Jumat, 26 September 2014

LAPAR DAN HAUS AKAN KEBENARAN

Mat 5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran. Orang yang seperti ini adalah orang yang benar-benar bahagia. Seluruh dunia saat ini sedang mencari kebahagiaan. Setiap orang ingin bahagia. Inilah yang menjadi motivasi dalam setiap tindakan dan ambisi manusia. Setiap orang berusaha mencari kebahagiaan tetapi mereka tidak bisa mendapatkan kebahagiaan tersebut. Mengapa? Sebab manusia tidak memahami teks ini: berbahagialah mereka yang lapar dan haus akan kebenaran.
Manusia tidak lapar dan haus akan kebenaran, melainkan lapar dna haus akan kebahagiaan. Banyak orang lapar dan haus akan berkat, lapar dan haus akan kebahagiaan. Kita seeringkali menempatkan kebahagiaan dan berkat itu sebagai satu hal yang kita sangat inginkan, yang kita kejar dan celakanya adalah kita seringkali tidak mendapatkan berkat maupun kebahagiaan tersebut.
Apakah yang dikatakan oleh Alkitab mengenai kebahagiaan atau berkat ini? Jangan menjadikan kebahagiaan itu sebagai hal yang saudara cari atau kejar. Kebahagiaan adalah hasil daripada ketika kita mencari sesuatu.
Prinsip ini berlaku baik itu di dalam gereja ataupun di luar gereja. Dunia ini sedang mencari kebahagiaan . Ini yang kita sebut sebagai maniak kesenangan. Hal ini dikejar oleh setiap manusia baik itu tua, atau pun muda. Mereka menjadikan kebahagiaan sebagai tujuan mereka. Namun hal yang menyedihkan adalah mereka tidak mendapatkan kebahagiaan tersebut. Hal ini sama dengan seekor singa
ada seekor anak singa bertanya kepada ibunya"Dimanakah kebahagiaan?
Sang ibu menjawab,"Kebahagiaan terletak pada ekormu! "
Lalu si anak singa itu terus mengejar ekornya sendiri tapi tdk bisa ia dapatkan,lalu ia berkata kpd ibunya"saya tdk bisa mendptkan kebahagiaan saya"
Sang ibu tertawa dan berkata "Kau tdk perlu mengejar nya,karena ketika kau berjalan, kebahagiaanmu akan selalu mengikutimu".

