Rabu, 30 September 2009

Kekecewaan anda berarti


 

Seringkali kita mendengarkan pertanyaan seperti ini:" mengapa begitu banyak orang jahat hidup sehat sampai tua, sementara orang yang baik banyak mengalami tragedi dalam hidupnya, bahkan meninggal begitu cepat. Mengapa sepertinya Tuhan itu tidak adil? Kalau ada orang yang memang pelit, rakus, emosional, jahat dan kemudian menderita penyakit kanker, maka kita berkata: itu wajar untuknya. Tetapi kalau orangnya baik, percaya kepada Tuhan, rajin melayani dan kemudian menderita kanker, kita sulit menerimanya dan bertanya, mengapa tragedi seperti itu menimpa mereka?

Memang seringkali penilaian dan kesimpulan kita sangatlah dangkal. Kita seringkali menghubungkan penderitaan dengan masalah dosa dan kejahatan. Seolah-olah, kalau ada yang menderita maka semuanya itu karena dosanya besar. Sehingga kalaua da orang yang lahir buta, maka kita bertanya, siapa yang berdosa? Orang tuanya atau kakenya? Atau kalau ada yang penrikahannya hancur, kita juga bertanya, siapa yang berdosa? Suami atau sitri? Atau mereka berdua telah berbuat dosa, sampai bercerai?. Dan seandainya, kita tahu bahwa mereka berdua asdalah orang-orang baik, kita lantas menganggap Tuhan tidaklah adil dengan membiarkan mereka menderita. Padahal penderitaan tidak selalu berhubungan dengan perbuatan dosa.

Kita manganggap bahwa Tuhan tidak adil ketika mengijinkan yang seorang menderita sedangkan orang lain yang jahat tidaklah menderita. Apalagi kalau diri kita yang mengalami banyak kesusahan. Kita selalu membandingkan dengan orang lain. Kita mengatakan:" alangkah indahnya kalau saya seperti si A, yang hidupnya enggak ada susah".

Padahal, kita tidak tahu bahwa si A juga punya penderitaan yang berbeda dengan kita. Kepedihan itu bersifat universal. Semua orang akan mengalaminya, hanya ukurannya yang berbeda-beda. Mungkina kita menganggap bahwa kepedihan kita yang palling besar, padahal belum tentu demikian.

Ada sebuah Cerita lama tentang sebuah rumah dengan jendela-jendela emas. Kisah itu menceritakan mengenai seorang anak yang setiap pagi melihat sebuah rumah di kejauhan. Rumah itu memiliki jendela-jendela emas. Ia menatap dengan senang kilauan sinar dari jendela-jendela emas itu. Suatu hari ia bertanya kepada ayahnya, apakah mereka bisa mengunjungi rumah itu? Ayahnya setuju dan mereka pun mulai berjalan. Mereka berjalan dan berjalan sampai mereka mendekati rumah itu. Ketika sampai di rumah itu, anak kecil itu bingung. Ia tidak melihat ada jendela-jendela emas. Seorang gadis kecil keluar dari rumah tersebut dan bertanya, apakah yang mereka cari. Anak kecil itu menjawab: "kami mau melihat rumah dengan jendela-jendela emas yang saya lihat setiap pagi".

Oh........kamu datang ke tempat yang salah. Gadis itu menjawab dengan cepat. Kalau kamu kamu menunggu sebentar sampai matahri terbenam, saya akan menunjukkan rumah dengan jendela-jendela emas yang aku lihat setiap sore.

Sdr mengerti kisah ini. Anak kecil tersebut setiap pagi melihat rumah orang lain yang berpantulan keemasan karena sinar matahari pagi. Dan sebaliknya, orang yang tinggl di rumah tersebut juga melihat rumahnya setiap sore dan rumahnya itu berwarna keemasan karena pantulan sianr matahri sore.

Alangkah benarnya kisah ini. Kita seringkali melihat betapa bahagianya hidup orang lain. Dan tanpa kita sadari, orang lain juga melihat betapa bahagianya hidup kita. Padahal. Hidup kita penuh kesusahan dan hidup orang lain juga ternyata sama penuh dengan kepedihan. BAGAIMANAKAH PENDAPAT SDR?

Kalau kekecewaan diibaratkan sebagai pencuri, maka kekecewaan itu tidak akan pandang bulu. Semakin banyak seseorang memiliki sesuatu maka akan semakin banyak kehilangannya.

Jadi nampaknya semua orang mengalami kesusahannya tersendiri dalam dunia ini. Lalu bagaimana kita menghadapi kesusahan atau penderitaan tersebut? Ingatlah bahwa Tuhan hadir dalam keadaan seperti itu. Ingatlah mengenai orang yang buta sejak lahirnya dalam Yoh 9. Siapa yang berdosa? Orang tuanya, anak ini? Bukan. Tuhan hendak menunjukkan pekerjaanNya.

Untuk bisa memahami adanya pekerjaan Tuhan dalam setiap kekecewaan, kepedihan dan penderitaan kita, maka libatkanlah beberapa hal dalam penderitaan sdr

Pertama, libatkanlah hati dengan benar.

Tuhan adalah pembentuk hati kita. Pada saat sdr mengalami masalah, maka ada tiga hal yang akan terjadi atas hati sdr. Hati sdr akan kasar dan tidak peka. Saudara akan marah kepada Tuhan. ATAU HATI saudara akan hancur dibawah beban kekecewaan. Saudara akan menjadi gila. ATAU HATI saudara akan menjadi lembut disaat penderitaan menimpamu. Ini sebabnya mengapa Alkitab menyebut raja Daud seabagai orang yang berkenan dihati Tuhan. Sebutan ini bukan karena Daud hidup sempurna, tetapi karena Tuhan daapt menjangkaunya di tengah-tengah kelalaian dan tragedi hidupnya. Ketika dia harus mengungsi, lari dari anaknya Absalom, karena Absalom memberontak, Daud tidaklah marah kepada Tuhan. Dia menerima semua itu di dalam ketaatan kepada Tuhan.

