Minggu, 30 Agustus 2009

PELAYANAN BUKAN HANYA SEBUAH JANJI.

PELAYANAN BUKAN HANYA SEBUAH JANJI.

(Mat 21:28-29)


 

Disampaikan di Komisi Pemuda Bajem Bina Bakti, Agustus 2009

Pada zaman ini, kita hidup dalam sebuah masyarakat yang menganggap bahwa berpegang kepada janji itu adalah sebuah pilihan. Setiap tahun ada ribuan orang yang menikah dan berjanji akan setia sampai mati, namun kenyataannya adalah mereka bercerai beberapa tahun kemudian.

Setiap tahun ada demikian banyak atlet dan artis yang melanggar kontrak kerja karena mereka bisa mendapatkan uang lebih banyak di tempat lain.

Ada seorang yang sakit dan dirawat di rumah sakit. Dokternya memberitahukan bahwa, penyakitnya berat namun dia akan bisa sembuh. Walaupun dokternya mengatakan akan sembuh, tetapi pasien ini tetap takut dengan penyakitnya itu. Dia kemudian berkata kepada dokternya:' dok, tolong berikan pengobatan yang terbaik, lakukan apa saja. Jika saya sembuh, saya akan menyumbang untuk membangun rumah sakit baru sebesar $ 10.000.

Beberapa bulan kemudian, dokter ini bertemu dengan pasien yang sudah sehat ini. Dokter kemudian bertanya, bagaimana kesehatanmu? Sudah baik? Koq, enggak pernah kelihatan lagi.

Pria itu menjawab: oh.......baik dokter, saya sudah sehat. Terima kasih

Dokter: Puji Tuhan. Itulah sebabnya, saya ingin berjumpa denganmu pagi ini. Saya hanya ingin mengingatkan bahwa anda sudah berjanji akan memberikan $ 10.000 untuk rumah sakit baru.

Pria: Anda bicara apa? Sumbangan?

Dookter: Apda waktu sakit, anda khan berjanji bahwa nanti kalau sudah sehat, saya akan memberikan sumbangan sebesar $ 10.000.

Pria ini kaget dan menggelengkan kepalanya dan berkata: dokter,kalau saya berjanji seperti itu, maka saya benar-benar sakit.

Membuat janji itu mudah, tetapi menepatinya sangatlah sulit. Itulah sebabnya, maka kita harus melihat janji kita sebagai sesuatu yang serius. Kita mesti berhati-hati, jangan sampai mengucapkan janji-janji kosong dan kita mesti berhati-hati agar tetap setia terhadap janji kita.

Pada hari ini kita akan melihat sebuah perumpamaan yang mengajarkan bahwa pelayanan itu bukan hanya sekedar sebuah janji. Ada beberapa alasan

Pertama, Maksud baik saja tidaklah cukup baik.


 

Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. (Mat 21:28-29)

Perumpamaan ini tidaklah memberitahukan kepada kita mengapa anak tersebut tidak bekerja dalam kebun anggur. Hal yang diberitahukan kepada kita adalah anak ini mengatakan baik, bapa, saya akan bekerja di kebn anggur,namun dia tidaklah melakukannya. Dia tidak pergi ke kebun anggur. Ada perkataan seperti ini bahwa jalan ke neraka itu penuh dengan orang-orang yang bermaksud baik. " saya sebenarnya ingin sekali hidup kudus.......saya sudah merencanakannya, tapi tidak jadi melakukannya. Saya memang bermaksud percaya kepada Kristus,............... kalimat-kalimat itu akan banyak kedengaran di neraka. Kita seringkali berpikir bahwa maksud baik saja sudah cukup. Kita cenderung menghibur diri kita dengan mengatakan:' yang penting saya bermaksud baik, walaupun saya tidak lakukan maksud saya tadi. Ini penipuan terhadap diri sendiri. Perumpamaan ini mengajarkan kepada kita bahwa maksud baik bukanlah sebuah alasan untuk membenarkan diri


 

Maksud baik bukanlah alasan untuk tidak melakukan sesuatu.

Jika sdr ingin meluangkan waktu untuk berdoa, tetapi saudara ternyata tidak berdoa karena saudara terlalu sibuk. Jika saudara ingin melayani Tuhan dengan lebih baik namun saudara belum bisa meluangkan waktu. Dan jika saudara mau membaca Alkitab, tetapi saudara tidak melakukannya karena saudara banyak tugas sekolah dan pekerjaan. Saudara mesti menyadari bahwa semua maksud-maksud baik itu tidak dapat menolongmu. Jangan berpikir bahwa saudara akan dimaafkan karena sudah punya niat baik melayani, karena sudah punya niat baik berdoa, baca Alkitab, namun karena satu dan lain hal saudara tidak bisa melakukannya. Niat baik saja tidaklah cukup memuaskan Tuhan. Tuhan ingin tindakan, bukan hanya niat baik saja. Sekali lagi, di neraka itu banyak orang yang punya niat baik tetapi tidak melaksanakan niat baiknya. Janganlah keliru, bahwa karena lidahmu sudah mengucapkan janji untuk melayani Tuhan, kemudian saudara akan mendapatkan pujian dari Tuhan. Allah memang senang dengan maksud baik kita, namun maksud baik saja itu belum cukup baik. Allah tidak akan bersedia menerima janji-janji kosong, padahal kita mampu melakukan lebih banyak lagi.


 

Kedua, perjalanan kita lebih penting daripada pembicaraan kita

.

Di gereja kita seringkali mengadakan rapat. Kita banyak membicarakan mengenai rencana-rencana dan evaluasi untuk memperbaiki persekutan. Rapat-rapat memang perlu. Kita perlu duduk memikirkan pelayanan. Tetapi ada hal yang lebih penting yakni mengerjakan hasil pembicaraan kita. Itulah sebabnya, perjalanan atau progress itu lebih penting daripada pembicaraan. Saya mengamati bahwa ada sebuah kelemahan gereja, yakni tidak menindaklanjuti pembicaraan-pembicaraannya. Biasanya ketika tiba rapat berikutnya, baru sadar bahwa selama ini dirinya tidak mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya pada waktu rapat. Jadi tugasnya sebagai pengurus hanya rapat dan rapat, tetapi tidak melakukan apa-apa.