Kebahagiaan itu tidak bisa dikejar. Jika kita haus dna lapar akan kebahagiaan, kita tidak akan pernah mendapatkan kebahagiaan itu. Mengapa? Sebab jikalau saudara menempatkan kebahagiaan di menggantikan kebenaran, maka saudara tidak aka mendapatkan kebahagiaan tersebut. Artinya adalah janganlah mengejar kebahagiaan melainkan kejarlah kebenaran. Inilah yang menjadi pesan yang besar dari Alkitab dari awal sampai akhir. Saudara akan benar-benar bahagia jikalau saudara mencari kebenaran. Letakkanlah kebahagiaan itu di tempat kebenaran, maka saudara tidak akan pernah mendapatkan kebahagiaan tersebut.
Dunia ini sudah jatuh ke dalam kesalahan yang utama dan mendasar. Misalnya: seseorang sakit dan penyakit itu membuatnya sangat menderita. Sakitnya adalah kanker pancreas. Orang yang kena sakit kanker pancreas akan sangat menderita dan kesakitan. Umumnya kenginan dari si pasien adalah dilepaskan dari penderitaannya dan kita bisa mengerti akan hal ini, sebab tidak seorang pun yang menyukai penderitaan. Namun, jika seorang dokter yang menangani pasien tersebut, hanya memperhatikan bagaimana membuat kesakitan si pasien itu berkurang, maka itu adalah dokter yang paling bodoh. Tugas utama dari seorang dokter adalah menemukan penyebab dari penyakit tersebut dan mengobati penyakit itu. Kesakitan adalah gejala yang diakibatkan oleh adanya penyakit dalam diri si pasien. Karena adanya kesakitan itu, maka berarti ada sesuatu yang terjadi dalam diri si pasien.
Oleh sebab itu tugas utama dari seorang dokter bukanlah mengobati gejala atau kesakitan si pasien, melainkan mengobati penyakitnya. Sehingga jika seorang dokter hanya mengobati rasa sakit atau penderitaan si pasien, tanpa menemukan penyebab dari rasa sakit itu, maka dokter itu sudah membahayakan jiwa dari si pasien. Pasien bisa merasa sudah tidak merasa sakit lagi, dia seolah-olahsudah sembuh, tetapi penyakit itu masih bersarang di tubuhnya. Pasien tersebut hanya diberikan obat anti sakit, tetapi penyakitnya sendiri tidak diobati.
Seperti inilah yang terjadi dalam dunia ini. Banyak orang seringkali mengatakan :" saya ma menyingkirkan rasa sakit saya, oleh sebab itu saya akan minum sampai mabuk, saya akan pakai narkoba atau saya akan melakukan hal-hal yang lain supaya bisa melupakan penderitaan saya. Tetapi pertanyaanya adalah apakah yang menjadi penyebab dari penderitaan kita? Apakah yang menjadi penyebab dari ketidakbahagiaan kita, apakah yang menjadi penyebab dari kemalangan kita? Itu disebabkan karena kita tidak lapar dan haus akan kebenaran. Kita hanya lapar dan haus akan kebahagiaan, makanya kita tidak bahagia. Supaya kita bisa bahagia, maka kita mesti lapar dan haus akan kebenaran, sebab Alkitab mengatakan: " Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran. Mereka yang lapar dan haus akan kebenaran akan…………berbahagia. Inilah rahasia kebahagiaan , rahasia berkat yang Tuhan Yesus ajarkan kepada kita.
Orang-orang Kristen banyak yang keliru mengenai konsep mencari kebahagiaan ini. Kita mencari dan mengejar kebahagiaan yang tidak pernah kita bisa peroleh . kita berpikir bahwa kebahagiaan itu ada pada HP yang keluaran terbaru. Ketika kita melihat orang lain memakai Iphone kita menganggap bahwa dia itu bahagia, sehingga ada anak remaja di china yang menjual ginjalnya demi bisa membeli HP. Apakah dia bahagia? Hanya sementara. 3 bulan juga sudah bosan dengan HP terbarunya. Dahulu dia beli Iphone 3, sekarang sudah Iphone 6. Memangnya mau jual berapa ginjal untuk bsia mengikuti HP terbaru? Orang yang pakai Iphone itu juga tidak bahagia dan merasa diri kita lah yang bahagia. Atau terkadang kita merasa bahwa bahagia itu kalau kita punya banyak uang, atau kalau orang yang kita suaki juga suka kita. AKhirnya apa yang kita lakukan? Kita berusaha mendapatkan hal-hal yang kita rasakan akan membuat kita bahagia. Kita kejar itu, namun kita tetap tidak bahagia. ALkitab tidaklah mengatakan: berbahagialah mereka yang lapar dan haus akan uang. ALkitab juga tidak mengatakan: berbahagilah mereka yang lapar dan haus akan HP terbaru. Atau berbahagilah mereka yang lapar dan haus akan kasih saying orang lain. Tuhan Yesus berkata: berbahagilah mereka yang lapar dan haus akan kebenaran. Orang yang bahagia adalah mereka yang lapar dan haus akan kebenaran.
Lalu apakah itu kebenaran yang kita mesti sangat inginkan agar kita bahagia? Kebenaran yang dimaksud disini adalah kebenaran pribadi.
Kebenaran yang dimaksud adalah kekudusan pribadi, sebuah keinginan yang sangat besar untuk bebas dari dosa. Keinginan untuk bebas dari dosa sama artinya keinginan untuk hidup benar dengan Allah. Hal inilah yang menjadi masalah. Ketika kita tidak ada keinginan yang besar terhadap kebenaran, atau keinginan yang besar untuk hidup benar dengan Allah, maka kita akan menempuh jalan yang salah dalam hidup kita. Semua masalah dalam hidup kita terjadi karena kita tidak hidup benar dengan Allah. Semua masalah , ketidakbahagiaan hidup ini terjadi karena kita berbuat dosa.
Lapar dan haus akan kebenaran adalah sebuah keinginan untuk hidup kudus. Inilah defenisi dari lapar dan haus akan kebenaran. Mereka yang lapar dan haus akan kebenaran adalah mereka yang yang mau menjalankan semua ucapan bahagia ini dalam hidupnya.


