya sangat menderita. Sakitnya adalah kanker pancreas. Orang yang kena sakit kanker pancreas akan sangat menderita dan kesakitan. Umumnya kenginan dari si pasien adalah dilepaskan dari penderitaannya dan kita bisa mengerti akan hal ini, sebab tidak seorang pun yang menyukai penderitaan. Namun, jika seorang dokter yang menangani pasien tersebut, hanya memperhatikan bagaimana membuat kesakitan si pasien itu berkurang, maka itu adalah dokter yang paling bodoh. Tugas utama dari seorang dokter adalah menemukan penyebab dari penyakit tersebut dan mengobati penyakit itu. Kesakitan adalah gejala yang diakibatkan oleh adanya penyakit dalam diri si pasien. Karena adanya kesakitan itu, maka berarti ada sesuatu yang terjadi dalam diri si pasien.
Oleh sebab itu tugas utama dari seorang dokter bukanlah mengobati gejala atau kesakitan si pasien, melainkan mengobati penyakitnya. Sehingga jika seorang dokter hanya mengobati rasa sakit atau penderitaan si pasien, tanpa menemukan penyebab dari rasa sakit itu, maka dokter itu sudah membahayakan jiwa dari si pasien. Pasien bisa merasa sudah tidak merasa sakit lagi, dia seolah-olahsudah sembuh, tetapi penyakit itu masih bersarang di tubuhnya. Pasien tersebut hanya diberikan obat anti sakit, tetapi penyakitnya sendiri tidak diobati.
Seperti inilah yang terjadi dalam dunia ini. Banyak orang seringkali mengatakan :" saya ma menyingkirkan rasa sakit saya, oleh sebab itu saya akan minum sampai mabuk, saya akan pakai narkoba atau saya akan melakukan hal-hal yang lain supaya bisa melupakan penderitaan saya. Tetapi pertanyaanya adalah apakah yang menjadi penyebab dari penderitaan kita? Apakah yang menjadi penyebab dari ketidakbahagiaan kita, apakah yang menjadi penyebab dari kemalangan kita? Itu disebabkan karena kita tidak lapar dan haus akan kebenaran. Kita hanya lapar dan haus akan kebahagiaan, makanya kita tidak bahagia. Supaya kita bisa bahagia, maka kita mesti lapar dan haus akan kebenaran, sebab Alkitab mengatakan: " Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran. Mereka yang lapar dan haus akan kebenaran akan…………berbahagia. Inilah rahasia kebahagiaan , rahasia berkat yang Tuhan Yesus ajarkan kepada kita.
Orang-orang Kristen banyak yang keliru mengenai konsep mencari kebahagiaan ini. Kita mencari dan mengejar kebahagiaan yang tidak pernah kita bisa peroleh . kita berpikir bahwa kebahagiaan itu ada pada HP yang keluaran terbaru. Ketika kita melihat orang lain memakai Iphone kita menganggap bahwa dia itu bahagia, sehingga ada anak remaja di china yang menjual ginjalnya demi bisa membeli HP. Apakah dia bahagia? Hanya sementara. 3 bulan juga sudah bosan dengan HP terbarunya. Dahulu dia beli Iphone 3, sekarang sudah Iphone 6. Memangnya mau jual berapa ginjal untuk bsia mengikuti HP terbaru? Orang yang pakai Iphone itu juga tidak bahagia dan merasa diri kita lah yang bahagia. Atau terkadang kita merasa bahwa bahagia itu kalau kita punya banyak uang, atau kalau orang yang kita suaki juga suka kita. AKhirnya apa yang kita lakukan? Kita berusaha mendapatkan hal-hal yang kita rasakan akan membuat kita bahagia. Kita kejar itu, namun kita tetap tidak bahagia. ALkitab tidaklah mengatakan: berbahagialah mereka yang lapar dan haus akan uang. ALkitab juga tidak mengatakan: berbahagilah mereka yang lapar dan haus akan HP terbaru. Atau berbahagilah mereka yang lapar dan haus akan kasih saying orang lain. Tuhan Yesus berkata: berbahagilah mereka yang lapar dan haus akan kebenaran. Orang yang bahagia adalah mereka yang lapar dan haus akan kebenaran.
Lalu apakah itu kebenaran yang kita mesti sangat inginkan agar kita bahagia? Kebenaran yang dimaksud disini adalah kebenaran pribadi.
Kebenaran yang dimaksud adalah kekudusan pribadi, sebuah keinginan yang sangat besar untuk bebas dari dosa. Keinginan untuk bebas dari dosa sama artinya keinginan untuk hidup benar dengan Allah. Hal inilah yang menjadi masalah. Ketika kita tidak ada keinginan yang besar terhadap kebenaran, atau keinginan yang besar untuk hidup benar dengan Allah, maka kita akan menempuh jalan yang salah dalam hidup kita. Semua masalah dalam hidup kita terjadi karena kita tidak hidup benar dengan Allah. Semua masalah , ketidakbahagiaan hidup ini terjadi karena kita berbuat dosa.
Lapar dan haus akan kebenaran adalah sebuah keinginan untuk hidup kudus. Inilah defenisi dari lapar dan haus akan kebenaran. Mereka yang lapar dan haus akan kebenaran adalah mereka yang yang mau menjalankan semua ucapan bahagia ini dalam hidupnya.


Kekudusan dan kebahagiaan hidup itu berkaitan satu sama lain. Kita seringkali tertipu dan menganggap bahwa dosa itu adalah sesuatu yang membahagiakan. Sedangkan hidup kudus itu sesuatu yang menyengsarakan. Konsep ini terbalik. Dosa selalu mengakibatkan kesengsaraan, sedangkan kekudusan mengakitbatkan kebahagiaan.
Kalau saudara perhatikan ucapan bahagia ini, maka terlihat dengan jelas bahwa kita akan bahagia kalau kita rendah hati, kalau kita lemah lembut, murah hati, pembawa damai . Jikalau saudara sombong, maka saudara tidak akan bahagia sebab suatu waktu ada yang akan merendahkan diri saudara. Dan kalau ini terjadi, maka kebahagiaanmu hilang. Demikian juga kalau saudara suka bertengkar, kasar, maka saudara akan punya banyak musuh. Hidupmu tidak akan tenang. Saudara tidak akan bahagia kalau menganggap dirimu pandai dan orang lain bodoh. Sebab kalau suatu waktu saudara tahu bahwa orang lain lebih pintar dari saudara, maka saudara akan sakit hati dan hilanglah kebahagiaanmu itu. Saudara akan bahagia kalau saduara hidup dalam kebenaran , hidup dalam kesucian, rendah hati, lemah lembut, murah hati, pembawa damai
Lalu apakah maksudnya lapar dan haus? Itu berarti kebutuhan kita yang terdalam. Lapar adalah kebutuhan yang terdalam, demikian juga haus. Jadi makna dari lapar dan haus adalah sebuah keinginan yang sangat dalam. Keinginan ini akan membuat kita menderita jikalau tidak dipenuhi. Jikalau saudara lapar dan haus, dan saudara tidak mendapatkan makanan dan minuman, maka saudara akan merasakan penderitaan. demikian juga dnegan lapar dan haus akan kebenaran. Kita bukan hanya sekedar menginginka untuk hidup bagi Allah, kita bukan hanya sekedar menginginkan untuk hidup lepas dari dosa, tetapi itu merupakan sebuah keinginan yang sangat dalam sehingga kalau tidak terpenuhi maka kita akan merasakan penderitaan.
Lapar dan haus akan kebenaran ini sama juga dengan seseorang yang sangat menginginkan posisi atau kedudukan, sama seperti Prabowo, yang sangat ingin menjadi presiden. Dia gelisah kalau belum menjadi presiden, dia tidak bisa tinggal diam dan tenang . dia akan bekerja mati-matian bahkan akan berusaha terus walaupun lawan politiknya Joko wi, JK, sudah menang, ini terbukti. Pada waktu quick count, KPU, Mahkamah, PTUN, DPR. Jadi ada selalu keinginan yang besar untuk menjadi Presiden. Lapar dan haus akan kebenaran seperti itu, tetapi bukan lapar dan haus akan jabatan melainkan kebenaran. Kita akan berusaha sungguh-sungguh, mati-matian untuk bisa melakukan kebenaran, untuk bisa hidup dalam kekudusan
Pernah enggak saudara bersungguh-sungguh untuk melakukan meninggalkan dosa-dosamu, bersungguh sungguh hidup bagi Allah? .
Suatu hari sekretaris Presiden Abraham Lincon mengajukan permohonan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya. Ketika presiden menanyakan alasan pengunduran dirinya, sekretaris itu menjawab, "saya ingin membaktikan diri saya kepada Amerika dengan mati sebagai prajurit Amerika." Menanggapi perkataan itu presiden berkata, "Amerika tidak membutuhkan orang-orang yang mau mati untuk Amerika, tetapi Amerika membutuhkan orang-orang yang mau hidup untuk Amerika!"
Dalam benak banyak orang kristen, orang-orang yang hebat adalah para martir yang mati syahid karena memberitakan Injil dan membela kekristenan. Sedangkan mereka sendiri bukanlah siapa-siapa karena mereka tidak punya bukanlah martir-martir itu. Tetapi Alkitab mengatakan bahwa yang dibutuhkan Tuhan bukannya orang-orang yang mau mati untuk-Nya (apalagi orang-orang yang hanya memberikan persembahan dalam bentuk yang mati)! Yang dibutuhkan oleh Tuhan adalah orang-orang yang mau hidup bagi Tuhan. DIsinilah letak kebahagiaan saudara ketika saudara bersedia hidup bagi Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Orang yang lapar dan haus akan kebenaran akan bahagia. Kenapa? Karena mereka akan dipuaskan.