Inilah yang dilakukan oleh anak sulung dalam perumpamaan ini. Papanya sudah rapat dengan dia dan sudah memberikan tugas agar bekerja di dalam kebun anggur. Dalam rapat itu dia sudah menyanggupi. Tetapi dia tidak pergi. Tidak ada tindakan. Tidak ada langkah yang dia lakukan.


 

Jadi pembicaraan mengenai pelayanan, mengenai agama tidaklah cukup. Tuhan Yesus bertanya kepada pendengar pada waktu itu Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" (Mat 21:31). Tentu pendengarnya mengerti siapa yang melakukan kehendak ayahnya, yakni yang bekerja dalam kebun anggur. Anak yang awalnya mengatakan: "tidak" tetapi kemudian dia menyesal dan pergi bekerja dalam kebun anggur. Anak ini tidak mengatakan hal yang benar, tetapi dia melakukan hal yang benar. Jika tindaka kita tidak melindungi kata-kata kita, maka kata-kata kita itu tak bermakna. Kebenaran ini ditegaskan dalam bagian kitab yang lain. Yakobus mengatakan: Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. (Jas 2:26)


 

Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. (Rom 2:6-8)


 

Kita mungkin selama ini terlalu banyak menekankan kepada pembicaraan-pembicaraan dan bukan kepada tindakan-tindakan. Sudah berapa sering saudara membicarakan penginjilan? Berapa sering saudara membicarakan pelayanan? Pasti sering. Namun pertanyaannya adalah, apakah ada tindakan nyata? Sebab penginjilan dan pelayanan bukan hanya untuk dibicarakan melainkan untuk dikerjakan. Jangan menjadi NATO. No Action Talk Only. Tidak ada tindakan hanya omong kosong saja.

Ketiga, Bagaimana keadaaan saudara kelak, itu jauh lebih penting daripada keadaan saudara saat ini.

Perumpamaan ini sebenarnya ditujukan kepada orang-orang Fairisi pada saat itu. Anak pertama yang mengatakan" baik bapa" mewakili orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, yakni mereka yang sudah lama melayani di dalam bait Allah. Namun mereka melakukan kewajiban agamanya hanya supaya dilihat oleh orang. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. (Mat 23:5-7)

Mereka adalah orang-orang yang tidak melakukan apa yang mereka ajarkan. Yohanes Pembaptis datang kepada mereka dan menunjukkan jalan kebenaran. Mereka mendengarkan kotbah Yohanes Pembaptis tetapi tidak mau mempercayainya. Inilah gambaran mengenai anak pertama yang diwakili oleh orang-orang Farisi dan ahli Taurat. Mereka mendengarkan dan menajwab iya, tetapi tidak menaati firman Tuhan


 

Sedangkan anak yang kedua, ditujukan kepada pemungut cukai dan orang-orang berdosa. Mereka menolak terang-terangan firman Tuhan. Tetapi ketika Yohanes Pembaptis datang dan berkotbah mengenai pertobatan dan pengampunan dosa (Mark 1:4), mereka bertobat dan masuk ke dalam kerajaan Allah. Jadi mereka pada awalnya menolak, tetapi kemudian mereka menaati Allah.


 

Bagus yang mana? Tentu dilihat pada endingnya. Jika endingnya menerima, menaati, maka itulah yang bagus. Apa gunanya awalnya manis tetapi endingnya buruk? Awalnya, semua iya terhadap kehendak Tuhan. Namun lama kelamaan, dirinya tidak melakukan lagi firman Tuhan.

Kondisi sdr kelak itu jauh lebih penting daripada kondisimu saat ini.

Tidak peduli bagaimana buruknya masa lalumu dan bagaimana jeleknya apa yang telah sdr lakukan. Jika saudara memperbaikinya sekarang dan sungguh-sungguh melayani Tuhan, maka itu jauh lebih penting. Anak yang telah menolak perintah ayahnya ini, memang buruk. Masa lalunya buruk karena dia tidak mau menerima perintah ayahnya. Tetapi dia berubah. Dia kemudian melakukan perintah ayahnya. Masa depannya dia jauh lebih baik daripada masa lalunya. Dan memang, sdr akan menjadi apa lebih penting daripada kondisimu saat ini. Jika kita sudah melakukan kesalahan pada masa yang lalu. Jika kita tidak sungguh-sungguh melayani Tuhan pada masa lalu, maka perbaikilah sekarang ini. Marilah kita lebih giat melayaniNya dan lebih dalam mengasihiNya


 


 

Kamis, 11 Juni 2009

Sentuhan kasih

Sentuhan kasih

Pentingnya pernikahan yang satbil. Anak-anak akan confidece bila melihat kita saling mencintai. 
Pada ahri ini kita akan berbicara mengenai bagaimana saya mencintaimu. Apakah itu cinta? Terkadang kita tidak mejiliki model peran mengenai apa itu kasih. Bagaimana sdr mengkomunikasikan cinyta kepada pasangan anda? /anak? 
Seringkali kasih itu semakin memudar seiring dengan waktu. Pada hari ini kita akan belajar bagaimana agar api cinta tetap menyala dan berkobar-kobra. Roma 2, Allah menaruh dalam manusia sebuah kapasitas untuk merasakan dan mengkomnunikasikan kasih. 
Baca 1 Yoh 4:7-8,  
Karakteristik dari orang-orang yang mengaishi adalah pertama dia mengenal Allah dan lahir dari Allah. Jika sdsr ingin melihat pasangan memiliki cinta yang murni, maka yg pertama adalah orang itu harus lahir dari Allah. Yesus memberikan perintah juga untuk saling mengasihi. Yoh 14: 34-35. Jadi kita harus saling mengasihi satu dengan yg lain sama dnegan ketika meneirma kasih satu dengan yang lain. 
Kualitas pernikahan adalah bergantung kepada berapa besar sdr menerim kasih dari Allah. Seberapa banyak sdr merasakan kasih dari Allah. Ketika sdr berjalan intim dengan Allah, maka semakin sdr merasakan kasih Allah dan semakin baik mencintai pasangan dan anak-anak. Hati lebih lebih lebar. Jadi kasih itu demikian penting , sehingga menjadi tanda untuk mengenali umatNya. 
Kasih memiliki 2 sisi, yakni memberi dan menerima. Memberi adalah sisi perbuatan, menerima adalah sisi perasaan. Memberi kasih juga bisa menjadi sebuah tindakan yang penuh frustrasi, karena kita tidak yakin apakah orang yang kita kasihi bisa menerimanya, bisa menafsirkan bahwa tindakan kita itu adalah tindakan kasih. Mengapa seringkali orang lain tidak bisa merasakan kasih yang kita berikan? Karena kita masing-masing memiliki bahas kasih yang berbeda-beda. 
Lima sentuhan kasih kita sebut bahasa akasih. Cara sdr mengkomunikasikan kasih diklasifikasikan sebagai bahasa kasih. 
Contoh: sdr keluar negeri. Kemudian tiba-tiba sdr mendengarkan ada yang berbicara bahasa Indonesia ketika belanja di supermakert. Wah, murah sekali sepatunya. Di Bandung mahal, disini murah. Sdr langsung menoleh. Orang-orang lain menoleh enggak waktu mendengarkan mereka berbciara bahasa Indioensia? Tidak. Karena itu bukan bahasanya. Tetapi ketika sd rmendengar ada yang berbicara bahasa Inggris, sdr tidak tertarik, karena itu bukan bahasa ibu sdr. Namun seandainya, ada yang berbicara bahasa sunda, sdr langsung lebih cepat menoleh, sebab ada orang sunda yang berada di hongkong. Sdr sangat tertarik karena itu bahasamu. 
Atau ketika sdr berbicara bahasa Indonesia di luar negeri, apakah orang akan tertarik untuk mendengarkan sdr berbicara?tentu tidak sebab mereka tidak menegrti. Namun kalau sdr berbicara bahasa inggris, orang pasti tertarik untuk mendengarkan pembicaraan sdr, apalagi kalau menarik. 
Hal yang sama terjadi dengan bahasa kasih kita. Kebanyakan orang berbicara dengan bahasa kasih utama mereka, sehingga kita kadang tidak tertarik dengan bahasa kasih mereka. Sebab bahasa kasih mereka, bukanlah bahasa kita. 
Dan celakanya, kita mengasumsikan bahwa semua orang berbicara dengan bahasa kasih yang sama dengan kita. Inilah masalahnya, sehingga kita tidak peka dengan bahasa kasihnya orang lain. Bagi orang lain, bahasa kasih sdr itu asing. Orang yang bisa memakai bahasa kasihnya orang lain ketika berbicara, maka orang itu akan disenangi oleh banyak orang
Ada empat bahasa kasih
1. Kata- kata yang membanugn. 1 kor 8:1. Kasih itu membangun. Dkl, kasih itu dikomunikasikan ketika seseorang dibangun oleh orang lainh, melalui kata-kata. Misalnya, saya mengatakan: kamu cantik sekali malam ini. Atau saya mengatakan: tien, kamu bagus sekolahnya. Atau Theo, saya senang sekali, karena kamu tambah pintar. Lakukanlah secara kontan mengatakanm kepada anak-anakmu, saya mengasihimu. 

Jika ada yang memenuhi ruangan ini dengan emas, dan mau tukar dengan kamu, maka saya tidak akan tukar dnegan kamu, karena kamu lebih berharga buat saya dari semua emas yang ada. Kalau doa, cobalah untuk memuji mereka dihadapan Allah. Tuhan saya begitu bangga terhadap anak-anak saya. Terima kasih bahwa Tuhan menambahkan mereka kepadaku. 

Istri-istri: buatlah kata-kata yang membangun untuk suamimu. Mungkin beberapa diantara sdr, kata membangun ini adalah bahasa kaish sdr. 

Kedua, Perbuatan melayani. Sdr menyatakan kasih dengan perbuatan melayani untuk pasanganmu dan anak-anakmu.

Keetiga, memberikan hadiah. Memberikan ahdiah levih daripada memberi yang nirmal. Bukan memberika waktu natal, ultah. Memberi hadiah berarti waktu sdr berjauhan dari orang tersebut, sdr memikirkan mengenai anak-anak, pasangan. Sdr ingin memberi hadiah untuk mereka. 

Keempat, waktu yang berkualitas. Bukan duduk-dudk dengan sitri dan baca koran sendirian. Sambil nonton bola lalu sitri nogech disamping. Itu bukanlah waktu berkualitas, sebab sdr tidak memberikan perhatian poenih. Waktu berkulitas juga bukan berarti sdr plototin matanya tidak bergeming. Waktu berkualitas adalah sebuah komunikasi yang melebih fakta-fakta. Itu bukan liputan 6, mengenai berita. Waktu kualitas ini sangat sulit bagi kebanyakan pria. Sebab sdr tidak bisa duduk diam bersama-sama dnegan lama. Waktu berkualitas adalah sdr melakukan sesuatu bersama-sama dan orang itu memberikan perhatian besar kepada sdr. 

Apakah bahasa kasih utama istri anda? Apakah waktu berkualitas?
Bagaimana dengan anak anda? Berikan waktu berkualitas, walaupoun itu tidak lama misalnya, main dengan anak, bawa anak jalan-jalan, maka sama-sama di louar. Sebelum tidur, berikan waktu ebrkualitas dengan anak-anak


Bagaimana membangun percakapan berkualitas?
1. Pertahankan kontak mata dengan pasangan ketika berbicaradengannya. Berikan perhatian yang tidak terbagi
2. Jangan dengarkan perkataan pasangan sambil melakukan sesuaytu yang lain. Baca koran, eh.ehe. dengarkan perasaannya.
3. Jangan langsung menginterupi . 
4. Sentuhan fisik dan kedekatan. Pegangan tangan sambil jalan-jalan di maal. Jalan dekat-dekat, jangan hanya saat pacaran. Sentuhan kasih itu berbicara secara fisik: saya mengasihimu.
 Kalau suamimu, adalah sentuhan fisik, maka doronglah anak-anak untuk menyambut papa dengan pelukan, ciuman