Kepedihan dan kekecewaan saudara adalah bagian dari rancangan Tuhan untuk membentuk hati saudara. Kepedihan, kesusahan, masalah yang saudara terus menerus tanggung akan terus menerus membentuk saudara. Tidak ada jalan lain.

Saudara tahu apakah itu kesempurnaan? Kesempurnaan bukanlah sempurna tanpa dosa. Kesempurnaan adalah selesainya sebuah perjalanan. Kita tidak mungkin bisa kudus seperti Tuhan, tetapi tatkala kita dapat melewati kesusahan kita dengan baik, menyelesaikannya sehingga mencapai tujuan yang Tuhan inginkan yakni menaati kehendak Tuhan, maka boleh dikatakan kita sempurna.

Suadara ingatkah dengan Habakuk? Habakuk memohon Tuhan menjelaskan mengapa Tuhan memakai orang-orang Babel untuk menjadi alat dalam menghukum bansga Israel? Habakuk berteriak, kelaliman, penindasan. Mengapa Engkau melakukan hal ini Tuhan? (Hab 1:2-4). Namun Habakuk akhirnya menanti jawaban Tuhan dengan sabar dan akhirnya Tuhan mengubah cara berpikir Habakuk.

Pada saat ada kesusahan atau apapun itu, berdoalah agar kehendak Tuhan yang jadi dalam hidup saudara dan bersedia menjalaninya. Saudara akan dapat melihat Tuhan dalam kesusahan-kesusahan tersebut.

Calvin Miller mengatakan bahwa tseringkali kita tidak mendapatkan jawaban dari masalah-masalah kita. Kita mungkin ke gereja dan berharap kotbah akan menjawab masalah kita. Kita mungkin sduah bolak balik Alkitab dan berharap bahwa ada jawaban dari penderitaan kita. Atau bahkan kita sudah tanya kesana kesini dan banyak banyak buku, namun tidak ada jawaban mengapa hal ini terjadi. Seringkali memang kita tidak mendapatkan jawaban-jawaban dari kesakitan kita. Namun tatkala kita mau melembutkan hati ini dan menerima kehendak Tuhan, maka walaupun tidak ada jawaban, kita DAPAT MERASAKAN KEHADIRAN TUHAN SELAMA MASA-MASA GELAP TERSEBUT.

Kedua. Libatkanlah iman.

Nuh sedang dalam masalah besar ketika membuat kapal. Seluruh kapalnya lengkap, namun hanya tidak ada kemudia dan tidak ada layar. Dia akan mengarungi lautan yang luas tanpa tahu Bahteranya akan kemana, akan membentur apa? Nuh menjalani masalahnya dengan IMAN. Jika kita kehilangan iman, maka kita akan kehilangan hal yang paling berat. Kehilangan imana dalah hal yang sangat mengerikan, karena harapan saudara dirampas dan kasih saudara menjadi terancam. Hidup yang sekedar percaya adalah hidup yang diberkati.

Ketiga, libatkanlah salib.

Seluruh penderitaan dunia bertemu diatas kayu salib. Kristus menanggung hukuman dosa kita dan menerima penderitaan terbesar yakni ditinggalkan oleh Allah Bapa. Dia melakukan semua ini karena kasihNya kepada kita.

Rom 8:32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?


 

Setiap kali berada dalam poenderitaan ingatlah akan salib Kristus. Kalau Allah sudah menderita diatas salib demi kita, maka janganlah takut menghadapi penderitaan apapun. Penderitaan itu TIDAK AKAN MEMISAHKAN SDR DARI KASIH KRISTUS.
Rom 8:36-39 Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." (37) Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. (38) Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, (39) atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.


 

Diatas salib itulah kita melihat gembala kita yang agung mati menggantikan kita agar kita dapat mengalami hidup yang berlimpah, yang kekal walaupun kita berada di dalam bahaya sekalipun. Tuhan Yesus adalah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya. Supaya kita memiliki hidup dalam kelimphana. Yoh 10:10-11


 

Ada seseorang yang pernah menambahkan kalimat pada setiap baris dari mazmur 23

TUHAN adalah gembalaku, - itu sebuah hubungan

takkan kekurangan aku. – itu pasokan

(2) Ia membaringkan aku di padang yg berumput hijau,- itu istirahat

Ia membimbing aku ke air yang tenang; - itu penyegaran

(3) Ia menyegarkan jiwaku. – itu penyembuhan

Ia menuntun aku di jalan yg benar . – itu bimbingan

oleh krn nama-Nya – itu tujuan

(4) Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, - itu ujian

aku tidak takut bahaya, - itu perlindungan

sebab Engkau besertaku; - itu kesetiaan

gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku – itu disiplin.

(5) Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; - itu harapan

Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak;- itu pengudusan

pialaku penuh melimpah. – itu kelimpahan


(6) Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; - itu berkat

dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.- itu kekekalan


 

Oleh Yohannis trisfant

www.trisfant.org

Minggu, 30 Agustus 2009

PELAYANAN BUKAN HANYA SEBUAH JANJI.

PELAYANAN BUKAN HANYA SEBUAH JANJI.

(Mat 21:28-29)


 

Disampaikan di Komisi Pemuda Bajem Bina Bakti, Agustus 2009

Pada zaman ini, kita hidup dalam sebuah masyarakat yang menganggap bahwa berpegang kepada janji itu adalah sebuah pilihan. Setiap tahun ada ribuan orang yang menikah dan berjanji akan setia sampai mati, namun kenyataannya adalah mereka bercerai beberapa tahun kemudian.

Setiap tahun ada demikian banyak atlet dan artis yang melanggar kontrak kerja karena mereka bisa mendapatkan uang lebih banyak di tempat lain.