Kekudusan dan kebahagiaan hidup itu berkaitan satu sama lain. Kita seringkali tertipu dan menganggap bahwa dosa itu adalah sesuatu yang membahagiakan. Sedangkan hidup kudus itu sesuatu yang menyengsarakan. Konsep ini terbalik. Dosa selalu mengakibatkan kesengsaraan, sedangkan kekudusan mengakitbatkan kebahagiaan.
Kalau saudara perhatikan ucapan bahagia ini, maka terlihat dengan jelas bahwa kita akan bahagia kalau kita rendah hati, kalau kita lemah lembut, murah hati, pembawa damai . Jikalau saudara sombong, maka saudara tidak akan bahagia sebab suatu waktu ada yang akan merendahkan diri saudara. Dan kalau ini terjadi, maka kebahagiaanmu hilang. Demikian juga kalau saudara suka bertengkar, kasar, maka saudara akan punya banyak musuh. Hidupmu tidak akan tenang. Saudara tidak akan bahagia kalau menganggap dirimu pandai dan orang lain bodoh. Sebab kalau suatu waktu saudara tahu bahwa orang lain lebih pintar dari saudara, maka saudara akan sakit hati dan hilanglah kebahagiaanmu itu. Saudara akan bahagia kalau saduara hidup dalam kebenaran , hidup dalam kesucian, rendah hati, lemah lembut, murah hati, pembawa damai
Lalu apakah maksudnya lapar dan haus? Itu berarti kebutuhan kita yang terdalam. Lapar adalah kebutuhan yang terdalam, demikian juga haus. Jadi makna dari lapar dan haus adalah sebuah keinginan yang sangat dalam. Keinginan ini akan membuat kita menderita jikalau tidak dipenuhi. Jikalau saudara lapar dan haus, dan saudara tidak mendapatkan makanan dan minuman, maka saudara akan merasakan penderitaan. demikian juga dnegan lapar dan haus akan kebenaran. Kita bukan hanya sekedar menginginka untuk hidup bagi Allah, kita bukan hanya sekedar menginginkan untuk hidup lepas dari dosa, tetapi itu merupakan sebuah keinginan yang sangat dalam sehingga kalau tidak terpenuhi maka kita akan merasakan penderitaan.
Lapar dan haus akan kebenaran ini sama juga dengan seseorang yang sangat menginginkan posisi atau kedudukan, sama seperti Prabowo, yang sangat ingin menjadi presiden. Dia gelisah kalau belum menjadi presiden, dia tidak bisa tinggal diam dan tenang . dia akan bekerja mati-matian bahkan akan berusaha terus walaupun lawan politiknya Joko wi, JK, sudah menang, ini terbukti. Pada waktu quick count, KPU, Mahkamah, PTUN, DPR. Jadi ada selalu keinginan yang besar untuk menjadi Presiden. Lapar dan haus akan kebenaran seperti itu, tetapi bukan lapar dan haus akan jabatan melainkan kebenaran. Kita akan berusaha sungguh-sungguh, mati-matian untuk bisa melakukan kebenaran, untuk bisa hidup dalam kekudusan
Pernah enggak saudara bersungguh-sungguh untuk melakukan meninggalkan dosa-dosamu, bersungguh sungguh hidup bagi Allah? .
Suatu hari sekretaris Presiden Abraham Lincon mengajukan permohonan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya. Ketika presiden menanyakan alasan pengunduran dirinya, sekretaris itu menjawab, "saya ingin membaktikan diri saya kepada Amerika dengan mati sebagai prajurit Amerika." Menanggapi perkataan itu presiden berkata, "Amerika tidak membutuhkan orang-orang yang mau mati untuk Amerika, tetapi Amerika membutuhkan orang-orang yang mau hidup untuk Amerika!"
Dalam benak banyak orang kristen, orang-orang yang hebat adalah para martir yang mati syahid karena memberitakan Injil dan membela kekristenan. Sedangkan mereka sendiri bukanlah siapa-siapa karena mereka tidak punya bukanlah martir-martir itu. Tetapi Alkitab mengatakan bahwa yang dibutuhkan Tuhan bukannya orang-orang yang mau mati untuk-Nya (apalagi orang-orang yang hanya memberikan persembahan dalam bentuk yang mati)! Yang dibutuhkan oleh Tuhan adalah orang-orang yang mau hidup bagi Tuhan. DIsinilah letak kebahagiaan saudara ketika saudara bersedia hidup bagi Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Orang yang lapar dan haus akan kebenaran akan bahagia. Kenapa? Karena mereka akan dipuaskan.