Dari emapt bahasa kasih maka pasti satu dari lima itu adalah bahasa kaish sdr. Itu berarti bahasa dimana sdr paling suka mendengarnya dan sesuatu yang paling suka sdr katakan. Belajarlah berboicara dalam bahas akasih yang lima itu kepada orang-orang sekitar kita
Contoh:
Mengapa dalam pernikahan, apoi kasih itu semakin memudar
Misal, bahas akasih suami adalahs enuthan fisik dan kedekatan
Istri, bahasa kasih yang utama adalah kata-kata yang membangun
Bagi suami, sentuhan fisik dan kedekatan adalah segala-fgalanya. Waktu pulang ingin dicium, dipeluk. Tetapi sitrinya ingin surat cinta, kata-kata pujian. Namun suaminya tidak sadar bahwa istrinya membutuhkan itu, sedangkan sang suami sendiri tidak memiliki kasih dengan bahasa yang membangun. 
Contoh lain
Bahasa kasih utama suami adalah perbuatan yang melayani, sedangkan sitri: wajtu yg berkualitas
Suami pulang ke rumah, dan istrinya mengatakan sayang, saya sudah buat pisang goreng dan kipi panas, kita bisa ngobrol-ngobrol
Suami bilang Ok, siapin dulu, saya akan ganti baju.
Tetapi lama enggak nongol, sayang sudah siap nih, mau datang enggak
Suami: tunggu, saya sedang gantung pakaian berantakan di tempoat tidur
Sitri: sayang, koipinya makin dingin mau datang enggak
Suami: saya gantung dasi dulu. 
Tba-tiba lampu mati
Suami: saya perbaiki lampu dulu
Istri: sayang (kesal), kopinya sudah dingin, mau datang enggak
Suami: saya akan datang. Sebentar, ada banyak pakian kotor knih saya ambil dulu. Dia lansgung cepat-cepat bawa ke bawa ke mesin cuci
Istri: sayang, sudah semakin dingin kjipinya, suara sudah berubah
Suami: sebentar, ada banyak kecoa nih. Nah sudha selesai nih
Pada saat itu kopi sudah dingin dan darah sitri sudah opanas
istriL: mau nognong apa sekarang, 
suami: kalau enggak ada yang mau diomonign saya ekrja lagi
istril kamu tiudak cinta lagi saya, tidak memberi perhatian kepada saya
suami: ah....saya suadh akerjakans emua ini kamu amsih bilang saya tridak cinta kamu. Tahu enggak, banyak wanita yang mau amti untuk saya
ini masalahnya, mereka tidak saling cocok dengan bahasa kasih mereka sampai mereka mempunyai sebuah komitmen untuk berbicara bahas akasih utama pasangannya
Pada waktu pacaran sdr bisa melakukan 5 bahasda kasih ini dengan baik
1. Kamuyang paling cantik dari semua
2. Waktu berkualitas tidak amsalah. Kalau bisa lebih lama. Jam d=2 pagi masih kecil, belum diusir camer. Tetapi sekarang, sudah menikah, jam 9 malam, sudah capek, mau langsung tidur
3. Dulu sentuhan fisik, tidak masalah. Sehingga saling dekatnya, kelihatan =Cuma satu. Tetapi sekarang, ketika istri mau peluk suami yang pulang ekrja, suami menilak: ah jangan, saya bau keringat jih 
4. Dulu bisa gombal tidak karua-karuan. Rambutmu cantik. Saya suka sepeatumu, saya suka kaos kakimu, padahal baunya
Pokoknya lagi pacaran, semuanya bagus dan bahasanya bagus-bagus. Liima bahas akasih itu semuanya merata biosa dilakukan
Setelah menikah???????
Kepada anak-anak, bahasa kasih pun adalahs eustau yang penting untuk diperhatikan. Bahas akasih itu mulai ada bedanya ketika anak berumur 7 tahun. Ada bahasa kasih utamnya. Namun bahasa kasih anak 2 tahun, smeuanya pasti sama, waktu ebrkulitas

Hal yang paling penting adalah pilihlah untuk mencintai anak sdr dan memilih untuk mencintai sitri, suami sdr. Dan sdr juga boleh untuk tidak memilih mencintai emreka, akrena kasih tiua dalahs ebuah pilihan
Dengan memilih mencintai sitri, anak anaksdr dengan bahas akasih mereke a, maka itu adalah sebuah pengorbanan yang sangat besa ryang sdr sudah lakukan untuk anak-anakmuy dan pasanganmu. 