Ada seorang yang sakit dan dirawat di rumah sakit. Dokternya memberitahukan bahwa, penyakitnya berat namun dia akan bisa sembuh. Walaupun dokternya mengatakan akan sembuh, tetapi pasien ini tetap takut dengan penyakitnya itu. Dia kemudian berkata kepada dokternya:' dok, tolong berikan pengobatan yang terbaik, lakukan apa saja. Jika saya sembuh, saya akan menyumbang untuk membangun rumah sakit baru sebesar $ 10.000.

Beberapa bulan kemudian, dokter ini bertemu dengan pasien yang sudah sehat ini. Dokter kemudian bertanya, bagaimana kesehatanmu? Sudah baik? Koq, enggak pernah kelihatan lagi.

Pria itu menjawab: oh.......baik dokter, saya sudah sehat. Terima kasih

Dokter: Puji Tuhan. Itulah sebabnya, saya ingin berjumpa denganmu pagi ini. Saya hanya ingin mengingatkan bahwa anda sudah berjanji akan memberikan $ 10.000 untuk rumah sakit baru.

Pria: Anda bicara apa? Sumbangan?

Dookter: Apda waktu sakit, anda khan berjanji bahwa nanti kalau sudah sehat, saya akan memberikan sumbangan sebesar $ 10.000.

Pria ini kaget dan menggelengkan kepalanya dan berkata: dokter,kalau saya berjanji seperti itu, maka saya benar-benar sakit.

Membuat janji itu mudah, tetapi menepatinya sangatlah sulit. Itulah sebabnya, maka kita harus melihat janji kita sebagai sesuatu yang serius. Kita mesti berhati-hati, jangan sampai mengucapkan janji-janji kosong dan kita mesti berhati-hati agar tetap setia terhadap janji kita.

Pada hari ini kita akan melihat sebuah perumpamaan yang mengajarkan bahwa pelayanan itu bukan hanya sekedar sebuah janji. Ada beberapa alasan

Pertama, Maksud baik saja tidaklah cukup baik.


 

Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. (Mat 21:28-29)

Perumpamaan ini tidaklah memberitahukan kepada kita mengapa anak tersebut tidak bekerja dalam kebun anggur. Hal yang diberitahukan kepada kita adalah anak ini mengatakan baik, bapa, saya akan bekerja di kebn anggur,namun dia tidaklah melakukannya. Dia tidak pergi ke kebun anggur. Ada perkataan seperti ini bahwa jalan ke neraka itu penuh dengan orang-orang yang bermaksud baik. " saya sebenarnya ingin sekali hidup kudus.......saya sudah merencanakannya, tapi tidak jadi melakukannya. Saya memang bermaksud percaya kepada Kristus,............... kalimat-kalimat itu akan banyak kedengaran di neraka. Kita seringkali berpikir bahwa maksud baik saja sudah cukup. Kita cenderung menghibur diri kita dengan mengatakan:' yang penting saya bermaksud baik, walaupun saya tidak lakukan maksud saya tadi. Ini penipuan terhadap diri sendiri. Perumpamaan ini mengajarkan kepada kita bahwa maksud baik bukanlah sebuah alasan untuk membenarkan diri


 

Maksud baik bukanlah alasan untuk tidak melakukan sesuatu.

Jika sdr ingin meluangkan waktu untuk berdoa, tetapi saudara ternyata tidak berdoa karena saudara terlalu sibuk. Jika saudara ingin melayani Tuhan dengan lebih baik namun saudara belum bisa meluangkan waktu. Dan jika saudara mau membaca Alkitab, tetapi saudara tidak melakukannya karena saudara banyak tugas sekolah dan pekerjaan. Saudara mesti menyadari bahwa semua maksud-maksud baik itu tidak dapat menolongmu. Jangan berpikir bahwa saudara akan dimaafkan karena sudah punya niat baik melayani, karena sudah punya niat baik berdoa, baca Alkitab, namun karena satu dan lain hal saudara tidak bisa melakukannya. Niat baik saja tidaklah cukup memuaskan Tuhan. Tuhan ingin tindakan, bukan hanya niat baik saja. Sekali lagi, di neraka itu banyak orang yang punya niat baik tetapi tidak melaksanakan niat baiknya. Janganlah keliru, bahwa karena lidahmu sudah mengucapkan janji untuk melayani Tuhan, kemudian saudara akan mendapatkan pujian dari Tuhan. Allah memang senang dengan maksud baik kita, namun maksud baik saja itu belum cukup baik. Allah tidak akan bersedia menerima janji-janji kosong, padahal kita mampu melakukan lebih banyak lagi.


 

Kedua, perjalanan kita lebih penting daripada pembicaraan kita

.

Di gereja kita seringkali mengadakan rapat. Kita banyak membicarakan mengenai rencana-rencana dan evaluasi untuk memperbaiki persekutan. Rapat-rapat memang perlu. Kita perlu duduk memikirkan pelayanan. Tetapi ada hal yang lebih penting yakni mengerjakan hasil pembicaraan kita. Itulah sebabnya, perjalanan atau progress itu lebih penting daripada pembicaraan. Saya mengamati bahwa ada sebuah kelemahan gereja, yakni tidak menindaklanjuti pembicaraan-pembicaraannya. Biasanya ketika tiba rapat berikutnya, baru sadar bahwa selama ini dirinya tidak mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya pada waktu rapat. Jadi tugasnya sebagai pengurus hanya rapat dan rapat, tetapi tidak melakukan apa-apa.

Inilah yang dilakukan oleh anak sulung dalam perumpamaan ini. Papanya sudah rapat dengan dia dan sudah memberikan tugas agar bekerja di dalam kebun anggur. Dalam rapat itu dia sudah menyanggupi. Tetapi dia tidak pergi. Tidak ada tindakan. Tidak ada langkah yang dia lakukan.