Salam
Pdt. Yohannis Trisfant.

Doa Bapa Kami: karena itu berdoalah demikian (Matius 6:9)

DOA BAPA KAMI: Karena itu berdoalah demikian (matius 6:9)
ini merupakan pengantar dari Doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Tuhan Yesus dalam kotbah di bukit.Doa Bapa kami ini diberikan untuk menjadi pola dari semua doa doa yang kita sampaikan kepada Tuhan. Bagaimanakah pola doa Bapa kami ini? pada hari ini, kita akan melihat secara sepintas pola Doa Bapa kami.

Allah disebut dipanggil sebagai Bapa. Memanggil Allah sebagai Bapa adalah sesuatu hal yang mengejutkan murid murid Tuhan Yesus. sebab, bagi bangsa Yahudi, mereka tidak memanggil Allah sebagai Bapa. Mereka tidak akan berani melakukan itu. Tetapi sekarang Tuhan Yesus mengajarkan mereka untuk memanggil Allah dengan sebutan Bapa. Dengan kata lain, murid murid dan kita diajarkan untuk datang ke hadirat Allah dengan sebuah konsep bahwa kita adalah anak-anak Allah dalam keluarga Allah . Pada saat kita berdoa, kita sedang datang da mencari kasih dari Bapa. Bukan hanya itu, Bapa yang kepadanya kita sampaikan doa kita adalah Bapa yang berdiam di sorga. artinya adalah Bapa itu memiliki kedaulatan , mandiri, Allah transendent. Kedua hal ini digabungkan dalam doa Bapa kami, yakni Allah yang dekat dengan kita, mengasihi kita seperti bapa yang dekat dengan anaknya dan Allah yang jauh dari kita, yang berdiam di sorga.

setelah itu, ada tiga permintaan yang berpusatkan kepada Allah. Ketiga permintaan ini, adalah sikap yang menyatakan bahwa si pendoa mengasihi Allah dengan segenap hati segenap jiwa dan segenap kekuatan (matius 22:37,38).

Permintaan pertama, adalah dikuduskanlah namaMu. Nama dalam Alkitab berarti pribadi, dan menguduskan nama Allah berarti mengakui Allah itu kudus melalui sikap yang hormat dan taat.

Permintaan kedua, adalah datanglah kerajaanMu. Kerajaan berarti Kuasa pemerintahanNya. Berdoa agar kerajaanNya datang adalah sebuah seruan agar ketuhananNya terlihat (menjadi nyata) dan ditaati dan anugerah keselamatannya dialami oleh semua manusia, sampai Kristus datang kembali dan membuat segala sesuatunya menjadi baru.
Permintaan ketiga " jadilah kehendakMu ", berarti bahwa semua perintah dan maksudNya secara sempurna tergenapi.