Yohannis Trisfant, MTh

Keluhan

Keluhan

Jarang Diucapkan Sering Dilakukan


Lam 3:39 Mengapa orang hidup mengeluh? Biarlah setiap orang mengeluh tentang dosanya! 
 Jarang Diucapkan Sering Dilakukan. Kalau diamati mungkin kata yang sangat jarang diucapkan tetapi paling sering dilakukan adalah mengeluh. Fenomenya yang menarik adalah orang hampir selalu mengeluh kepada orang yang tidak dapat melakukan apa-apa atas keluhan yang disampaikan alias mengeluh kepada orang yang salah. 
Di kantor, orang mengeluh mengenai fasilitas kerja yang kurang baik, pimpinan yang kurang bijaksana, staf yang malas, rekan sekerja yang "tukang jilat", pacar atau pasangan hidup yang cerewet, dan lain-lain. 
Di rumah, orang mengeluh kepada saudara, orang tua, dan atau pasangan hidup mengenai perusahaan tempatnya bekerja yang pelit, pimpinan yang licik, rekan sekerja yang cari muka, dan lain-lain. Dari contoh ini, baik di rumah maupun di kantor orang mengeluh kepada orang yang betul-betul tidak tidak dapat melakukan apa-apa atas keluhan tersebut. Keluhan yang disampaikan kepada orang yang salah tidak akan menyelesaikan apa-apa atau mendapatkan apa-apa. 
Orang melakukan kebiasaan mengeluh karena mereka tahu persis bahwa ada sesuatu yang lebih baik. Orang yang tidak yakin bahwa ada sesuatu yang lebih baik yang bisa diperoleh misalnya fasilitas kerja yang lebih baik, pimpinan yang bijaksana, staf yang rajin, rekan kerja yang bersaing secara fair, pacar atau pasangan hidup yang lebih sayang, penghasilan yang lebih tinggi tidak akan bisa mengeluh. Saya ulangi, orang mengeluh karena mereka tahu persis bahwa ada sesuatu yang lebih baik. Mereka tidak hanya tahu bahwa ada sesuatu yang lebih baik tetapi juga tahu bahwa mereka lebih menyukainya. 
Orang mengeluh karena mereka kecewa bahwa realitas yang terjadi tidak sesuai dengan harapan mereka. Sebenarnya tiada situasi tanpa tanpa harapan, yang ada hanyalah mereka yang bertumbuh tanpa harapan, demikian menurut Marshall Ferdinand Foch. Tetapi mengapa mereka hanya bisa mengeluhkan apa yang mereka tahu lebih baik, lebih menyukainya, dan mengharapkannya? Jawabannya sangat sederhana, karena mengeluh itu sangat mudah untuk dilakukan. Jauh lebih mudah dibandingkan menyampaikan langsung keluhan tersebut kepada orang yang benar-orang yang dikeluhkan atau orang yang dapat membantu memberikan solusi atas keluhan tersebut karena untuk melakukan yang satu ini dibutuhkan keberanian terutama keberanian untuk menghadapi resiko. Resiko dimarahi balik oleh orang yang mendapatkan keluhan atau resiko tidak mendapatkan simpati atas keluhan yang disampaikan atau bahkan tidak mendapatkan solusi yang diharapkan, resiko ditinggalkan pacar atau pasangan hidup, dan sebagainya. 
“Memang di dalam kehidupan ini tidak ada yang pasti. Tetapi kita harus berani memastikan apa-apa yang ingin kita raih.” Ya, keberanian mengambil resiko itu sangat penting karena tanpa keberanian mengambil resiko tidak akan membawa ke tujuan apa pun. Pernahkah Anda mengamati orang mengeluhkan hal-hal yang tidak bisa diperbaiki? Saya rasa tidak, orang hanya mengeluhkan hal-hal yang bisa mereka perbaiki. Orang yang mengeluh karena penghasilannya kecil sebenarnya bisa mendapatkan penghasilan yang lebih besar dengan upayanya sendiri. Orang yang mengeluh perusahaan tempatnya bekerja pelit bisa bekerja di perusahaan lain yang menurutnya tidak pelit. Namun, orang tidak pernah mengeluh karena gunung meletus karena gunung yang meletus di luar kekuasaannya. Jadi, orang tidak akan mengeluhkan hal-hal di luar kekuasaanya. Kalaupun ada orang yang mengeluhkan hal-hal yang di luar kekuasaannya mungkin patut dipertanyakan untuk apa toh apa yang dikeluhkan di luar kekuasaannya. 
Mengeluh kepada orang yang salah atau mengeluhkan sesuatu yang di luar kekuasaan adalah hal yang sia-sia. Seorang yang senantiasa khawatir menelepon Norman Vincent Peale. “Segalanya kacau dan saya khawatir setengah mati!” katanya. Spontan Peale menjawab, “Mungkin saja, karena Anda khawatir setengah mati, seperti barusan Anda bilang. Anda terapkan pikiran-pikiran yang tidak rasional terhadap urusan-urusan Anda sehingga hasilnya memang buruk.” Pria itu melanjutkan keluhannya, “Segalanya sudah tersapu bersih. Habis sudah. Semuanya sudah habis. Tinggal kekhawatiran saja. Tidak ada apa-apa lagi.” Kali ini, Norman menanggapi dengan nada simpatik, “Saya turut menyesal bahwa istri Anda meninggalkan Anda.” Tentu saja si pria ini bereaksi keras, “Siapa bilang istri saya meninggalkan saya?” “Bagus deh, kalau begitu,” jawab Peale. “Begini. Cobalah hitung-hitung berapa banyak kehilangan Anda dan berapa banyak sisanya. 
Mari kita bicarakan dulu apa yang masih tersisa, baru kita diskusikan apa yang hilang,” ajak Peale. “Tak akan ada yang bisa kita bicarakan kalau begitu,” sahut pria itu. “Ya, pertama-tama Anda ‘kan punya aset yang sangat layak. ‘Kan istri setia dan mengasihi Anda. Sayangnya, anak-anak Anda kecanduan narkoba dan dipenjara,” ujar Peale. “Anak-anak saya bukan pecandu narkoba, kok! Mereka anak-anak yang baik dan tidak pernah dipenjara!” sahut pria ini dengan nada serius. “Bagus, dong! Masukkan itu ke dalam daftar aset Anda. Memang berat sih kalau rumah Anda terbakar padahal asuransi Anda sudah kadaluarsa karena Anda tidak punya uang untuk membayar preminya, “ kata Peale. “Dari mana sih Anda dapat informasi yang semuanya keliru itu? Rumah saya tidak terbakar dan uang saya cukup kok untuk hidup,” jawab si pria ini. 