 

Jadi pembicaraan mengenai pelayanan, mengenai agama tidaklah cukup. Tuhan Yesus bertanya kepada pendengar pada waktu itu Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" (Mat 21:31). Tentu pendengarnya mengerti siapa yang melakukan kehendak ayahnya, yakni yang bekerja dalam kebun anggur. Anak yang awalnya mengatakan: "tidak" tetapi kemudian dia menyesal dan pergi bekerja dalam kebun anggur. Anak ini tidak mengatakan hal yang benar, tetapi dia melakukan hal yang benar. Jika tindaka kita tidak melindungi kata-kata kita, maka kata-kata kita itu tak bermakna. Kebenaran ini ditegaskan dalam bagian kitab yang lain. Yakobus mengatakan: Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. (Jas 2:26)


 

Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. (Rom 2:6-8)


 

Kita mungkin selama ini terlalu banyak menekankan kepada pembicaraan-pembicaraan dan bukan kepada tindakan-tindakan. Sudah berapa sering saudara membicarakan penginjilan? Berapa sering saudara membicarakan pelayanan? Pasti sering. Namun pertanyaannya adalah, apakah ada tindakan nyata? Sebab penginjilan dan pelayanan bukan hanya untuk dibicarakan melainkan untuk dikerjakan. Jangan menjadi NATO. No Action Talk Only. Tidak ada tindakan hanya omong kosong saja.

Ketiga, Bagaimana keadaaan saudara kelak, itu jauh lebih penting daripada keadaan saudara saat ini.

Perumpamaan ini sebenarnya ditujukan kepada orang-orang Fairisi pada saat itu. Anak pertama yang mengatakan" baik bapa" mewakili orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, yakni mereka yang sudah lama melayani di dalam bait Allah. Namun mereka melakukan kewajiban agamanya hanya supaya dilihat oleh orang. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. (Mat 23:5-7)

Mereka adalah orang-orang yang tidak melakukan apa yang mereka ajarkan. Yohanes Pembaptis datang kepada mereka dan menunjukkan jalan kebenaran. Mereka mendengarkan kotbah Yohanes Pembaptis tetapi tidak mau mempercayainya. Inilah gambaran mengenai anak pertama yang diwakili oleh orang-orang Farisi dan ahli Taurat. Mereka mendengarkan dan menajwab iya, tetapi tidak menaati firman Tuhan


 

Sedangkan anak yang kedua, ditujukan kepada pemungut cukai dan orang-orang berdosa. Mereka menolak terang-terangan firman Tuhan. Tetapi ketika Yohanes Pembaptis datang dan berkotbah mengenai pertobatan dan pengampunan dosa (Mark 1:4), mereka bertobat dan masuk ke dalam kerajaan Allah. Jadi mereka pada awalnya menolak, tetapi kemudian mereka menaati Allah.


 

Bagus yang mana? Tentu dilihat pada endingnya. Jika endingnya menerima, menaati, maka itulah yang bagus. Apa gunanya awalnya manis tetapi endingnya buruk? Awalnya, semua iya terhadap kehendak Tuhan. Namun lama kelamaan, dirinya tidak melakukan lagi firman Tuhan.

Kondisi sdr kelak itu jauh lebih penting daripada kondisimu saat ini.

Tidak peduli bagaimana buruknya masa lalumu dan bagaimana jeleknya apa yang telah sdr lakukan. Jika saudara memperbaikinya sekarang dan sungguh-sungguh melayani Tuhan, maka itu jauh lebih penting. Anak yang telah menolak perintah ayahnya ini, memang buruk. Masa lalunya buruk karena dia tidak mau menerima perintah ayahnya. Tetapi dia berubah. Dia kemudian melakukan perintah ayahnya. Masa depannya dia jauh lebih baik daripada masa lalunya. Dan memang, sdr akan menjadi apa lebih penting daripada kondisimu saat ini. Jika kita sudah melakukan kesalahan pada masa yang lalu. Jika kita tidak sungguh-sungguh melayani Tuhan pada masa lalu, maka perbaikilah sekarang ini. Marilah kita lebih giat melayaniNya dan lebih dalam mengasihiNya


 


 

Kamis, 11 Juni 2009

Sentuhan kasih

Sentuhan kasih

Pentingnya pernikahan yang satbil. Anak-anak akan confidece bila melihat kita saling mencintai. 
Pada ahri ini kita akan berbicara mengenai bagaimana saya mencintaimu. Apakah itu cinta? Terkadang kita tidak mejiliki model peran mengenai apa itu kasih. Bagaimana sdr mengkomunikasikan cinyta kepada pasangan anda? /anak? 
Seringkali kasih itu semakin memudar seiring dengan waktu. Pada hari ini kita akan belajar bagaimana agar api cinta tetap menyala dan berkobar-kobra. Roma 2, Allah menaruh dalam manusia sebuah kapasitas untuk merasakan dan mengkomnunikasikan kasih. 
Baca 1 Yoh 4:7-8,  
Karakteristik dari orang-orang yang mengaishi adalah pertama dia mengenal Allah dan lahir dari Allah. Jika sdsr ingin melihat pasangan memiliki cinta yang murni, maka yg pertama adalah orang itu harus lahir dari Allah. Yesus memberikan perintah juga untuk saling mengasihi. Yoh 14: 34-35. Jadi kita harus saling mengasihi satu dengan yg lain sama dnegan ketika meneirma kasih satu dengan yang lain. 
Kualitas pernikahan adalah bergantung kepada berapa besar sdr menerim kasih dari Allah. Seberapa banyak sdr merasakan kasih dari Allah. Ketika sdr berjalan intim dengan Allah, maka semakin sdr merasakan kasih Allah dan semakin baik mencintai pasangan dan anak-anak. Hati lebih lebih lebar. Jadi kasih itu demikian penting , sehingga menjadi tanda untuk mengenali umatNya. 
Kasih memiliki 2 sisi, yakni memberi dan menerima. Memberi adalah sisi perbuatan, menerima adalah sisi perasaan. Memberi kasih juga bisa menjadi sebuah tindakan yang penuh frustrasi, karena kita tidak yakin apakah orang yang kita kasihi bisa menerimanya, bisa menafsirkan bahwa tindakan kita itu adalah tindakan kasih. Mengapa seringkali orang lain tidak bisa merasakan kasih yang kita berikan? Karena kita masing-masing memiliki bahas kasih yang berbeda-beda. 
Lima sentuhan kasih kita sebut bahasa akasih. Cara sdr mengkomunikasikan kasih diklasifikasikan sebagai bahasa kasih. 
Contoh: sdr keluar negeri. Kemudian tiba-tiba sdr mendengarkan ada yang berbicara bahasa Indonesia ketika belanja di supermakert. Wah, murah sekali sepatunya. Di Bandung mahal, disini murah. Sdr langsung menoleh. Orang-orang lain menoleh enggak waktu mendengarkan mereka berbciara bahasa Indioensia? Tidak. Karena itu bukan bahasanya. Tetapi ketika sd rmendengar ada yang berbicara bahasa Inggris, sdr tidak tertarik, karena itu bukan bahasa ibu sdr. Namun seandainya, ada yang berbicara bahasa sunda, sdr langsung lebih cepat menoleh, sebab ada orang sunda yang berada di hongkong. Sdr sangat tertarik karena itu bahasamu. 
Atau ketika sdr berbicara bahasa Indonesia di luar negeri, apakah orang akan tertarik untuk mendengarkan sdr berbicara?tentu tidak sebab mereka tidak menegrti. Namun kalau sdr berbicara bahasa inggris, orang pasti tertarik untuk mendengarkan pembicaraan sdr, apalagi kalau menarik. 
Hal yang sama terjadi dengan bahasa kasih kita. Kebanyakan orang berbicara dengan bahasa kasih utama mereka, sehingga kita kadang tidak tertarik dengan bahasa kasih mereka. Sebab bahasa kasih mereka, bukanlah bahasa kita. 
Dan celakanya, kita mengasumsikan bahwa semua orang berbicara dengan bahasa kasih yang sama dengan kita. Inilah masalahnya, sehingga kita tidak peka dengan bahasa kasihnya orang lain. Bagi orang lain, bahasa kasih sdr itu asing. Orang yang bisa memakai bahasa kasihnya orang lain ketika berbicara, maka orang itu akan disenangi oleh banyak orang
Ada empat bahasa kasih
1. Kata- kata yang membanugn. 1 kor 8:1. Kasih itu membangun. Dkl, kasih itu dikomunikasikan ketika seseorang dibangun oleh orang lainh, melalui kata-kata. Misalnya, saya mengatakan: kamu cantik sekali malam ini. Atau saya mengatakan: tien, kamu bagus sekolahnya. Atau Theo, saya senang sekali, karena kamu tambah pintar. Lakukanlah secara kontan mengatakanm kepada anak-anakmu, saya mengasihimu. 

Jika ada yang memenuhi ruangan ini dengan emas, dan mau tukar dengan kamu, maka saya tidak akan tukar dnegan kamu, karena kamu lebih berharga buat saya dari semua emas yang ada. Kalau doa, cobalah untuk memuji mereka dihadapan Allah. Tuhan saya begitu bangga terhadap anak-anak saya. Terima kasih bahwa Tuhan menambahkan mereka kepadaku. 

Istri-istri: buatlah kata-kata yang membangun untuk suamimu. Mungkin beberapa diantara sdr, kata membangun ini adalah bahasa kaish sdr. 

Kedua, Perbuatan melayani. Sdr menyatakan kasih dengan perbuatan melayani untuk pasanganmu dan anak-anakmu.

Keetiga, memberikan hadiah. Memberikan ahdiah levih daripada memberi yang nirmal. Bukan memberika waktu natal, ultah. Memberi hadiah berarti waktu sdr berjauhan dari orang tersebut, sdr memikirkan mengenai anak-anak, pasangan. Sdr ingin memberi hadiah untuk mereka. 

Keempat, waktu yang berkualitas. Bukan duduk-dudk dengan sitri dan baca koran sendirian. Sambil nonton bola lalu sitri nogech disamping. Itu bukanlah waktu berkualitas, sebab sdr tidak memberikan perhatian poenih. Waktu berkulitas juga bukan berarti sdr plototin matanya tidak bergeming. Waktu berkualitas adalah sebuah komunikasi yang melebih fakta-fakta. Itu bukan liputan 6, mengenai berita. Waktu kualitas ini sangat sulit bagi kebanyakan pria. Sebab sdr tidak bisa duduk diam bersama-sama dnegan lama. Waktu berkualitas adalah sdr melakukan sesuatu bersama-sama dan orang itu memberikan perhatian besar kepada sdr. 

Apakah bahasa kasih utama istri anda? Apakah waktu berkualitas?
Bagaimana dengan anak anda? Berikan waktu berkualitas, walaupoun itu tidak lama misalnya, main dengan anak, bawa anak jalan-jalan, maka sama-sama di louar. Sebelum tidur, berikan waktu ebrkualitas dengan anak-anak


Bagaimana membangun percakapan berkualitas?
1. Pertahankan kontak mata dengan pasangan ketika berbicaradengannya. Berikan perhatian yang tidak terbagi
2. Jangan dengarkan perkataan pasangan sambil melakukan sesuaytu yang lain. Baca koran, eh.ehe. dengarkan perasaannya.
3. Jangan langsung menginterupi . 
4. Sentuhan fisik dan kedekatan. Pegangan tangan sambil jalan-jalan di maal. Jalan dekat-dekat, jangan hanya saat pacaran. Sentuhan kasih itu berbicara secara fisik: saya mengasihimu.
 Kalau suamimu, adalah sentuhan fisik, maka doronglah anak-anak untuk menyambut papa dengan pelukan, ciuman