ALLAH TERLEBIH DAHULU, SETELAH ITU MANUSIA.

setelah tiga permintaan yang berpusatkan kepada Allah ini disampaikan, maka bagian kedua dari doa ini adalah permintaan yang berpusatkan kepada manusia. Mengapa permintaan yang berpusatkan Allah terlebih dahulu diucapkan? Hal ini mengingatkan kita bahwa permintaan atau doa kita adalah untuk meninggikan Allah dan untuk kemuliaan Allah. semangat dalam doa bukanlah untuk menundukkan kehendak Allah kepada kehendak kita. sebaliknya, adalah untuk menundukkan kehendak kita kepada kehendak Allah. Permintaan yang berpusatkan kepada manusia ini adalah meminta roti, meminta ampun, dan dilindungi dari pencobaan. semua kebutuhan kebutuhan manusia sudah masuk dalam tiga permintaan ini. Kebutuhan ini adalah kebutuhan materi, kebutuhan spiritual dan kebutuhan akan pimpinan dan pertolongan.

doa bapa kami diakhiri dengan pujian, karena Engkaulah yang empunya kerajaan, kuasa, dan kemuliaan. Pujian ini berarti bahwa Allah yang kita sembah memiliki Tahta di sorga, Allah yang sanggup melakukan apa yang kita minta karena Dia memiliki kuasa, dan Allah yang kita puji disini dan sekarang ini.

ALLAH MEMIMPIN PERCAKAPAN
Ketika kita berbicara kepada orang tua kita atau teman tentang masalah dan ketakutan yang sedang kita alami, mereka seringkali memimpin atau mengambil alih pembicaraan. Tujuannya apa? untuk membantu kita melihat secara jernih masalah yang sedang kita hadapi. Misalnya, coba ceritakan masalahmu............apa tujuanmu melakukan itu? saudara kenal enggak dengan dia? lalu kita pun menjawab pertanyaan pertanyaan dari teman kita itu.
Doa Bapa Kami juga memiliki model yang seperti ini. Doa Bapa Kami adalah serangkaian jawaban dari pertanyaan pertanyaan yang Allah ajukan kepada kita. Untuk mempertajam doa Bapa kami ini, kita perlu melihat pertanyaan pertanyaan yang ada dibalik doa Bapa kami ini
Pertama, menurutmu, Aku ini siapa? ( Bapa kami di dalam sorga)
Kedua, apakah yang paling saudara inginkan? dikuduskanlah namaMu, datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumis eperti di sorga
ketiga, Lalu apakah yang saudara akan minta sekarang yang sesuai dengan tujuan itu? Pemeliharaan (roti) pengampunan dan perlindungan (janganlah membawa kami dalam pencobaan)

keempat, Mengapa anda begitu yakin dan mantap dengan ketiga permintaan tadi? karena kami tahu, bahwa Tuhan mampu melakukan itu (karena Engkaulah yang memiiki kuasa) dan ketika Engkau melakukannnya maka akan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan. ( dan kemuliaan sampai selama lamanya).
pertanyaan pertanyaa ini mesti kita pahami sebelum menyampaikan doa Bapa kami. karena pertanyaan pertanyaan ini, sangat menyehatkan kita secara rohani ketika berdoa. seringkali ketika kita berdoa, kita merasa bhwa tidak ada yang mendengarkan doa kita.Padahal Allah sedang mendengarkan kita. Melalui pertanyaan pertanyaan ini, kita akan dibantu untuk menyadari bahwa Allah itu sedang bertanya kepada kita agar memberitahukan kepadaNya dengan jujur, apa yang kita pikirkan mengenai Dia, Apa yang kita inginkan dari Dia dan Mengapa kita menguinginkannya. Dengan pertanyaan pertanyaan ini, kita akan lebih sadar bahwa kita sedang berbicara kepada Bapa, kita akan lebih paham isi doa Bapa kami.