Setelah itu, ia mulai memahami tidak ada gunanya mengeluh dan seharusnya ia bersyukur dengan apa yang ia miliki. Sebelum Anda mengeluh coba renungkan beberapa hal ini. Sebelum Anda mengeluh tentang rasa dari makananmu, pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan. Istri atau pembantu jangan langsung dimarahin. Hanya jangan sdr lantas merasa sombong dengan keadaanmu ketika memikirkan orang lain. Sebelum Anda mengeluh tidak punya apa-apa, pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta dijalanan. Mereka itu lebih tidak punya apa-apa dari sdr. Sdr harusnya bersyukur kepada Allah karena masih memiliki banyak hal. Sebelum Anda mengeluh bahwa Anda buruk, pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk di dalam hidupnya. Sebelum Anda mengeluh tentang suami atau istri anda, pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup. Sdr masih berysukur memiliki teman hidup. Sebelum Anda mengeluh tentang hidupmu, kesehatanmu, pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat. Banyak yang sehat-sehat sudah meninggal. Misalnya peristiwa kecelakaan pesawat AU, dimana 20 an paskhas yang meninggal. Sebelum Anda mengeluh tentang anak-anakmu, pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul. 
Sebelum Anda mengeluh tentang rumah Anda yang kotor karena pembantu Anda tidak mengerjakan tugasnya, pikirkan tentang orang-orang yang tinggal dijalanan. Sebelum Anda mengeluh tentang jauhnya Anda telah menyetir, pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan kaki . Dan di saat Anda lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu, pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan sepertimu. Sebelum Anda menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain, ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa dan sempurna. Betapa berysukurnya sebenarnya hidup sdr itu. Sdr sebagai anak-anak Tuhan seharusnya bisa mengatakan : ”Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! (Lam 3:22-23)
Firman Tuhan mengatakan: 1Th 5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. 
Bersyukurlah, jangan hanya memusat perhatian Anda pada apa yang tidak Anda miliki sementara dimiliki oleh orang lain. Bersyukurlah Anda memiliki sepatu atau sandal yang dapat Anda kenakan saat ini, jangan hanya bisa mengeluh sepatu atau sandal Anda kurang bagus sampai Anda melihat orang yang tidak mempunyai kaki. Life is a miracle. Betapa tidak, masih diberikan kehidupan saja harus disyukuri karena setiap detik kehidupan adalah suatu mukjizat dari Yang Maha Kuasa. Bersyukurlah atas kehidupan Anda saat ini. 
Bahkan ketika kita pun bisa mengucap syukur atas penderitaan yang kita alami. Jika sdr tidak punya uang, bersyukurlah karena dengan itu sdr bisa belajar untuk bersandar kepada Tuhan. Jika sdr sakit, beryukurlah bukan hanya karena ada yang lebih berat sakitnya daripada sdr. Tetapi beryukurlah bahwa sdr memiliki Allah yang menguasai hidup sdr.  
Berhentilah mengeluh dan lepaskan diri Anda dari belenggu yang melilit Anda. Sadarilah bahwa mengeluh tidak akan menyelesaikan apa-apa bahkan hanya akan melukai diri Anda dan dengan mengeluh sebenarnya Anda sedang mempersiapkan diri Anda menjadi orang gagal. Dengan terlalu sibuk mengeluh seseorang secara tidak langsung menutup jalan keluar yang terbaik yang kita bisa tempuh. Dan dengan terus mengeluh seseorang secara tidak sadar sedang menutup pintu persahabatan dengan siapa pun karena secara alamiah tidak seorang pun yang suka memupuk persahabatan dengan orang mengeluh melulu. Bahkan dengan mengeluh, sdr melupakan Tuhan yang adalah sumber pengharapan sdr. 
David J. Schwartz mengatakan, Dengan menjadi pengeluh kronis, sdr mungkin mendapatkan sedikit simpati (belas kasihan) dari orang lain, tetapi sdr tidak akan mendapatkan respek dan loyalitas. Bukanlah suatu hal yang salah jika Anda belum puas dengan apa yang Anda miliki saat ini tetapi ingatlah bahwa sangat tidak terpuji untuk selalu mengeluhkan apa yang belum bisa Anda miliki sementara Anda tahu bahwa apa yang belum Anda miliki tersebut bukanlah satu-satunya halangan untuk mendapatkan apa yang benar-benar ingin Anda miliki. Hanya Anda orang satu-satunya di dunia ini yang bertanggung jawab penuh 100 persen atas hidup Anda. Jack Canfield suatu hari ditanya oleh gurunya (Mr. Stone): ” apakah saya bertanggung jawab 100% atas kehidupan saya. “? “Saya rasa ya, jawab saya. ”Ini pertanyaan ya atau tidak. Hanya ada dua pilihan.” ”Yah, sepertinya saya tidak yakin.” ”Apakah kamu pernah menyalahkan orang lain untuk kejadian apa pun dalam hidupmu? Apakah kamu pernah mengeluh tentang sesuatu?” ”Uh... ya... sepertinya pernah.” ”Jangan dikira-kira. Coba dipikir.” ”Ya, pernah.” ”Baiklah, kalau begitu. Itu berarti kamu tidak bertanggung jawab seratus persen atas kehidupan kamu. 
Orang yang seringkali menyalahkan orang lain, mengeluhkan orang lain adalah orang yang tidak 100 persen bertnggungjawab dalam kehidupannya. Pembantu memang bisa salah, namun kita sebagai tuan rumah yang bertanggungjawab untuk mengajarnya. Anak , istri bisa salah, namun sebai ibu atau ayah kita bertanggungjawab untuk mendidik dan memberitahunya. Tidak perlu mengeluh. Orang yang mengeluh adalah orang yang bodoh dan tidak bertanggungjawab 100 persen. Pro 19:3 Kebodohan menyesatkan jalan orang, lalu gusarlah hatinya terhadap TUHAN. 
Berdoalah seperti yang pernah diungkapkan oleh Reinhold Niebuhr, ”Tuhan berikan saya kemampuan untuk mengubah sesuatu yang dapat saya ubah, dan kesediaan untuk menerima sesuatu yang tidak adapat saya ubah, dan kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaan antara keduanya.” Salam sukses luar biasa.
Kalau sdr mu mengelauh mengeluhlah karena dosamu. Lam 3:39 Mengapa orang hidup mengeluh? Biarlah setiap orang mengeluh tentang dosanya! 

KEBERANIAN

KEBERANIAN

Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. 

(2Ti 1:7)

Kita seringkali mendengarkan kisah-kisah mengenai keberanian yang luar biasa. Misalnya, seorang satpam yang dengan berani menghadapi perampok sampai satpamnya terluka. Atau mengenai seorang wanita yang melawan penjambret. Kisah-kisah itu sangat dramatis dan mungkin tidak akan terjadi pada kita. Apakah kalau hal-hal yang laur biasa tidak terjadi pada kita, lalu kita tidak punya kesempatan untuk menyatakan keberanian kita? Tentunya tidaklah demikian
Setiap hari kita membuat pilihan yang menunjukkan sikap kita apakah seorang pemberani atau pengecut. Pada waktu kita diperhadapkan dengan pilihan antara yang benar dengan yang nyaman tapi salah, maka disini dibutuhkan keberanian untuk memilih yang benar. Pada waktu kita dihadapkan dengan pilihan untuk memilih antara memegang teguh firman Tuhan atau mengkompromikannya demi kenyamanan, keserakahan, maka disini juga dibutuhkan keberanian. Pada waktu kita memilih untuk percaya kepada Allah, maka disini juga dibutuhkan keberanian. 
Pilihan ini kita hadapai setiap harinya. Seringkali kita ternyata tidak punya keberanian menempuh jalan kebenaran dan kita lebih sering mengikuti arus. 
Jadi agama kristen adalah bukan agama bagi orang yang lemh /pengecut.
Ada beberapa bentuk dari keberanian 
Pertama, Keberanian untuk mengikuti Yesus
Kalau kita menutup mata kita dan kemudian kita dituntun oleh seseorang, maka disini dibutuhkan keberanian untuk melakukan hal tersebut. Sama halnya ketika kita mengikuti Yesus. Ada banyak hal yang belum kita ketahui. Kita hanya mengetahui sebatas yang dikatakan oleh Alkitab, namun kita mau mengikuti Yesus. Maka ini membutuhkan keberanian. Keberanian untuk mengikuti perintah-perintahnya yang radikal, yang bertentangan dengan dunia ini. Misalnya, Barangsiapa mau mengikuti Aku , Ia harus menyangkal diriNya , memikul salibnya dan mengikuti Aku. Tuhan Yesus bukan memberikan janji akan kaya, akan sehat kalau ikut Dia, melainkan akan menderita aniaya. Menurut sdr, seperti apakah orang yang mau ikut Dia? Mereka yang ikut Dia adalah orang yang berani. Berani mempercayakan dirinya kepada Kristus. Mereka yang menyerahkan dirinya untuk melayani Tuhan juga membutuhkan sebuah keberanian. Ini merupakan karakter yang langka. Karena banyak yang tidak mau mengambil bagian di dalam pelayanan. 
Kedua, Keberanian menjalin hubungan. Apakah yang dibutuhkan untuk menjalin sebuah pernikahan yang berhasil? Keberanian. Dibutuhkan keberanian luar biasa untuk mengatakan :” saya salah”, saya minta maaf. Dibutuhkan juga keberanian dalam memebsarkan anak. Anak kalau sudah mengatakan: saya benci kepada papa dan mama, mungkin orang tua tidak berani lagi untuk menegakkan otoritas dalam keluarganya. Atau orang tua akan menyerah, ketika anak sudah mulai berontak. Anak tentu tidak boleh mengintimidasi orang tuanya. Hal ini membutuhkan keberanian orang tua untuk menegakkan otoritasnya sebagai orang tua. 
Ketiga, Keberanian bersikap bermoral. Keberanian bersikap bermoral dibutuhkan dalam aktivitas kita sehari-hari. Untuk berkata jujur saja dibutuhkan keberanian untuk mengambil resiko atas kejujuran tersebut. Kalau saya berkata jujur, nanti langganan marah. Kalau saya bohong sedikit, mereka tidak akan tahu dan tentu tidak akan marah. Disini dibutuhkan keberanian. Keberanian untuk telat karena tidak melanggar peraturan lalulintas. Keberanian untuk melaporkan penghasilan kita yang sebenarnya kepada departemen pajak. Keberanian untuk mengatakan hal yang benar jika kita temukan hal-hal yang tidak benar. 
BAGAIMANA CARANYA BERTUMBUH DALAM KEBERANIAN?
Pertama, Cara untuk mengatasi rasa takut kepada kecoa adalah peganglah kecoa itu. Cara untuk mengatasi rasa takut menjadi liturgis adalah jadilah liturgis. Jadi cara untuk berani dalam kerohanian kita adalah lakukan keberanian itu. Jika kita takut untuk berkata jujur, maka berkata jujurlah. Jika kita takut untuk melakukan kebenran karena penuh resiko, maka lakukanlah kebenran yang beresiko terebut. Kalau kita sudah bisa mengatasi rasa takut, maka itu akan memberikan kepada kita sebuah keberanian. 
Kedua, cara untuk bertumbuh dalam keberanian adalah : bergaul dengan orang orang yang berani. Apda waktu kita bergaul dengan orang-orang yang berani berbuat jujur, maka kita juga akan terdorong untuk melakukan keberanian tersebut. Sebaliknya jika kita bergaul dengan orang-orang yang takut melakukan kebenaran maka kita juga akan menajdi takut. Baca 1 kor 15:33. Kita juga bisa bergaul dengan orang-orang berani dengan cara membaca biografi mereka, misalnya membaca biografi Daniel, Ester, Paulus yang walaupun takut tetap maju. Ini akan mendorong kita untuk berani berbeda dari dunia. 
Ketiga, Kita akan bertumbuh dalam keberanian jika kita membiarkan pikiran kita diubahkan. Seorang penerjun payung, kalau dia tidak merubah dulu pikirannya, maka dia tidak akan berani untuk terjun. Coba saja dia pikir yang aneh-aneh, atau memikirkan betapa tingginya peswat itu, maka dia pasti tidak akan berani untuk terjun. Pikirannya harus diubah dulu. Terjun itu menyenangkan, bisa melihat pemandangan. Tingkat keamanannya cukup baik karena ada parasutnya. Dll. Atau coba saja kalau seseorang masuk kekuburan, pasti dia akan bergidik karena dia sudah punya pikiran yang macam-macam. Pikiran tersebut harus disingkirkan dahulu, barulah dia berani. Berebda dengan yang rumahnya di daerah kuburan. Pikirannya sudah diubah, bahwa daerah itu enggak ada setan. Justru setannya yang takut dengan mereka, karena pagar kuburan juga dicuri oleh mereka. Jadi untuk membuat kita berani dalam kerohanian, ubahlah pikiran kita. Segala resiko terhadap tindakan berani yang kita lakukan, kita percaya bahwa Tuhan pasti bekerja dan akan memberikan yang terbaik untuk kita. Suatu hari saya ke Griya Jogya. Jogya Riau itu susa parkir. Saya sudah mau belok untuk amsuk Jogya, tetapi kemudian ada mobil lain serobot. Saya mau halangi dia, tetapi kemudian saya pikir, ah biarainlah kasih dia dulu saja yang masuk. Saya kemudian pikir, ah.......keserobot deh..enggak bisa dapat parkir nih. Tetapi ketika masuk parkir Jogya, eh....ada mobil yang baru keluar. Mobil di depan saya enggak dapat karena dia sudah lewatin mobil tersebut. Kita akan bertumbuh dalam keberanian kalau kita mau mengubah pikiran kita. Beriman kepada Tuhan yang sudah memberikan firmanNya kepada kita. 
Kita semua membutuhkan keberanian. Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan melainkan roh yang membangkitkan kekuatan.  
Pada tahun 1995, Coca-Cola melakukan eksperimen gila! Perusahaan itu invest $750.000 untuk menguji ketahanan rasa dan kualitas minuman ringan itu selama delapan hari di ruang angkasa. Semua itu ditujukan untuk kemajuan perusahaan itu. Artikel yang ditulis di koran-koran sebagai bentuk respons atas apa yang dilakukan Coca-Cola itu jelas ditujukan untuk mengundang tawa. Menaggapi hal itu, CEO Coca-Cola, Roberto Goizueta, mengatakan, "Jika Anda tidak bisa menjadi berbeda, Anda akan tergilas." Alhasil, Coca-Cola merajai pasar minuman ringan dan menjadi leader di bidangnya.* Begitulah seharusnya orang-orang Kristen; BERANI MENJADI BEDA!!!