Salam
Pdt. Yohannis Trisfant.

Doa Bapa Kami: karena itu berdoalah demikian (Matius 6:9)

DOA BAPA KAMI: Karena itu berdoalah demikian (matius 6:9)
ini merupakan pengantar dari Doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Tuhan Yesus dalam kotbah di bukit.Doa Bapa kami ini diberikan untuk menjadi pola dari semua doa doa yang kita sampaikan kepada Tuhan. Bagaimanakah pola doa Bapa kami ini? pada hari ini, kita akan melihat secara sepintas pola Doa Bapa kami.

Allah disebut dipanggil sebagai Bapa. Memanggil Allah sebagai Bapa adalah sesuatu hal yang mengejutkan murid murid Tuhan Yesus. sebab, bagi bangsa Yahudi, mereka tidak memanggil Allah sebagai Bapa. Mereka tidak akan berani melakukan itu. Tetapi sekarang Tuhan Yesus mengajarkan mereka untuk memanggil Allah dengan sebutan Bapa. Dengan kata lain, murid murid dan kita diajarkan untuk datang ke hadirat Allah dengan sebuah konsep bahwa kita adalah anak-anak Allah dalam keluarga Allah . Pada saat kita berdoa, kita sedang datang da mencari kasih dari Bapa. Bukan hanya itu, Bapa yang kepadanya kita sampaikan doa kita adalah Bapa yang berdiam di sorga. artinya adalah Bapa itu memiliki kedaulatan , mandiri, Allah transendent. Kedua hal ini digabungkan dalam doa Bapa kami, yakni Allah yang dekat dengan kita, mengasihi kita seperti bapa yang dekat dengan anaknya dan Allah yang jauh dari kita, yang berdiam di sorga.

setelah itu, ada tiga permintaan yang berpusatkan kepada Allah. Ketiga permintaan ini, adalah sikap yang menyatakan bahwa si pendoa mengasihi Allah dengan segenap hati segenap jiwa dan segenap kekuatan (matius 22:37,38).

Permintaan pertama, adalah dikuduskanlah namaMu. Nama dalam Alkitab berarti pribadi, dan menguduskan nama Allah berarti mengakui Allah itu kudus melalui sikap yang hormat dan taat.

Permintaan kedua, adalah datanglah kerajaanMu. Kerajaan berarti Kuasa pemerintahanNya. Berdoa agar kerajaanNya datang adalah sebuah seruan agar ketuhananNya terlihat (menjadi nyata) dan ditaati dan anugerah keselamatannya dialami oleh semua manusia, sampai Kristus datang kembali dan membuat segala sesuatunya menjadi baru.
Permintaan ketiga " jadilah kehendakMu ", berarti bahwa semua perintah dan maksudNya secara sempurna tergenapi.