Yohannis Trisfant

Rabu, 24 April 2013

Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? (Roma 8:35)


Penulis: Pdt. Yohannis Trisfant


Ini adalah pertanyaan yang paling puncak dari kelimat pertanyaan yang diajukan oleh paulus. Pertanyaan lima ini seperti puncak dari sebuah anak tangga. Ini  adalah anak tangga yang paling tinggi.  Paulus bertanya , “siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus”?  dan setelah itu ia mencoba mencari jawaban dari sekelilingnya. Paulus memberikan contoh-contoh tentang hal-hal yang bisa memisahkan kita dari kasih Kristus.
Dalam ayat 35, Ada tujuh kemungkinan yang Paulus sebutkan sebagai bahaya yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus, yaitu Penindasan, kesesakan , penganiayaan, kelaparan, ketelanjangan, bahaya, pedang.  Penindasan, kesesakan , penganiayaan, merupakan ancaman yang datang dari dunia,  dari orang-orang yang membenci kekristenan.  Sedangkan kelaparan dan ketelanjangan adalah tidak adanya makanan, dan pakaian.  Orang kaya bangkrut, sampai tidak ada makanan dan pakaian, atau seseorang tidak mendapatkan pekerjaan sehingga tidak dapat membeli makanan dan pakaian, atau kegagalan dalam usaha sehingga tidak bisa mencukupi kebutuhan pokok. Semuanya itu memang merupakan ancaman bagi orang kristen.
Hal selanjutnya  yang bisa mengancam orang kristen adalah bahaya dan pedang. Bahaya apa? bahaya kecelakaan, penyakit, perampok bersenjata, teroris, dll. Daftar bahaya ini bisa diperpanjang lagi. Semuanya adalah penderitaan yang nyata-yang tidak menyenangkan, sulit untuk ditanggung, menantang iman kita. Paulus mengetahui apa yang sedang dia bicarakan karena dia sendiri mengalami hal itu dan sangat buruk sekali.  Orang-orang kristen di Roma juga mengalami penderitaan tersebut, dimana mereka dibakar dan dijadikan obor-obor untuk menerangi taman istana Nero. Namun semuanya itu pun tidak bisa memisahkan orang kristen dari kasih Kristus. 
Paulus yakin bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang,  (39)   atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Kematian memang sangat ditakuti dan merupakan pemisah yang paling besar, namun bagi orang-orang percaya yang ada dalam Kristus, kematian bukan lagi sesuatu yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus, sebaliknya, menjadi membawa kita lebih dekat kepada Kristus.  Kematian yang awalnya adalah  pemisah antara kita dengan Allah, sudah menjadi penyatu antara diri kita dengan Kristus.
Bukan hanya kematian yang tidak bisa memisahkan kita dari kasih Kristus,kehidupan pun tidak bisa memisahkan kita dari kasih Kristus. Hidup itu lebih kejam daripada mati. itulah sebabnya mengapa seringkali kita menyebut, kematian sebagai sebuah kelepasan atau sebagai sebuah anugerah. Hidup juga bisa membawa pemisahan. Kemiskinan bisa membawa pemisahan, status sosial juga membawa pemisahan, suku, ras juga membawa pemisahan. Jadi hidup juga dapat membawa pemisahan atas manusia. Namun hidup tidak pernah bisa memisahkan kita dari kasih Kristus
Saudara janganlah putus asa ketika menghadapi masalah, sebab masalah-masalah itu tidak bisa memisahkan saudara dari kasih Kristus.
Bahkan kita dikatakan “ lebih dari pemenang”. Agak aneh kalau kita dikatakan sebagai pemenang, karena kita digambarkan seperti domba. Domba mana bisa menjadi pemenang. Kalau singa , kita bisa terima sebagai pemenang. Atau kalau ulat, kita bisa mengatakan ulat-ulat adalah pemenang karena singa yang mati, dimakan oleh ulat, jenderal yang mati juga dimakan oleh ulat, sehingga ulat memang adalah pemenang.Kalau domba? Mana bisa sebagai pemenang. Domba adalah korban untuk dimakan, disate, di gule, atau di rica-rica. Namun paulus mengatakan “ kita atau domba-domba Allah adalah lebih dari pemenang. Jadi bukan hanya pemenang, tetapi lebih dari pemenang di dalam Kristus. Kita adalah pemenang yang super.
Kita memang tidaklah kebal terhadap pencobaan, tidak kebal terhadap tragedi. Namun kita dijanjikan kemenangan atas semua itu. Janji Allah, bukanlah bahwa pencobaan tidak akan menyerang diri kita, tetapi bahwa pencobaan tidak akan pernah memisahkan kita dari kasih Allah. 
Kasih ini adalah kasih Allah yang secara luar biasa diperlihatkan di kayu salib (5:8; 8:32,37) dimana telah dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus. Keyakinan kita bukanlah terletak pada kasih kita kepada Kristus, karena kasih kita itu lemah, kecil dan terbatas. Tetapi keyakinan kita terletak di dalam kasihNya kepada kita, kasih yang tetap, setia dan selama lamanya. 


