Selasa, 25 November 2008

Saya manusia Damai (Mazmur 120:6)


 

Pada waktu, saya masih mahsiswa di STT B, ada seorang mahasiswa yang cepat sekali naik darah. Pernah ketika dia marah, dia pukul pintu kamar sampai rusak. Orang ini banyak yang tidak senang dengan dia. Kebanyakan orang mashasiswa tidak telralu mau banyak berususan dengannya. Namun kondisi ini tidak lama, karena kuliah di asrama juga paling lama hanya 4 tahun. 4 tahun kemudian berpisah.


 

Tinggal bersama dengan orang yang cepat marah memang repot. Demikian juga dengan orang yang suka bertengkar. Sang Pemazmur mengalami akan hal ini. Dia mengatakan


 

Psa 120:6
Cukup lama aku tinggal bersama-sama dengan orang-orang yang membenci perdamaian.


 

Dia tinggal bersama-sama dengan orang-orang yang membenci perdamaian bukan beberapa hari atau beberapa bulan, tetapi cukup lama. Selama tinggal dengan mereka itu, jiwanya menderita. Dia mengatakan dalam terjemahan bahasa inggris: my soul atau jiwaku sudah cukup lama tinggal bersama-sama dengan orang yang membenci perdamaian.


 

Apakah yang dialami oleh sang pemazmur dengan orang-orang yang membenci perdamaian ini? Kita bisa memahami ini jika kita mengerti apa itu perdamian atau shalom. Shalom adalah berarti tidak merugikan orang atau tidak menyakiti orang. Contohnya adalah pada waktu Ishak tinggal di Gerar, di raja Filistin, Abimelekh.. Ishak sangat diberkati oleh Tuhan sehingga bertambah kaya. sehingga orang Filistin itu cemburu kepadanya. Lalu kata Abimelekh kepada Ishak: "Pergilah dari tengah-tengah kami sebab engkau telah menjadi jauh lebih berkuasa dari pada kami." (17) Jadi pergilah Ishak . dan tinggal di lembah dekat Abimelekh. Tetapi terjadi pertengkaran lagi soal sumur untuk memberi minum ternak. Kemudian Abimelekh mendatangi Ishak dan berkata:
"Kami telah melihat sendiri, bahwa TUHAN menyertai engkau; sebab itu kami berkata: baiklah kita mengadakan sumpah setia, antara kami dan engkau; dan baiklah kami mengikat perjanjian dengan engkau, (29) bahwa engkau tidak akan berbuat jahat kepada kami, seperti kami tidak mengganggu engkau, dan seperti kami semata-mata berbuat baik kepadamu dan membiarkan engkau pergi dengan damai; bukankah engkau sekarang yang diberkati TUHAN." (30) Kemudian Ishak mengadakan perjamuan bagi mereka, lalu mereka makan dan minum


 

Jadi damai ini seperti itu. Tidak menyakiti, tidak merugikan. Sang Pemazmur, mungkin mengalami banyak kerugian dan banyak disakiti oleh orang-orang sekitarnya, sehingga jiwanya menderita. Kalau abimelekh masih suka dengan perdamaian, karena dia berjanji tidak akan menyakiti Ishak , sebaliknya, orang-orang sekeliling pemazmur tidak suka atau membenci perdamaian. Sang pemazmur sudah tidak merasa nyaman lagi dengan orang-orang sekitarnya. Dia tidak lagi mengalami damai di jiwanya dan juga fisiknya.


 

Biasanya orang Israel kalau bertemu dengan seseorang akan memberikan salam "mah shlomka" atau apa kabar? Ada damai? Kalau di Bandung: selamat pagi. Apa kabar? Kalau dia mengucapkan kalimat ada damai? Maka akan dibalas dengan muka cemberut. Pasti menderita jika kita hidup dilingkungan seperti itu. Orang sekitar ingin menyakiti kita, merugikan kita. Salam kita tidak dianggap bahkan dibalas dengan muka judes. Senyum kita tidak dibalas, malahan dianya membuang muka. Kita mau menyapanya, tetapi dia menghindar, baik dengan cara halus maupun dengan cara kasar. Kondisi seperti ini sudah tidak ada shalom.


 

Kita tidak perlu berdoa seperti pemazmur agar dilepaskan dari kondisi ini. Kalau saudara mau bebas dari kondisi ini saudara harus segera berangkan ke surga hari ini juga. Sebab hanya di surga ada damai secara penuh. Hadapilah orang-orang yang tidak mau hidup dalam damai dengan sdr. Baik itu di luar, atau di rumah atau di gereja. Kita ditempatkan oleh Tuhan dalam kondisi seperti itu supaya kita dibentuk lebih indah lagi oleh Tuhan. Tanpa adanya orang-orang sulit , baik itu wanita sulit, pria sulit, maka kita tidak akan cepat diubah serupa dengan Kristus.


 

Kita mungkin seringkali bertemu dengan suami sulit, istri sulit, anak sulit, mertua sulit atau anggota gereja yang sulit. Sulit maksudnya, susah hidup dalam damai dengannya. Jika ada yang seperti itu, kita tidak perlu sampai bercerai atau pisah. Pandanglah bahwa kehadiran mereka akan menolong kita untuk mengalami peroses perubahan. Kehadiran mereka, seharusnya juga jangan sampai menghilangkan atau mengurangi damai di hati kita. Sebab Kristus sang raja damai sudah berdiam di dalam diri kita masing-masing.

Tidak ada komentar: