Selasa, 01 Juni 2021

Tanpa kelahiran baru, hanyalah kegelapan

Rabu, 2 Juni 2021


Yoh 3:3  Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."

Kita tidak bisa menilai seseorang hanya dari apa yang kelihatan.  Orang dengan status yang hebat belum tentu memiliki kondisi spiritual yang baik. Jangan tertipu oleh pandangan luar. Orang yang kelihatan baik belum tentu baik. Demikian juga kalau saudara melihat seseorang yang kelihatanya bahagia, belum tentu dia bahagia.

Kalau saudara berada di zaman Tuhan Yesus dan kemudian, saudara bertemu dengan seseorang yang bernama Nikodemus, apakah penilaian saudara terhadap dia? Kita  pasti akan menilai Nikodemus orang yang bahagia. Nikodemus adalah orang Farisi yang serius terhadap hukum Allah.  Nikodemus juga adalah seorang politikus. Nikodemus adalah seorang sarjana. Ini pasti karena seorang politikus harus punya pendidikan yang tinggi, supaya mengerti politik. Dia bukan hanya punya pendidikan agama, tetapi dia adalah sarjana Yunani. Nikodemus dilihat oleh masyarakat sebagai orang yang sangat saleh, tidak hanya berpendidikan tinggi, tidak hanya seorang politikus, tetapi juga dia berasal dari salah satu keluarga paling terkenal dan paling terkenal di seluruh negeri.

Tetapi dia tidak tahu apa-apa tentang hal-hal yang rohani. Hatinya gelap, hidupnya tidak ada sukacita yang sejati. Orang yang berpendidikan tinggi serta seorang yang sangat bermoral dan beretika ini datang kepada Yesus dalam kehangatan malam di Yudea itu. Mengapa dia datang kepada Kristus ? apakah hanya sekedar berdiskusi? Dia datang kepada Tuhan Yesus bukan hanya di dalam kegelapan malam, tetapi juga di dalam kegelapan hatinya. Penggunaan “malam” dalam Injil Yohanes memiliki asosiasi negatif. Nikodemus datang kepada Kristus bukan hanya karena takut dengan rekan rekan Farisi yang lain tetapi karena hatinya sedang gelap. Dia tidak bisa menyelesaikan masalah rohaninya.

Nikodemus memiliki segalanya. Namun, dia gagal secara rohani dan tidak pernah menemukan Tuhan. Walaupun Nikodemus memiliki prestasi dalam pendidikan, politik, budaya, dan agama, Nikodemus memiliki kebutuhan yang besar. Dia tersesat dan kesepian. Tidak satupun dari pencapainnya itu menyelamatkan dia. Kecerdasannya juga tidak bisa memberikan dia damai, bahkan kecerdasaannya tidak memadai ketika diterapkan pada hal hal rohani; Dia tersesat, dan buta rohani.

Mungkin ada diantara kita yang seperti Nikodemus,  dihormati dimana mana, hidup berlimpah dan dilayani, memiliki gelar yang tinggi. Namun saudara merasa kosong dan hampa bahkan berada dalam kegelapan hati.
Kita mungkin bertanya bagaimana bisa seorang yang telah mencapai segalanya dari sudut pandang manusia masih tidak bahagia? Bagaimana bisa orang-orang yang berprestasi di dunia ini terhilang? Jawabannya muncul dalam kisah ini bahwa manusia membutuhkan kelahiran baru.

Tuhan  Yesus  berkata dalam 3:3: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."  Seolah olah Tuhan Yesus berkata : Kamu tidak memiliki solusi dalam kehidupan spritualmu. karena solusi untuk hidup spiritual itu bersifat rohani dan tidak ada seorang pun yang dapat melihat kerajaan Allah kecuali ia telah hidup secara rohani. Bagaimana kita dapat hidup seara rohani padahal kita sedang mati secara rohani? Bagaimana  kita dapat melihat secara rohani padahal kita sedang buta? Bagaimana kita bisa berjalan padahal kita sedang lumpuh? Orang buta hanya bisa melihat kalau dia mendapatkan cangkok mata yang baru, orang lumpuh hanya bisa berjalan kalau diberikan kaki yang baru. Orang mati baru bisa hidup kalau dia dibangkitkan. Demikian juga orang yang mati secara rohani bisa hidup jikalau dia dihidupkan dengan sebuah kelahiran yang baru.

Doa

Tuhan Yesus kami memahami bahwa titik awal dari kehidupan rohani adalah kelahiran kembali. Titik awal dari kebahagiaan yang sejati adalah kelahiran kembali.Titik awal untuk mengalami sebuah pembaharuan  rohani adalah kelahiran baru. Kami bersyukur untuk kelahiran baru yang Tuhan berikan kepada kami. Kami berterima kasih karena Tuhan menerangi hati kami. Kami menyerahkan sepanjang hari ini kepada Tuhan


Johannis Trisfant
GKIm Ka Im Tong, Bandung

Minggu, 30 Mei 2021

KORBAN PENGHAPUS DOSA (YOHANES 1:29,36)

 

Senin, 31 Mei 2021

 

KORBAN PENGHAPUS DOSA (YOHANES 1:29,36)

 

Yoh 1:29, 36  Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!"

 

 Pertama, persoalan dosa adalah masalah utama yang sedang dihadapi manusia

 

Kita seringkali mendengar orang  berkata: ”manusia pada dasarnya baik sehingga perbuatan jahatnya seperti mencuri, berzinah karena pengaruh yang buruk dari masyarakat.  Seandainya dia tidak hidup di dalam masyarakat yang jahat, maka pasti dia tidak akan mencuri.  Apakah pernyataan seperti itu dapat dibenarkan? tentu tidak.  Origen dari alexandria pada abad ke 3 SM, bertapa ( menjauhkan diri dari orang lain), menolak harta milik, makanan, tidur tetapi  tetap tidak  bisa menghindar dari dosa sehingga akhirnya dia mengebiri anggota-anggota tubuhnya.  Saudara  akan frustrasi jika menganggap harta sebagai penyebab keserakahan. Puasa 40 hari, 40 malam pun tidak  akan bisa menghilangkan sifat dosa kita. 

 

Lingkungan, harta, makanan tidak bisa dipesalahkan 100% sebagai penyebab utama dari keberdosaan manusia. Lingkungan yang  jelek, hanyalah sebagai minyak yang akan membuat dosa kita membara.  Kita semua berdosa karena : kita secara natur adalah orang berdosa. Dosa itu meresap dalam hati kita. Dosa itu berada pada poros/pusat kehidupan kita, bukan hanya bagian luarnya saja. Inilah masalah utama yang  kita hadapi.

 

Dosa muncul bukan karena sifat hewan manusia, juga bukan karena masalah ekonomi tetapi dari keinginan yang tidak dapat dikuasai. Manusia mempunyai sejumlah keinginan alamiah (1 Yoh 2:16)

 

Pertama, keinginan untuk menikmati sesuatu. Misalnya keinginan akan makanan dan minuman. Mustahil manusia tanpa makanan dan minuman. Tetapi  ketika keinginan ini tidak  bisa dikuasai maka akan menjadi dosa kerakusan. Orang Romawi misalnya, mereka makan sampai kenyang, dan setelah itu dimuntahkan, agar bisa makan lagi.  Contoh lain adalah keinginan seks. Ini adalah sesuatu yang alamiah, namun ketika tidak bisa dikuasai maka akan jatuh ke dalam dosa hawa nafsu seksual. Keinginan untuk menikmati sesuatu jika tidak dapat dikuasai maka akan menjadi keinginan daging

 

Kedua, keinginan alamiah yang lain adalah keinginan untuk mendapatkan sesuatu. Seseorang ingin punya rumah yang bagus, mobil yang bagus, baju yang bagus, tas yang bagus, sepatu yang bagus, hp yang bagus. Itu alamiah.  Tetapi jika orang tersebut tidak dapat menguasai diri/keinginannya itu, maka akan berubah menjadi keinginan mata dan akan berkembang ke materialisme.

 

Ketiga, keinginan alamiah untuk melakukan sesuatu. Di dalam pekerjaan kita ingin berhasil dan kita bekerja dengan baik, rajin, tetapi  jika tidak bisa menguasai diri maka akan menjadi keangkuhan hidup. 

 

Jika saudara tidak bisa menguasai keinginan untuk menikmati sesuatu, mendapatkan sesuatu, melakukan sesuatu, maka ketiga tiganya akan menjadi keinginan daging, mata dan keangkuhan hidup

 

Inilah masalah utama yang kita hadapi setiap hari yakni natur manusia yang berdosa, keinginan-keinginan yang tidak bisa dikuasai. Manusia tidak perlu mencari kambing hitam atas dosa yang dilakukannya. Kalau saya kaya maka saya pasti tidak akan menipu. Kalau istri saya rawat diri, pasti tidak akan selingkuh. Semua itu belum tentu. istrinya cantik kayak bidadari juga, tidak menjamin.  Masalahnya berada di dalam diri kita. Natur yang berdosa, keinginan yang tidak bisa dikuasai

 

Persoalan besar dari manusia adalah dosa. Kalau yang paling dibutuhkan oleh manusia adalah kesehatan, mungkin Tuhan akan mengirimkan dokter dari surga. Kalau yang paling dibutuhkan oleh manusia adalah pakaian, makanan maka mungkin Tuhan akan mendirikan banyak pabrik makanan dan pakaian. Tetapi bukanlah pakaian, makanan, kesehatan yang paling dibutuhkan oleh manusia. Kelepasan dari dosa, pengampunan dosalah yang paling manusia butuhkan.  Oleh sebab itu Yohanes pembaptis berseru: bertobatlah sebab kerajaan surga sudah dekat. Dan dia berseru:  ”lihatlah anak domba Allah, yang menghapuskan dosa dunia

 

 

 

Doa

 

 

Tuhan, kami menyadari bahwa semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.  Dan  dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya. Ampunilah segala dosa-dosa kami ini. Kami berdosa di dalam ketiga hal tersebut. Tuntunlah kami agar melakukan kehendak Allah

 

 

Johannis Trisfant

GKIm Ka Im Tong, Bandung