Salam

Pdt. Yohannis Trisfant



Siapakah yang akan menghukum mereka? (Roma 8:33)

Penulis: Pdt. Yohannis Trisfant



  
Siapakah yang akan menghukum mereka?  (34)  Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?  
Suatu hari, diadakan pertemuan koruptor dari seluruh dunia. Mereka saling membanggakan kelebihan mereka dalam korupsi. Berikut percakapan mereka.
Koruptor Negara C
:
Di negara saya, korupsi dilakukan di bawah meja.
Sebab kalo ketahuan, pasti digantung.
Koruptor Negara N
:
Di negara saya, korupsi dilakukan di atas meja.
Sebab sudah bukan hal yang aneh lagi.
Koruptor Negara A
:
Di negara saya, korupsi dilakukan bisa di atas meja atau di bawah meja,
tergantung kebijakan politik negara saya.
Koruptor Negara Indonesia
:
Mengapa kalian segitu saja bangga?
Di negara saya, korupsi bukan hanya di atas meja atau di bawah meja,
MEJANYA PUN KAMI KORUPSI!!!!

Kalau ditanya, siapakah yang akan menghukum koruptor di Indoensia? banyak yang pengen menghukum para koruptor, KPK, saingan politiknya, dan masyarakat.
Kalau saudara ditanya, siapakah yang akan menghukummu?  Enggak ada. Saya orang kristen yang baik, tidak punya musuh.  Saya juga bukan penjahat, bukan koruptor.
Walaupun kita bukan penjahat, masih banyak orang yang ingin menghukum kita. Mereka yang iri hati ingin mencelakakan kita. Perampok, penjambret  ingin merampsa milik kita. Virus, bakteri dapat membuat kita sakit. Iblis ingin menghukum kita dengan cara mendatangkan celaka buat kita.  Orang-orang Non Kristen juga akan menuduh kita dan berkata, “dia tidak lebih baik dari saya? koq, Tuhan mengininkan dia masuk ke dalam sorga, sedangkan saya masuk ke neraka?”
Lalu apa yang menjadi penolong kita? Kristus lah yang menjadi penolong kita melalui kematianNya, kebangkitanNya, pemuliannNya, dan melalui syafaatNya. Paulus mengatakan dalam ayat 34 bahwa Kristus menjadi pembela bagi kita. Tuhan Yesus tidaklah mengabaikan kita setelah pekerjaan penebusanNya selesai. Dia masih memperhatikan diri kita, bukan hanya nanti ketika pengadilan ilahi dilaksanakan tetapi juga sekarang ini, di dunia ini. Dia menjadi perantara, atau juru syafaat bagi kita
Donald Barnhouse menjelaskan tentang Kristus yang menjadi pembela kita seperti ini:” ketika kita memiliki masalah, atau ketakutan dalam hati kita, maka ketakutan itu langsung diketahui oleh Krisus, karena ketakutan kita itu menyentuh hatiNya, ketakutan kita itu membuat Dia merasa menderita.
Jika kita mengalami kehilangan, dukacita, penderitaan, maka itu akan segera tertulis dalam hati Kristus. Mengapa bisa terjadi seperti itu? Karena Alkitab menuliskan:” KJV menerjemahkan Yes 63:9, dalam segala penderitaan mereka, Dia menderita.  Kristus merasakan segala kesusahan dan penderitaan kita. Dia adalah pembela kita yang baik dalam segala kesusahan yang kita alami. Oleh sebab itu kita tidak perlu kuatir. Dia akan memenuhi segala keperluan kita menurut kekayaan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus Tuhan kita.
Ada sebuah syair pendek yang berbunyi seperti ini: don’t worry be happy” Jangan kuatir, melainkan gembiralah dalam segala persoalan yang saudara sedang hadapi karena kita memiliki Kristus sebagai pembela kita dan penolong kita

Bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? (Roma 8:32)


 

Penulis: Pdt. Yohannis Trisfant

Kita bisa yakin bahwa Allah akan menyuplai seluruh kebutuhan kita? Keyakinan itu dapat dilihat di kayu salib.   Salib itu merupakan jaminan bahwa Allah akan terus bermurah hati kepada kita dan akan melanjutkan kemurahannya tersebut, sebab Dia sudah memberikan pemberian yang paling besar, yakni AnakNya sendiri. 
Octavianus Winslow mengatakan: siapakah yang menyerahkan Yesus sampai Dia mati di kayu salib? Bukan Yudas yang menyerahkan Yesus dengan tujuan dapat uang 30 keping perak., juga bukan Pilatus yang menyerahkan Yesus akrena takut dengan orang banyak, dna juga bukan pemimpin yahudi yang menyerahkan Yesus karana iri hati, Tteapi yang menyerahkan Yesus adalah Allah Bapa, karena Dia mengasihi kita. Itulah jaminan yang paling  besa rakan kemurahan Allah yang akan diberikan kepada kita. Paulus memakai argumen dari yang paling besar ke yang paling kecil. Yang paling besar adalah Kristus dan itu telah diberikan kepada kita, sehingga Paulus bertanya, bagaimana mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? Karena Allah sudah memberikan pemberian yang paling besar, maka kita dijamin akan menerima kemurahan-demi kemurahan setiap hari dari Allah.  
Seorang Guru sekolah minggu bertanya kepada murid-murid SM,  “apakah ada dari janji-janji Allah yang tidak dipenuhi oleh Allah? Jika anak-anak bisa menemukan maka akan diberikan uang oleh lause sebesar : Rp. 1 juta. Hadiahnya kurang besar. Seharusnya, diberikan janji 1 milliar, karena tidak ada janji Tuhan yang tidak akan diberikan atau digenapi, sebab seperti yang dikatakan dalam Roma 8: 32,  Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?  Kalau Allah sudah memberikan AnakNya, maka Ia akan mengaruniakan segala sesuatu kepada kita. Ayat ini merupakan Cek kosong untuk segala kebutuhan kita. Saudara cukup menuliskan di atas cek kosong itu kebutuhan saudara dan kemudian menyerahkan kepada Tuhan.
Saudara bisa menuliskan di atas cek itu dan minta kekuatan untuk mengalahkan pencobaan, maka Allah akan memberikan kita kekuatan untuk mengalahkan pencobaan tersebut.  (1 Kor 10:13)
Saudara bisa menuliskan di atas cek itu dan minta Dia menolongmu dalam menghadapi masalah, maka Dia akan menyertai saudara senantiasa (Mat 28:20)
Saudara bisa menulsikan di atas cek itu kebutuhan saudara akan pekerjaan, akan keuangan, kesehatan, damai sejahtera, maka Dia akan menolong memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. (Fil  4:19)

Jelas sekali, bahwa kalau Allah suda memberikan Yesus Kristus, sebagai pemberian yang paling besar, maka Dia akan memberikan pemberian yang jauh lebih kecil dari itu, seperti yang dikatakan oleh John Stott: kayu salib itu membuktikan bahwa Allah itu murah hati.
Jika seorang kaya sudah memberikan kepada saudara satu milliar, maka dia pasti tidak akan keberatan kalau saudara meminta dibayarin makan di mie acay, karena saudara hari itu ketinggalan dompet. Seperti inilah Allah kita.
Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?  Segala sesuatu adalah semua hal yang kita butuhkan untuk membuat kita semakin serupa dengan Kristus.

Salam

Pdt. Yohannis Trisfant