Dari emapt bahasa kasih maka pasti satu dari lima itu adalah bahasa kaish sdr. Itu berarti bahasa dimana sdr paling suka mendengarnya dan sesuatu yang paling suka sdr katakan. Belajarlah berboicara dalam bahas akasih yang lima itu kepada orang-orang sekitar kita
Contoh:
Mengapa dalam pernikahan, apoi kasih itu semakin memudar
Misal, bahas akasih suami adalahs enuthan fisik dan kedekatan
Istri, bahasa kasih yang utama adalah kata-kata yang membangun
Bagi suami, sentuhan fisik dan kedekatan adalah segala-fgalanya. Waktu pulang ingin dicium, dipeluk. Tetapi sitrinya ingin surat cinta, kata-kata pujian. Namun suaminya tidak sadar bahwa istrinya membutuhkan itu, sedangkan sang suami sendiri tidak memiliki kasih dengan bahasa yang membangun. 
Contoh lain
Bahasa kasih utama suami adalah perbuatan yang melayani, sedangkan sitri: wajtu yg berkualitas
Suami pulang ke rumah, dan istrinya mengatakan sayang, saya sudah buat pisang goreng dan kipi panas, kita bisa ngobrol-ngobrol
Suami bilang Ok, siapin dulu, saya akan ganti baju.
Tetapi lama enggak nongol, sayang sudah siap nih, mau datang enggak
Suami: tunggu, saya sedang gantung pakaian berantakan di tempoat tidur
Sitri: sayang, koipinya makin dingin mau datang enggak
Suami: saya gantung dasi dulu. 
Tba-tiba lampu mati
Suami: saya perbaiki lampu dulu
Istri: sayang (kesal), kopinya sudah dingin, mau datang enggak
Suami: saya akan datang. Sebentar, ada banyak pakian kotor knih saya ambil dulu. Dia lansgung cepat-cepat bawa ke bawa ke mesin cuci
Istri: sayang, sudah semakin dingin kjipinya, suara sudah berubah
Suami: sebentar, ada banyak kecoa nih. Nah sudha selesai nih
Pada saat itu kopi sudah dingin dan darah sitri sudah opanas
istriL: mau nognong apa sekarang, 
suami: kalau enggak ada yang mau diomonign saya ekrja lagi
istril kamu tiudak cinta lagi saya, tidak memberi perhatian kepada saya
suami: ah....saya suadh akerjakans emua ini kamu amsih bilang saya tridak cinta kamu. Tahu enggak, banyak wanita yang mau amti untuk saya
ini masalahnya, mereka tidak saling cocok dengan bahasa kasih mereka sampai mereka mempunyai sebuah komitmen untuk berbicara bahas akasih utama pasangannya
Pada waktu pacaran sdr bisa melakukan 5 bahasda kasih ini dengan baik
1. Kamuyang paling cantik dari semua
2. Waktu berkualitas tidak amsalah. Kalau bisa lebih lama. Jam d=2 pagi masih kecil, belum diusir camer. Tetapi sekarang, sudah menikah, jam 9 malam, sudah capek, mau langsung tidur
3. Dulu sentuhan fisik, tidak masalah. Sehingga saling dekatnya, kelihatan =Cuma satu. Tetapi sekarang, ketika istri mau peluk suami yang pulang ekrja, suami menilak: ah jangan, saya bau keringat jih 
4. Dulu bisa gombal tidak karua-karuan. Rambutmu cantik. Saya suka sepeatumu, saya suka kaos kakimu, padahal baunya
Pokoknya lagi pacaran, semuanya bagus dan bahasanya bagus-bagus. Liima bahas akasih itu semuanya merata biosa dilakukan
Setelah menikah???????
Kepada anak-anak, bahasa kasih pun adalahs eustau yang penting untuk diperhatikan. Bahas akasih itu mulai ada bedanya ketika anak berumur 7 tahun. Ada bahasa kasih utamnya. Namun bahasa kasih anak 2 tahun, smeuanya pasti sama, waktu ebrkulitas

Hal yang paling penting adalah pilihlah untuk mencintai anak sdr dan memilih untuk mencintai sitri, suami sdr. Dan sdr juga boleh untuk tidak memilih mencintai emreka, akrena kasih tiua dalahs ebuah pilihan
Dengan memilih mencintai sitri, anak anaksdr dengan bahas akasih mereke a, maka itu adalah sebuah pengorbanan yang sangat besa ryang sdr sudah lakukan untuk anak-anakmuy dan pasanganmu. 