Pakailah harta dengan baik.

 Pakailah harta dengan baik. (Amsal 3: 9)
Pertanyaan dalam Katekismus Westminter berbunyi seperti ini: apakah tujuan utama hidup manusia? Tujuan utama hidup manusia adalah mempermuliakan Allah dan menikmatiNya sampai selama-selamanya. Karena ini adalah tujuan hidup kita, maka seluruh aspek hidup kita seharusnya mempermuliakan Allah. Bukan hanya dalam pelayanan kita memuliakan Allah, tetapi uang kita pun dipakai mempermuliakan Allah. Sebab, bukan hanya pelayanan kita yang menjadi miliknya Allah, tetapi uang kita juga adalah miliknya Allah. Apakah uang kita banyak atau sedikit, semuanya itu dipakai untuk kemuliaan Allah. Kekayaan yang tidak dipakai untuk kemuliaan Allah akan menjadi sia-sia. 
Kita tidaklah membutuhkan banyak uang. Paulus mengatakan : bahwa yang penting ada makanan dan pakaian cukuplah. Apa yang Tuhan berikan selebihnya adalah dipakai untuk kemuliaan Tuhan. 
Terkadang, manusia itu ketika miskin, sangat rendah hati. Tetapi ketika ditambahkan kekayaan oleh Tuhan menjadi lupa diri dan mempermuliakan dirinya sendiri dengan harta bendanya. Dalam hatinya dia berkata: "Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini." Deu 8:17 . 
Akibat dari kekayaan yang meningkat bukan hanya kesombongan, tetapi hati kita juga terakdang melekat kepada kekayaan itu. Tuhan dilupakan. Mazmur 62:10 menuliskan:" apabila harta makin bertambah, janganlah hatimu melekat padanya". ALlah memberikan kita berkat lebih bukan untuk membuat kita menjadi sombong, dan bukan untuk membuat hati kita melekat kepada harta benda itu. Tetapi tujuan Allah memberikan harta yang lebih kepada kita adalah supaya melalui harta itu nama Tuhan dipermuliakan. Pemberian kita kepada orang, akan membuat ucapan syukur akan dinaikkan kepada Tuhan. Tuhan telah dipermuliakan dalam kondisi seperti ini. Puaslah dengan apa yang saudara miliki. Barang elektronik, HP, TV , Kulkas, tidak akan pernah memuaskan. Kita pasti ingin selalu yang terbaru. Baju tidak akan pernah memuaskan. Kita yang hobby akan selalu ingin yang terbaru. Perhiasan yang lebih bagus, pasti kita ingin yang terbaru juga. Namun baiklah kita belajar untuk puas dengan apa yang sudah kita miliki hari ini. Uang yang lebih, akan lebih mempermuliakan Tuhan. 
 Akibat dari harta yang dipakai untuk kemuliaan Tuhan adalah terdapat di ayat 10
Pro 3:10 maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya. 
Inilah cara yang aman dan pasti untuk memperbanyak harta benda kita. dikatakan: lumbung-lumbungmua akan diisi penuh sampai melimpah. Lumbung-lumbung diisi penuh bukan untuk memuaskan segala hamwa nafsu kita. Lumbung-lumbung disi penuh dan melimpah, supaya kita dapat melakukan lebih banyak lagi kebaikan melalui harta benda itu. Suapaya nama Tuhan lebih banyak dipermuliakan melalaui harta benda kita. Mereka yang melakukan kebaikan dengan apa yang mereka miliki, akan memperoleh lebih banyak kesempatan untuk melakukan kebaikan. Ingatlah ini baik-baik: jika kita memakai harta dunia kita untuk melayani keagamaan kita, maka kita akan melihat bahwa agama kita akan melayani dengan kelimpahan harta dunia kita. Kita salah, kalau berpikir bahwa dengan memberi, saya akan menjadi miskin. Tidak. Memberi untuk kemuliaan Allah akan membuat kita kaya. Apa yang kita beri, kita peroleh.  
Bagaimana kita memberi?
1. KETERATURAN. Memberi secara terencana dan teratur karena kebutuhan selalu ada. (1 Kor 16:1; Ul 16:16)
2. KEBUTUHAN: tanggapan terhadap kebutuhan di sekitar kita (Mat 25:34-36; Kis 11:27-30)
3. KELEBIHAN: Mencukupkan kekurangan orang lain dari kelebihan kita. (2 Kor 8:12-14)
4. PENGORBANAN: Menyerahkan keinginan dan kebutuhan kita demi orang lain. (2 Kor 8:1-5)