ALLAH TERLEBIH DAHULU, SETELAH ITU MANUSIA.

setelah tiga permintaan yang berpusatkan kepada Allah ini disampaikan, maka bagian kedua dari doa ini adalah permintaan yang berpusatkan kepada manusia. Mengapa permintaan yang berpusatkan Allah terlebih dahulu diucapkan? Hal ini mengingatkan kita bahwa permintaan atau doa kita adalah untuk meninggikan Allah dan untuk kemuliaan Allah. semangat dalam doa bukanlah untuk menundukkan kehendak Allah kepada kehendak kita. sebaliknya, adalah untuk menundukkan kehendak kita kepada kehendak Allah. Permintaan yang berpusatkan kepada manusia ini adalah meminta roti, meminta ampun, dan dilindungi dari pencobaan. semua kebutuhan kebutuhan manusia sudah masuk dalam tiga permintaan ini. Kebutuhan ini adalah kebutuhan materi, kebutuhan spiritual dan kebutuhan akan pimpinan dan pertolongan.

doa bapa kami diakhiri dengan pujian, karena Engkaulah yang empunya kerajaan, kuasa, dan kemuliaan. Pujian ini berarti bahwa Allah yang kita sembah memiliki Tahta di sorga, Allah yang sanggup melakukan apa yang kita minta karena Dia memiliki kuasa, dan Allah yang kita puji disini dan sekarang ini.

ALLAH MEMIMPIN PERCAKAPAN
Ketika kita berbicara kepada orang tua kita atau teman tentang masalah dan ketakutan yang sedang kita alami, mereka seringkali memimpin atau mengambil alih pembicaraan. Tujuannya apa? untuk membantu kita melihat secara jernih masalah yang sedang kita hadapi. Misalnya, coba ceritakan masalahmu............apa tujuanmu melakukan itu? saudara kenal enggak dengan dia? lalu kita pun menjawab pertanyaan pertanyaan dari teman kita itu.
Doa Bapa Kami juga memiliki model yang seperti ini. Doa Bapa Kami adalah serangkaian jawaban dari pertanyaan pertanyaan yang Allah ajukan kepada kita. Untuk mempertajam doa Bapa kami ini, kita perlu melihat pertanyaan pertanyaan yang ada dibalik doa Bapa kami ini
Pertama, menurutmu, Aku ini siapa? ( Bapa kami di dalam sorga)
Kedua, apakah yang paling saudara inginkan? dikuduskanlah namaMu, datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumis eperti di sorga
ketiga, Lalu apakah yang saudara akan minta sekarang yang sesuai dengan tujuan itu? Pemeliharaan (roti) pengampunan dan perlindungan (janganlah membawa kami dalam pencobaan)

keempat, Mengapa anda begitu yakin dan mantap dengan ketiga permintaan tadi? karena kami tahu, bahwa Tuhan mampu melakukan itu (karena Engkaulah yang memiiki kuasa) dan ketika Engkau melakukannnya maka akan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan. ( dan kemuliaan sampai selama lamanya).
pertanyaan pertanyaa ini mesti kita pahami sebelum menyampaikan doa Bapa kami. karena pertanyaan pertanyaan ini, sangat menyehatkan kita secara rohani ketika berdoa. seringkali ketika kita berdoa, kita merasa bhwa tidak ada yang mendengarkan doa kita.Padahal Allah sedang mendengarkan kita. Melalui pertanyaan pertanyaan ini, kita akan dibantu untuk menyadari bahwa Allah itu sedang bertanya kepada kita agar memberitahukan kepadaNya dengan jujur, apa yang kita pikirkan mengenai Dia, Apa yang kita inginkan dari Dia dan Mengapa kita menguinginkannya. Dengan pertanyaan pertanyaan ini, kita akan lebih sadar bahwa kita sedang berbicara kepada Bapa, kita akan lebih paham isi doa Bapa kami.

Yohannis Trisfant