Yohannis Trisfant, MTh

Keluhan

Keluhan

Jarang Diucapkan Sering Dilakukan


Lam 3:39 Mengapa orang hidup mengeluh? Biarlah setiap orang mengeluh tentang dosanya! 
 Jarang Diucapkan Sering Dilakukan. Kalau diamati mungkin kata yang sangat jarang diucapkan tetapi paling sering dilakukan adalah mengeluh. Fenomenya yang menarik adalah orang hampir selalu mengeluh kepada orang yang tidak dapat melakukan apa-apa atas keluhan yang disampaikan alias mengeluh kepada orang yang salah. 
Di kantor, orang mengeluh mengenai fasilitas kerja yang kurang baik, pimpinan yang kurang bijaksana, staf yang malas, rekan sekerja yang "tukang jilat", pacar atau pasangan hidup yang cerewet, dan lain-lain. 
Di rumah, orang mengeluh kepada saudara, orang tua, dan atau pasangan hidup mengenai perusahaan tempatnya bekerja yang pelit, pimpinan yang licik, rekan sekerja yang cari muka, dan lain-lain. Dari contoh ini, baik di rumah maupun di kantor orang mengeluh kepada orang yang betul-betul tidak tidak dapat melakukan apa-apa atas keluhan tersebut. Keluhan yang disampaikan kepada orang yang salah tidak akan menyelesaikan apa-apa atau mendapatkan apa-apa. 
Orang melakukan kebiasaan mengeluh karena mereka tahu persis bahwa ada sesuatu yang lebih baik. Orang yang tidak yakin bahwa ada sesuatu yang lebih baik yang bisa diperoleh misalnya fasilitas kerja yang lebih baik, pimpinan yang bijaksana, staf yang rajin, rekan kerja yang bersaing secara fair, pacar atau pasangan hidup yang lebih sayang, penghasilan yang lebih tinggi tidak akan bisa mengeluh. Saya ulangi, orang mengeluh karena mereka tahu persis bahwa ada sesuatu yang lebih baik. Mereka tidak hanya tahu bahwa ada sesuatu yang lebih baik tetapi juga tahu bahwa mereka lebih menyukainya. 
Orang mengeluh karena mereka kecewa bahwa realitas yang terjadi tidak sesuai dengan harapan mereka. Sebenarnya tiada situasi tanpa tanpa harapan, yang ada hanyalah mereka yang bertumbuh tanpa harapan, demikian menurut Marshall Ferdinand Foch. Tetapi mengapa mereka hanya bisa mengeluhkan apa yang mereka tahu lebih baik, lebih menyukainya, dan mengharapkannya? Jawabannya sangat sederhana, karena mengeluh itu sangat mudah untuk dilakukan. Jauh lebih mudah dibandingkan menyampaikan langsung keluhan tersebut kepada orang yang benar-orang yang dikeluhkan atau orang yang dapat membantu memberikan solusi atas keluhan tersebut karena untuk melakukan yang satu ini dibutuhkan keberanian terutama keberanian untuk menghadapi resiko. Resiko dimarahi balik oleh orang yang mendapatkan keluhan atau resiko tidak mendapatkan simpati atas keluhan yang disampaikan atau bahkan tidak mendapatkan solusi yang diharapkan, resiko ditinggalkan pacar atau pasangan hidup, dan sebagainya. 
“Memang di dalam kehidupan ini tidak ada yang pasti. Tetapi kita harus berani memastikan apa-apa yang ingin kita raih.” Ya, keberanian mengambil resiko itu sangat penting karena tanpa keberanian mengambil resiko tidak akan membawa ke tujuan apa pun. Pernahkah Anda mengamati orang mengeluhkan hal-hal yang tidak bisa diperbaiki? Saya rasa tidak, orang hanya mengeluhkan hal-hal yang bisa mereka perbaiki. Orang yang mengeluh karena penghasilannya kecil sebenarnya bisa mendapatkan penghasilan yang lebih besar dengan upayanya sendiri. Orang yang mengeluh perusahaan tempatnya bekerja pelit bisa bekerja di perusahaan lain yang menurutnya tidak pelit. Namun, orang tidak pernah mengeluh karena gunung meletus karena gunung yang meletus di luar kekuasaannya. Jadi, orang tidak akan mengeluhkan hal-hal di luar kekuasaanya. Kalaupun ada orang yang mengeluhkan hal-hal yang di luar kekuasaannya mungkin patut dipertanyakan untuk apa toh apa yang dikeluhkan di luar kekuasaannya. 
Mengeluh kepada orang yang salah atau mengeluhkan sesuatu yang di luar kekuasaan adalah hal yang sia-sia. Seorang yang senantiasa khawatir menelepon Norman Vincent Peale. “Segalanya kacau dan saya khawatir setengah mati!” katanya. Spontan Peale menjawab, “Mungkin saja, karena Anda khawatir setengah mati, seperti barusan Anda bilang. Anda terapkan pikiran-pikiran yang tidak rasional terhadap urusan-urusan Anda sehingga hasilnya memang buruk.” Pria itu melanjutkan keluhannya, “Segalanya sudah tersapu bersih. Habis sudah. Semuanya sudah habis. Tinggal kekhawatiran saja. Tidak ada apa-apa lagi.” Kali ini, Norman menanggapi dengan nada simpatik, “Saya turut menyesal bahwa istri Anda meninggalkan Anda.” Tentu saja si pria ini bereaksi keras, “Siapa bilang istri saya meninggalkan saya?” “Bagus deh, kalau begitu,” jawab Peale. “Begini. Cobalah hitung-hitung berapa banyak kehilangan Anda dan berapa banyak sisanya. 
Mari kita bicarakan dulu apa yang masih tersisa, baru kita diskusikan apa yang hilang,” ajak Peale. “Tak akan ada yang bisa kita bicarakan kalau begitu,” sahut pria itu. “Ya, pertama-tama Anda ‘kan punya aset yang sangat layak. ‘Kan istri setia dan mengasihi Anda. Sayangnya, anak-anak Anda kecanduan narkoba dan dipenjara,” ujar Peale. “Anak-anak saya bukan pecandu narkoba, kok! Mereka anak-anak yang baik dan tidak pernah dipenjara!” sahut pria ini dengan nada serius. “Bagus, dong! Masukkan itu ke dalam daftar aset Anda. Memang berat sih kalau rumah Anda terbakar padahal asuransi Anda sudah kadaluarsa karena Anda tidak punya uang untuk membayar preminya, “ kata Peale. “Dari mana sih Anda dapat informasi yang semuanya keliru itu? Rumah saya tidak terbakar dan uang saya cukup kok untuk hidup,” jawab si pria ini. 
Setelah itu, ia mulai memahami tidak ada gunanya mengeluh dan seharusnya ia bersyukur dengan apa yang ia miliki. Sebelum Anda mengeluh coba renungkan beberapa hal ini. Sebelum Anda mengeluh tentang rasa dari makananmu, pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan. Istri atau pembantu jangan langsung dimarahin. Hanya jangan sdr lantas merasa sombong dengan keadaanmu ketika memikirkan orang lain. Sebelum Anda mengeluh tidak punya apa-apa, pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta dijalanan. Mereka itu lebih tidak punya apa-apa dari sdr. Sdr harusnya bersyukur kepada Allah karena masih memiliki banyak hal. Sebelum Anda mengeluh bahwa Anda buruk, pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk di dalam hidupnya. Sebelum Anda mengeluh tentang suami atau istri anda, pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup. Sdr masih berysukur memiliki teman hidup. Sebelum Anda mengeluh tentang hidupmu, kesehatanmu, pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat. Banyak yang sehat-sehat sudah meninggal. Misalnya peristiwa kecelakaan pesawat AU, dimana 20 an paskhas yang meninggal. Sebelum Anda mengeluh tentang anak-anakmu, pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul. 
Sebelum Anda mengeluh tentang rumah Anda yang kotor karena pembantu Anda tidak mengerjakan tugasnya, pikirkan tentang orang-orang yang tinggal dijalanan. Sebelum Anda mengeluh tentang jauhnya Anda telah menyetir, pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan kaki . Dan di saat Anda lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu, pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan sepertimu. Sebelum Anda menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain, ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa dan sempurna. Betapa berysukurnya sebenarnya hidup sdr itu. Sdr sebagai anak-anak Tuhan seharusnya bisa mengatakan : ”Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! (Lam 3:22-23)
Firman Tuhan mengatakan: 1Th 5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. 
Bersyukurlah, jangan hanya memusat perhatian Anda pada apa yang tidak Anda miliki sementara dimiliki oleh orang lain. Bersyukurlah Anda memiliki sepatu atau sandal yang dapat Anda kenakan saat ini, jangan hanya bisa mengeluh sepatu atau sandal Anda kurang bagus sampai Anda melihat orang yang tidak mempunyai kaki. Life is a miracle. Betapa tidak, masih diberikan kehidupan saja harus disyukuri karena setiap detik kehidupan adalah suatu mukjizat dari Yang Maha Kuasa. Bersyukurlah atas kehidupan Anda saat ini. 
Bahkan ketika kita pun bisa mengucap syukur atas penderitaan yang kita alami. Jika sdr tidak punya uang, bersyukurlah karena dengan itu sdr bisa belajar untuk bersandar kepada Tuhan. Jika sdr sakit, beryukurlah bukan hanya karena ada yang lebih berat sakitnya daripada sdr. Tetapi beryukurlah bahwa sdr memiliki Allah yang menguasai hidup sdr.  
Berhentilah mengeluh dan lepaskan diri Anda dari belenggu yang melilit Anda. Sadarilah bahwa mengeluh tidak akan menyelesaikan apa-apa bahkan hanya akan melukai diri Anda dan dengan mengeluh sebenarnya Anda sedang mempersiapkan diri Anda menjadi orang gagal. Dengan terlalu sibuk mengeluh seseorang secara tidak langsung menutup jalan keluar yang terbaik yang kita bisa tempuh. Dan dengan terus mengeluh seseorang secara tidak sadar sedang menutup pintu persahabatan dengan siapa pun karena secara alamiah tidak seorang pun yang suka memupuk persahabatan dengan orang mengeluh melulu. Bahkan dengan mengeluh, sdr melupakan Tuhan yang adalah sumber pengharapan sdr. 
David J. Schwartz mengatakan, Dengan menjadi pengeluh kronis, sdr mungkin mendapatkan sedikit simpati (belas kasihan) dari orang lain, tetapi sdr tidak akan mendapatkan respek dan loyalitas. Bukanlah suatu hal yang salah jika Anda belum puas dengan apa yang Anda miliki saat ini tetapi ingatlah bahwa sangat tidak terpuji untuk selalu mengeluhkan apa yang belum bisa Anda miliki sementara Anda tahu bahwa apa yang belum Anda miliki tersebut bukanlah satu-satunya halangan untuk mendapatkan apa yang benar-benar ingin Anda miliki. Hanya Anda orang satu-satunya di dunia ini yang bertanggung jawab penuh 100 persen atas hidup Anda. Jack Canfield suatu hari ditanya oleh gurunya (Mr. Stone): ” apakah saya bertanggung jawab 100% atas kehidupan saya. “? “Saya rasa ya, jawab saya. ”Ini pertanyaan ya atau tidak. Hanya ada dua pilihan.” ”Yah, sepertinya saya tidak yakin.” ”Apakah kamu pernah menyalahkan orang lain untuk kejadian apa pun dalam hidupmu? Apakah kamu pernah mengeluh tentang sesuatu?” ”Uh... ya... sepertinya pernah.” ”Jangan dikira-kira. Coba dipikir.” ”Ya, pernah.” ”Baiklah, kalau begitu. Itu berarti kamu tidak bertanggung jawab seratus persen atas kehidupan kamu. 
Orang yang seringkali menyalahkan orang lain, mengeluhkan orang lain adalah orang yang tidak 100 persen bertnggungjawab dalam kehidupannya. Pembantu memang bisa salah, namun kita sebagai tuan rumah yang bertanggungjawab untuk mengajarnya. Anak , istri bisa salah, namun sebai ibu atau ayah kita bertanggungjawab untuk mendidik dan memberitahunya. Tidak perlu mengeluh. Orang yang mengeluh adalah orang yang bodoh dan tidak bertanggungjawab 100 persen. Pro 19:3 Kebodohan menyesatkan jalan orang, lalu gusarlah hatinya terhadap TUHAN. 
Berdoalah seperti yang pernah diungkapkan oleh Reinhold Niebuhr, ”Tuhan berikan saya kemampuan untuk mengubah sesuatu yang dapat saya ubah, dan kesediaan untuk menerima sesuatu yang tidak adapat saya ubah, dan kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaan antara keduanya.” Salam sukses luar biasa.
Kalau sdr mu mengelauh mengeluhlah karena dosamu. Lam 3:39 Mengapa orang hidup mengeluh? Biarlah setiap orang mengeluh tentang dosanya!